Pedang masih diayunkannya. Benar-benar seorang pemuda rupawan tanpa celah. Mungkin hanya suara yang tidak keluar dari mulutnya merupakan satu-satunya kelemahannya.
"Hari ini sudah cukup, dua hari lagi akan ada teknik lain," ucap sang guru pribadi, menatap ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul 11.30 siang.
Yoka hanya tersenyum, sedikit menunduk.
"Terimakasih guru," batinnya.
Sang guru pribadi yang sudah mengetahui tentang sifatnya hanya tersenyum. Kemudian menepuk bahunya.
"Jika sudah menemukan yang cocok, segera nikahi. Pria sepertimu terlalu baik dan berhati-hati. Gadis semanis itu akan direbut dengan mudah darimu. Aku sarankan, jadilah pria yang sedikit nakal. Wanita mengatakan menyukai pria baik-baik, padahal sejatinya pria nakal yang menjadi pujaan mereka. Bahkan rela menyerahkan keperawanan mereka pada Cassanova. Jadi, jadilah lebih nakal padanya, nikahi dan taklukkan dia di ranjang!" saran darinya berjalan meninggalkan Yoka yang membulatkan matanya.
"Nakal? Pada siapa? Dan apa itu Cassanova? Apa nama orang?" batin Yoka tidak mengerti. Meraih botol air mineral kemudian meminumnya.
Jakunnya terlihat naik turun, seiring air yang masuk ke tenggorokannya. Pemuda yang terlihat rupawan dari sisi manapun menatapnya. Sejenak dirinya yang sudah beristirahat mulai berfikir.
Hanya Dora yang masuk saat mereka berlatih. Apa yang dimaksud gurunya adalah Dora? Dan nakal seperti apa? Apa harus menjahilinya, agar Dora takluk dan bersedia tinggal di villa ini? Lalu apa itu Cassanova? Nakal seperti apa yang dimaksud?
Yoka perlahan tersenyum, mengelap peluhnya dengan handuk kecil, sembari membuka internet tentang sosok Cassanova. Apa dia itu mantan Dora? Atau selebriti? Dirinya benar-benar penasaran dengan saran dari gurunya.
Hingga dirinya mencari di internet melalui beberapa situs. Tentang bertindak nakal seperti Cassanova. Tapi benar-benar sial, situs yang dibukanya bukan berisikan video prank untuk menjahili orang, seperti nakal dalam bayangannya.
Namun video-video dewasa dengan berbagai variasi, wanita-wanita yang meracau bahkan berteriak dalam video. Bersedia diperlakukan kasar dan tidak lazim di tempat tidur.
Keringat tiba-tiba membasahi pelipis Yoka, pemuda yang ketakutan menangis seorang diri menjatuhkan handphonenya.
Sebuah tangisan tanpa suara sama sekali. Membayangkan ibunya yang dilecehkan beberapa perampok. Pemuda yang begitu ketakutan saat ini. Pedang tajam yang berada di atas meja, tidak sengaja dijatuhkannya.
Ibunya yang menjerit ketakutan mempertahankan harga dirinya kala pakaiannya dirobek. Air matanya mengalir, tidak dapat melakukan apapun saat itu. Hanya terdiam mengikuti perintah ibunya, ketika menyuruhnya bersembunyi di bawah tempat tidur.
Bagaimana jika Dora mengalaminya? Tangannya mengepal, meraih pedang mulai bangkit. Berlatih seorang diri, tidak peduli apapun lagi, melupakan rasa lelah yang melandanya setelah berlatih berjam-jam. Jika memiliki seseorang yang berarti, dirinya harus menjaganya. Tidak menjadi seorang anak yang bersembunyi seperti dirinya yang dulu, saat menatap ibunya dilecehkan.
Menjaga orang-orang disekitarnya. Dirinya akan meninggalkan cangkangnya bila perlu. Villa yang selama ini menjadi tempatnya bersembunyi dari betapa mengerikannya dunia ini.
Perasaan protektif yang mungkin dapat menciptakan iblis suatu saat nanti. Pemuda yang tersenyum cerah sebelumnya, kini mulai tersenyum dingin mengayunkan pedangnya dengan tatapan kosong.
*
Tang...tang...
Suara pedang terjatuh terdengar, Yoka meraihnya. Arsen segera berlari membawakan minuman untuknya.
Sudah sekitar tiga jam dari kepergian Arsen membawa Dora mencari kampus yang sesuai dengannya. Wanita yang masih ingin berkeliaran sebentar, berjanji akan menghubungi Arsen jika sudah saatnya ingin pulang.
Yoka meraih papan putihnya, dengan tangan gemetar karena terlalu lama memegang pedang besi yang berat, pemuda itu menulis.
