Keesokan harinya....
Raynor terbangun karena suara ketukan pintu yang cukup keras, melihat keluar jendela cahaya terang pun sudah menampakan diri dengan sombong diatas langit.
Suara ketukan pintu tidak berhenti.
"Ray apa kau sudah bangun, cepatlah keluar."
Raynor yang baru saja membuka mata masih dalam keadaan bingung, untuk sekian lama tidur di hutan, tapi kini berada diatas ranjang. Tapi perlahan mengingat tentang kejadian di hari kemarin, bahwa saat ini dia sudah berada di kediaman Klan harimau merah.
Dan wanita yang terus menerus mengetuk pintu adalah Sania, Raynor sudah berjanji akan mengikuti latihan beladiri pagi ini. Meskipun pada kenyataannya dia benar-benar tidak berminat mempelajari teknik bertarung yang klan harimau merah ajarkan.
Dengan semua pengalaman yang Raynor bawa dari perjalanan menjadi penguasa tertinggi, dirinya tidak kurang satu pengetahuan pun soal teknik beladiri tingkat dewa. Hanya saja keberadaannya sebagai Raynor Avya sekarang, haruslah mengikuti alur kehidupan seperti anggota keluarga klan.
Semua generasi muda klan berusia diatas tujuh tahun harus mengikuti pelatihan yang dipimpin langsung oleh salah satu tetua.
Merasa tidak nyaman membuat Sania menunggu dan suara ketukan seakan tidak ada niat untuk berhenti, Raynor pun segera membuka pintu kamar.
"Ray, mau sampai kapan kau akan tidur."
"Bukankah ini masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas."
"Jangan menjadi orang malas, bukankah kau yang ingin menjadi kuat, karena itu aku membangunkan mu lebih pagi agar bisa bersiap-siap untuk latihan."
"Ya itu benar...." Raynor tidak bisa membantah ucapan Sania.
"Kalau begitu cepatlah kau berganti pakaian, sebentar lagi paman Yuran akan memulai latihan."
"Baiklah, tunggu sebentar."
Bagaimana pun Raynor tidak ingin mengecewakan Sania yang memiliki keinginan besar untuk membantunya berlatih. Raynor merasa serba salah, di satu sisi dia tidak tertarik dengan teknik yang diajarkan, di sisi lain, dia pun tidak bisa menghindari Sania.
Untuk sekarang Raynor hanya perlu mengikuti Sania saja.
Tidak ingin membuat seorang gadis menunggu lama, segera membenahi diri dengan berganti pakaian latihan berwarna merah dan corak harimau pada bagian punggung, dimana semua itu sudah tersedia dalam lemari kamar.
Sania melihat bagaimana penampilan Raynor dengan pakaian berlatih.
"Kau terlihat bagus menggunakan pakaian itu Ray."
"Hanya saja aku tidak menyukai warna merah, tidak bisakah aku ganti dengan warna lain, seperti abu-abu atau biru."
"Itu tidak ada, kecuali merah muda."
"Tidak terimakasih, itu terlalu mencolok untukku."
Berjalan mengikuti Sania, dia pun menjelaskan beberapa hal mengenai pelatihan beladiri yang diajarkan oleh orang bernama Yuran.
"Klan harimau merah memiliki tiga teknik beladiri....."
Pertama atau teknik dasar dalam pelatihan adalah teknik sepuluh langkah pukulan harimau merah. Pada setiap langkah yang ada terdapat gerakan menyerang jarak dekat, semakin besar langkah digunakan maka semakin sulit gerakan yang harus di pelajari.
Ini menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang klan harimau merah, jika belum menguasai semua gerakan, maka siapa pun tidak diperbolehkan belajar dua teknik selanjutnya.
Kedua adalah teknik harimau memangsa matahari, selain memiliki gerakan yang lebih sulit dari sepuluh langkah pukulan harimau merah, kemampuan dipadukan dengan kekuatan tenaga dalam hingga menghasilkan serangan jarak jauh menyerupai wujud harimau.
Dan teknik ketiga adalah teknik pengendalian jiwa raja harimau, kemampuan ini lebih seperti kekuatan jiwa, dimana membentuk perwujudan harimau dengan tenaga dalam dan menyerang mental lawan.
Tapi tetap saja Raynor tidak tertarik sama sekali, karena daripada ketiga teknik tingkat rendah itu, penguasa tertinggi memiliki seratus tujuh teknik beladiri yang berhubungan dengan binatang dan lima diantaranya berasal dari kitab dewa binatang buas.
Jika harus dibandingkan, maka kemampuan klan harimau hanya sebatas ujung jari kelingking, kelingking kaki pula.
Di halaman luar, tepatnya di tengah lapangan tempat semua orang berlatih, ada lebih dari seratus orang, mereka adalah para pengikut klan dan para generasi muda keluarga utama.
