Wilayah daratan Timur dari benua Angin Biru, memiliki tujuh kerajaan yang terbagi disetiap daerah kekuasaan masing-masing. Kerajaan Losborn adalah salah satu dari ketujuh kerajaan di daratan timur ini.
Sedangkan di arah Utara, melewati sungai, bukit, jurang dan hutan Jatilowa dari kerajaan Losborn, terdapat kerajaan lain bernama Soran, Wilayah yang memiliki kekuasaan di kaki pegunungan Hazel dan sekitarnya.
Tapi antara dua kerajaan ini memiliki permusuhan satu sama lain, hingga saat kerajaan Soran, sebuah perjanjian pun dibentuk dan menjadikan dua kerajaan saling terhubung tanpa perlu berperang lagi.
Meski pun peperangan antara kedua kerajaan telah berakhir, hanya saja ada beberapa kelompok yang tidak menyetujui hubungan itu dan masih menaruh dendam.
Lepas dari permasalahan dua kerajaan yang jelas bukan urusan Raynor dan dia tidak ingin berurusan dengan hal-hal rumit seperti itu. Dimana sekarang dirinya berjalan dengan senyuman berseri-seri melewati gerbang masuk kota Tegalasa.
"Aku berhasil, aku berhasil keluar hutan dan sampai di kota."
Dia berteriak dengan bahagia seakan sudah melewati rintangan hidup yang begitu berat. Selama lebih dari 7 hari tersesat di dalam hutan, bertarung membabi-buta melawan puluhan binatang iblis demi bertahan hidup.
Semua orang yang melihat merasa aneh, karena Raynor berteriak-teriak tidak jelas. Menganggap kalau aku seperti anak kecil yang hidup di dalam gua dan untuk pertama kalinya bertemu manusia.
Terlebih lagi dengan pakaian kotor, sobek di bagian perut, punggung, pundak sebelah kiri dan kanan, atau lebih tepatnya pakaian yang dia miliki sekarang tidak layak lagi digunakan, bahkan menjadi kain lap untuk hewan ternak pun tidak pantas.
Keramaian penduduk kota kerajaan sangat berbeda dari pedesaan, rumah-rumah terbuat kayu dan batu bata menjulang tinggi dua lantai dengan kokoh, semua tertata rapi di pinggiran jalan.
Orang-orang kaya, terpandang atau para saudagar menggunakan pakaian indah dengan bahan-bahan berkualitas tinggi, sedangkan para pedagang kecil, rakyat miskin atau kalangan bawah hanya sebatas kain perca atau kulit hewan yang mereka keringkan. Dua perbandingan untuk membedakan si kaya dan si miskin di kota ini, termasuk status kasta masih berlaku.
Raynor sadar bahwa kota ini masih asing untuknya, tidak tahu kiri atau pun kanan, siapa dia dan siapa mereka, bahkan dalam ingatan Raynor Avya, dia sendiri tidak pernah melangkahkan kaki ke kota Tegalasa.
'Aku harus mendapatkan informasi.'
Berjalan menuju seorang lelaki tua bertubuh kering yang sedang menjajakan minuman air nira di sekitar taman kota.
Satu koin perak Raynor berikan kepada si penjual dan mendapatkan satu cangkir air nira yang manis dan menyegarkan.
"Tolong satu gelas pak."
Dengan cepat, pak tua menuangkan air dari dalam bambu berlubang itu kedalam cangkir dan diberikan ke hadapan Raynor.
"Silakan tuan."
Tanpa perlu basa-basi cepat air nira mengalir melewati tenggorokan Raynor, rasa manis membuat dahaganya hilang setelah sekian lama mencari jalan keluar dari hutan Jatilowa.
Ini adalah caranya untuk mencari informasi... "Pak tua, bisakah aku bertanya."
"Silakan tuan muda." Jawabnya dengan sopan.
"Dimana bisa aku temukan tempat penukaran batu jiwa dari binatang iblis."
