Kalimat

"Paman, tidak perlu memecatnya. Aku...." kata-kata Dora yang terlihat iba disela.

"Tidak perlu terlalu baik pada mereka. Tahu akibatnya jika kamu terkena jeratan hukum? Selamanya namamu akan memiliki catatan kejahatan. Saat menjadi nyonya muda nanti, mungkin kamu dapat mempermalukan tuan muda dengan catatan kejahatan," ucap Arsen tegas.

Dora mengenyitkan keningnya, membayangkan dirinya menikah dengan Yoka. Kemudian menghadiri pesta kalangan atas seperti di film-film. Orang-orang mulai mengatakan masa lalunya sebagai mantan napi, membuat Yoka malu, pergi dari pesta meninggalkannya seorang diri.

Ini tidak boleh terjadi di masa depan. Benar-benar tidak boleh.

"Aku akan membuat Yoka malu," gumamnya tertunduk. Dijawab dengan anggukan polos oleh Arsen.

Tapi hanya sejenak, beberapa saat kemudian Dora menyadari satu hal. Dirinya tidak ingin menjadi seorang nyonya.

"Aku? Kenapa jadi nyonya?! Aku tidak akan mungkin menikah dengan si lembek bisu!" tegas Dora tiba-tiba.

"Kalau lembek tinggal bangunkan," gumam Hudson dengan suara kecil menahan tawanya. Suara kecil yang tidak didengar semua orang di ruangan itu.

"Maksud saya akan sangat memalukan bagi tuan muda memiliki pelayan yang pernah menjadi napi," ucap Arsen menghela napas kasar, benar-benar mengalah. Namun, niatan busuk masih mengalir dalam darahnya. Dirinya yang selektif dalam memilih nyonya muda telah menambatkan pilihannya pada Dora.

Dora menatap curiga, kembali meraih tasnya. Serta merapikan pakaiannya.

"Kamu siapa?! Berani-beraninya mengancam suamiku! Aku akan mengadukanmu pada...emm...emm." Mulut Delima dibekap suaminya, tidak ingin istrinya memperkeruh keadaan.

"Dasar wanita murahan! Aku akan membalasmu, karena..." kata-kata Shofie terhenti.

Plak!

Bug!

Dora melempar sepatunya tepat ke wajah Shofie, yang tadinya mendekat hendak menyerangnya.

"Enak kan sepatuku?! Asal kamu tahu, calon suamiku memiliki sertifikat untuk menerbangkan pesawat tempur. Kemudian dia akan meledakkan gedung kampus ini!" teriaknya murka dengan segala perdebatan aneh. Yang menyebabkan dirinya babak belur bagaikan maling ayam yang tertangkap basah.

Dora meraih tasnya kali ini tidak sudi berkuliah di kampus ini. Pergi meninggalkan ruangan rektor seorang diri.

Sementara Hudson bergumam seorang diri. Menghela napas berkali-kali.

"Pesawat tempur? Apa Yoka sudah melancarkan rudalnya sebelum menikah?" gumam Hudson yang pada akhirnya tertawa seorang diri.

*

Malam semakin gelap, villa luas tempat dirinya akan dikurung terlihat lagi.

"Tolong sembunyikan ini dari tuan muda," pinta Arsen, menatap ke arah luka di tubuh Dora.

Dengan cepat Dora mengangguk, turun dari mobil mengendap-endap seperti Arsen. Melangkah sedikit demi sedikit, berharap wajah Dora yang lebam tidak dilihat oleh si bisu. Melewati dapur, sosok itu belum terlihat juga, mungkin lega? Itulah perasaan saat ini saat sampai di depan pintu kamarnya.

Bug!

Tak!

Pintu dibuka olehnya, lampu dinyalakannya. Dirinya yang lelah segera menoleh ke arah tempat tidur.

"Setan!" teriaknya menatap seorang pemuda berada di atas tempat tidurnya, menatap tajam.

Dengan cepat Dora menutup mulutnya, kemudian salah tingkah, tersenyum menampakan gigi ala iklan pasta gigi.

"Maaf," ucap gadis itu tertunduk.

Yoka berjalan mendekat, sedangkan Dora melangkah mundur. Pemuda yang tidak dapat bicara sedikitpun itu hanya diam, dengan jarak beberapa centimeter dari wajahnya. Jemari tangan Yoka meraih dagunya, mengamati sudut bibir Dora yang membiru.

