7. Biru Tak Kunjung Ditemukan

Tanpa terasa tujuh hari telah berlalu begitu saja tanpa ada kabar baik tentang keberadaan Biru. Padahal pihak kepolisian, tim pencarian orang hilang bahkan anak buah keluarga Adhitama sendiri sudah ikut turun tangan langsung mencari keberadaan Biru tanpa henti. Mereka sampai membuat beberapa kelompok agar dapat mencari Biru secara bergantian selama 24 jam lebih. Tapi sayang, mereka sama sekali tidak menemukan jejak keberadaan Biru.

Ibu kandung Biru, Riana, tadi pagi pingsan saat mendengar laporan dari anak buah suaminya bahwa keberadaan Biru makin susah untuk dilacak. Saat ini wanita paruh baya itu terbaring lemah di atas tempat tidurnya karena sakit. Semenjak Biru tidak pulang ke rumah, ia menjadi tidak bersemangat untuk makan dan beraktivitas lain. Tubuhnya kian lemah sehingga ia jatuh sakit. Ia sakit karena merindukan kepulangan anak semata wayangnya, Biru Adhitama.

“Sayang, bagaimana keadaanmu? Sudah merasa lebih baik?” tanya suaminya setelah Riana berhasil ia bujuk untuk makan dan minum vitamin.

Riana menggeleng lemah. Tatapan matanya masih sayu menanggung rindu.

“Aku ingin Biru segera pulang, Mas. Sudah seminggu dia tidak ada kabar,” jawab Riana yang mulai terisak.

Abimanyu mendekat ke arah istrinya dan memeluk wanita itu dengan hangat. Tak dipungkiri ia juga sangat terpukul dengan hilangnya anak semata wayang mereka secara tiba-tiba. Tidak ada yang menginginkan kejadian seperti ini terjadi.

“Sayang, sabar ya. Aku sudah menyuruh semua anak buahku mencarinya tanpa henti. Biru pasti ditemukan, pasti,” kata Abimanyu menguatkan istrinya. Sesekali ia mencium puncak kepala sang istri.

“Ini sudah seminggu, Mas. Seminggu. Kamu bisa bayangkan bagaimana keadaan Biru di luar sana? Bagaimana dia tidur, bagaimana dia makan? Bagaimana, Mas?”

Abimanyu mempererat pelukannya. Ia tau emosi istrinya sedang tidak stabil saat ini. Sama halnya dengan sang istri, ia tentu sangat khawatir pada keadaan Biru. Entah anaknya itu masih selamat atau tidak, ia bahkan tak berani menduga-duga. Selama tujuh hari, kalaupun Biru selamat dalam kecelakaan itu, lalu bagaimana dengan makan minumnya? Semakin dipikir, semakin membingungkan.

“Kita sudah melakukan yang terbaik, Sayang. Sekarang kita serahkan semua pada Tuhan,” bujuk Abimanyu lagi.

“Aku mau Biru pulang, Mas!” Riana masih ngotot ingin anaknya segera kembali.

“Iya, sebentar lagi Biru akan pulang. Bersabarlah sedikit lagi,” ucap Abimanyu menenangkan Riana. “Biru anak yang kuat, dia pasti bisa bertahan untuk hidup. Kau juga harus kuat. Dia butuh do'a darimu.”

Riana semakin terisak. Pikiran-pikiran negatif mulai menghantuinya. Lama menangis di pelukan sang suami, ia merasa lelah dan tertidur dengan sendirinya. Menyadari istrinya sudah tertidur pulas, Abimanyu pun membaringkan sang istri di tempat tidur sementara ia sendiri keluar dari kamar itu.

“Permisi, Tuan. Ada Tuan Bisma di ruang tamu. Katanya mau menjenguk Nyonya Riana,” kata salah satu asisten rumah tangga saat melihat majikannya baru keluar dari kamar.

Bisma sendiri adalah salah satu sahabat Biru. Ia mendapat kabar bahwa ibu dari sahabatnya jatuh sakit karena Biru tak kunjung ditemukan. Untuk itu, malam ini ia datang ingin menjenguk ibunya Biru.

“Saya turun sekarang menemuinya,” ucap Abimanyu.

Ia pun menuruni anak tangga dan pergi ke ruang tamu untuk menemui Bisma. Ia sudah kenal dengan Bisma, sahabat Biru yang juga seorang pengusaha sama seperti mereka.

“Selamat malam, Om. Maaf kalau kedatangan saya kesini mengganggu istirahat Om atau Tante,” sapa Bisma saat melihat Abimanyu menghampirinya.

“Sama sekali tidak mengganggu, duduklah.”

“Iya, Om.”

