Daffin tersenyum simpul melihat tulisan yang muncul di layar. Ia mengira Chiara yang mempersiapkan semua ini, sebuah kejutan untuknya.
Chiara saling berhadapan dan sama sama tersenyum simpul ke satu sama lain. Keduanya sedikit berdebar dan penasaran apa yang akan muncul di layar setelah ini.
Sebuah video muncul di layar, dimana seorang pria mendorong seorang gadis ke tembok dan mengukung tubuh gadis itu dengan kedua tangannya.
Pencahayaan yang minim membuat wajah Daffin dan Sabella tidak terlalu jelas terlihat. Tapi dari siluetnya, Chiara bisa melihat siapa dua tokoh yang berperan dalam drama itu.
"Apa yang kamu lakukan disini, [tiiiiitttt]" Nama Sabella di sensor agar tidak merugikan pihak manapun.
Perhatian semua orang tertuju pada layar monitor itu. Ray mulai mencium ada yang tidak beres, tapi tulisan besar kembali muncul di layar.
PLEASE! DON'T SKIP! AND LET ME TO CONTINUE THIS MOVIE!
*Tolong! Jangan di lewatkan! Dan biarkan aku melanjutkan film ini!
"Aku... aku diajak sama Mas [tiiiiitttt], Daf!" jawab gadis itu. Nama Caraka di sensor.
"Sudah ku bilang! Jangan berhubungan lagi dengan lelaki itu! Aku gak suka!" Marah Pria itu pada sang gadis. Terlihat jelas, nafas pria itu mulai memburu.
"Aku cinta sama dia, Daf," jawab gadis itu tegas.
"Stop it!" Teriak Daffin meminta tim teknis memperbaiki semua ini. "Video apa ini? Aku tidak ingin video ini diputar!"
"Jangan!" Teriak Chiara. "Biarkan tayangan ini selesai!" Chiara menatap semua orang termasuk tim teknis.
"Tapi ini keterlaluan, Chi! Film apa ini?" Tanya Daffin yang berusaha mengelak karena ia tahu betul kejadian itu.
"Bang! Papi! Minta siapapun jangan bergerak dari tempat mereka!" Perintah Chiara dengan tegas dan suara lantang.
Ray dan Rion langsung memberi perintah. Keduanya juga ingin melihat kelanjutan film itu.
Dilayar itu terlihat si pria mencengkeram bahu gadis itu. "Kamu milikku, [tiiiiiit]! Kamu milikku!"
Nama Sabella lagi-lagi di sensor.
"Sejak enam bulan lalu, kamu milikku!" tegas Pria itu yang jelas terlihat marah hanya dari caranya memperlakukan gadis itu.
"Kamu gak boleh berhubungan lagi sama dia. Atau..."
"Atau apa, Daf?" tanya gadis itu menantang. Dagu gadis itu terangkat dan terlihat mereka saling tatap.
"Atau aku akan membunuh pria itu!"
Semua tamu memejamkan mata mendengar ancaman dengan nada dingin yang diucapkan pria dalam video itu.
"Kamu gak adil, Daf! Kamu boleh berhubungan sama gadis manapun. Kamu bisa bertunangan bahkan!"
"Tapi aku? Kamu kenapa ngekang aku?" lirih gadis itu membuat iba tamu yang mendengar.
Sang pria memeluk gadis itu. "Sorry sayang! Sorry! Sedikitpun aku gak bermaksud buat kamu sedih."
"Kita gak ada hubungan apapun. Kita pelampiasan satu sama lain, Daf!"
"Kamu bukan pelampiasan, kamu penting bagiku, [tiiiiiiitttt]!"
Nama Sabella disensor.
"Aku merasa cocok sama kamu. Dan gadis bernama Chiara itu, dia... dia cuma untuk kelancaran bisnis aku dan daddy. Aku gak cinta sama dia."
Chiara mundur selangkah menjauh dari Daffin. Ia menahan lelehan air mata yang siap meluncur mendengar pengakuan Daffin dalam video itu.