"A...aku lepas!" teriak Dora mulai ketakutan, kala Yoka melepaskan kaos yang dipakainya secara paksa.

Pemuda yang menghela napas, terlihat gemetar. Memeluk tubuh Dora, beberapa bekas memar dan cakaran terlihat pada tubuh gadis itu.

"Kamu mencemaskanku?" tanya Dora. Yoka hanya dapat mengangguk, mendekap tubuhnya semakin erat.

"Aku sudah gila, kamu yang terluka. Tapi mengapa terasa seperti aku yang terluka? Mungkin lebih menyakitkan dari luka yang kamu alami, benar-benar menyakitkan. Dora bodoh..." batin Yoka mengumpat, mendekap tubuh Dora semakin erat. Tidak ingin kehilangannya, tidak ingin wanita dalam dekapannya ini sedikitpun merasakan sakit.

Tidak ada napsu kala Yoka kembali masuk ke dalam kamar membawa sebotol anggur, dua wine glasses, beberapa hidangan dan kotak P3K.

Kali ini dirinya tidak akan membiarkan satu-satunya orang yang menemaninya terluka.

"Ini untukku?" tanya Dora menelan ludahnya, dijawab dengan anggukan kepala oleh Yoka.

*

Luka di tengkuk Dora diobatinya perlahan. Dora benar-benar malu tidak memakai kaos atasan. Apalagi dengan jemari tangan Yoka yang mengobati tubuhnya perlahan. Sesekali bibir pemuda itu bahkan meniup lukanya.

Keringat dingin mengucur dari pelipis Dora, memakan makanannya dengan cepat.

"Kita makan bersama ya?" pinta Dora gelagapan memakai kembali kaosnya.

Yoka hanya mengangguk duduk disampingnya mulai makan. Benar-benar si penurut yang manis, memakan semua lauk yang Dora ambilkan untuknya.

Wine? Minuman itu diberikan Arsen pada Yoka entah apa tujuannya. Berkata jika Dora akan menurut padanya, tidak akan pernah meninggalkan villa ini jika mereka meminum wine bersama. Dengan ajaibnya Yoka menyetujui.

Dua orang yang hampir tidak pernah meminum minuman keras kini bersulang. Meminum sebanyak-banyaknya, bahkan satu botol wine berkualitas tinggi tandas.

Menyisakan dua orang yang kini tengah mabuk.

"Aku ingin punya suami!" teriak Dora tiba-tiba.

Yoka hanya terdiam dengan tatapan kosong, tertuju pada satu arah. Entah apa tujuannya.

Dora tiba-tiba bangkit berjalan beberapa langkah terhuyung. Namun, tiba-tiba jemari tangan Yoka menariknya ke dalam pangkuannya di tepi tempat tidur.

"Dasar si br*ngesek bisu! Aku membencimu!" Dora memukul-mukul dada bidangnya. Tapi hal yang berbeda Yoka memeluknya semakin erat.

"Lepas! Kamu hanya si lembek, bukan pria sejati!" teriak Dora kembali.

Yoka yang juga mabuk tiba-tiba tersenyum. Namun mengeluarkan aura aneh, bibirnya tiba-tiba mencium bibir Dora secara paksa. Lebih menuntut dari pada biasanya, lidahnya bermain-main membimbing agar Dora membalasnya lebih agresif.

Perlahan pangutan itu berbalas, gadis yang mulai menikmati segalanya di bawah pengaruh alkohol. Napas yang tidak teratur, suhu tubuh terasa semakin hangat. Apa pendingin di ruangan ini rusak? Entahlah.

Namun ini lebih memabukkan dari wine yang mereka minum. Seakan tidak pernah puas merasakan segalanya, tubuh yang seperti tidak memiliki pijakan.

Deru napas yang memburu menghentikan ciuman panjang mereka.

"Ini enak..." gumam Dora jujur, merasakan detak jantungnya yang tidak beraturan. Wajah rupawan yang menatap penuh senyuman dingin padanya.

"Apa enak? Aku menginginkannya lagi," Dua kalimat pelan yang keluar dari bibir Yoka setelah belasan tahun membisu. Hanya suara pelan di telinga Dora, mungkin karena pita suaranya yang telah lama tidak difungsikan.

Namun suara berat yang benar-benar menggodanya. Terdengar mendominasi, pemuda yang tersenyum bagaikan iblis, menahan tengkuknya kembali menikmati bibir Dora. Menjatuhkan tubuh gadis itu ke atas tempat tidur.

