Suasana di kediaman Ray sudah sangat ramai. Meski tidak mengundang orang lain, selain keluarga, rumah itu di penuhi oleh orang-orang dari berbagai kalangan.
Chiara ikut menyambut para tamu, bersama Daffin yang memakai kemeja batik senada dengan rok kebaya yang ia gunakan saat ini.
Rion dan Bintang juga menyambut tamu yang hadir bersama Ray dan Sania. Satu persatu kerabat mereka hadir dalam acara pertunangan itu.
"Juragan kontrakan!" Seru Ray saat melihat kedatangan Akhtar dan Langit bersama istri-istri mereka, Lintang dan Rara yang kompak memakai gamis syar'i berwarna biru dongker.
Ayah sambung dan Omnya Bintang itu masih terlihat tampan meski uban sudah berulang kali mereka semir. Keduanya memang merupakan pemilik puluhan pintu kontrakan dan kosan.
"Apa kabar, Lang!" Sapa Ray menjabat tangan Langit.
"Sehat dong!" Jawab Langit. "Selamat ya, atas pertunangannya Chiara. Turut bahagia, Bang!" lanjut Langit dan pria itu langsung mencari posisi untuk duduk.
"Selamat, Ray! Akhirnya dokter muda kita akan segera menikah!" Akhtar menjabat tangan sahabat sekaligus besannya itu.
Ray tertawa. "Gak segera-segera banget, Tar! May be dalam setahun ini lah!"
"Kenapa?" tanya Akhtar. "Kok gak langsung nikah aja, Ray?"
"Pihak pria belum punya modal ya?" bisik Akhtar dan Ray tertawa.
"Sialan kamu Tar!"
"Bukan apa-apa, semua itu permintaan Rion dan juga Chiara yang masih mau belajar menjalankan rumah sakit sebelum akhirnya dia yang akan mengurusnya sendiri."
Akhtar mengangguk. "Terlalu tajir sih! Sampe anak perempuan harus di kasih warisan dan tanggung jawab sebesar itu."
Ray mengangkat bahu. "Aku begini juga karena dulu nemu warisan, Tar. Sebagai bentuk tanggung jawab, ya harus dijaga dan kalau bisa dikembangkan!"
Ray kembali menyambut tamu lain. "Masuk Sat!" Perintah Ray oada Satya dan isterinya, -Bunga. Yang tak lain dan tak bukan, adalah orang tua Shaka.
"Thanks, Ray! Congrats yaaa! Akhirnya Chiara nemu jodohnya," Satya menjabat tangan Ray.
"Kamu pasti sebentar lagi bakalan dapet mantu, Sat!"
"Hahaha... masih jauh kayaknya Ray! Shaka masih selow di pojokan pesawat, menikmati enaknya perjalanan Jakarta-Kalimantan dan sebaliknya," jawab Satya membuat Ray tertawa.
"Lovely? Masih jauh... Masih kuliah juga," lanjut Satya yang lumayan akrab dengan Ray karena kedua putri mereka juga bersahabat baik.
Ray menyambut kedatangan Abi dan Sora, keluarga Bintang yang ia undang juga.
"Abimanyu!" Ray tertawa menyapa Abi yang lebih cool. Tidak seperti Akhtar yang memang sejak muda lebih banyak bercandanya. "Selamat datang!"
"Terima kasih Bang!" Abi mengangguk pelan.
"Anak-anak kemana?" tanya Ray.
"Ada dibelakang, nanti akan menyusul."
Ray tahu, Caraka-putra Abi memiliki perasaan pada Chiara. Tapi melihat tidak adanya kedekatan yang berarti antara kedua anak mereka. Ray menyambut baik niat Daffin yang meminta Chiara padanya dengan begitu gantleman.
Ray selesai menyambut tamu dan acara akan dimulai beberapa saat lagi, karena pihak keluarga Daffin sudah datang.
"Kemana dia?" tanya Nath pada Syakilla. Kerumunan papa dan mama muda serta muda mudi yang sedang dalam status jomblo seperti Syakilla dan Shaka itu tampak sedang berbincang-bincang.
"Di rumah, Bang! Merenungi nasib!"
Nath menggeleng lemah. "Patah hati, parah!"
"Kalau tau betapa bego-nya Bang Caraka, kamu bakalan seret dia kesini, Nath!," ucap Shaka enteng. Ia tak peduli ada Syakilla di dekatnya.
Dia punya rekaman yang bisa membuat pertunangan ini batal. Dan dia gak mau nunjukin karena rasa takut. Lanjut Shaka dalam hatinya.
