Bab 15 Caraka menyerah?

Dua hari sudah, Caraka menunggu Chiara yang ia harap bisa mengubah keputusannya. Namun, gadis itu tidak memberi kabar sama sekali hingga siang ini, membuat Caraka kian gelisah.

Acara pertunangan yang akan dimulai setelah sholat Zuhur itu sepertinya akan tetap berlangsung.

Caraka memijat keningnya. Ia duduk bersandar di sofa dan menengadahkan kepalanya yang terasa pening. Pertunangan yang ia harapkan dibatalkan sendiri oleh Chiara ternyata tidak sesuai ekspektasinya.

Chiara gak ada kabar. Apa ini berarti dia tetap melanjutkan pertunangannya?

Kalau aku tunjukkan rekaman itu padanya, maka aku akan merasa bersalah karena dia mengatakan bahwa ia bahagia.

Aku gak mungkin tega membiarkan kebahagiaan itu sirna begitu saja.

Aku nyerah. Padahal saat di restoran malam itu, aku yakin Chiara memberikan penilaian buruk pada teman-teman Daffin.

Dan ku kira Chiara cukup pintar untuk menilai Daffin yang kemungkinan sama bejatnya seperti teman-temannya. Batin Caraka.

"Huuh! Aku harus gimana?" Keluhnya.

"Kalau aku menunjukkan rekaman itu pada keluarga Rion, lalu Rion menjadikan rekaman itu sebagai alasan untuk membatalkan pertunangan, sama saja aku mematik api permusuhan dengan Daffin, anak orang kaya itu." gumam Caraka.

"Karir dan semua kehidupanku bisa hancur berantakan karena kekuasaan pak Abraham yang mungkin saja memblock seluruh rumah sakit agar tidak menerimaku."

"Huuh!"

"Dan Sabella? Jika video itu sampai ke media, bisa hancur karirnya."

"Dari video itu, Sabella sepertinya tulus mencintaiku, tapi aku gak mungkin bisa nerima dia karena aku gak cinta."

"Aarrgh!" Caraka mengacak rambutnya kasar. Ia seperti orang gila.

"Bukti udah ada bang! Kenapa masih mikir seribu kali sih?" Shaka tiba-tiba datang dan duduk di samping Caraka.

Caraka langsung menatap pria yang sudah terlihat rapi dengan kemeja batik dominan warna biru dongker itu.

"Kalau jadi aku, langsung temui Rion dan sat set sat set..." Shaka menggerakkan tangannya asal di udara. "Beres!"

"Pertunangan dibatalkan! Dan abang bisa deketin Chiara lagi!"

Caraka menaikkan kakinya di sofa, dan duduk bersila di depan Shaka. "Gak sesimple itu, Shaka!"

"Bagaimana kalau Daffin gak terima soal video itu?"

"Aku bisa kena imbas dan kamu serta Syakilla juga."

"Dia itu anak orang kaya, Shak!" Caraka menekankan pada Shaka yang menganggap semua itu tidak akan berbuntut panjang. Padahal, sekali peluru di lepas, maka serangan dari lawan tidak akan pernah terduga.

Shaka tertawa. "Hahahah. Takut nih ceritanya?" Shaka malah mengejeknya.

"Ck! Malah ketawa!" Caraka kesal.

"Lebih berkuasa mana? Om Ray atau orang tua Daffin?" tanya Shaka membuat Caraka menatapnya heran.

"Masih seujung kukunya om Ray kan, Bang?" tanya Shaka.

"Aku udah cari tahu, perusahaan mereka bergerak di bidang apa saja."

"Dan semua usaha mereka, masih jauh dibawah perusahaan Danadyaksa yang udah 4 keturunan." Shaka tertawa.

"Jadikan om Ray sama Rion sebagai tameng!" Shaka menjadi kompor meleduk.

"Dikeluarin dari rumah sakit, bisa masuk ke Rumah sakit Danadyaksa!"

"Selagi kasusnya bukan malpraktek, kayaknya gak akan berpengaruh besar sama pekerjaan abang!"

"Justru itu, Shaka! Aku takut cara licik yang mereka pakai untuk menjatuhkan suatu saat nanti!"

"Papa dan mamaku gak berkuasa seperti om Ray dan ayah kamu!"

"Ck!" Shaka berdecak. "Om Abi kan pensiunan dari angkatan bersenjata."

"Bisa kali cuma tarik pelatuk dan cusss!" Shaka membuat adegan menembak dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Tembak deh anu-nya si Daffin!"

Caraka menendang lutut Shaka yang ia lipat diatas sofa sedangkan satu kakinya menjuntai ke bawah.

"Malah makin ngaco!"

"Hahahah...." Shaka terbahak.

"Siniin deh rekaman itu!" Pinta Shaka membuka telapak tangannya di depan Caraka dengan jemari yang bergerak.

"Biar aku yang urus!" lanjut Shaka.

