Bab 12 Sabella Dan Daffin

Caraka sengaja melajukan mobilnya perlahan, sengaja mengulur waktu agar lebih lama sampai di apartemen gadis itu. Tujuannya hanya satu, yaitu melihat apakah Daffin akan menghubunginya untuk bertemu.

"Mampir ke minimarket sebentar ya, Bell! Gak apa-apa kan?" tanya Caraka saat mereka hampir sampai di apartemen Sabella. Mobil itu sudah parkir di pinggir jalan.

Sabella mengangguk. "Aku tunggu disini aja gak apa-apa kan, Mas?" tanya gadis itu.

"Mau titip sesuatu?" tanya Caraka. Sabella menggeleng.

Harusnya Daffin sebentar lagi sampai di rumah Chiara. Dan semoga perkiraanku tepat. Daffin pasti langsung pulang dari rumah Chiara. Batin Caraka.

Caraka mengambil beberapa barang yang sebenarnya tidak ia terlalu ia butuhkan. Caraka juga tak lupa membeli beberapa macam es krim dan cemilan untuk asisten dan tim Sabella yang tinggal di sebelah apartemen gadis itu.

Caraka masuk ke mobil da meletaklan belanjaannya di kursi belakang. "Nanti, titip ke teman-teman kamu, ya Bel!"

Caraka mengenal beberapa orang yang dekat dengan Sabella untuk urusan pekerjaan. Dan semuanya begitu kompak untuk tidak membiarkan Caraka terendus media.

"Gak usah repot-repot, Mas!"

"Biasa aja, Bell!"

Benar tebakan Caraka. Ponsel Sabella berdering, meski ia tidak tahu pasti siapa yang menghubungi gadis itu. Apakah Daffin atau orang lain.

Sabella mengambil ponselnya dan kembali meletakkan ponsel itu di tasnya tanpa menjawab atau menolak panggilan.

"Kenapa gak diangkat, Bel?"

"Gak penting, Mas. Dari manager aku. Palingan nyuruh cepat balik!"

"Cuma nebak-nebak?" tanya Caraka sambil tertawa. "Dijawab aja. Aku janji gak akan nguping!"

Sabella tertawa pelan. "Kamu denger juga gak apa-apa, Mas. Udah biasakan kalau aku lagi sama kamu, tiba-tiba ada yang nelfon dan minta aku untuk cepat balik!"

Caraka tertawa. "Sering banget, Bel."

Tak butuh waktu lama, mereka tiba di sebuah kawasan apartemen. Sabella turun tanpa menawari Caraka untuk masuk dulu, seperti biasanya.

"Thanks, Mas!" ucap Sabella sambil mengangkat plastik belanjaan yang diberi oleh Caraka.

Caraka mengangguk dan memutar mobilnya untuk keluar dari kawasan itu. Belum jauh, Caraka melihat Sabella menempelkan ponselnya ketelinga.

Caraka menaruh curiga dan ia tidak keluar dari kawasan itu. Ia parkir sebentar ke area dekat taman.

Benar dugaannya, mobil Daffin masuk ke kawasan itu dan Caraka langsung mengikutinya.

Caraka melihat dari jauh, Sabella masih menunggu diluar gedung apartemen dan Daffin langsung turun dari mobil, lalu menarik gadis itu untuk masuk ke mobilnya. Sabella terlihat menurut saja. Ia tidak melawan sedikitpun.

Caraka mengikuti mobil mereka dari belakang. Dan mobil itu kembali masuk ke hotel yang sama.

Caraka tidak bisa masuk ke dalam dan tidak ingin tau kelanjutan dari kejadian ini. Yang pasti, mereka memang melakukan hal peting di dalam hotel itu.

Caraka sampai di rumah dan melihat Shaka masih di rumahnya. Pria itu menonton tv bersama Syakilla.

"Belum pulang?" tanya Caraka. "Gak dicariin nyokap?" lanjutnya.

"Nanya apa ngusir?" tanya Shaka balik.

Caraka menyeringai. "Yang ke dua!"

"Ck!" Decak Shaka.

Caraka tertawa dan menghempaskan diri ke sofa. "Dapat hasil apa kalian malam ini?"

Shaka menyadarkan kepalanya di sofa. "Kalau lihat, pasti langsung nyari sabun!" Ejek Shaka.

Caraka menatap Shaka dan adiknya bergantian. Ia mengerti maksud dari kata nyari sabun, yang Shaka ucapkan. Tapi, sebenarnya apa yang mereka dapat?

Syakilla menyerahkan ponselnya dan menunjukkan hasil rekaman mereka.

Caraka menggeleng dan tersenyum sinis. Ia mendengar semua yang Sabella dan Daffin katakan.

Caraka bahkan membulatkan matanya melihat aksi Daffin terhadap bagian dada Sabella.

