Villa yang cukup besar, bisa dibilang ini bagaikan tempat berfoto bagi para selebgram di media sosial. Sebelumnya, Dora hanya berjualan di teras, jika tidak post keamanan depan, dengan dua security gagah disana. Memakai setelan jas berwarna hitam, lengkap dengan earphone di telinganya.
Benar-benar pengawal yang keren. Tapi sayangnya mereka langganan serabi rasa petai. Tidak masalah juga sebenarnya bagi Dora. Pria gagah dewasa yang bisa memberi rasa aman dan perlindungan.
Sekarang dirinya dan Jovan tinggal mengucapkan satu kata, putus saja. Mungkin salah satu dari pengawal adalah jodohnya, begitu gagah bagikan tentara pasukan khusus.
Supir pribadi Yoka, membuka kaca jendela. Menunjukan bahwa hanya dirinya, Yoka dan Dora yang ada di dalam mobil.
"Kak nanti malam, mau saya buatkan serabi rasa petai?" tanya Dora genit pada dua orang pengawal yang berjaga. Dirinyalah jomblo kali ini, selagi ada kesempatan dan kandidat, mengapa tidak.
Plak!
Kepalanya dipukul menggunakan papan putih. Yoka mengenyitkan keningnya kesal. Benar-benar wanita tukang selingkuh yang tidak bisa diam. Tapi tunggu dulu, wanita tukang selingkuh? Yoka dan Dora bahkan tidak memiliki hubungan sama sekali.
"Sakit!" pekik Dora.
"Kamu merayu pengawal, sedangkan kamu malah acuh padaku?! Otakmu ada dimana?! Mereka itu pengawal!" Yoka hanya dapat mengomel dalam hatinya.
"Aku cuma mau cari kesempatan, siapa tahu cocok," gumam Dora menghela napas kasar.
Mobil mulai melaju melewati gerbang, pintu dibukakan seorang pelayan wanita. Beberapa pelayan pria juga ada disana. Benar-benar tempat yang dipenuhi makhluk rupawan. Sebagian besar dari mereka pelayan profesional, yang bergaji tinggi, memiliki tinggi rata-rata yang hampir sama, mungkin menyeleksinya pun, bagaikan menyeleksi calon pramugari dan pramugara.
Dora menghela napas kasar, istana indah yang dipenuhi wajah diatas standar.
"Terutama." Kata-kata Dora terhenti, melirik ke arah Yoka yang berjalan mendahuluinya. Tuan muda pemilik villa ini, memang makhluk yang paling rupawan disana.
Sekaligus paling tidak bisa ditebak, Dora menghela napas kasar. Matanya kembali menelisik, mungkin saja ada pelayan tampan yang cocok dengannya.
Pasalnya umurnya kini sudah menginjak usia 25 tahun. Bagi warga desa, mungkin sudah hampir melewati usia untuk menikah. Pasalnya warga desa sekitar, sebagian besar menikahkan anak mereka segera setelah lulus SMU.
Sedangkan dirinya? Ayahnya sudah meninggal, ibunya menikah lagi ke desa seberang. Tidak ada yang mengomel untuk menceramahinya agar segera menikah. Mungkin saja, jika ayahnya masih hidup, sang ayah akan memaksa Jovan menikahinya, begitu dirinya dan Jovan lulus SMU.
Tapi inilah kenyataannya. Dora belum menikah hingga saat ini, bekerja membantu biaya kuliah kekasihnya. Baru tiga tahun ini, setelah Jovan lulus kuliah dan mendapat pekerjaan yang baik, dirinya mulai menabung untuk kuliah di kota nantinya.
Bercita-cita menjadi seorang dokter, memerlukan biaya kuliah yang tidak sedikit. Walaupun usianya sudah 25 tahun. Tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap mengejar pendidikan, dan menikah sebelum usia 30 tahun tentunya.
Apa dirinya akan dapat kuliah serta menemukan pasangan sebelum usia 30 tahun? Entahlah. Karena itu semua kemungkinan akan diambilnya. Para pelayan rupawan, yang menunduk memberi hormat setiap berpapasan dengan dirinya dan Yoka.
Mempunyai seorang suami pelayan rumah besar, mungkin sesuatu yang bagus juga. Pria biasa yang terlihat penyayang. Tidak terbersit di benaknya sedikitpun, langkahnya akan tiba-tiba terhenti, menatap wajah si bisu yang terlihat tidak senang.
'Kenapa tersenyum-senyum pada pelayan?!' itulah tulisan yang terlihat di papan putih yang dibawanya.
"Mereka tampan, siapa tahu saja ada yang cocok menjadi pasangan hidupku." Kata-kata ceria benar-benar terang-terangan, sungguh luar biasa.
