"Aku mau..." kata-kata dari mulut Dora membuat Yoka tersenyum.
"Aku mau mencincangmu! Dasar penguntit!" teriak Dora kembali menendang tulang kering Yoka. Kemudian masuk ke rumahnya, membanting pintu dengan kasar.
Menyerah? Bukan Yoka namanya jika menyerah dengan mudah. Pemuda itu tersenyum, mengetuk pintu beberapa kali.
"Wanita! Berani-beraninya kamu mengabaikanku! Jika bukan karena saputanganku di rebut Malik. Aku tidak mungkin mencari tissue sepertimu!" batinnya mengetuk pintu berkali-kali.
Sedangkan Dora yang berada di dalam sana mengenyitkan keningnya.
"Menjadikanku pelayan pribadinya? Dia punya belasan pelayan cantik di villa," gumam Dora tertawa, kemudian meraih sandal jepitnya melempar ke pintu depan yang terus diketuk. Kesal dan geram? Tentu saja mengingat ciuman pertamanya yang diambil tiba-tiba.
"Pergi! Berisik!" teriak Dora. Namun, tanpa hasil pintu itu terus diketuk oleh manusia berkepala batu. Manusia yang sudah pernah merasakan manisnya ciuman pertama. Mungkin menuntut ingin merasakannya lagi.
Dora menghela napas kasar menyumpal telinganya dengan kapas. Mulai berjalan ke kamar mandi membersihkan dirinya. Serta membuat teh hangat mengingat hujan yang mulai turun dengan deras.
*
Suara petir terdengar, Yoka masih seorang diri di teras rumah Dora. Keringat dingin membasahi dahi turun menuju pipinya. Air matanya mengalir, mengetuk pintu lebih cepat lagi. Berusaha meraih phonecellnya yang berada di saku. Namun, jemari tangannya yang gemetar membuat phonecell jatuh ke air.
Hujan angin dengan petir yang menggelegar beberapa kali, lampu teras yang mati. Wajah Yoka mulai pucat pasi, duduk di lantai menekuk lututnya. Air matanya mengalir.
Kejadian itu kembali terbayang kala, dirinya dipaksa ibunya untuk bersembunyi di bawah tempat tidur. Tempat tidur luas, dalam kamar utama. Kala listrik mulai padam, orang-orang keji itu yang memadamkannya.
Suara tawa terdengar olehnya bersahutan dengan suara petir. Gemetar dan ketakutan? Yoka sedikit menyingkap sprei yang menutupi bagian bawah tempat tidur.
Benar-benar perbuatan keji, air matanya mengalir menatap sang ibu yang menahan suara. Berharap putranya tidak mengintip dari bawah tempat tidur, kala dirinya dilecehkan. Namun Yoka terlihat disana mengabaikan perintah ibunya. Anak yang melihat segalanya, menutup mulutnya dalam tangisan.
"Ibu..." batinnya gemetaran. Hingga ibunya melawan, beberapa perampok, dengan pakaian koyak. Tidak ingin putranya mengalami trauma melihat nasib yang dialaminya.
Namun satu tikaman dilayangkan sang perampok. Suara petir yang bersahutan bagaikan menjadi saksi peristiwa kelam kala wajah rupawan sang ibu bersimbah darah. Matanya yang terbuka, menatap ke bawah tempat tidur, tempat putranya tengah menahan tangis.
Bahasa Inggris? Ibunya memang kerap mengajarinya bahasa Inggris. Hingga satu kata yang tidak terucap oleh ibunya. Hanya dengan gerakan bibir yang terbaca oleh Yoka.
"Silent."
Tidak ingin putranya ada dalam bahaya, tidak ingin putranya menunjukkan diri agar para perampok tidak membunuh putranya. Memberi perintah untuk Yoka diam, tidak mengeluarkan suara. Hingga sang perampok tidak menyadari keberadaan putranya.
Hingga wajah rupawan yang selalu menyanyikan lagu sebelum tidurnya itu menutup mata di hadapan Yoka.
Luka hati yang tertahan kala segalanya terbayang. Ingin berteriak, namun suaranya sama sekali tidak keluar. Yoka hanya menangis, dalam derai air hujan mengetuk pintu di hadapannya. Berharap Dora segera membukakannya. Hatinya bagaikan diremas, bagaikan merasakan kembali kala, tetesan darah itu membasahi lantai.
"Aku mohon buka!" kata teriakan yang tidak keluar dari mulutnya, dalam keputusasaan. Perlahan pintu berhenti diketuknya, tangannya lemas, napasnya mulai tidak teratur.
*
Sedangkan di dalam sana, Dora tengah memakan seporsi mie instan. Menghentikan kegiatannya.
"Apa dia sudah pergi?" gumamnya.
Wanita yang mulai berjalan, membuka pintu depan rumahnya. Tubuhnya tiba-tiba di peluk tubuh dingin di hadapannya.
"Syukurlah..." batin Yoka dalam tangisannya, memeluk Dora seakan menemukan tempat perlindungan baginya, dalam ketakutan.
"Mesum!" teriak Dora berusaha melepaskan pelukan Yoka.