'Aku ingin belajar menggunakan senjata api,'
"Baik tuan..." jawaban dari Arsen.
Pria paruh baya mengenyitkan keningnya menatap perubahan sifat tuan mudanya yang benar-benar drastis. Pemuda yang berjalan hendak meninggalkan ruang latihannya.
Kenapa suasana jadi muram begini? Arsen berjalan mendekat, mengikuti langkah tuan mudanya. Yoka yang sekarang, entah kenapa terasa benar-benar asing baginya.
Hingga satu ide tercetus.
"Aku bertemu dengan pria bernama Jovan. Dia tonggos, rambutnya keriting warna warni, hidungnya pesek seperti jambu air, dan kulitnya kecoklatan dekil," dustanya dengan raut wajah datar, salah satu alis terangkat, menunggu reaksi tuannya.
Dan benar saja, Yoka menghentikan langkahnya, berbalik, terlihat antusias. Kembali menunjukkan ekspresi manusiawi, tidak mengeluarkan aura mengerikan seperti tadi. Dan kata-kata kebohongan dari Arsen pun, kembali dilancarkan.
"Dora menamparnya dengan keras, mengatakan pacarnya saat ini ribuan kali lipat lebih tampan dan kaya. Bahkan Dora terang-terangan mengatakan putus dengan penuh kebanggaan." Kata-kata dari Arsen berlanjut.
'Aku sudah menduga dia sangat menyukaiku! Aku harus bagaimana sekarang? Aku tidak bisa mencintainya, karena cinta pertama adalah cinta terakhir,' Kata-kata narsis penuh senyuman dengan hati yang berbunga-bunga ditulisnya di atas papan kecil.
Arsen mengenyitkan keningnya. Ini sudah diduga olehnya, Dora tidak menggantikan tempat Anggeline sama sekali. Tapi Dora mungkin memiliki seluruh hati Yoka, tanpa disadari si bisu yang lugu tentang masalah hati.
Anggeline tidak benar-benar dicintainya olehnya. Yoka hanya kesepian, saat ada kesempatan seseorang mengatakan mencintainya. Saat itulah dirinya tidak menyia-nyiakan kesempatan. Menjadikan Anggeline pajangan di hatinya agar tidak kosong. Dengan kata kekasih, yang sejatinya tidak pernah disentuh olehnya.
Arsen hanya tersenyum, entah kapan tuan mudanya dapat lebih dewasa. Pemuda yang bahkan mengorbankan dirinya terluka hanya untuk menyelamatkan Dora yang terjatuh ke sungai.
Bukan cinta?
"Dasar bodoh!" batin Arsen, masih terdiam tanpa ekspresi. Seorang kepala pelayan profesional lengkap dengan kacamata yang melekat.
Yoka kembali menulis terlihat antusias. Wajahnya tersenyum-senyum sendiri, tidak pernah seperti ini. Bahkan ketika Anggeline menyatakan cinta padanya.
'Arsen pakaian apa yang sebaiknya aku pakai nanti sore? Haruskah aku mengganti gaya rambut agar terlihat lebih dewasa?' itulah tulisan yang kini terlihat di papan putihnya.
Arsen menghela napas kasar, menatap tingkah tuan mudanya. Inikah yang dibilang mencari pengganti? Jadi yang mana tissue dan yang mana saputangan?
Hingga seorang pelayan tiba-tiba masuk, menyela pembicaraan mereka.
"Tuan muda, nyonya Salsa (ibu Malik) datang. Beliau saat ini menunggu di ruang tamu."
*
Cantik? Tentu saja, namun almarhum ibu Yoka jauh lebih rupawan. Entah apa yang membuat Narendra merencanakan pembunuhan istrinya sendiri.
Jemari tangan Yoka mengepal, pemuda yang berusaha tersenyum pada tamu yang sama sekali tidak diharapkan olehnya.
Kali ini Salsa tidak datang sendiri. Ibu sambungnya itu datang bersama selebriti ternama. Berparas rupawan, memakai pakaian minim, wanita yang terlihat jauh lebih dewasa dari Yoka.
Dari bentuk tubuhnya terlihat, wanita yang dibawa Salsa, tubuhnya sering dipermainkan berbagai pria.
"Yoka, perkenalkan ini Amanda. Mungkin kamu pernah melihatnya di televisi. Maaf, karena Malik sudah merebut Anggeline darimu. Karena itu, ibu ingin menjodohkanmu dengannya. Dia bersedia menerima kekuranganmu dan menemanimu tinggal di villa ini." ucap Salsa tersenyum meyakinkan.
