Bab 20 Friend Zone

Setelah berbicara dengan Ray, Caraka berjalan ke arah belakang rumah besar itu bersama Akhtar yang memang memintanya untuk ikut. Mereka duduk di sebuah gazebo yang terpisah dari bangunan rumah itu.

"Hakikatnya, seorang pria memang harus berjuang, Cak!" Akhtar tersenyum.

Ia menatap keponakan yang saat kecil kerap kali ai ganggu dan sering ia gendong seperti pesawat terbang itu.

"Om cukup terpukau sama aksi kamu!" Akhtar tertawa pelan membuat Caraka mendengus kesal.

"Om tahu, kamu suka kan sama Chiara?" Goda Akhtar membuat Caraka menatap Omnya itu.

"Biasa aja kali mukanya." Ejek Akhtar saat melihat Caraka menatapnya tajam.

"Hahah... udah jadi rahasia umum!"

"Suka kok sama orang yang ada di satu circle pertemanan. Nyaman deh di friend zone!" Lanjut Akhtar.

Entah itu cuma statement biasa, nasehat atau ejekan. Tapi yang pasti Caraka baru menyadari hal itu.

Mereka berteman sejak lama. Bahkan sejak gadis itu masih kecil.

"Kenapa diem? Baru sadar kan?" Tanya Akhtar.

Caraka mengangguk. "Iya, Om!"

"Kak Bi sama Rion juga..."

"Beda Caraka!"

"Apanya yang beda, om? Mereka sama-sama dari kecil. Mereka saling kenal sejak lama. Mereka ada di satu lingkaran pertemanan yang sama."

"Dari segi karakter, dan perbuatan dan situasinya." Jawab Akhtar.

"Sejak mengejar Bi, Rion gak pernah main-main sama gadis lain. Sementara kamu?"

Caraka menghela nafas. Lagi-lagi harus dihubungkan dengan Sabella.

"Bukan hanya tentang Sabella." Akhtar seolah mampu membaca isi kepalanya.

"Tapi tentang jarak kalian yang terlalu jauh, Cak!"

"Oke. Om akan kasih kamu contoh sederhana."

"Bintang sama Rion, kita jadikan acuan!"

Caraka mendengarkan Akhtar.

"Dulu, Bi adalah gurunya Rion!" Caraka mengangguk membenarkan.

"Rumah Om, adalah rumah kedua bagi Rion." Ya, karena sejak kecil Rion lebih sering ditinggal bekerja oleh Sania dan Ray.

"Bi tahu betul bagaimana Rion. Dengan siapa saja pria itu dekat. Bi tahu semuanya."

"Ya, meski karena satu kesalahan, Bi memutuskan untuk pergi."

"Tapi kesalahan itu, lagi-lagi bukan karena gadis lain. Tapi karena Rion yang terlalu menggebu untuk bisa bersama Bi."

"Dan kita kembali ke kamu dan Chiara. Kalian punya lingkungan berbeda."

"Saat kamu sudah bekerja, dia masih kuliah. Kamu gak kenal teman-temannya, dan dia juga gak kenal sama teman-teman kerja kamu."

Caraka mulai faham maksud Akhtar. Benar sekali, dia berharap kisahnya akan berakhir sama seperti Bi dan Rion padahal mereka berada di situasi berbeda.

"Oke kalau dia mengenal kamu secara pribadi. Seperti apa sifat kamu, seperti apa cara kamu bicara. Bagaimana kalau kamu marah, kamu ketawa, kamu usil, kamu mengayomi adik-adikmu, kamu asik saat bercanda dan saat kamu serius."

"Dia mungkin tertarik sama kamu. Dia mungkin aja punya perasaan sama kamu."

"Tapi...." Nah ini yang Caraka tunggu.

"Dia belum bisa mempercayakan hatinya pada kamu."

"Dia belum percaya seratus persen dengan perasaan kamu."

"Kamu punya banyak rekan dokter, perawat dan mungkin pasien cantik. Tapi kamu mengejar seorang anak ingusan yang masih ingin mencapai cita-citanya."

"Dia juga mikir kali, Cak! Kamu gak akan sabar nunggu dia."

"Kepala tiga, nungguin gadis 20an. Dia bakal mikir, kamu gak akan sabar nunggu dia."

"Tapi buktinya aku nunggu, Om! Aku bilang ke dia bakalan nunggu sampai dia selesai sama kuliahnya."

"Iya! Tapi sambil main kan?" Maksudnya main adalah Caraka berhubungan akrab dengan Sabella.

"Sesekali ajak ke rumah sakit tempat kamu kerja!"

"Ajak gabung sama teman-teman kamu yang sesama dokter."

"Kalian satu profesi loh. Nyambung lah pasti."

"Stay di friend zone dulu gapapa deh. Kan ada istilah teman tapi menikah!" Akhtar terkekeh.

"Setelah ini, apa mau dia ketemu sama aku, Om?"

Akhtar berfikir sejenak. "Mungkin mau!"