*

Pagi mulai menjelang. maaf bukan pagi lebih tepatnya siang. Dora perlahan membuka matanya. Tersenyum pada wajah rupawan seorang pemuda yang tertidur di sampingnya. Berada dalam satu selimut yang sama dengannya.

"A...aaa... kenapa kamu tidur denganku!" teriaknya membangunkan Yoka.

Pemuda yang masih memakai pakaian lengkap, menghela napas kasar merenggangkan otot-ototnya sejenak.

Dengan cepat Dora segera meraih phonecellnya. Mencari di semua situs, apa jika pria dan wanita ada dalam satu ranjang akan hamil. Gadis yang mengingat mitos dari ibunya, bahwa pria dan wanita jika tidur bersama akan hamil.

"Ternyata tidak?! Aku tidak mungkin Hamil?!" gumamnya melompat-lompat kegirangan. Seolah melupakan sakit kepala akibat pengaruh alkohol.

"Tidak mungkin hamil? Kenapa sesenang itu?! Dia tidak ingin mempunyai anak dariku?" batin Yoka kesal. Seorang pemuda yang memakai pakaian lengkap, menatap seorang gadis berpakaian yang juga lengkap kegirangan.

Tiba-tiba lengan Dora ditarik oleh Yoka, berjalan keluar dari kamar.

"Kita mau kemana?!" bentak Dora kesal.

"Latihan beladiri, saat aku tidak ada. Aku tidak ingin melihatmu terluka lagi," isi fikiran culas Yoka, penuh senyuman.

*

Plak!

Jemari tangan Dora yang salah dalam memegang pedang dipukul.

"Kamu tidak bisa bicara, mengatakan instruksi gerakannya?! Lalu harus bagaimana?!" bentak Dora murka.

Perlahan Yoka berdiri di belakangnya, tubuh mereka berhimpitan. Tangan sang pemuda yang bersentuhan sejajar dengan tangan Dora. Debaran jantung mereka bagaikan tidak teratur.

Hingga, posisi wajah Yoka kini berada di telinga Dora. Wanita yang mulai sedikit mengingat hal yang terjadi kala dirinya mabuk.

Yoka dengan tatapan tajam namun wajah yang tersenyum berbisik padanya tadi malam. Bayangan yang terasa benar-benar nyata.

"Apa enak? Aku menginginkannya lagi," itulah kalimat yang keluar dari bibir Yoka tadi malam.

Dora berbalik, menatap ke arah Yoka.

"Kamu sudah bisa bicara?" tanyanya.

Terpopuler

Comments

Maya Kitajima

Maya Kitajima

😂😂😂😂sok tau lah kau dora...tapi tetap...kau kereeennn👍👍👍

2023-06-14

2

Lovesekebon

Lovesekebon

Semalam terkena sihir makanya bisa bicara 🤭🤭

2023-02-16

0

Fornellia Regina

Fornellia Regina

ubat ajaibnya sdh 😍 😍 ....