Mereka berdua duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Di atas meja tampak ada parcel berisi banyak buah-buahan.

“Maaf Om, saya tidak bawa apa-apa, hanya bawa buah-buahan saja. Mendengat Tante Riana sakit, saya langsung buru-buru kesini.”

“Tidak apa-apa, terimakasih sudah mau datang kemari. Maaf belum bisa bertemu dengan Riana dulu. Kondisinya masih belum stabil sejak tau Biru menghilang dan belum ditemukan sampai sekarang.”

“Saya bisa mengerti, Om. Tante Riana pasti sangat terpukul sekali atas menghilangnya Biru.”

“Kau benar, apalagi ini sudah tujuh hari dia menghilang. Jejaknya sama sekali tidak ditemukan.” Raut wajah Abimanyu tampak cemas dan juga sedih.

“Saya turut prihatin, Om. Semoga Biru segera ditemukan. Saya yakin Biru pasti akan kembali,” kata Bisma menyemangati.

“Om harap juga begitu. Sekali lagi terimakasih atas dukungan kepada keluarga kami.”

“Tidak perlu berterimakasih begitu, Om. Biru dan saya sudah bersahabat sejak lama. Saya harap semoga Biru segera ditemukan.”

Abimanyu pun melanjutkan obrolannya dengan Bisma. Tapi Bisma tak berlama-lama disana karena tak mau mengganggu istirahat Abimanyu. Setelah selesai, Bisma pun pamit dari sana.

Bisma masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan mesin mobil. Abimanyu mengantarnya sampai ke depan pintu utama. Setelah mobilnya keluar dari gerbang rumah keluarga Adhitama, wajah Bisma yang tadi penuh dengan keprihatinan kini berganti dengan seringai liciknya.

Aku harap kau tidak akan pernah ditemukan Biru. Itu akan sangat menguntungkan bagiku. Aku do'akan kau mati saja dalam kecelakaan itu.

***

Sementara itu di tempat lain, hati Biru merasa sangat gelisah malam ini. Ia seperti merasakan kontak batin dengan ibunya. Ia merasa tak enak hati, tapi tak mengerti alasannya mengapa.

“Kau kenapa? Kau baik-baik saja?” tanya Lila yang melihat Biru duduk melamun di kursi teras rumahnya. Lila pun duduk di kursi sebelah Biru. Ada meja kayu yang berada di antara kursi yang mereka duduki.

“Kau mau aku buatkan teh atau kopi?” tawar Lila.

Biru beralih menatap gadis di sebelahnya. Gadis ini sudah seminggu merawatnya dengan sangat baik.

“Kenapa kau bertingkah seperti istriku saja?” tanya Biru tiba-tiba.

Blussshhh.

Pipi Lila mendadak merona merah. Istri? Kenapa Biru bisa memiliki pemikiran seperti itu? Ia kan hanya menawari minum saja.

“A-aku hanya menawarimu minum. Kalau tidak mau ya sudah.”

Lila berdiri lalu hendak masuk kembali ke dalam rumah, tapi Biru dengan cepat menahan tangannya saat ia lewat di depan Biru.

“Jangan marah begitu, aku kan hanya bertanya,” ucap Biru mencegah Lila masuk.

Lila melihat tangannya yang dipegang Biru. Jantungnya mendadak berdetak tak karuan.

“Aku mau masuk ke dalam saja, aku tidak marah.” Lila berusaha menarik tangannya yang dipegang Biru, tapi pria itu sepertinya belum mau melepaskan tangan Lila.

“Duduklah, temani aku dulu. Aku mendadak merasa cemas akan sesuatu. Tapi aku tidak tau apa penyebabnya. Hatiku merasa tidak enak,” ucap Biru yang membuat Lila batal masuk ke dalam. Lila pun kembali duduk di kursinya.

“Apa kepalamu sakit lagi?” tanya Lila.

“Bukan kepala, Lila. Hatiku,” jawab Biru.

“Hatimu sakit? Wah, lebih parah dari sakit kepala. Aku rasa kau butuh diperiksa ke rumah sakit besar.” Lila menyangka sakit yang dimaksud Biru adalah sakit pada organ hatinya.

Biru mendengus kasar. Gadis ini tak mengerti arah pembicaraannya.

“Tadinya kepalaku tidak sakit, bicara denganmu malah membuat kepalaku sakit.”

“Ya sudah, jangan bicara padaku lagi. Aku masuk ke dalam saja kalau begitu.”

“Kau sensitif sekali, bukan begitu maksudku,” cegah Biru.

Lila kembali berdiri dan melangkah masuk ke dalam rumah.