Mata Amanda menatap Yoka dari atas hingga bawah. Benar-benar sempurna mungkin kelemahannya hanya bisu. Sayangnya pemuda ini tidak akan bertahan dua tahun setelah pernikahan. Sesuai janji, Yoka akan disingkirkan olehnya. Serta sebagai istri Yoka, dirinya berhak atas segala yang dimiliki almarhum suaminya.
Itulah alasan mengapa Salsa meminta bantuan Amanda selaku sahabat sesama sosialitanya. Bekerja sama untuk menyingkirkan pemuda bisu yang tinggal di sebuah villa.
"Aku mau menerima kekuranganmu. Aku akan merawatmu di sepanjang usiamu." kata-kata dari Amanda mendekat.
Yoka yang masih membawa pedangnya, mengacungkannya pada Amanda agar wanita itu mundur. Ketakutan? Seketika jemari tangan Amanda gemetar kembali duduk di samping Salsa. Menatap Yoka meletakkan pedangnya di atas meja, menulis di papan dengan cepat.
'Aku tidak memerlukan gundik. Lagipula jika hanya untuk menghangatkan ranjang, aku sudah menyimpan seorang wanita muda untuk aku tiduri disini. Wanita yang tidak akan meletakkan racun dalam minumanku,'
"A...apa maksudmu? Kamu mengira ibu menjodohkanmu dengan Amanda agar dia dapat membunuhmu!" bentak Salsa gelagapan.
Yoka menghela napas kasar, memasukan sendok teh ke dalam teh di hadapannya. Warna sendok perak perlahan berubah.
"Anda bermaksud meracuni tuan muda lagi? Sebaiknya pergi, sebelum saya menghubungi tuan Martin (pengacara keluarga, sekaligus sahabat baik almarhum ibu Yoka)!" bentak Arsen menyadari warna sendok yang berubah.
Seluruh sendok dan garpu terbuat dari perak. Martin benar-benar menjaga putra dari almarhum sahabatnya. Tujuannya? Perak peka terhadap racun-racun tertentu.
Cukup sulit, bahkan tidak ada satupun celah untuk melukai Yoka di dalam villa miliknya. Cangkang tidak tertembus yang disiapkan Martin.
"Aku hanya berniat baik! Merasa bersalah pada Yoka! Aku akan mengadukan perlakuan kalian pada Narendra!" tegasnya, menarik tangan Amanda.
"Saya juga akan melaporkan ini pada tuan Narendra. Walau bagaimanapun Yoka adalah putra kandungnya. Kecuali tuan Narendra bersedia memiliki putra dari anda," gumam Arsen, melirik perut Salsa yang datar. Setelah belasan tahun menikah, hingga sekarang Narendra tidak bersedia memiliki anak dari Salsa. Entah apa alasannya.
"Kalian... kalian!" ucap Salsa dengan kekesalan di ubun-ubun.
Prang
Cangkir melayang jatuh ke bawah kaki mereka. Cangkir teh yang hanya ditinggalkan pelayan beberapa menit untuk memanggil Yoka, namun telah diberi racun oleh Salsa. Yoka menulis dengan cepat.
'Pergi, atau aku akan memerintahkan pengawal untuk mengubur mayat kalian sebagai pupuk organik di perkebunan belakang villa,'
"Aku lupa jemuranku belum diangkat!" teriak Amanda melarikan diri.
"Tunggu!" Salsa ikut-ikutan melarikan diri dengan cepat.
"Tuan anda belajar cara berdebat dari mana?" tanya Arsen pada tuannya yang biasanya langsung memanggil penjaga untuk mengusir Salsa.
'Mungkin karena terlalu sering berdebat dengan Dora,' jawaban darinya yang tertulis di papan.
"Dasar anak muda! Cinta, mengaku saja cinta!" batin Arsen, menatap ke arah Yoka yang tersenyum bagaikan anak kecil, mengingat perdebatan yang sering terjadi antara dirinya dan Dora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AYO ARSEN, LO BNTU MRK BRDUA BRJODOH...
2024-01-25
0
Sulaiman Efendy
CASSANOVA SDR NYA PLAYBOY, JIKA CASSANOVA BENAR2 PENJAHAT KELAMIN, DARI WANITA JALANG, ISTRI ORG HINGGA WANITA BAIK2 PUN DI TIDURI,
KLO PLAYBOY DOYAN GONTI GANTI PACAR, MSKI ADA YG BRZINAH, NMUN BNYKNYA HNY SBATAS CIUMAN & SEMI2...
2024-01-25
1
hermi isrokhayati
seperti judul silent...... Yoka cinta Dora dalam diam 🥰🥰
sampai .....
2023-03-19
2