Taksi Online

"Nanti akan aku jemput saat kamu pulang," pesan Zidan sebelum Safa turun dari mobil.

"Tidak usah, aku bisa pesan taksi," tolak Safa secara halus. Ia tidak mau merepotkan Zidan dengan bolak balik mengantarnya pulang.

"Baiklah, kabari aku ketika sampai di rumah," perintah Zidan. Lalu ia mendekat ke arah Safa.

"Mau apa?" Tanya Safa yang gugup.

Zidan mengulas senyum. "Hanya mau melepas sabuk pengamannya," jawab Zidan.

Safa jadi salah tingkah. "Duh bisa-bisanya dia bikin jantungku berdebar," batin Safa dalam hatinya.

Setelah Safa turun Zidan melambaikan tangan, tak lupa ia tersenyum pada kekasihnya. Safa tak membalas karena dia malu.

"Siapa dok? Pacar barunya ya?" Sindir dokter senior yang melihat Safa baru turun dari mobil Zidan. Safa hanya membalasnya dengan senyuman lalu berlalu meninggalkan dokter laki-laki itu.

"Hemm sok jual mahal," gerutu laki-laki yang berjasa putih itu.

"Dok, hari ini jadwal operasi pasien yang terkena luka bakar," lapor asistennya ketika Safa baru sampai.

"Baiklah, apa persiapannya sudah selesai?" Tanya Safa. Perawat tersebut mengangguk.

Setelah menyelesaikan operasi yang lumayan lama tersebut, badan Safa mendadak lemas. "Anda tidak apa-apa, dok?" Tanya asistennya.

"Tidak apa-apa, hanya kecapekan. Apakah hari ini ada jadwal lainnya?" Tanya Safa. Ia ingin segera pulang.

"Tidak ada, dok."

"Kalau begitu saya ingin pulang. Saya kurang enak badan," pamit Safa.

Dia pun menunggu taksi di pinggir jalan. Sinar matahari sangat terik membuat Safa semakin pusing. Di saat yang bersamaan mobil Willy menepi di depan Safa berdiri.

Tin tin

Willy membuka kaca mobilnya. "Mau kemana? Ayo masuk!" Ajak Willy.

Safa tak menjawab. Willy turun dari mobil. "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak membawa mobil?" Tanya Willy.

"Tidak," jawab Safa singkat.

"Kenapa? Apa mobil kamu masuk bengkel? Ayo aku antar pulang!" Paksa Willy sambil menarik tangan Safa.

"Will, tolong lepasin." Safa memberontak.

"Tenanglah, sayang. Aku tidak akan menyakitimu."

"Lebih baik kamu pergi, Will. Aku tidak mau ribut denganmu," usir Safa.

"Kenapa kamu susah sekali membuka hatimu untukku, Mil." Willy biasa memanggil dokter Safa dengan nama belakangnya, Mila.

"Kita sudah tidak ada hubungan lagi, Will."

"Tapi apa kamu benar-benar sudah tidak memiliki rasa cinta untukku?"

"Tidak ada yang tersisa sama sekali, Will. Kamu yang membuat aku menghilangkan rasa cintaku padamu."

Tak lama kemudian taksi pesanan Safa datang. "Dengan nyonya Safa Kamila," tanya driver taksi online tersebut. Safa mengangguk menjawab pertanyaan driver itu. Lalu driver itu membukakan pintu mobil untuk Safa.

Dia meninggalkan Willy begitu saja. Pilih yang merasa kesal lantas meninju udara. "Assial, lagi-lagi dia mengabaikan aku," ucap Willy sambil mengepalkan tangannya.

Safa merasa lega karena bisa menghindar dari mantan suaminya itu. Willy terus saja mengejarnya. Dia ingin meminta rujuk tapi Safa tidak mau karena Safa tahu Willy tipe laki-laki yang tidak bisa setia dengan satu wanita.

Selain pernah berselingkuh dengan sekretarisnya, dia juga sering main mata dengan klien wanitanya hingga berakhir kencan. Safa pernah memergoki mantan suaminya itu ketika sedang berjalan dengan wanita lain tapi saat itu Willy mengelak.

Sesaat kemudian Safa mendapatkan telepon dari guru Willa. "Maaf Bu, Willa belum ada yang jemput mau saya pesankan taksi agar dia bisa diantar pulang ke rumah atau mau dijemput saja?" Tanya Wali kelasnya.