2022-10-02

4

lihat semua
Episodes
1 Sepasang Kupu-kupu
2 Menyerupai
3 Aku Akan Membantumu
4 Memeluknya
5 Lose
6 Kelebihan
7 Gendong Aku
8 Setuju
9 Kurung Dia
10 Aku Sudah Gila
11 Mengintip
12 Bukan Cemburu
13 Anak kecil
14 Masalah
15 Siapa
16 Kalimat
17 Melamar
18 Bentuk
19 Perjalanan Dora
20 Kisah Cinta Romantis
21 Satu Minggu
22 Tissue
23 Tikus
24 Kakak
25 Potong
26 Mbah Dukun Tolong Juga Saya
27 Peringatan
28 Yoka Dan Dora
29 Hamil
30 Berbeda
31 Doll
32 Kata Yang Tertahan
33 Pengganti
34 Pihak Siapa
35 Perasaan
36 Pitbull
37 Protect
38 Seperti Balon
39 Menghabiskan Uang
40 Kurung
41 Andai Aku
42 Gadis Atau Janda
43 Tidak Boleh Kalah
44 Hadiah
45 Perasaan
46 Mengekang
47 Berselingkuh
48 Provokator
49 Waktuku Hanya Untukmu
50 Boneka Tali
51 Untukmu
52 Apa Kesalahannya?
53 Berbagi Cinta
54 Anak
55 Pelaku
56 Mengintai Pelaku Walaupun Aku Sudah Mati
57 Keluarga
58 Pesan Kematian
59 Rasa Bersalah
60 Ibu
61 Wake Up
62 Pemilik
63 Cemburu
64 Wedding
65 Sombong
66 Maksudnya
67 Ogah Kenalan
68 Bintang
69 Persiapan
70 Siluman
71 Ular Putih
72 Only You
73 Embun
74 Tidak Ada
75 Perceraian
76 Secret
77 Satu Bertiga
78 Mandiri
79 Bunga Liar
80 Keributan
81 Fans
82 Hal Mengerikan
83 Nanti Suamiku Marah
84 Kencan
85 Akhir
86 Menempel Di Jidatmu
87 Ular
88 Kewaspadaan
89 Pagi
90 Suami Dora
91 Kiss
92 Topeng
93 Mulut Sampah
94 Saran
95 Penyihir Tampan
96 Kakak
97 Berselingkuh
98 Kamu Hamil?
99 Tidak menceritakan
100 Apa Rasanya Akan Sama?
101 Memergoki
102 Return
103 Percaya Diri
104 Kesimpulan
105 Ayah, Anak, Cucu
106 Janji
107 Takut?
108 Ingin Dihukum?
109 Keluarga
110 Suami Teraniaya
111 Segalanya
112 Bodoh
113 Aku Harus Belajar Darinya
114 Kesal
115 Paman
116 Chery
117 Masih Masam
118 Ayahku
119 Bukan Update
120 Jangan Tiru
121 Ayah
122 Kelopak
123 Kacau
124 Akhir
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Sepasang Kupu-kupu
2
Menyerupai
3
Aku Akan Membantumu
4
Memeluknya
5
Lose
6
Kelebihan
7
Gendong Aku
8
Setuju
9
Kurung Dia
10
Aku Sudah Gila
11
Mengintip
12
Bukan Cemburu
13
Anak kecil
14
Masalah
15
Siapa
16
Kalimat
17
Melamar
18
Bentuk
19
Perjalanan Dora
20
Kisah Cinta Romantis
21
Satu Minggu
22
Tissue
23
Tikus
24
Kakak
25
Potong
26
Mbah Dukun Tolong Juga Saya
27
Peringatan
28
Yoka Dan Dora
29
Hamil
30
Berbeda
31
Doll
32
Kata Yang Tertahan
33
Pengganti
34
Pihak Siapa
35
Perasaan
36
Pitbull
37
Protect
38
Seperti Balon
39
Menghabiskan Uang
40
Kurung
41
Andai Aku
42
Gadis Atau Janda
43
Tidak Boleh Kalah
44
Hadiah
45
Perasaan
46
Mengekang
47
Berselingkuh
48
Provokator
49
Waktuku Hanya Untukmu
50
Boneka Tali
51
Untukmu
52
Apa Kesalahannya?
53
Berbagi Cinta
54
Anak
55
Pelaku
56
Mengintai Pelaku Walaupun Aku Sudah Mati
57
Keluarga
58
Pesan Kematian
59
Rasa Bersalah
60
Ibu
61
Wake Up
62
Pemilik
63
Cemburu
64
Wedding
65
Sombong
66
Maksudnya
67
Ogah Kenalan
68
Bintang
69
Persiapan
70
Siluman
71
Ular Putih
72
Only You
73
Embun
74
Tidak Ada
75
Perceraian
76
Secret
77
Satu Bertiga
78
Mandiri
79
Bunga Liar
80
Keributan
81
Fans
82
Hal Mengerikan
83
Nanti Suamiku Marah
84
Kencan
85
Akhir
86
Menempel Di Jidatmu
87
Ular
88
Kewaspadaan
89
Pagi
90
Suami Dora
91
Kiss
92
Topeng
93
Mulut Sampah
94
Saran
95
Penyihir Tampan
96
Kakak
97
Berselingkuh
98
Kamu Hamil?
99
Tidak menceritakan
100
Apa Rasanya Akan Sama?
101
Memergoki
102
Return
103
Percaya Diri
104
Kesimpulan
105
Ayah, Anak, Cucu
106
Janji
107
Takut?
108
Ingin Dihukum?
109
Keluarga
110
Suami Teraniaya
111
Segalanya
112
Bodoh
113
Aku Harus Belajar Darinya
114
Kesal
115
Paman
116
Chery
117
Masih Masam
118
Ayahku
119
Bukan Update
120
Jangan Tiru
121
Ayah
122
Kelopak
123
Kacau
124
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!