Prilaku Dora dari luar terlihat lebih buruk dari Anggeline. Tapi apa benar? Anggeline dari awal memang hanya ingin memanfaatkan Yoka. Tidak benar-benar mencintainya, meminta uang dalam jumlah yang besar, entah untuk apa. Bahkan Yoka membuatkan teater khusus untuk calon istrinya. Yang akhirnya menikahi orang lain setelah meraih nama dan kesuksesan. Berpura-pura baik dan setia di luar, namun menusuk dari dalam.
Arsen tersenyum ke arah Dora. Mungkin hanya wajah yang sama, namun prilaku benar-benar berbeda. Tidak menunjukkan ketertarikan pada Yoka yang kaya, malah dengan berani mengatakan ingin mendekati pelayan.
Mungkin terlihat berprilaku buruk dari luar. Tapi mungkin, wanita yang bersungguh-sungguh terus terang seperti ini, tidak akan melukai tuan mudanya.
'Wajahmu jelek! Badanmu datar seperti triplek! Tidak akan ada pengawal atau pelayan yang menyukaimu!' tegasnya menulis di papan putihnya.
Dora menghela napas kasar kemudian tersenyum.
"Dua tahun lalu, ada salah satu pelayan rumah ini yang menyatakan perasaannya padaku. Tapi aku tolak, karena masih menjalin hubungan dengan mantanku. Aku cukup laku," ucap Dora berjalan melewati Yoka.
Kesal? Tentu saja, hanya sehelai tissue yang membuatnya murka bagaikan Hulk. Ini bahkan lebih menyebalkan dari pada melihat di depan mata kepalanya sendiri Anggeline berciuman dengan Malik.
"Br*ngesek! Wanita tidak setia!" batinnya benar-benar murka oleh perilaku sehelai tissue. Mengikuti langkah Dora yang dibimbing Arsen.
*
Hingga sampai di ruang tamu bagian dalam. Barulah sebuah kesempatan dimulai. Bagaikan transaksi bisnis, tiga orang yang saling menatap.
"Apa saja poin kesepakatannya?" tanya Dora belum yakin, untuk menandatangani kertas di hadapannya.
"Tuan muda ingin kamu tinggal di villa ini, mengatur semua keperluannya, sebagai gantinya tuan muda akan tetap berpura-pura di hadapan warga desa menjadi kekasihmu. Tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, gaji tetap semua akan kamu dapatkan," jelas sang kepala pelayan.
Yoka mengenyitkan keningnya, menunggu jawaban dari Dora. Kemudian mengambil papan dan spidolnya mulai menulis.
'Tetaplah berada di sampingku. Aku akan membantumu membalas perbuatan mereka." Itulah isi tulisan di papan putih Yoka.
Dora menghela napas kasar, berfikir sejenak. Kemudian mulai tersenyum.
"Aku hanya menjadi pelayan sama seperti pekerja disini bukan?! Jadi hakku untuk punya pacar dan menikah dengan siapapun?!" tanyanya memastikan.
Yoka mengangguk dengan cepat. Pemuda bisu yang tersenyum lembut. Sedangkan Arsen mengenyitkan keningnya, tidak mengerti.
Membebaskan Dora? Itu bukanlah rencana Yoka. Menjadikan Dora sebagai boneka kesayangannya, pengganti Anggeline adalah rencana awalnya. Tapi sekarang? Apa sebenarnya yang ada di fikiran pemuda ini.
"Kamu mau punya pacar dan menikah?! Jangan harap, begitu tandatangan hidupmu akan bergantung padaku. Tidak akan aku ijinkan meninggalkan villa ini sedikitpun! Membuat peraturan baru, sesama pelayanan tidak diijinkan menjalin hubungan. Kamu akan pacaran dan menikah dengan siapa?! Dengan motor bebekmu?!" batin Yoka yang masih tersenyum ramah. Menyembunyikan niat busuknya.
Hidup terisolasi selama 15 tahun? Memang benar, namun pengacara keluarga yang dulu bekerja pada almarhum ibunya, mengirimkan banyak guru pembimbing untuknya.
Mungkin karena itu juga, kemampuan si bisu tidak dapat diragukan lagi. Mungkin hanya satu kelemahannya, terlalu lugu untuk masalah hati. Merasa cinta pertama akan selalu menjadi cinta terakhir.
"Aku setuju." Dora menandatangani kontrak kerjanya. Kontrak kerja yang berisikan dirinya harus menaati ketentuan khusus. Entah apa ketentuan khusus tersebut.
Namun tetap saja, si bisu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Agar suatu saat nanti dapat merasakan kembali bibir itu. Perasaan berdebar aneh yang diinginkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Lovesekebon
Aku suka tokohnya 🥰🥰
2023-02-16
1
Hanipah Fitri
suka dgn karakter si bisu
2023-01-28
1
Khasanah Mar Atun
dora realistis,maunya sm pelayan aj. rumit klo sm tuan muda
2022-10-17
2