Caraka melirik kedua orang mata-mata yang berhasil mendapatkan rekaman paling luar biasa ini. "Kamu lihat ini, Sya?" tanya Caraka.

Syakilla mengangguk. "Gimana gak lihat? Aku yang rekam."

"Kamu?" tanyanya pada Shaka.

"Kalau aku gak lihat, gimana caranya video itu bisa ada, Bang!"

"Dasar!" Cibir Caraka. "Gak kamu praktekin ke Syakilla, kan?"

Shaka mendelik. "Aku bisa di sunat pakai samurai sama om Abi!" Syakilla terkekeh.

Caraka tersenyum puas. "Berani begitu, ku rontokin semua gigi kamu!"

"Ck!" Decak Shaka. "Ya kali pengusaha kaca giginya ompong semua."

"Ya, siapa tahu mau kamu cangkok pake biji batu bara!" Balas Caraka.

Shaka memang meneruskan bisnis ayahnya,- Satya di sektor pertambangan batu bara di kawasan Kalimantan.

Shaka tertawa. Tak lama ia berdiri dari sofa. "Balik dulu deh!" ucap Shaka.

"Balik ya Sya!"

"Bang!"

Shaka mengambil kunci mobil dan ponselnya lalu memasukkan benda persegi panjang itu di katong celananya.

"Thanks, Ka! Kamu mau bantu aku!"

Shaka mengangguk. "No problem! Kalau mau kasih tau Rion soal video itu, please ajak aku!"

"Buat apa?" tanya Caraka.

"Kali aja bisa bantu buat bisikin ke dia kalau perang dunia ke tiga harus segera di mulai!"

"Sialan! Dasar kompor!" Ketus Caraka.

"Aku balik! Semoga hati kamu dan hati Chiara bisa hati-hati sama dua manusia toxic yang gak punya hati di video itu." Shaka berjalan ke arah pintu keluar.

"Nambah pusing, Ka!" jawab Caraka.

Syakilla mengantar pria itu sampai di depan pintu. "Thanks untuk malam ini."

"Sama-sama." Shaka membuka pintu mobilnya.

"Besok ku jemput di kampus!" ucap Shaka.

"Kamu gak ngantor?" tanya Syakilla karena kantor pusat perusahaan Shaka memang ada di kota ini.

"Aku kesini niatnya buat liburan sekaligus hadir di pertunangan Chiara."

"Biar ayah aja yang ke kantor. Aku sebentar aja, cuma lihat-lihat!"

Syakilla tertawa. "Oke pak mandor!"

Shaka juga tertawa. "Besok chat aku, jam berapa kamu balik."

***

Sementara itu, di tempat lain tepatnya di sebuah kamar hotel dimana Sabella sedang melayani pria dengan gai*rah membara. Siapa lagi jika bukan Daffin.

"Kamu milikku, Bel! Kamu milikku!" Daffin disela-sela nafasnya yang tersengal.

"Aku tidak akan membiarkan pria manapun menikm*ti tubuh kamu!"

Ia terus mengatakan hal itu kepada gadis yang berada di bawah kukungannya. Gadis yang tidak bisa melawan karena sentuhan Daffin begitu memabukkan.

Sabella yang sudah lemas tak berdaya tak membuat Daffin berhenti. Pria itu melakukannya tanpa ampun. Ia akan seperti ini tiap kali merasa cemburu jika ada pria yang mendekati Sabella.

Daffin menutup tubuh polos itu dengan selimut setelah selesai melampiaskan kemarahannya dengan membakar gair*ahnya.

Ia lantas mengambil ponselnya di nakas. Ia tersenyum puas saat rekaman hampir 10 menit itu memperlihatkan wajah Sabella dengan jelas.

Ide gila itu muncul saat melihat Sabella mulai kehabisan tenaga dan ia lakukan secara diam-diam.

"Bisa ku lihat saat aku merindukanmu, Bel."

"Dan bisa ku gunakan untuk mengancammu jika kamu melawan keinginanku."

"Sekali video ini tersebar, kariermu akan hancur." Daffin tersenyum licik. "Dan kamu tidak akan lagi punya pilihan selain berlindung di belakangku, Bel."

"Kamu akan tetap jadi milikku dan aku tidak suka membaginya dengan siapapun!" gumam Daffin sambil memunguti semua pakaiannya.

Ia menulis surat dan memberikan uang lumayan banyak.

Untuk massage besok pagi, Sayang! Terima kasih untuk malam luar biasa ini. Tulis Daffin.

Terpopuler

Comments

Lihayati Khoirul

Lihayati Khoirul

sambel rasain Lo di ancam sama Davin .