Rion bahkan sudah maju selangkah untuk bisa menghajar Daffin, tapi tangan Bi yang mencekalnya membuatnya mengurungkan niat.
"Hentikan ini! Om Ray! Bang Rion! Apa-apaan ini? Saya difitnah! Video rekayasa apa yang sedang kalian putar!" Daffin berteriak kencang.
"Apa-apaan ini pak Ray. Anda ingin mempermalukan keluarga kami?" Tanya Abraham dan Ray memberikan tatapan tajam membuat Abraham itu sedikit ketakutan.
"Dengarkan dulu kejutan untuk putriku ini, pak Abraham!" Ucap Ray tegas yang ia sendiri tidak tahu video apa yang ada di layar.
Suara gadis di dalam video kembali terdengar. "Tapi aku akan terus jadi budak kamu! Kamu sembunyikan aku hanya demi memuaskan has*rat kamu!" Gadis itu mendorong dada si pria agar pelukan mereka terlepas.
"[tiiiiit]... Aku butuh kamu, mulai dari urusan hati sampai urusan kelaki-lakianku, [tiiiiit]!" Pria itu menangkup pipi si gadis.
Suara pengunjung mulai ramai. Menebak-nebak cuplikan film apa ini. Apakah kisah nyata atau hanya prank dari kedua belah pihak keluarga.
Disisi lain ada Syakilla dan Shaka yang tersenyum puas. "Keluar juga kartu As!" Bisik Shaka pada Syakilla yang sedang celingukan mencari sosok sang abang yang ia duga adalah dalang dibalik semua ini.
"Jangan tegang, Sya! Anggap aja lagi nobar film layar lebar. Pas bangetkan lightingnya?"
Syakilla langsung menatap Shaka. "Kamu yang buat semua ini, Shak?" Tanya Syakilla dan pria itu mengangkat bahunya acuh.
Video itu semakin membuat para tamu terhanyut dalam rasa jijik dan marah pada di pria.
"Selama ini, cuma kamu wanita yang bisa memenuhi hasr*tku."
"Aku akan tetap menjadikanmu milikku sayang!"
"Daf, please! Kamu harus bersama Chiara dan aku akan berusaha mendapatkan hati orang tua [tiiiiiit]!"
"Kita harus stop semua ini! Hubungan kita ini salah!"
"Kira berdua cuma saling mencari kesenangan. Gak lebih, Daf!"
"Dan setelah menikah nanti, kamu akan lebih mencintai Chiara. Kamu akan merasa dia satu-satunya wanita yang bisa membuatmu bahagia."
"Percayalah, Daf!"
Pria itu semakin mendekat. Ia melum*at habis bibir Sabella. Ia menahan tengkuk gadis itu dan semakin memperdalam ciuma*an panasnya. Namun adegan itu diblur demi kenyamanan para pengunjung.
Orang tua sudah mengamankankan anak-anak mereka yang masih dibawah umur ke halaman belakang rumah. Termasuklah disana anak-anak Rion, Zoya dan yang lainnya.
Tayangan itu selesai dengan kalimat penutup...
Semoga kalian menikmati film pendek ini...
Dan Daffin, serapat apapun kamu menyimpan bangkai, baunya pasti akan tercium juga...
Chiara sudah masuk dalam dekapan Sania dan Bintang. Ia menangis senang tapi sedih karena acara ini mendadak gagal dan membuat malu semua pihak keluarga.
Lampu ruangan itu menyala. Daffin melihat sekitar, dan para tamu menatapnya geram dengan kilatan kemarahan.
Rion maju mendekati Daffin karena ia terbebas dari cekalan tangan istrinya.
Rion menarik kerah kemeja batik yang dipakai pria itu. Rion menyeretnya dan melepaskannya asal untuk turun dari panggung.
"Bug! Baji***ngaaaan!" Rion menghadiahi bogeman mentah di wajah Daffin.
"Aaahhhh!" Para tamu berteriak.
"Rion!" Bintang berusaha mendatangi Rion tapi Sania menarik tangan menantunya untuk mencegah Bintang.
