Bab 6 Dukungan

Sebelum waktu magrib tiba, Caraka dan ketiga pria beristri itu keluar dari R Cafe. Mereka segera melajukan kendaraan menuju rumah masing-masing.

Caraka masih kepikiran dengan hubungan antara Sabella dan Daffin. Dan ada perlu apa hingga keduanya bertemu di tengah jalan dan masuk ke dalam hotel. Apakah untuk menginap atau sekedar makan di restoran.

Ia mencoba menghubungi Sabella. Tak butuh waktu lama, karena dering pertama, langsung dijawab.

"Hallo, Mas!" sapa Sabella.

"Hallo, Bel. Kamu dimana?" tanya Caraka to the point.

"Emh... aku... aku lagi keluar kota untuk pemotretan nih! Baru aja sampe. Tadi gak ku angkat karena lagi dijalan dan aku ketiduran."

Caraka mengerutkan keningnya. Baru sejam lalu ia melihat Sabella bersama Daffin, dan masuk ke dalam hotel. Lalu mengapa sekarang gadis itu malah mengaku sedang berada di luar kota?

"Kapan berangkat? Pagi tadi kamu masih di rumah sakit? Asisten kamu sudah sembuh?" cecar Caraka dengan beberapa pertanyaan sekaligus.

"Ehm... Siang tadi kami baru berangkat. Dan dia memang gak ikut, Mas. Aku sama tim yang lain."

"Ada apa, Mas?" tanya Sabella lagi.

Kamu bohong, Bel. Kamu bohong. Jelas-jelas aku lihat kamu sejam lalu.

"Gak ada apa-apa, Bel. Aku fikir, kamu lagi di rumah sakit, kalau ia biar sekalian pulang bareng."

"Enggak, Mas. Aku gak lagi di rumah sakit. Asisten aku juga udah ada keluarganya yang jaga kok."

"Ya sudah, aku..."

"Sayang, kamu gantian mandi, gih!" Caraka mendengar suara seorang pria dari speaker ponselnya.

"Ssst!" Samar ia mendengar Sabella mendesis seperti meminta pria itu untuk diam.

Caraka semakin curiga. Ia pura-pura tidak mendengar apapun.

"Aku pulang dulu, ya..."

"I... iya Mas. Hati-hati di jalan."

Caraka menghela nafas karena Sabella menutup panggilannya sebelum ia membalas ucapannya.

Dia semakin mencurigakan. Sejak kapan Sabella memiliki hubungan dengan Daffin? Aku harus membuktikan ada yang tidak beres tentang pria itu. Tidak masalah jika Chiara bertunangan, asal tidak dengan pria yang salah. Aku tidak mungkin rela melihat Chiara menderita, kelak.

Caraka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Ia ingin menyelidiki ini semua, tapi ia tidak tahu harus mulai dari mana. Ia harus memikirkan strategi secara matang.

Lagi pula mana mungkin ia punya banyak waktu untuk mengurus hal itu. Ia harus bekerja dan selalu siaga jika ada operasi mendadak meski diluar jam kerjanya.

Baginya, menolong orang lain yang sedang mengalami sakit adalah tugasnya. Ia merasa ada kepuasan tersendiri jika pasien yang ia tangani mengalami kesembuhan.

Spesialis bedah mulut, menangani banyak masalah mengenai mulut dan gigi dan lidah melalui tindakan pembedahan atau operasi.

Caraka tiba di rumah dan ia langsung masuk ke kamarnya. Ia mandi dan turun ke lantai bawah dengan memakai celana panjang, baju koko dan kopiah. Ia akan sholat magrib di mesjid dekat rumah bersama papanya.

Abi keluar dari kamar dan melihat kearah Caraka yang masih enggan bersitatap dengannya. Abi berjalan lebih dulu, ia juga masih enggan bicara banyak dengan putranya.

Abi ingin, Caraka mengintrospeksi diri. Ia ingin, Caraka menyadari apa yang dilakukan putranya itu adalah salah.

Caraka berjalan dibelakang papanya. Ia berkali-kali menghela nafas. Ia ingin menyapa papanya, tapi masih gengsi.

Ia ingin berjanji untuk menjauhi Sabella, tapi ia masih ingin menyelidiki gadis itu. Jika ia mengatakan pada papanya mengenai kecurigaannya terhadap Daffin, wah... bisa habis dia kena semprot karena terlalu mengurusi hidup orang lain, terlebih pria itu adalah anak orang kaya.

Caraka kesal, terlalu bingung mengambil keputusan. Seandainya semua ini semudah mencabut gigi pasien, ia akan melakukannya dalam waktu kurang dari 30 menit.

Caraka menendang kerikil di pinggir jalan dan....

"Astagfirullah!"

Caraka terkejut, ia melihat ke depan dan sepertinya papanya terkena kerikil yang melayang akibat ia tendang.

Abi melihat kebelakang dan terlihat putranya itu berhenti berjalan. Ia tahu, ini ulah putranya yang menyebabkan kerikil mengenai bagian punggungnya.

"Kamu, kalau jalan yang bener!" tegur Abi dan ia kembali berjalan meninggalkan putranya karena azan magrib hampir selesai dikumandangkan.

