Anggeline mengepalkan tangannya, ini memang aneh baginya. Yoka yang tinggal di villa terisolasi dari perusahaan lebih royal. Sedangkan Malik, yang selalu berada di samping ayahnya, Narendra. Selaku direktur perusahaan anak cabang, hanya memiliki uang yang terbatas.
Mengapa bisa demikian? Wanita bodoh yang juga belum menyadari kenyataan di hadapannya. Aset milik Yoka tidak bisa dibilang sedikit, pengelolaan yang baik oleh Arsen, Martin dan Yoka, serta gaya hidup Yoka yang tidak begitu senang bepergian. Membuat aset milik almarhum Melda semakin berkembang dari tahun ke tahun.
Pemuda yang hidup hanya mengandalkan aset bergerak milik keluarga almarhum ibunya.
Sedangkan Malik, gaya hidup yang benar-benar berbeda, liburan ke luar negeri. Dengan tubuh berbalut barang-barang mewah, mengenal pergaulan para pengusaha yang sebagian besar tidak memikirkan jumlah uang yang keluar. Pendapatan Malik? Sejatinya hanya mengandalkan gajinya sebagai direktur dan uang bulanan dari Narendra.
Sekali lagi, Malik tetap hanya anak sambung bagi Narendra. Pria yang tidak membiarkan aset atau dana perusahaannya disentuh anak sambungnya.
Inilah yang menyebabkan Anggeline datang saat ini. Uang bulanan yang diberikan Malik hanya bertahan 10 hari mengingat dirinya yang hanya sekali pakai. Sekali pakai? Semenjak menjadi kekasih Yoka, pakaian, sepatu atau tas hanya dikenakannya sekali.
Tidak akan menggunakan barang yang sama untuk kedua kalinya. Perubahan keuangan yang drastis membuatnya harus kembali menemui Yoka. Pemuda ini mencintainya bukan? Rela melakukan apa saja, agar tetap dicintai.
Inilah membuat rasa percaya diri dalam diri Anggeline.
Tidak mencintai Yoka, tidak ingin memiliki suami bisu. Namun menginginkan uangnya.
Dora melirik ke arah Yoka yang hanya diam tertegun. Pemuda yang sejatinya berusaha mati-matian menahan debaran di hatinya. Kala Dora tiba-tiba mencium pipinya beberapa saat lalu.
Namun, Dora menganggap berbeda, pemuda itu sedang memikirkan mantannya. Itulah yang ada di benak Dora saat ini.
"Aku hanya pengganti, Arsen sudah mengatakannya. Aku pengganti dengan bayaran tinggi, jangan memikirkan apapun, terima saja uang gajinya. Kuliah dengan baik, kemudian temukan pria biasa yang baik hati..." batin Dora mengepalkan tangannya dengan mata memerah, air mata tertahan di pelupuk matanya.
"Yoka, tolong kirim uang ke rekeningku ya? Ibu sakit," alasan dari Anggeline.
Yoka menghela napas kasar sedikit melunak. Meraih handphonenya dari tangan Dora, kemudian mengirim sejumlah uang, melalui rekening.
"Terimakasih," satu kata terucap dari bibir Anggeline. Sedikit memiringkan senyumannya bagaikan menghina Dora. Kemudian meraih kartu ATM-nya pergi meninggalkan villa.
Plak!
Entah kenapa Dora menampar Yoka, air mata mengalir di pipi gadis itu. Tangannya gemetar, menahan rasa sakit, dirinya memang benar-benar pengganti dari awal. Seorang pengganti yang dibayar, dirinya tidak memiliki hak untuk marah. Tapi ini benar-benar menyakitkan, apa dirinya menyukai Yoka?
"Kenapa kamu memberinya uang?!" bentak Dora tidak dapat menahan amarahnya.
"Dia bilang ibunya sakit, jangan menangis, aku mohon," pinta Yoka tidak dapat mengeluarkan suara sedikitpun, memeluk tubuh tubuh Dora erat. Dengan cepat Dora melepaskannya.
"Aku tahu aku hanya pelayan! Tidak berhak ikut campur urusanmu! Tapi dia itu penipu! Bahkan sudah menikah dengan saudaramu sendiri! Apa yang kamu sukai dari wanita murahan sepertinya?! Apa pangkal pahanya?!" tanya Dora tersenyum, namun air matanya mengalir. Mengapa dirinya begitu peduli? Itu adalah hidup Yoka bukan hidupnya.
Yoka menggeleng, mencari keberadaan papan putih yang tidak dibawanya. Bingung bagaimana harus menjelaskannya.
"Aku! Dia menemaniku di villa. Aku kesepian, hanya dia yang mau menjadi kekasihku. Karena itu aku mencintainya," batinnya tidak dapat mengeluarkan suara, meskipun ingin. Berusaha menghapus air mata Dora.
"Setiap air matamu yang mengalir lebih menyakitkan dari pada melihat Malik dan Anggeline menikah. Mengapa? Mengapa kamu bisa membuatku begini?" itulah yang ada di fikiran Yoka. Tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Aneh, ada ruang kosong dalam dirinya, saat air mata itu mengalir. Jemarinya gemetaran, menyentuh pipi Dora menyeka air matanya.
Namun dengan cepat Dora menepisnya. Menatap ke arahnya, bagaikan penuh kemarahan.
"Aku tidak peduli lagi denganmu! Dasar orang plin-plan yang bodoh!" bentaknya, berjalan cepat menuju lantai dua.