Setiap mata mengarah kepada Raynor dengan arti berbeda-beda, tentu mereka sadar bahwa dia hanyalah orang baru yang datang ke dalam klan. Meski pun mereka tahu bahwa Raynor anak dari Rezar, tapi siapa yang perduli, terutama anak-anak keluarga utama menunjukan diri dengan kesombongan.
"Nia, untuk apa kau membawa anak itu kemari, dia hanya akan membuatmu kesusahan." Teriak seseorang.
Tentu Raynor pun sudah bisa menebak suara siapa itu.
Duduk diantara orang-orang yang menjadi pengikutnya, Darnu memiliki bakat untuk membuat siapa pun merasa kesal, dan Raynor adalah orang yang merasakan bakat itu.
Tipikal orang dengan kesombongan tiada banding, menganggap bahwa orang lain tidak lebih baik daripada dirinya, dan dikagumi wanita meski wajah dibawah standar karena dia adalah anak dari keluarga utama.
"Kakak Darnu bisakah kau diam saja, jangan seenaknya sendiri menilai seseorang siapa tahu Ray jauh lebih baik dari yang kau kira."
"Lebih baik dariku, siapa ?, Anak ini ?, Apa kau sedang bercanda Nia, meski pun dia berlatih dari pagi hingga malam, tidak mungkin mampu mengalahkan ku."
"Aku benci dengan orang seperti mu." Gumam Raynor sambil tersenyum sendiri.
"Apa kau mengatakan sesuatu ?."
"Tidak, aku hanya merasa mencium bau busuk di dekat sini, kau merasakannya juga kan Nia."
"Bau busuk ?."
"Ya bau dari mulut seseorang yang tidak tahu kapan harus berhenti bicara."
"Apa kau mengejekku." Darnu terpancing emosi karena menganggap Raynor sedang membicarakannya.
"Tunggu, aku tanya, apa kau merasa mulutmu bau ?."
"Tentu saja tidak, aku selalu membersihkan mulutku setiap hari."
"Kalau begitu kenapa kau marah Darnu."
"Tapi ucapan mu itu membuatku tersinggung."
"Jika kau tersinggung, berarti benar kalau mulutmu itu bau busuk."
Semakin marah Darnu, semakin membuat Raynor senang, jika dia melepaskan serangan maka tidak ada cara lain kecuali Raynor melindungi diri.
Tangan Darnu mengepal erat, Raynor bisa merasakan energi tenaga dalam mengalir kuat dan berniat melepaskan pukulan. Raynor tidak akan pasrah begitu saja menerima serangan Darnu, dimana Ruang dimensi tanpa batas bisa melihat arah setiap serangan yang Darnu tuju.
Pukulan Darnu melesat cepat menuju depan wajah, tapi Raynor bisa melihat semua gerakan itu, hanya mengambil satu langkah ke samping sudah cukup menghindarinya.
Sania pun mengambil gerakan tangan dimana dia menghentikan pukulan Darnu dengan tangan kosong selagi dirinya menghindar. Raynor terkejut, bukan karena Darnu, tapi karena Sania mampu mengikuti kecepatan pukulan itu.
Bagi seorang ahli beladiri dengan tingkat pembentukan jiwa, hampir mustahil menyamai kemampuan ahli beladiri dari tingkat pemahaman bumi, karena perbandingan antara keduanya sangatlah besar.
Jika itu Raynor tentu bukan hal aneh, dimana dia memiliki ruang tanpa batas dan kemampuan beladiri diatas rata-rata sehingga mampu mengimbangi dua tingkat lebih tinggi.
Tapi Sania tidak mungkin menggunakan kemampuan seperti milik Penguasa tertinggi, kecuali dia secara sengaja menyembunyikan tingkat kekuatan tanpa diketahui oleh orang lain.
"Sudah cukup kakak Darnu, aku harap kakak bisa menahan diri." Ucap Sania dengan nada serius.
Darnu terkejut karena Sania menunjukan tatapan mata tajam dan membuatnya untuk mundur.
"Apa yang kalian lakukan, cepat berkumpul kita akan mulai latihan."
Suara tetua Yuran membuat keduanya terkejut, termasuk Raynor bisa melihat perubahan sikap Sania yang kembali tersenyum seperti biasa.
Sebelum Darnu pergi diucapkan beberapa kalimat yang ditunjukkan kepada Raynor.
"Lihat saja nanti, kau pasti akan menyesal."
Raynor hanya tersenyum tanpa perlu menjawab perkataan Darnu, sedangkan Sania menarik tangan Raynor untuk ikut dalam barisan sebelum latihan dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Mamat Stone
Buat MCX OP biar makin seru
2024-08-16
0
Mamat Stone
Buktikan merahMu, tabok tu mulut terlalu banyak bacot sampai monyong..../Determined/
2024-08-16
0