Caraka menghela nafas. "Untung aja, azan magrib udah mau selesai. Kalau masih lama, bisa kena ceramah singkat!"

***

Caraka mengetuk kamar adiknya. Masih jam 9 malam. Dosen berusia 27 tahun itu pasti belum tidur.

"Masuk!" persetujuan dari si pemilik kamar mambuat Caraka masuk ke dalam ruangan bernuansa putih itu.

"Sibuk, Sya?" tanya Caraka sambil mendudukkan dirinya di atas ranjang.

"Enggak, ini lagi ada kerjaan sedikit, Bang! Ada apa? Tumben masuk kamarku? Ada maunya nih pasti!" tanya Syakilla tanpa menatap Caraka. Gadis itu terus fokus pada laptopnya.

"Patah hati aku, Sya!" Caraka menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Ia menatap langit-langit kamar.

Syakilla bukannya bersimpati, gadis itu malah tertawa. "Kasian banget!"

"Makanya jangan banyakan nyetok cewek, Bang!" ejek adiknya.

"Aku udah nunggu dia, tapi dia malah sama orang lain." Ucap Caraka pada adiknya. Ia hanya ingin berkeluh kesah.

"Ku fikir, dia selama ini memang nunggu internshipnya beres, terus dia baru mau balas perasaanku!"

"Ternyata... Ck!" decaknya kesal.

"Dia malah pilih pria lain. Apa selama ini aku kelihatan gak serius, Sya?" tanyanya.

Syakilla memutar kursinya. Gadis itu menatap pria yang sepertinya sedang gundah gulana.

"Aku tahu abang serius. Tapi orang-orang gak berfikir demikian, Bang!" Sebagai adik ia tahu siapa abangnya. Ia tahu pria seperti apa abangnya ini. Dan ia percaya Caraka bukan pria brengs*k.

"Abang terlalu banyak main-main sama cewek itu."

"Aku..."

"Jangan menyangkal dengan bilang gak ada hubungan apapun, Bang!" potong Syakilla lagi.

"Abang sering bareng dia loh."

"Jemput dia, bahkan datengin dia ke apartemennya."

"Ya... aku tahu, dia gak sendirian disana, dan aku percaya abang gak macem-macem sama dia."

"Tapi ini aku, Bang! Adik kamu!"

"Kalau orang lain?" Syakilla menggeleng. "Apalagi tipe-tipe pria kayak Rion sama Nath, pasti mikirnya jauh banget."

Caraka mengangguk.

"Janur kuning belum melengkung, Bang! Kalau jodoh pasti Allah ridhoi abang sama Chiara."

Caraka langsung menatap adiknya. Akhirnya ia punya pendukung. Caraka mengangguk. "Doaku masih sama, Sya. Namanya masih selalu ku sebut dalam doa."

Syakilla mengangguk. "Berdoa aja."

"Kalau doanya belum terkabul, anggap aja itu petunjuk kalau abang harus move on." Syakilla tertawa pelan.

Caraka mendengus kesal. "Ah, ya Sya." Caraka duduk diatas ranjang sambil bersila. "Kamu kenal si Daffin itu gak?" tanya Caraka.

Syakilla berfikir sejenak. "Kenalnya sih enggak. Tapi kita kan pernah ketemu beberapa kali di acara om Ray atau Rion."

"Menurut kamu dia cowok seperti apa?"

"Mana ku tahu, aku kan gak pernah bicara banyak dan gak pernah tahu kesehariannya, Bang!"

"Kalau ku bilang, Daffin cowok gak bener, kamu percaya gak?"

Syakilla mengerutkan keningnya. Gadis itu menggerakkan bola matanya ke sudut atas mata, tanda tengah berfikir.

Syakilla menggeleng pelan. "Gak berani seudzon, Bang!"

Caraka terdiam.

"Kenapa? Abang tahu sesuatu?" tanya Syakilla. Ia tahu, abangnya itu tidak akan bicara sembarang saat mereka sedang bicara hal serius seperti ini. Pria di depannya itu pasti memiliki bukti dan tidak asal tuduh.

Caraka menceritakan apa yang ia lihat tadi, termasuk kebohongan Sabella.

"Aku mau positif thinking awalnya, tapi pas aku tahu dia bohong, aku langsung mikir yang aneh-aneh, Sya."

"Kamu jangan ceritakan ini sama siapapun, ya. Meski mama atau papa sekali pun. Apalagi Chiara."

"Aku mau selidiki dulu kebenarannya."

"Aku ikut!" Potong Syakilla dan ini seperti angin segar bagi Caraka. Akhirnya ia punya satu orang yang berdiri dibelakangnya.

Aku kasihan sama kamu, Bang! Dan aku juga kasihan sama Chiara kalau seandainya Daffin bukan pria baik seperti kecurigaan kamu. Batin Syakilla.

