Tamu yang hadir perlahan meninggalkan kediaman Ray dan Sania. Mereka pulang dengan membawa kisah tak biasa yaitu gagalnya pesta pertunangan dua penerus dari keluarga kaya.
Yang tinggal di dalam rumah itu hanya keluarga Akhtar, Satya, Josep, Nair, Nath, Shaka, Syakilla serta keluarga lain yang dekat dengan Ray.
Mereka membantu untuk mengatur dan memberesakan kekacauan yang terjadi.
Caraka duduk lemas di sebuah kursi dan ia menenggelamkan kepalanya di tangan yang terlipat diatas meja.
Ia tahu ini salah, tapi sepertinya ia harus lakukan ini. Resiko hilangnya pekerjaan atau jatuh miskin sekalipun tak membuatnya takut.
Setelah ini, ia mungkin akan pergi jauh, membeli sebidang tanah dan alih profesi sebagai petani buah dan sayur di daerah lereng gunung.
Atau ia akan pergi ke luar negeri, menjadi kuli dan meninggalkan kehidupan ibu kota yang sudah biasa menemaninya tumbuh dewasa.
"Kenapa kamu lakukan ini, Caraka?" Tanya Sora pada putranya. Sora tahu, pelakunya adalah putranya sendiri karena gerak gerik Caraka terlihat mencurigakan saat pria itu datang terlambat.
"Maafkan Caraka, Ma!" Caraka memeluk Sora. "Aku sudah memikirkan semua resikonya!"
"Aku akan terima bagaimana setelah ini balasan demi balasan akan datang kearahku, Ma."
Sora mengelus punggung Caraka. "Cara kamu salah, Nak! Ini membuat malu keluarga om Ray dan pria itu!"
Sora ingin marah, tapi meneriaki putranya bukanlah hal yang tepat. Sora melihat penyesalan di wajah Caraka. Putranya tidak punya pilihan lain dan pasti pria dalam dekapannya itu dalam keadaan terdesak.
"Maafkan Caraka, Ma!" Caraka melerai pelukannya. Ia berdiri dan menatap Rion yang juga sedang memperhatikan dirinya.
Caraka berjalan mendekat dan ia menangkupkan kedua telapak tangannya di dada.
"Maafkan aku, Yon! Aku benar-benar gak bermaskud untuk membuat malu keluarga kalian."
"Aku terpaksa melakukan ini semua."
"Aku tahu waktunya tidak tepat, tapi ini demi keselamatan orang lain!"
"Ini demi masa depan Chiara."
"Dua hari aku menunggu Chiara untuk mengubah keputusannya, Yon! Tapi Chiara sama sekali tidak ingin membatalkan acara ini."
"Dia bilang, dia bahagia dengan pilihannya."
"Tapi pergolakan batin yang ku rasa sungguh luar biasa. Aku merasa berdosa kalau aku membiarkan Chiara jatuh ke dalam pelukan pria seperti Daffin."
"Sekali lagi, aku terpaksa melakukan ini."
"Aku sebenarnya benci melihat Chiara bersedih dan karena aku, kebahagiaannya sirna siang ini."
"Kapanpun itu, jika media mengejar berita, aku sendiri yang akan mengakui ini semua di depan mereka."
Rion diam saja. Ia tidak bicara apapun. Ia justru berterima kasih pada Caraka yang mengungkapkan semua kebenaran ini tepat waktu. Meski tidak seharusnya dalam acara seperti ini.
Harusnya Caraka cukup mengatakan dan menunjukkan video itu padanya agar pertunangan ini dibatalkan sebelum hari H. Bahkan H-1 sekalipun.
Tapi, terlintas juga hal lain dalam fikiran Rion. Jika mereka membatalkan secara sepihak dan secara personal dengan Daffin dan Abraham, masyarakat akan menebak-nebak apa penyebabnya. Dan pemberitaan akan semakin ramai tak tentu arah.
Jadi, dengan begini orang-orang tahu, pertunangan ini batal karena Daffin bukanlah pria baik-baik. Keluarganya yang bisa dikatakan tertipu, tidak akan dituduh macam-macam.
"Terima kasih!" Rion mengulurkan tangannya kearah Caraka. "Walaupun semuanya kacau, seenggaknya keraguan Chiara terjawab sudah."
Caraka menatap wajah Rion dan ia sedikit ragu menjabat tangan sepupunya itu.
"Ini akan berbuntut panjang." Rion melepaskan jabatan tangan mereka. "Ku harap kamu bisa bekerja sama untuk menjelaskan pada media dan mempertanggung jawabkan keaslian video itu."
"Sepertinya kita juga akan melibatkan pihak berwajib dan ahli telematika untuk membuktikan keaslian video itu."
Caraka mengangguk lemah. Rion dan Bintang meninggalkan ruangan itu untuk masuk ke kamar dan melihat kondisi Chiara.
Sementara Caraka kembali terduduk lemah. Ia masih belum percaya bisa senekat ini. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur dan kelegaan karena Chiara batal bertunangan dengan Daffin sudah ia rasakan.
"Kenapa akhirnya berubah fikiran!" Shaka duduk di depan Caraka sementara yang lain juga ikut mengerubungi pria itu.