"Mungkin?" Tanya Caraka melihat seolah Akhtar tidak yakin dengan ucapannya.

Bagi Caraka, Chiara tidak membencinya saja sudah syukur Alhamdulillah. Ini malah berharap masih bisa memperjuangkan gadis itu.

"Hahaha..." Akhtar malah tertawa. "Ya mana om tahu, terserah dialah setelah ini mau bagaimana ke kamu!"

"Ih! Kebiasaan!" Keluh Caraka karena Omnya ini tiba-tiba saja tidak bisa serius.

Akhtar diam sejenak. "Kalau Ray sama Rion saja bisa maafkan kamu bahkan berterima kasih sama kamu, apalagi Chiara? Dia yang kamu selamatkan dari pria licik itu."

"Siap-siap deh, dapet kecupan singkat di pipi." Canda Akhtar.

"Mimpi!" Potong Caraka.

"Nah, itu tau!" Balas Akhtar sambil tertawa.

"Cium mah cuma mimpi! Kalau say thanks banyak-banyak udah pasti."

"Tunggu aja sampai dia ngajak kamu ketemu."

Caraka dan Akhtar saling diam sebentar. Caraka sedang memikirkan apa yang Omnya itu ucapkan. Sementara Akhtar hanya senang melihat Caraka yang sedang berfikir.

"Sabella itu sekarang bagaimana?" Sebenarnya Akhtar sudah tahu bahwa Sabella sudah berangkat keluar negeri dari Nath. Putranya itu sempat bercerita saat Ray sedang bicara dengan Caraka tadi.

"Udah ke luar negeri, Om."

Akhtar mengangguk. "Baguslah!"

"Dia yang di video itu kan?" Caraka mengangguk.

"Semoga dia bisa mencari kebahagiaannya." Akhtar menepuk bahu Caraka.

***

Sementara itu di tempat lain.

"Braaaaak!" Daffin melempar lampu tidur di atas nakas ke arah lemari pakaian di kamar hotel tempat dimana biasanya ia melampiaskan kemarahannya dengan menjamah Sabella.

"Sabellaaaa!" Teriak Daffin seperti orang gila.

Sepanjang perjalanan, Daffin menghubungi gadis itu dan nomor ponselnya sudah tidak aktif lagi.

Daffin mencium selimut yang masih tertinggal aroma tubuh wanita yang selalu memuask*annya.

"Sabella! Jangan berani-beraninya kamu pergi dariku!" Geram Daffin. "Aku akan benar-benar menghancurkan hidupmu, Sabella!"

Setelah melampiaskan kemarahannya dengan membanting semua barang-barang di kamar itu, Daffin menenggak bir dan duduk di sofa.

Ia menyalakan Tv dan apa yang ia lihat semakin menyulut emosinya. Kabar kacaunya acara pertunangan dirinya dengan Chiara sudah muncul di tv.

Beberapa orang yang live di media sosial saat acara itu mulai kacau, membuat berita itu gempar seketika.

"Bajing*an kamu Caraka!" Teriak Daffin. Dan saat potongan video dia dan Sabella muncul di tv, ia langsung mematikan benda persegi panjang di dinding itu.

"Aku akan balas semua ini!"

"Apa jangan-jangan kamu sengaja membawa Sabella ke cafe malam itu? Kamu dan Sabella sengaja menjebakku?"

"Atau ini ulahmu sendiri?"

"Apapun itu! Aku berjanji pada diriku sendiri aku akan menghancurkan kalian berdua dengan tanganku sendiri." Daffin mengepalkan tangannya erat. Ia benci keadaan seperti ini.

Ponselnya berdering. Ia melihat nama klien pentingnya muncul di layar. Ia mengabaikannya. Ia tahu, itu adalah satu dari sederet orang orang yang akan menanyakan kebenaran berita itu.

Satu lagi, ponselnya yang lain juga berdering. Panggilan masuk dari Abraham membuatnya menghela nafas.

Ia menggeser icon berwarna hijau. "Ya Dad!"

"Kamu dimana, Daffin?"

"Di hotel!"

"Dasar stu*pid!" Ma*ki Abraham.

"Cepat pulang! Kita harus bicarakan ini dengan penasehat hukum untuk menyelesaikan dampak dari kebodo*han kamu!"

"Daddy urus sendiri! Aku akan membalas dengan caraku sendiri!"

"Daffin! Jangan gegabah!" Teriak Abraham di ujung telpon.

"Kamu sudah cukup mengacaukan semuanya. Bisnis kita sedang terancam karena skandal kamu dan gadis itu!"

"Katakan saja itu hanya editan, settingan, atau apalah!" Ucap Daffin tak kalah keras. Daffin memutuskan panggilan dan melempar asal ponselnya.