*
Tersenyum? Tentu saja, ini adalah hari ulang tahunnya. Berjalan-jalan dengan Meira hal yang akan dilakukannya. Makan malam di restauran mahal yang biasa dikunjungi selebgram, meskipun sejatinya hanya dapat memesan menu paling murah.
Tapi itulah gaya hidup bukan? Memakai setelan jas rapi dengan harga yang tidak begitu mahal. Sedangkan Meira, mengenakan pakaian bermerek tiruan, tas mahal yang juga mungkin tiruan.
Benar-benar orang kaya baru yang akan memasuki restauran elite. Hingga pintu depan dibukanya, terlihat kue kecil dengan lilin yang telah habis meleleh. Kue ulang tahun buatan Dora.
"Dia kesini?" gumamnya, entah kenapa ada perasaan aneh dalam hatinya. Membayangkan Dora melihat segalanya.
Semuanya masih terbayang dalam benak Jovan. Kekasih yang dimilikinya, gadis berambut pendek yang hanya tersenyum melihatnya belajar. Apa Dora akan meninggalkannya?
Wajah asli yang tidak diketahui Dora. Wajah yang disembunyikan rapat-rapat olehnya.
"A...aku harus minta maaf," gumamnya.
Namun, jemari tangan Meira menghentikannya. Pemuda rupawan yang bekerja di bank nasional? Apa kelebihan Dora hingga memilikinya. Kesal? Tentu saja, dirinya lebih cantik, memiliki karier lebih baik.
"Dora sudah dewasa, dia seharusnya akan lebih mengerti. Kamu mencintaiku kan? Jika aku hamil kamu berkata akan menikahiku," tanyanya memeluk tubuh Jovan.
"Bukan seperti itu, tapi," kata-kata Jovan disela.
"Jovan, kamu terlalu baik. Karena itu dengan mudah Dora memanfaatkanmu. Fikirkanlah! Dora hanya akan mempermalukanmu, jika bersama. Kalau kita terus merahasiakan ini, ini akan lebih menyakitkan untuknya. Tidak ada yang salah dengan perasaan kita. Dora-lah yang hadir diantara kita..." ucapnya.
Jovan terdiam tertunduk sesaat, dirinya kembali mengingat segalanya kekasih yang menemaninya memberikan tabungannya yang sejatinya untuk membeli motor baru, untuk biaya masuk ke kampusnya.
Air matanya mengalir, apa Dora akan meninggalkannya?
Namun, Meira tiba-tiba memeluknya lebih erat."Kalian sahabat, yakinkan dia. Semua perasaan yang kamu berikan padanya sudah cukup."
Jovan mengangguk, kemudian tersenyum.
"Aku hanya mungkin terlalu cengeng. Sudah ada wanita secantik ini, untuk apa memikirkan yang lain," ucapnya merenggangkan pelukan Meira, menyelipkan rambut panjang di telinganya. Mengecup keningnya.
"Ayo kita ke berangkat. Jangan fikirkan Dora, kamu berhak bahagia." Meira menarik tangan Jovan, tersenyum bersama meninggalkan tempat kost mewah yang disewa Jovan.
*
Taksi online yang mereka tumpangi perlahan sampai di area restauran bergaya Eropa. Berjalan diantara para makhluk kalangan atas yang seakan menahan tawa menatap mereka. Menahan tawa? Walaupun pasangan yang rupawan, namun setelan jas murah. Bahkan tas tiruan yang dibawa Meira.
Pasangan yang mulai melihat daftar menu yang diberikan pelayan. Mata mereka menelisik, mengamati harga menu yang tidak masuk akal. Hingga Jovan menghela napas kasar memesan menu yang paling murah untuk kekasihnya. Makan malam yang diawali dengan mengambil beberapa foto untuk diupload di akun media sosial.
Tidak menyadari seorang pria paruh baya, melewati meja mereka. Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya menunduk memberi hormat.
"Tuan..." ucap manager restauran sedikit menunduk.
"Mana data pembukuan bulan ini dan rencana promosinya? Tuan muda ingin memeriksanya, jika ada kesalahan aku akan datang kembali untuk menegur kalian," Arsen meraih beberapa map yang diserahkan sang manager restauran. Berjalan pergi, menuju tempat parkir.
Tempat tujuannya selanjutnya? Beberapa aset pribadi milik Yoka yang masih dikelola Yoka. Pemuda yang tidak mengurus perusahaan bersama milik ayahnya dan almarhum ibunya. Tidak ingin terlibat dengan hidup ayahnya lagi, lebih memilih mengembangkan beberapa aset pribadi almarhum ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PADAHAL DORA YG DIMANFAATKN,, LIAT AZA NNTI, KTIKA MEIRA BRTEMU PRIA YG LBH KAYA, TU JOVAN DI CAMPAKKN..
2024-01-24
1
Sulaiman Efendy
SEPERTI FILM LAWAS JET LI BRSAMA MORGAN FREEMAN YG BRJUDUL DANNY THE DOG..
2024-01-24
0
Rohad™
Waduh sedih juga masa kecil Yoka 🤦♂️
2024-01-15
2