"Shak! Gak bisa gitu juga. Kita harus hargai keputusan dia," ucap Syakilla. Ia tahu, abangnya itu pasti punya alasan sehingga benar-benar mempertimbangkan hal ini dengan matang.
Syakilla juga tahu, selama beberapa hari ini Caraka juga tidak tenang. Pria itu terus keluar rumah untuk mencari bukti yang entah mengapa malah ia simpan sendiri.
"Kita bicara fakta, Sya!" Shaka sedikit menekankan suara. Suara musik yang lumayan keras membuat obrolan mereka tidak akan terdengar hingga ke meja tamu yang lain.
"Abang kamu bersikap gak fear sama keluarga Rion!"
"Dia tahu Daffin seperti apa, tapi malah diem aja."
"Nanti kalau ditengah jalan, Si Daffin itu udah ketahuan bobroknya dan Rion tahu, kita bertiga udah tahu sejak awal, bisa habis kita Sya!" ucap Shaka yang menurut Syakilla ada benarnya.
Mereka bertiga membiarkan masa depan Chiara harus dihabiskan bersama pria bernama Daffin itu.
"Diamnya kita, itu sama aja membiarkan Chiara masuk ke kandang domba, padahal di dalamnya yang ada malah Singa!" Shaka sedikit kesal. Ia jadi terbawa emosi.
"Seburuk apa sih, si Daffin itu?" tanya Nath.
Shaka menyeringai. "Kelakuan Ethan aja gak separah dia, Nath!" Shaka membandingkan kelakuan Daffin dan Ethan, yang tidak bisa hadir karena sedang berada di luar kota.
Nath faham. Jika dibandingkan dengan Ethan saja kualitas Daffin masih terjun bebas, maka Nath bisa bayangkan seburuk apa pria itu.
***
Acara pertunangan itu di mulai. Serangkaian demi serangkaian acara berjalan dengan lancar.
"Caraka beneran gak datang, Bi." Bisik Rion pada istrinya yang sedari tadi tidak menemuka Caraka ada di dalam pesta pertunangan ini.
Bintang mengangguk. "Mungkin dia gak kuat lihat Chiara sama orang lain."
"Jadi gimana, Bi? Apa aku dan papi salah menerima..."
"Ssst!" Bintang menempelkan jari telunjukkannya ke bibir. "Kamu gak boleh begini."
"Kamu dan papi gak salah, Sayang! Kalian sudah melakukan dan mempertimbangkan segalanya dengan matang."
"Kalau masih salah juga, anggap saja itu sebagai kelemahan manusia yang terkadang sudah melakukan yang terbaik tapi belum mendapat hasil yang baik."
"Sekarang, kita fokus dulu sama acara ini," bisik Bintang.
Semua tamu melihat kearah depan, dimana terdapat sebuah panggung kecil dengan dekorasi yang cantik sebagai backgroundnya.
Chiara dan Daffin sudah berdiri saling berhadapan dan bersiap untuk acara puncak, yaitu tukar cincin.
Tap!
Seketika lampu, musik dan kelistrikan di rumah itu padam. Para tamu mendadak merasa bingung dan mulai bersuara seperti lebah.
Ray meminta orang-orangnya untuk segera memperbaiki kesalahan teknis ini.
Beberapa detik kemudian soundsitem menyala, tapi tidak dengan lampu di ruangan itu.
Beberapa layar monitor di beberapa sudut ruangan tiba-tiba menyala. Tulisan besar di layar membuat perhatian semua orang-orang disana tertuju pada layar itu.
Sebuah kejutan terindah untukmu....
Ray dan pihak keluarga bernafas lega karena mereka yakin ini adalah surprise dari Daffin untuk Chiara.
Chiara sendiri merasa tenang, karena dugaannya sama seperti yang lainnya.
"Putra anda sangat romantis, pak Abraham." bisik Ray dengan rasa bangga pada besannya.
Pria tua bernama Abraham itu tersenyum canggung karena ia sendiri tidak tahu akan ada acara kejutan seperti ini.
Semoga ini cukup untuk sekedar membuatmu percaya....
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
sintesa destania
apalagi thors bikin panas dingin nih
2023-02-21
0
sintesa destania
ish oppa ter keren nih mantan dudhighclass🤣🤣
2023-02-21
0
Elviza mela
sepertinya ini kelakuan caraka... bagus cakara... dan shaka kamu juga cerita ke nath walau cuma ngebandingin antara ethan dan dffin
2022-09-12
1