Caraka menggeleng. "Kelakuan kamu out of the box! Gak ketebak!"

Shaka tertawa. "Aku kan cuma melakukan apa kata hatiku. Apa yang menurutku benar!"

"Dih! Yang begini kok ya bisa mimpin perusahaan pertambangan sih?" Caraka bergumam kesal. Ia bersandar di sofa dan tidak lagi duduk menghadap ke arah Shaka.

"Anggap aja karena aku selalu hoki, Bang!"

"Dari tadi Shak?" tanya Sora yang baru keluar dari kamarnya. Wanita itu sudah bersiap dengan gamis syar'inya.

"Belum lama, tante!" jawabnya.

"Loh, belum dikasih minum sama Caraka?" tanya Sora lagi.

"Gak usah, Ma! Dia bisa ambil sendiri!" Jawab Caraka.

Sora hanya menggeleng sambil tersenyum kecil. Persahabatan mereka membuat Shaka atau yang lainnya terbisa mengambil makanan apapun di dapur dengan bebas. Dan Sora tidak masalah akan hal itu.

"Sebentar, ya Shaka! Syakillahnya masih siap-siap."

"Om Abi juga belum pulang dari masjid. Biasanya memang agak lama karena suka ngobrol sama warga sekira." Sora duduk di depan Caraka.

"Iya tante, gak apa-apa. Tadi habis sholat langsung kesini. Itu juga Sholatnya di masjid terdekat dari komplek! Jadi lebih cepat sampai." Shaka sempatkan diri utnuk sholat di masjid luar komplek karena bertepatan dengan selesainya azan.

"Gak ikut, Ka?" tanya Sora pada putranya yang masih memakai celana boxer dan kaos oblong.

Caraka menggeleng. "Entar aku nyusul deh, Ma. Gak tau kenapa aku mager banget hari ini."

Shaka mencebikkan bibir, dia diam-diam mencibir pria disebelahnya.

Sora tersenyum simpul. "Semakin kamu gak hadir, semakin kamu sulit menerima kenyataan, Nak!"

"Ayo datang dan hadapi!" perintah Sora.

Caraka menatap mamanya. "Apa yang harus dihadapi, Ma?"

"Ya pertunangan ini!" jawab Sora.

"Buktikan bahwa kamu kuat! Buktikan kalau kamu ikhlas melihat ia bersama pria lain!"

"Mama tahu soal aku sama Chiara?" tanya Caraka karena yang ia tahu, mamanya hanya tahu hubungan antara dirinya dan Sebella.

Sora mengangguk. "Kamu anak mama, Nak!"

"Sakit rasanya, ma!" keluh Caraka.

"Lagi pula, semua orang taunya aku sama Sabella!" keluh Caraka lagi.

"Ayolah bang! Genderang perang belum ditabuh, dan abang udah nyerah."

"Anak tante payah!" Ejek Shaka.

"Gak usah ngomong kamu, Shak?" potong Caraka. "Kamu aja belum move on!"

Shaka menatap tajam Caraka. Ia menjulurkan lidah. "Wleeeeh!"

"Kata siapa?" tanyanya dengan wajah meremehkan Caraka.

"Aku memang belum dapat gantinya, tapi dia udah gak ada lagi di hatiku."

"Dia udah nikah dan memilih laki-laki lain."

Caraka menghela nafas. "Sepertinya aku harus ikuti jejak kamu, move on!"

"Ck!" Shaka berdecak. "Terserah deh! Kita itu beda kasus, Bang!"

Syakilla turun dari lantai dua, berbarengan dengan Abi yang baru pulang dari masjid. Pria paruh baya itu sudah siap dengan pakaianya. Dan mereka bisa langsung berangkat ke rumah Rion.

"Kamu sama Syakilla, Shak?" tanya Sora.

Shaka mengangguk. "Atau tante mau semobil bareng kita?" tanya Shaka.

"Enggak! Tante mau jemput kakek sama nenek!" Jawab Sora. Ya, kedua orang tua Sora tinggal di sebelah rumah mereka. Keduanya memilih hidup hanya berdua di usia senja mereka.

Keduanya terkadang juga datang ke rumah Sora, tapi tidak betah karena tidak ada anak-anak seperti di rumah Akhtar, yang terkadang ramai dengan cucu-cucunya.

Mereka pergi meninggalkan Caraka yang sedang galau.

"Oh God! Semoga jomblo ngenes yang cuma meringkuk di sofa itu diculik sama tante-tante girang!" teriak Shaka saat ia hampir keluar dari pintu depan.

"Aku gak takuuut!" jawab Caraka kesal.

Shaka keluar rumah sambil terkekeh. Syakilla juga ikut tertawa karena kelakuan dua orang dewasa yang seperti anak-anak itu.

***

Terpopuler

Comments

Muna Poenya

Muna Poenya

Shaka aku support kamu 😁😁

2022-09-11

1

Andi Syafaat

Andi Syafaat

lanjut

2022-09-11

1

Andi Muh.taufik Andi sayyid

Andi Muh.taufik Andi sayyid

.......