Terpopuler

Comments

Lihayati Khoirul

Lihayati Khoirul

keren.
cerita kak Fie selalu di hati
smg . permintaan reader juga di penuhi kak Fie.
tentang syakilla dan Shaka .
love you kak Fie ku tunggu up nya

2022-09-04

1

Lihayati Khoirul

Lihayati Khoirul

keren.
cerita kak Fie selalu di hati
smg . permintaan reader juga di penuhi kak Fie.
tentang syakilla dan Shaka .
love you kak fie

2022-09-04

0

Andi Muh.taufik Andi sayyid

Andi Muh.taufik Andi sayyid

.....

2022-09-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Caraka Abimanyu
2 Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3 Bab 3 Numpang Sarapan
4 Bab 4 Curiga
5 Bab 5 Endors
6 Bab 6 Dukungan
7 Bab 7 Syakilla in Action
8 Bab 8 Butuh Bukti
9 Bab 9 Misi dimulai
10 Bab 10 Tukang Intip
11 Bab 11 Strategi
12 Bab 12 Sabella Dan Daffin
13 Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14 Bab 14 Pergi bersamaku
15 Bab 15 Caraka menyerah?
16 Bab 16 Kejutan
17 Bab 17 Huru Hara
18 Bab 18 Alasan Caraka
19 Bab 19 Ray dan Caraka
20 Bab 20 Friend Zone
21 Bab 21 Pergi
22 Bab 22 Terpuruk
23 Bab 23 Menolak Damai
24 Bab 24 Pertemuan
25 Bab 25 Panik
26 Bab 26 Dugaan
27 Bab 27 Titik Terang
28 Bab 28 Pamit
29 Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30 Bab 30 Rencana
31 Bab 31 Serangan Lagi
32 Bab 32 Tentang Raihan
33 Bab 33 Tertangkap
34 Bab 34 Dikejar Musuh
35 Bab 35 Keisengan Daffin
36 Bab 36 Selamat
37 Bab 37 Bersyukur
38 Bab 38 Pemakaman Abraham
39 Bab 39 Dukungan Keluarga
40 Bab 40 Celebration
41 Bab 41 Comblangin.
42 Bab 42 Misi Dimulai
43 Bab 43 Bukan Double Date
44 Bab 44 Ungkapan
45 Bab 45 Kesempatan
46 Bab 46 Jangan Sakiti!
47 Bab 47 Caraka Vs Danu
48 Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49 Bab 49 Penolakan
50 Bab 50 Polisi
51 53. Bercocok Tanam
52 Bab 51 Saingan Baru
53 Bab 52 Gak Modal
54 Bab 53 Bercocok Tanam
55 Bab 54 Abang Ipar
56 Bab 55 Marry me!
57 Bab 56 Persiapan Pernikahan
58 Bab 57 Pasangan Baru
59 Bab 58 Sah
60 Bab 59 Resepsi
61 Bab 60 Honeymoon
62 Bab 61 Paris
63 Bab 62 Romantis
64 Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65 Bab 64 Keluarga Besar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Caraka Abimanyu
2
Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3
Bab 3 Numpang Sarapan
4
Bab 4 Curiga
5
Bab 5 Endors
6
Bab 6 Dukungan
7
Bab 7 Syakilla in Action
8
Bab 8 Butuh Bukti
9
Bab 9 Misi dimulai
10
Bab 10 Tukang Intip
11
Bab 11 Strategi
12
Bab 12 Sabella Dan Daffin
13
Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14
Bab 14 Pergi bersamaku
15
Bab 15 Caraka menyerah?
16
Bab 16 Kejutan
17
Bab 17 Huru Hara
18
Bab 18 Alasan Caraka
19
Bab 19 Ray dan Caraka
20
Bab 20 Friend Zone
21
Bab 21 Pergi
22
Bab 22 Terpuruk
23
Bab 23 Menolak Damai
24
Bab 24 Pertemuan
25
Bab 25 Panik
26
Bab 26 Dugaan
27
Bab 27 Titik Terang
28
Bab 28 Pamit
29
Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30
Bab 30 Rencana
31
Bab 31 Serangan Lagi
32
Bab 32 Tentang Raihan
33
Bab 33 Tertangkap
34
Bab 34 Dikejar Musuh
35
Bab 35 Keisengan Daffin
36
Bab 36 Selamat
37
Bab 37 Bersyukur
38
Bab 38 Pemakaman Abraham
39
Bab 39 Dukungan Keluarga
40
Bab 40 Celebration
41
Bab 41 Comblangin.
42
Bab 42 Misi Dimulai
43
Bab 43 Bukan Double Date
44
Bab 44 Ungkapan
45
Bab 45 Kesempatan
46
Bab 46 Jangan Sakiti!
47
Bab 47 Caraka Vs Danu
48
Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49
Bab 49 Penolakan
50
Bab 50 Polisi
51
53. Bercocok Tanam
52
Bab 51 Saingan Baru
53
Bab 52 Gak Modal
54
Bab 53 Bercocok Tanam
55
Bab 54 Abang Ipar
56
Bab 55 Marry me!
57
Bab 56 Persiapan Pernikahan
58
Bab 57 Pasangan Baru
59
Bab 58 Sah
60
Bab 59 Resepsi
61
Bab 60 Honeymoon
62
Bab 61 Paris
63
Bab 62 Romantis
64
Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65
Bab 64 Keluarga Besar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!