Caraka menatap Shaka dan yang lain bergantian. Demi kelegaan, ia harus menceritakan sebab apa ia berani melakukan semua ini.
"Setelah kalian pergi, aku langsung bersiap untuk ke sini. Karena benar kata mama, aku harus hadapi semuanya. Aku juga sudah bilang ke Chiara kalau aku ikhlas melepas dia."
"Dan dengan gak hadir diacara ini, aku merasa seperti seorang pengecut."
"Aku bersiap dan ada satu panggilan masuk dari Devi, manager Sabella."
Semua orang menatapnya kesal karena ia akan bertindak cepat jika itu mengenai Sabella.
"Jangan marah dulu!" Sela Caraka saat melihat wajah semua saudaranya menegang.
"Lanjut!" Perintah Nath.
"Devi bilang, Sabella hampir melompat dari balkon apartemen." Semua orang menatap tajam pada Caraka.
"Alasannya hanya satu. Gadis itu ingin lepas dari Daffin."
"Jadi gadis di video itu, Sabella?" Tanya Nair.
Caraka mengangguk. "Aku juga baru tahu kalau selama ini Sabella terjerat oleh hawa nafsu Daffin."
"Dan puncaknya pagi tadi, Daffin mengancam akan menyebarkan video disaat mereka melakukan hubungan badan!"
"Sabella stress berat. Kariernya akan hancur, tapi tetap bersama Daffin, tubuhnya yang akan hancur karena Daffin seorang hipers*eks. Ia bisa membuat Sabella melayaninya selama berjam-jam hingga beberapa kali sehari."
"Huuh!" Caraka menghela nafas. "Aku kasihan padanya. Terlepas dari dia yang mengejarku, tapi aku tahu perasaanya terhadapku tulus."
"Kalian bisa lihat! Dia gak pernah menjebakku kan? Bahkan dia menyembunyikanku dari media. Itu karena dia gak mau aku pergi dari hidupnya."
"Dia benar-benar menghargai keinginanku dan ke khawatiran kalian sebagai keluargaku!"
Aku langsung ke apartemennya. "Dia memelukku dan menangis di hadapanku."
"Aku gak tega."
"Dia bilang, Daffin akan menyebarkan video itu dan akan menghancurkan hidupku."
"Kalian dengar sendirikan? Di video tadi, Daffin mengancam pria yang Sabella cintai? Dan pria itu aku."
"Beberapa hari lalu, aku mengajak Sabella ke restoran yang sama dimana Daffin dan Chiara berada. Aku ingin mempertemukan mereka dan membuktikan sendiri kecurigaanku bahwa mereka punya hubungan spesial."
"Dan rekaman itu, Syakilla dan Shaka yang merekamnya."
"Akhirnya aku menghubungi Ethan dan meminta pria itu mengedit video itu sesuai permintaanku."
"Untung saja, Ethan sedang tidak sibuk meski berada di luar kota."
"Aku dan Devi berhasil membawa Sabella ke bandara. Cara satu-satunya untuk dia lepas dari Daffin adalah dengan mengirim gadis itu jauh-jauh dari negara ini."
"Devi dan Sabella sudah pergi dari sini."
"Dan aku terpaksa membuat pertunangan ini batal dengan mempermalukan keluarga Daffin. Karena aku berharap kelakuan Daffin bisa membuat perusahaaan serta bisnisnya terkena imbas."
"Daffin akan sibuk mengurus perusahaan hingga tidak menyadari keberadaan Sabella."
"Aku berharap, perusahaannya bangkrut dan ancaman yang datang padaku tidak terlalu besar karena mereka tidak lagi berkuasa."
"Dan satu lagi, dengan begini, tidak ada tuduhan macam-macam terhadap Chiara dan keluarganya soal pembatalan pertunangan ini."
"Daffin pasti akan membuat statement yang akan menjatuhkan nama baik keluarga ini, jika pembatalan dilakukan secara kekeluargaan."
"Karena dia itu pria yang licik."
"Lalu, sekarang kamu akan bagaiamana, Cak?" Tanya Nair.
Caraka mengangkat bahu. "Belum tahu, Nair. Kita lihat aja nanti, aku masih bisa kerja jadi dokter atau gak."
Zoya mengusak rambut Caraka. "Jangan khawatir, Arumi Resto siap kok nerima manager mantan dokter spesialis."
Caraka tersenyum menatap Zoya yang berada di sampingnya. "Thanks kak Zoy!"
"Masih bisa nguli kan? Aku akan rekomendasikan sama manager lapangan!" Ucap Nath mengundang gelak tawa. Seorang arsitek yang sering terjun kelapangan sedang menawarkan seorang dokter bedah mulut untuk menjadi kuli bangunan.
"Nyupir bisa kan? Entar ku ajak ke Kalimantan, jadi supir truck batu bara, gimana?" Ajakan Shaka membuat gelak tawa semakin mengelegar.
"Om akan jamin karir kamu aman! Bahkan juga keselamatan nyawa kamu!" Suara tegas dari arah belakang mereka membuat semua orang melihat, siapa yang mengatakan hal itu barusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
sintesa destania
keluarga yg hebat²👏👏👏
2023-02-21
0
Nur Denis
siapa ya??? papanya rion kah??? 🤔🤔🤔
2022-09-12
2
Andi Sayyid
semangat thor
2022-09-12
3