"Tuan bisa menjual batu jiwa binatang iblis dengan para pengepul di serikat dagang dekat balai kota."
"Terima kasih pak tua."
Sebelum Raynor pergi, dia memberikan satu koin perak lagi untuk informasi yang diberikan oleh pak tua bertubuh kering itu.
Sebagai moto hidup : selalu balas dua kali lipat kebaikan orang yang bersikap sopan.
Berjalan mengikuti arahan dari informasi penjual air nira sebelumnya. Tapi jelas sulit bagi Raynor yang buta map, harus berputar-putar tujuh kali sampai dia menemukan bangunan rumah besar dua lantai terbuat dari kayu-kayu jati, papan nama bertuliskan serikat dagang.
Tempat itu adalah lokasi berkumpulnya para pedagang dari seluruh penjuru kerajaan untuk meminta surat perizinan usaha agar tidak menyalahi aturan milik kerajaan Losborn.
Selain itu juga serikat dagang menjadi tempat berbagi informasi antara para pengembara dan penukar barang dalam nilai setara. Seperti batu jiwa binatang iblis kualitas rendah akan ditukar senilai lima koin emas dan untuk kualitas menengah senilai dua puluh koin emas.
(Nilai mata uang terendah adalah koin perak dan tertinggi adalah koin emas.
100 koin perak \= 1 koin emas)
Langkah kaki masuk dan tidak perduli dengan tatapan orang lain mengarah kepadaku. Sebagian besar pengunjung serikat dagang adalah sekumpulan manusia-manusia licik yang mencari keuntungan dengan segala cara.
Salah satunya adalah para tengkulak batu jiwa. Mereka orang yang akan membeli serendah-rendahnya dan menjual semahal-mahalnya. Karena itu para pemburu binatang iblis lebih memilih menjual langsung ke serikat dagang untuk melewati para tengkulak.
Tapi sayangnya serikat dagang tidak terlalu tertarik menerima batu jiwa kualitas rendah, dimana stok barang kualitas rendah cukup banyak, sehingga mau tidak mau para pemburu menjualnya kepada tengkulak.
Davendra adalah orang yang membenci sosok yang mencari keuntungan dari kerja keras orang lain.
Di hadapan semua orang yang menganggap Raynor sebagai pengemis atau pun seorang gelandangan, dia hanya membalas dengan senyum wajah sombong selagi berjalan menuju bagian administrasi walau menggunakan pakaian bolong, tapi tidak ada yang tahu tentang tujuannya kemari.
Tepat di depan meja administrasi yang di jaga seorang wanita cantik, Raynor mengetuk untuk menarik perhatiannya.
"Permisi kakak...."
"Iya .... ada yang bisa dibantu." Cukup rumit wajah wanita itu ketika melihat Raynor berdiri di depan meja.
"Apa disini aku bisa menjual barang ?."
Tidak ada yang salah dari pertanyaan Raynor, bahkan tertulis dengan jelas di papan nama di luar jika tempat ini menerima jual beli batu jiwa binatang iblis. Tapi cara wanita administrasi melihatnya semakin rumit, dia menatap keatas kepala hingga kebawah lutut, seakan bingung dengan barang apa yang ingin Raynor jual, sedangkan dia hanya membawa tubuhnya saja.
"Itu memang benar, tapi maaf tuan, kami tidak menerima jual beli organ dalam manusia."
Begitu jawaban dari wanita cantik dengan tatapan aneh.
Raynor merasa terhina, dia jelas menganggapnya seperti seorang gelandangan yang ingin menjual organ dalam untuk mendapatkan uang.
"Nona cantik, aku tidak ada keinginan untuk menjual organ dalam, entah itu ginjal atau jantung, karena aku masih membutuhkannya. Kecuali jika anda tertarik dengan isi di dalam perut, aku bisa mengeluarkannya sekarang." Balas Raynor yang menanggapi penghinaan dengan cara bijak.