"Biarkan, Bi!"
"Mami rela Rion babak belur demi bisa menghajar pria itu."
"Ini fitnah bang!" Teriak Daffin tak terima sambil memegangi sudut bibirnya yang terasa perih.
"Daddy, katakan pada mereka kalau ini fitnah untuk menjatuhkan kita, Dad!" Daffin menatap Abraham yang sudah memucat karena pengakuan Daffin dalam video itu mengatakan bahwa ini hanya demi kelancaran bisnisnya.
Rion menarik kerah bagian belakang Daffin. "Jangan membela diri lagi, Daf! Siapa yang memfitnahmu? Siapa? Dan untuk apa?" Rion kembali mengajar Daffin.
Daffin jatuh tersungkur, tepat di depan sepasang sepatu pantofel mengkilap. Ia lantas melihat sebuah tangan berbalut kemeja batik terulur kearahnya.
Daffin melihat wajah orang yang mengulurkan tangan padanya itu. Lalu ia tersentum sinis dan bangkit sendiri dengan mengabaikan uluran tangan itu.
"Caraka!" Desis Daffin. "Fitnahmu sungguh luar biasa!" Teriak Daffin mendorong dada Caraka.
"Kalau di tolak, jangan curang!"
"Cih!" Daffin berdecih. "Memfitnahku agar pertunangan ini batal, uh!"
"Dibayar berapa kamu sama Sa..."
"Bug!" Caraka menghantam wajah Daffin dengan kepalan tangannya.
"Jangan sebut namanya, Daf!" Larang Caraka pada Daffin.
Daffin menyeringai. "Serakah! Mencintainya tapi juga ingin bersama Chiara!"
Setiap orang yang ingin melerai perkelahian itu, dilarang oleh Ray dan Rion. Jika mereka di pisahkan dan semua pertengkaran ini diakhiri, mereka tidak akan tahu duduk masalahnya.
Ray dan Rion tak peduli dengan nama baik mereka karena setelah ini, konferensi pers yang akan mereka buka untuk media akan memperbaiki nama baik mereka dengan cepat.
"Kamu yang serakah!"
"Memperbudak gadis itu, tapi juga ingin bersama Chiara! Dan tujuanmu hanya demi kepuasan dan harta!"
"Akui saja kalau kamu kalah, Caraka! Kamu gak bisa miliki keduanya karena aku lebih baik darimu!" Daffin tersulut emosi dan terlihatlah sifat aslinya.
"Daffin, berhenti bicara!" Teriak Abraham, daddynya.
"Bug!" Bogeman mentah dari Rion menghantam wajah Daffin.
Caraka melihat Rion yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit dia artikan.
"Rion, cukup!" Ray rasa semua ini harus di hentikan. Ia tidak ingin pria bernama Abraham terkena serangan jantung dan mati di rumahnya.
Ia benci dengan tujuan licik keluarga Abraham, tapi melihat pria itu tewas di rumahnya sungguh tidak manusiawi.
"Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan kalian semua." ucap Ray pada semua tamu yang hadir.
"Acara pertunangan ini saya batalkan!"
"Terima kasih untuk kehadiran kalian!" Ray menangkupkan kedua telapak tangannya.
"Tapi, Om!" Daffin memohon di kaki Ray. "Saya mencintai Chiara, Om!"
"Bawa daddy, dan seluruh keluarga kamu pulang!" Ray meninggalkan Daffin yang berlutut dan lebih memilih memeluk Chiara dan membawa putrinya itu ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
sintesa destania
thengkyu othors😆
2023-02-21
0
Rini Haerani
Good job dech Caraka
2022-11-17
0
Elviza mela
akhirnya kelakuan daffin ketahuan... ternyata bener caraka sempet kepikiran tadi klo itu perbuatan shaka... soalnya shaka juga otak atik hp nya caraka kan.. tapi akhirnya daffin juga blg klo dia lebih dari caraka karna bisa mendapatkan ke 2nya..
2022-09-12
1