Terpopuler

Comments

sintesa destania

sintesa destania

ini kan judul novel sebela thors😂

2023-02-21

1

Nur Denis

Nur Denis

si daffin pengen tak lempar pke gas 3 kilo deh😡😡

2022-09-14

1

Andi Syafaat

Andi Syafaat

ceritanya makin seru, semangat thor lanjut

2022-09-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Caraka Abimanyu
2 Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3 Bab 3 Numpang Sarapan
4 Bab 4 Curiga
5 Bab 5 Endors
6 Bab 6 Dukungan
7 Bab 7 Syakilla in Action
8 Bab 8 Butuh Bukti
9 Bab 9 Misi dimulai
10 Bab 10 Tukang Intip
11 Bab 11 Strategi
12 Bab 12 Sabella Dan Daffin
13 Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14 Bab 14 Pergi bersamaku
15 Bab 15 Caraka menyerah?
16 Bab 16 Kejutan
17 Bab 17 Huru Hara
18 Bab 18 Alasan Caraka
19 Bab 19 Ray dan Caraka
20 Bab 20 Friend Zone
21 Bab 21 Pergi
22 Bab 22 Terpuruk
23 Bab 23 Menolak Damai
24 Bab 24 Pertemuan
25 Bab 25 Panik
26 Bab 26 Dugaan
27 Bab 27 Titik Terang
28 Bab 28 Pamit
29 Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30 Bab 30 Rencana
31 Bab 31 Serangan Lagi
32 Bab 32 Tentang Raihan
33 Bab 33 Tertangkap
34 Bab 34 Dikejar Musuh
35 Bab 35 Keisengan Daffin
36 Bab 36 Selamat
37 Bab 37 Bersyukur
38 Bab 38 Pemakaman Abraham
39 Bab 39 Dukungan Keluarga
40 Bab 40 Celebration
41 Bab 41 Comblangin.
42 Bab 42 Misi Dimulai
43 Bab 43 Bukan Double Date
44 Bab 44 Ungkapan
45 Bab 45 Kesempatan
46 Bab 46 Jangan Sakiti!
47 Bab 47 Caraka Vs Danu
48 Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49 Bab 49 Penolakan
50 Bab 50 Polisi
51 53. Bercocok Tanam
52 Bab 51 Saingan Baru
53 Bab 52 Gak Modal
54 Bab 53 Bercocok Tanam
55 Bab 54 Abang Ipar
56 Bab 55 Marry me!
57 Bab 56 Persiapan Pernikahan
58 Bab 57 Pasangan Baru
59 Bab 58 Sah
60 Bab 59 Resepsi
61 Bab 60 Honeymoon
62 Bab 61 Paris
63 Bab 62 Romantis
64 Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65 Bab 64 Keluarga Besar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Caraka Abimanyu
2
Bab 2 Chiara Arrayan Danadyaksa
3
Bab 3 Numpang Sarapan
4
Bab 4 Curiga
5
Bab 5 Endors
6
Bab 6 Dukungan
7
Bab 7 Syakilla in Action
8
Bab 8 Butuh Bukti
9
Bab 9 Misi dimulai
10
Bab 10 Tukang Intip
11
Bab 11 Strategi
12
Bab 12 Sabella Dan Daffin
13
Bab 13 Pertemuan Caraka dan Chiara
14
Bab 14 Pergi bersamaku
15
Bab 15 Caraka menyerah?
16
Bab 16 Kejutan
17
Bab 17 Huru Hara
18
Bab 18 Alasan Caraka
19
Bab 19 Ray dan Caraka
20
Bab 20 Friend Zone
21
Bab 21 Pergi
22
Bab 22 Terpuruk
23
Bab 23 Menolak Damai
24
Bab 24 Pertemuan
25
Bab 25 Panik
26
Bab 26 Dugaan
27
Bab 27 Titik Terang
28
Bab 28 Pamit
29
Bab 29 Kuat Terlihat Lemah
30
Bab 30 Rencana
31
Bab 31 Serangan Lagi
32
Bab 32 Tentang Raihan
33
Bab 33 Tertangkap
34
Bab 34 Dikejar Musuh
35
Bab 35 Keisengan Daffin
36
Bab 36 Selamat
37
Bab 37 Bersyukur
38
Bab 38 Pemakaman Abraham
39
Bab 39 Dukungan Keluarga
40
Bab 40 Celebration
41
Bab 41 Comblangin.
42
Bab 42 Misi Dimulai
43
Bab 43 Bukan Double Date
44
Bab 44 Ungkapan
45
Bab 45 Kesempatan
46
Bab 46 Jangan Sakiti!
47
Bab 47 Caraka Vs Danu
48
Bab 48 Syarat Jadi Mantu
49
Bab 49 Penolakan
50
Bab 50 Polisi
51
53. Bercocok Tanam
52
Bab 51 Saingan Baru
53
Bab 52 Gak Modal
54
Bab 53 Bercocok Tanam
55
Bab 54 Abang Ipar
56
Bab 55 Marry me!
57
Bab 56 Persiapan Pernikahan
58
Bab 57 Pasangan Baru
59
Bab 58 Sah
60
Bab 59 Resepsi
61
Bab 60 Honeymoon
62
Bab 61 Paris
63
Bab 62 Romantis
64
Bab 63 Kabar Bahagia di Hari Bahagia
65
Bab 64 Keluarga Besar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!