"Kebetulan saya sedang berada di luar nanti saya mampir ke sekolahnya tolong minta dia menunggu sebentar," jawab Safa.

"Baik, Bu. Saya akan sampaikan pada anaknya." Setelah itu mereka mengakhiri panggilan telepon.

"Pak apa kita bisa ke sekolah anak saya nanti saya bayar lebih," pinta Safa pada driver ojek online tersebut.

"Baik, Bu."

Kurang dari 10 menit Safa telah sampai di depan sekolah anaknya. Di sana sudah ada guru dan sang anak yang sedang menunggu kedatangan dirinya. "Maaf sudah merepotkan ibu guru," ucap Safa yang merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa Bu. Biasanya dia dijemput oleh sopirnya ke mana dia kenapa saya tidak melihatnya hari ini?"

Safa mengulas senyumnya. "Dia sudah tidak bekerja lagi pada saya," jawab Safa. "Kalau begitu kami permisi. "Willa Salim dulu sama ibu guru," perintah Safa pada anaknya. Willa pun menurut.

Setelah itu Safa dan wila naik ke dalam mobil. Namun ketika mereka dalam perjalanan pulang ban mobil yang ditumpangi keduanya malah mengalami kebocoran.

"Ada apa Pak kenapa berhenti?" Tanya Safa yang terkejut ketika driver itu menghentikan mobilnya.

"Maaf Bu sepertinya ada masalah dengan ban mobilnya," jawab driver tersebut.

Safa dan Willa ikut turun dari mobil. "Apakah masih lama Pak?" Tanya Safa pada driver tersebut.

"Kemungkinan lama karena saya tidak membawa ban cadangan jadi saya harus mencari tukang tambal ban terlebih dahulu."

"Kalau begitu saya pesan taksi lain saja," usul wanita yang berprofesi sebagai dokter tersebut. Driver tersebut mengangguk.

Ketika waktunya membayar uang taksi Safa tidak bisa memberikan uang pada driver tersebut karena dia lupa membawa uang cash. "Maaf Pak saya tidak membawa uang cash apa bisa bayar pakai dompet digital?"

"Tapi ada kan kita sudah keluar jalur dan anda janji akan membayar saya dengan uang lebih. Jadi mana bisa dibayar pakai dompet digital. Pembayaran dompet digital hanya akan masuk ke aplikasi bukan ke dompet saya." Tolak driver tersebut.

"Bunda, sebaiknya kita minta tolong saja pada papa," usul Willa.

Mau tak mau Safa menghubungi Zidan. Beruntung mereka sudah bertukar nomor telepon. Jadi Safa bisa menghubungi kekasihnya itu kapan pun dia mau.

"Ha-halo," ucap Safa dengan gugup.

"Tumben sekali menelpon aku ada apa? Apa kau butuh bantuan atau perlu aku jemput di rumah sakit?"

"CK, bisakah kamu menyusulku? Aku tidak membawa uang cash. Padahal aku harus membayar taksi online," kata Safa to the point.

"Kamu sedang berada di mana? share saja lokasinya?" Tanya Zidan sambil menyambar jas yang ia gantung di sandaran kursi.

Tak lama kemudian Zidan sampai di lokasi tersebut. "Maaf aku selalu merepotkanmu," ucap Safa pada Zidan karena merasa tidak enak.

"Jangan terlalu sering minta maaf. Aku bayar uang taksinya dulu."

"Nanti aku akan ganti uangnya," ucap Safa dengan lirih. Dia tidak mau berhutang meski pada kekasihnya sendiri.

Zidan memberikan dua lembar uang ratusan ribu. "Terim kasih, Pak," kata driver tersebut ketika menerima uang dari Zidan.

"Apakah anda sudah memanggil tukang tambal ban?" Tanya Zidan pada driver taksi online tersebut.

"Sudah Pak mungkin dalam perjalanan," jawabnya.

"Baiklah kalau begitu saya tinggal dulu," pamit Zidan. Safa makin kagum pada Zidan ketika melihat laki-laki itu bersikap sopan pada orang yang tidak dikenal.

"Ayo masuk!"

Setelah itu mereka akan pulang atau mau diajak jalan-jalan ya kira-kira? yuk komen

sambil nunggu up kalian bisa baca novel temanku ya

Terpopuler

Comments

Ririe Handay

Ririe Handay

lanjut

2022-12-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!