2022-09-10

2

Nur Denis

Nur Denis

dasar manusia licik si daffin, pengen gue tabok😡😡

2022-09-09

2

Nanik Puspita

Nanik Puspita

lanjutkan kakak, baru mampir dikaryamu 💪💪💪💪

2022-09-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Caraka Abimanyu
2 Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3 Bab 3 Numpang Sarapan
4 Bab 4 Curiga
5 Bab 5 Endors
6 Bab 6 Dukungan
7 Bab 7 Syakilla in Action
8 Bab 8 Butuh Bukti
9 Bab 9 Misi dimulai
10 Bab 10 Tukang Intip
11 Bab 11 Strategi
12 Bab 12 Sabella Dan Daffin
13 Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14 Bab 14 Pergi bersamaku
15 Bab 15 Caraka menyerah?
16 Bab 16 Kejutan
17 Bab 17 Huru Hara
18 Bab 18 Alasan Caraka
19 Bab 19 Ray dan Caraka
20 Bab 20 Friend Zone
21 Bab 21 Pergi
22 Bab 22 Terpuruk
23 Bab 23 Menolak Damai
24 Bab 24 Pertemuan
25 Bab 25 Panik
26 Bab 26 Dugaan
27 Bab 27 Titik Terang
28 Bab 28 Pamit
29 Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30 Bab 30 Rencana
31 Bab 31 Serangan Lagi
32 Bab 32 Tentang Raihan
33 Bab 33 Tertangkap
34 Bab 34 Dikejar Musuh
35 Bab 35 Keisengan Daffin
36 Bab 36 Selamat
37 Bab 37 Bersyukur
38 Bab 38 Pemakaman Abraham
39 Bab 39 Dukungan Keluarga
40 Bab 40 Celebration
41 Bab 41 Comblangin.
42 Bab 42 Misi Dimulai
43 Bab 43 Bukan Double Date
44 Bab 44 Ungkapan
45 Bab 45 Kesempatan
46 Bab 46 Jangan Sakiti!
47 Bab 47 Caraka Vs Danu
48 Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49 Bab 49 Penolakan
50 Bab 50 Polisi
51 53. Bercocok Tanam
52 Bab 51 Saingan Baru
53 Bab 52 Gak Modal
54 Bab 53 Bercocok Tanam
55 Bab 54 Abang Ipar
56 Bab 55 Marry me!
57 Bab 56 Persiapan Pernikahan
58 Bab 57 Pasangan Baru
59 Bab 58 Sah
60 Bab 59 Resepsi
61 Bab 60 Honeymoon
62 Bab 61 Paris
63 Bab 62 Romantis
64 Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65 Bab 64 Keluarga Besar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Caraka Abimanyu
2
Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3
Bab 3 Numpang Sarapan
4
Bab 4 Curiga
5
Bab 5 Endors
6
Bab 6 Dukungan
7
Bab 7 Syakilla in Action
8
Bab 8 Butuh Bukti
9
Bab 9 Misi dimulai
10
Bab 10 Tukang Intip
11
Bab 11 Strategi
12
Bab 12 Sabella Dan Daffin
13
Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14
Bab 14 Pergi bersamaku
15
Bab 15 Caraka menyerah?
16
Bab 16 Kejutan
17
Bab 17 Huru Hara
18
Bab 18 Alasan Caraka
19
Bab 19 Ray dan Caraka
20
Bab 20 Friend Zone
21
Bab 21 Pergi
22
Bab 22 Terpuruk
23
Bab 23 Menolak Damai
24
Bab 24 Pertemuan
25
Bab 25 Panik
26
Bab 26 Dugaan
27
Bab 27 Titik Terang
28
Bab 28 Pamit
29
Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30
Bab 30 Rencana
31
Bab 31 Serangan Lagi
32
Bab 32 Tentang Raihan
33
Bab 33 Tertangkap
34
Bab 34 Dikejar Musuh
35
Bab 35 Keisengan Daffin
36
Bab 36 Selamat
37
Bab 37 Bersyukur
38
Bab 38 Pemakaman Abraham
39
Bab 39 Dukungan Keluarga
40
Bab 40 Celebration
41
Bab 41 Comblangin.
42
Bab 42 Misi Dimulai
43
Bab 43 Bukan Double Date
44
Bab 44 Ungkapan
45
Bab 45 Kesempatan
46
Bab 46 Jangan Sakiti!
47
Bab 47 Caraka Vs Danu
48
Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49
Bab 49 Penolakan
50
Bab 50 Polisi
51
53. Bercocok Tanam
52
Bab 51 Saingan Baru
53
Bab 52 Gak Modal
54
Bab 53 Bercocok Tanam
55
Bab 54 Abang Ipar
56
Bab 55 Marry me!
57
Bab 56 Persiapan Pernikahan
58
Bab 57 Pasangan Baru
59
Bab 58 Sah
60
Bab 59 Resepsi
61
Bab 60 Honeymoon
62
Bab 61 Paris
63
Bab 62 Romantis
64
Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65
Bab 64 Keluarga Besar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!