2022-09-11

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Caraka Abimanyu
2 Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3 Bab 3 Numpang Sarapan
4 Bab 4 Curiga
5 Bab 5 Endors
6 Bab 6 Dukungan
7 Bab 7 Syakilla in Action
8 Bab 8 Butuh Bukti
9 Bab 9 Misi dimulai
10 Bab 10 Tukang Intip
11 Bab 11 Strategi
12 Bab 12 Sabella Dan Daffin
13 Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14 Bab 14 Pergi bersamaku
15 Bab 15 Caraka menyerah?
16 Bab 16 Kejutan
17 Bab 17 Huru Hara
18 Bab 18 Alasan Caraka
19 Bab 19 Ray dan Caraka
20 Bab 20 Friend Zone
21 Bab 21 Pergi
22 Bab 22 Terpuruk
23 Bab 23 Menolak Damai
24 Bab 24 Pertemuan
25 Bab 25 Panik
26 Bab 26 Dugaan
27 Bab 27 Titik Terang
28 Bab 28 Pamit
29 Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30 Bab 30 Rencana
31 Bab 31 Serangan Lagi
32 Bab 32 Tentang Raihan
33 Bab 33 Tertangkap
34 Bab 34 Dikejar Musuh
35 Bab 35 Keisengan Daffin
36 Bab 36 Selamat
37 Bab 37 Bersyukur
38 Bab 38 Pemakaman Abraham
39 Bab 39 Dukungan Keluarga
40 Bab 40 Celebration
41 Bab 41 Comblangin.
42 Bab 42 Misi Dimulai
43 Bab 43 Bukan Double Date
44 Bab 44 Ungkapan
45 Bab 45 Kesempatan
46 Bab 46 Jangan Sakiti!
47 Bab 47 Caraka Vs Danu
48 Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49 Bab 49 Penolakan
50 Bab 50 Polisi
51 53. Bercocok Tanam
52 Bab 51 Saingan Baru
53 Bab 52 Gak Modal
54 Bab 53 Bercocok Tanam
55 Bab 54 Abang Ipar
56 Bab 55 Marry me!
57 Bab 56 Persiapan Pernikahan
58 Bab 57 Pasangan Baru
59 Bab 58 Sah
60 Bab 59 Resepsi
61 Bab 60 Honeymoon
62 Bab 61 Paris
63 Bab 62 Romantis
64 Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65 Bab 64 Keluarga Besar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Caraka Abimanyu
2
Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3
Bab 3 Numpang Sarapan
4
Bab 4 Curiga
5
Bab 5 Endors
6
Bab 6 Dukungan
7
Bab 7 Syakilla in Action
8
Bab 8 Butuh Bukti
9
Bab 9 Misi dimulai
10
Bab 10 Tukang Intip
11
Bab 11 Strategi
12
Bab 12 Sabella Dan Daffin
13
Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14
Bab 14 Pergi bersamaku
15
Bab 15 Caraka menyerah?
16
Bab 16 Kejutan
17
Bab 17 Huru Hara
18
Bab 18 Alasan Caraka
19
Bab 19 Ray dan Caraka
20
Bab 20 Friend Zone
21
Bab 21 Pergi
22
Bab 22 Terpuruk
23
Bab 23 Menolak Damai
24
Bab 24 Pertemuan
25
Bab 25 Panik
26
Bab 26 Dugaan
27
Bab 27 Titik Terang
28
Bab 28 Pamit
29
Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30
Bab 30 Rencana
31
Bab 31 Serangan Lagi
32
Bab 32 Tentang Raihan
33
Bab 33 Tertangkap
34
Bab 34 Dikejar Musuh
35
Bab 35 Keisengan Daffin
36
Bab 36 Selamat
37
Bab 37 Bersyukur
38
Bab 38 Pemakaman Abraham
39
Bab 39 Dukungan Keluarga
40
Bab 40 Celebration
41
Bab 41 Comblangin.
42
Bab 42 Misi Dimulai
43
Bab 43 Bukan Double Date
44
Bab 44 Ungkapan
45
Bab 45 Kesempatan
46
Bab 46 Jangan Sakiti!
47
Bab 47 Caraka Vs Danu
48
Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49
Bab 49 Penolakan
50
Bab 50 Polisi
51
53. Bercocok Tanam
52
Bab 51 Saingan Baru
53
Bab 52 Gak Modal
54
Bab 53 Bercocok Tanam
55
Bab 54 Abang Ipar
56
Bab 55 Marry me!
57
Bab 56 Persiapan Pernikahan
58
Bab 57 Pasangan Baru
59
Bab 58 Sah
60
Bab 59 Resepsi
61
Bab 60 Honeymoon
62
Bab 61 Paris
63
Bab 62 Romantis
64
Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65
Bab 64 Keluarga Besar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!