“Lila, dengar dulu!” Biru menarik tangan Lila untuk mencegahnya masuk. Tak sangka tarikanya cukup kuat sehingga Lila terduduk di pangkuannya.

Deg.

Mereka saling terdiam karena sama-sama terkejut. Posisi mereka begitu dekat hingga membuat mereka sulit berkata-kata.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

NBF

NBF

Thor, nama mereka disebut gitu aja, kayanya kurg sopan kok. Cuba tambahin Pak Abimanyu kek...sopan jg kedengaran

2023-07-30

0

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

aw....aw...aw...

2022-11-09

1

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

uhuyy prikitiww 🤣🤣🤣🤭🤭

2022-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Siapa Aku?
3 3. Tuan Amnesia
4 4. Merawat Biru Dengan Baik
5 5. Tak Nyaman
6 6. Kalung Dengan Inisial L
7 7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8 8. Biru Berangsur Pulih
9 9. Panen Mangga
10 10. Calon Suami
11 11. Perhatian Biru
12 12. Jatuh Cinta?
13 13. Rencana Reza
14 14. Biru Terluka
15 15. Aku Biru Adhitama
16 16. Rencana Kembali Ke Kota
17 17. Tak Ingin Berpisah
18 18. Kalung Untuk Lila
19 19. Aku Selamat
20 20. Terngiang
21 21. Dia Bukan Calon Suamimu
22 22. Aku Senang Kau Kembali
23 23. Kekhawatiran Lila
24 24. Musuh Dalam Selimut
25 25. Tugas Untuk Jay
26 26. Pergi Ke Desa
27 27. Kiriman Dari Biru
28 28. Gelagat Mencurigakan
29 29. Foto Lila
30 30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31 31. Permintaan Luna
32 32. Kesabaranku Sudah Habis
33 33. Rencana Melamar Lila
34 34. Menentukan Pilihan
35 35. Penolakan Luna
36 36. Ancaman Luna
37 37. Terus Mendesak
38 38. Mencelakai Paman Hardi
39 39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40 40. Terpaksa Menikah Dengannya
41 41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42 42. Membawa Lila Ke Kota
43 43. Tempat Tinggal Baru
44 44. Hadiah Untuk Lila
45 45. Bertemu Orang Tua Biru
46 46. Ternyata Dia
47 47. Aku Tetap Memilihmu
48 48. Selesaikan Urusan Kalian
49 49. Ngambek
50 50. Musuh Berkedok Sahabat
51 51. Hal Penting Lain
52 52. Menghabiskan Malam Bersama
53 53. Mendaftar Kursus
54 54. Menjenguk Paman Hardi
55 55. Pengakuan Luna
Episodes

Updated 55 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Siapa Aku?
3
3. Tuan Amnesia
4
4. Merawat Biru Dengan Baik
5
5. Tak Nyaman
6
6. Kalung Dengan Inisial L
7
7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8
8. Biru Berangsur Pulih
9
9. Panen Mangga
10
10. Calon Suami
11
11. Perhatian Biru
12
12. Jatuh Cinta?
13
13. Rencana Reza
14
14. Biru Terluka
15
15. Aku Biru Adhitama
16
16. Rencana Kembali Ke Kota
17
17. Tak Ingin Berpisah
18
18. Kalung Untuk Lila
19
19. Aku Selamat
20
20. Terngiang
21
21. Dia Bukan Calon Suamimu
22
22. Aku Senang Kau Kembali
23
23. Kekhawatiran Lila
24
24. Musuh Dalam Selimut
25
25. Tugas Untuk Jay
26
26. Pergi Ke Desa
27
27. Kiriman Dari Biru
28
28. Gelagat Mencurigakan
29
29. Foto Lila
30
30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31
31. Permintaan Luna
32
32. Kesabaranku Sudah Habis
33
33. Rencana Melamar Lila
34
34. Menentukan Pilihan
35
35. Penolakan Luna
36
36. Ancaman Luna
37
37. Terus Mendesak
38
38. Mencelakai Paman Hardi
39
39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40
40. Terpaksa Menikah Dengannya
41
41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42
42. Membawa Lila Ke Kota
43
43. Tempat Tinggal Baru
44
44. Hadiah Untuk Lila
45
45. Bertemu Orang Tua Biru
46
46. Ternyata Dia
47
47. Aku Tetap Memilihmu
48
48. Selesaikan Urusan Kalian
49
49. Ngambek
50
50. Musuh Berkedok Sahabat
51
51. Hal Penting Lain
52
52. Menghabiskan Malam Bersama
53
53. Mendaftar Kursus
54
54. Menjenguk Paman Hardi
55
55. Pengakuan Luna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!