Tentu wanita itu terkejut bukan main, entah dia berpikir tentang seperti apa yang diajarkan kepada seorang anak kecil berusia 13 tahun, karena dengan mudah mengatakan hal gila.
"Tolong jangan bercanda adik kecil, dimana orang tuamu, biar kakak antar."
"Nona cantik orang tuaku sudah meninggal, dan aku tidak bercanda, aku ingin menukarkan batu jiwa dengan beberapa koin emas."
Kembali Raynor katakan maksud dari kedatangannya ke serikat dagang ini, meskipun masih dianggap oleh wanita itu sebagai candaan.
"Baiklah tuan, silakan untuk meletakan batu jiwanya, nanti aku akan mengecek kualitas dari barang anda."
Sedikit lebih sopan wanita itu setelah menyaksikan nada obrolan serius dari mulut anak muda yang datang dengan pakaian berlubang.
Semua orang yang awalnya hanya memandang sebelah mata, kini terkejut sampai mulut mereka terbuka ketika Raynor mengeluarkan isi kantong yang dia bawa.
Tumpukan batu jiwa binatang iblis sebesar kepalan tangan bergeletakan di atas meja hingga terjauh ke lantai. Semua itu membuat orang di serikat dagang lupa akan segala urusan, bahkan jika tidak ada yang mengingatkan untuk bernafas, mereka pun lupa.
"Ada tiga belas batu jiwa kualitas menengah dan dua puluh batu jiwa kualitas rendah."
Senyuman sombong ketika Raynor melihat orang-orang yang memandangnya remeh, kini hanya bisa melongo.
"Ba..baiklah tuan akan aku hitung semuanya." Wanita itu segera mengambil sempoa dan menghitungnya secara cepat.
Semua batu jiwa yang Raynor miliki adalah hasil dari pertarungan selama tersesat di hutan Jatilowa, Sebenarnya ada satu batu kualitas tinggi yang dia dapatkan saat melawan Raja serigala merah, tapi dia menyimpannya untuk hal lain.
"Semuanya tiga ratus enam puluh koin emas, dikurangi dengan pajaknya, maka total keseluruhan menjadi tiga ratus empat puluh koin emas." Begitu hasil perhitungan jumlah nilai tukar dari semua batu jiwa milik Raynor.
"Nona, bukankah pajaknya terlalu besar." Sedikit protes untuk jumlah yang dikurangi sebagai pajak.
"Hal ini sudah menjadi peraturan ditempat ini tuan." Begitu jawabnya dengan senyuman yang terpaksa.
Raynor tidak ingin berdebat panjang untuk urusan seperti ini, hanya saja, sepuluh koin emas yang diambil sebagai pajak itu terlalu besar. Bagi rakyat miskin, lima koin emas saja sudah mampu memberi makan seluruh keluarga mereka selama tiga bulan tanpa perlu khawatir kekurangan gizi, protein atau lainnya.
Jelas sekali serikat dagang memang tidak memihak kepada rakyat kasta bawah, pajak yang mereka sebutkan sebagai jasa dari nilai tukar batu jiwa ke koin emas adalah untuk mendapat keuntungan dari para pemburu. Nyatanya mereka sama seperti para tengkulak itu.
Tanpa perlu perduli sekitar, Raynor segera mengantongi semua uang hasil penukaran dan pergi. Tapi akan selalu ada orang-orang yang mengendus tajam aroma koin emas dari dalam kantong.
Satu orang bandit memberikan sinyal keluar jendela untuk mengikuti ku pergi. Tapi bukanlah sang penguasa tertinggi namanya, jika dia tidak mengetahui rencana para bandit yang sudah mengikuti sejak keluar dari serikat dagang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Mamat Stone
Senggol Bacok..../Hammer//Hammer//Hammer//Skull//Skull//Skull/
2024-08-16
0
Mas Radhen
16 itu bambang...bukan 13
2024-06-11
0
jellyman
umur si raynor sebenarnya brp sih?
2023-02-06
2