Yoka tertunduk menghela napas kasar, menatap Arsen yang baru datang dengan papan putih kecil miliknya. Matanya melirik ke arah papan, apa yang inginkan dijelaskannya pada Dora? Entahlah.
"Tuan muda, orang tua angkat Anggeline tinggal di luar negeri. Mereka tinggal dengan beberapa anak lainnya, kondisi perekonomiannya juga cukup baik. Dengan kata lain, dia berbohong mengatakan memerlukan uang untuk ibunya." Kata-kata dari Arsen menaikan sebelah alisnya.
Kesal? Tentu saja, dirinya segara meraih papan putihnya. Menulis dengan cepat.
'Pergi ke Bank sekarang! Batalkan transfer yang aku kirim!' itulah kata-kata tegas yang tertulis.
Arsen hanya dapat menghela napas kasar pada akhirnya untuk pertama kalinya Yoka tidak begitu lunak lagi pada Anggeline. Bahkan lebih tegas kali ini, matanya sedikit melirik ke arah Yoka yang berlari menuju kamar Dora.
"Siapa yang pengganti?" gumamnya heran melihat rumitnya kisah cinta anak muda.
Sedangkan Samy tiba-tiba mendekat ke arah Arsen. Pemuda yang juga hanya menonton sedari tadi.
"Apa Dora sempat sekolah di luar negeri, kemudian Yoka menjadikan Anggeline sebagai penggantinya. Tapi setelah Dora kembali, Anggeline masih mengejar-ngejar Yoka?" kesimpulan terbalik yang diambil Samy mengingat bagaimana sikap Yoka pada Dora.
Benar-benar terlihat memiliki perasaan pada Dora. Namun tidak memiliki perasaan pada Anggeline. Jadi, siapa yang pengganti siapa?
Arsen menatap ke arah Samy, bingung menjelaskannya dari mana.
*
Suara ketukan pintu terdengar, tanpa suara seseorang yang memanggil. Pertanda sang pemuda yang kesulitan mengeluarkan suaranya berdiri di sana penuh perasaan bersalah.
Pemuda yang tetap mengetuk pintu, hingga akhirnya duduk di lantai dengan punggung yang menyender pada pintu kamar Dora. Menonggakkan kepalanya menatap langit-langit lorong lantai dua.
Mengapa terasa menyakitkan? Apa ini? Apa arti Dora untuknya?
Sedangkan di dalam kamarnya Dora melempar bantal ke arah pintu.
"Yoka br*ngesek!" teriaknya marah tanpa alasan. Dirinya tidak memiliki hubungan dengan Yoka, tapi kenapa harus marah?
Suara phonecell terdengar, dengan nama pemanggil, ibu. Dora menghela napas kasar berusaha menetralkan dirinya.
"Halo ibu," ucapnya pada seseorang di seberang sana.
"Dora, bisa kamu berkunjung ke rumah ibu. Beberapa hari saja, ibu mohon, ibu merindukanmu." Suara seorang wanita dari seberang sana terdengar.
"Setelah bertahun-tahun ibu merindukanku?" tanya Dora mengenyitkan keningnya.
"Iya, kita berkumpul bersama, ibu akan membuat gulai ikan. Bagaimana?" Sang ibu terdengar lebih antusias lagi membujuk putrinya yang tinggal di desa terpisah.
Dora menghela napas kasar, dirinya memang membutuhkan liburan. Mungkin jodohnya ada di desa seberang sungai tempat ibunya berada.
"Aku akan pergi, hanya beberapa hari kan? Setelah ini aku harus bekerja, mengumpulkan uang kuliah," Dora mulai dapat tersenyum, mungkin dengan begini dirinya dapat bekerja lebih profesional pada Yoka tanpa embel-embel terbawa perasaan.
Dirinya benar-benar tidak boleh menyukai si lembek bisu.
*
Pagi menjelang, benar-benar pagi-pagi buta. Dirinya telah berkemas hanya meminta ijin dan berpamitan pada Arsen. Tidak ingin bertemu dengan Yoka yang hanya membuatnya mengamuk bagaikan Godzilla raksasa yang menyemburkan api.
Hanya pergi beberapa hari, tas koper jinjing diangkatnya. Meninggalkan gerbang menaiki ojek, dilanjutkan dengan menggunakan angkot yang penuh sesak.
"Aku tidak menyukai si bisu!" hanya itu kata-kata yang terus diucapkan Dora meyakinkan dirinya sendiri. Dirinya sama sekali tidak cemburu pada Anggeline, hanya tidak tega melihat Yoka ditindas. Hanya dirinya yang boleh menindas Yoka.
Apa benar bukan cemburu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PASTI INGIN MNJODOHKN SI DORA TU SI IBU, BRTAHUN2 STELH MNIKAH LGI TK PRNH HUBUNGI DORA,, SKRG TAU2 NLPN INGIN KTEMU, PSTI ADA KACANG DI BALIK REMPEYEK..
2024-01-25
1
Lovesekebon
Rasanya ingin marah seperti Dora, ingin ku pukul pala batu nya 🤭🤭
2023-02-16
1
Eka ELissa
sbar ya dora yoka msih bodoh krna cinta buat tu rubah btina msih ada kmu hrus sgra grcep bikin mata yoka mlek bhkn mlotot liat spa tu rubh btima yg sesungguh nya...😏😏
2022-09-13
3