Harimau dari timur

Kota kerajaan Losborn, Ruang singgasana Raja.

Di dalam ruang yang dipenuhi kilauan ornamen emas dan ada banyak harta benda yang tampak mewah bernilai tinggi, terlihat pula di setiap sisi dinding ruangan terpahat simbol kerajaan berupa burung Garuda berselimut api. Dua belas tiang penyangga yang berdiri kokoh tengah ruangan, semua terlapisi oleh emas dengan pahatan seni arsitektur yang indah dan rinci.

Semua itu adalah bukti kejayaan dari kerajaan Losborn sebagai salah satu tuan tanah atas wilayah daratan timur di benua Angin Biru.

Tepat di ujung ruangan, duduk sesosok lelaki paruh baya berjanggut hitam lebat di atas kursi emas berukir burung Garuda, dan setiap pelayan dari wanita cantik berusia muda dengan pakaian terbuka patuh melayani sang raja.

Tapi raut wajah sang raja seakan tidak tertarik untuk menyaksikan pelayan wanita menari disampingnya, raja hanya menatap datar tanpa ekspresi kearah jendela yang jauh dari tempat duduknya itu. Seakan dia sedang berpikir tentang bagaimana cara untuk menghabiskan semua kekayaan yang dirinya miliki.

Dari pintu masuk ruang singgasana, sosok lelaki paruh baya yang menjabat sebagai kepala pelayan dari istana muncul dengan membawa secarik kertas kecil di tangan, dirinya cepat berlari demi menyampaikan berita dari dalam surat yang dia genggaman.

"Tuanku... Tuanku.." Berkata sang pelayan yang masih lelah setelah berlari .

Nafas menghembus cepat, kaki gemetar dan peluh di dahinya menujukan seberapa lelah lelaki tua yang menjadi pelayan berlari dari pintu hingga sampai didepan kursi singasana sang raja. Itu pun belum tentang penyakit rematik yang dia derita membuat dirinya kesulitan untuk berlari lebih lama lagi.

"Ada apa Weiz." Bertanya sang raja dengan nada serius.

"Tuanku.... seharusnya anda menyediakan kuda di depan pintu masuk, berlari dari ujung sana menuju kursi singgasana itu terlalu jauh." Jawab Weiz sang pelayan yang masih terlihat lelah.

"Ya aku akan dipertimbangkan, jadi apa yang terjadi ?." Sang Raja bertanya kembali.

"Aku membawa surat burung dari seorang penjaga yang sedang mengawal putri Siva di perbatasan arah tenggara, disaat mereka akan singgah ke sebuah desa yang bernama Maresha, mereka menemukan jika desa itu telah hancur dan seluruh penduduknya dibantai habis." Berkata Weiz dengan menyerahkan secarik kertas yang ada di tangan.

Mata sang raja begitu teliti membaca tulisan secara dekat, rumit wajah ketika coba dia membaca perlahan setiap kata.

'Tulisannya kecil sekali, tidak bisa aku baca.' ucap sang raja didalam hati.

"Apa mereka menemukan hal lain."

"Ya tuanku, disana ada tiga ratus makam yang menjadi tempat semua korban di kuburkan."

"Apa maksudnya ?, tidak mungkin para pembunuh itu dengan berbaik hati akan menyediakan kuburan untuk semua orang yang sudah dibantai oleh mereka sendiri." Berkata Raja dengan berspekulasi tentang hal itu.

"Atau mungkin, mereka menggali kuburan mereka masing-masing setelah tahu tidak ada yang memakamkan mereka." Weiz memberikan tanggapan lain atas spekulasinya sendiri.

"Ya, itu bisa saja jadi." Raja serius untuk memikirkannya.

Sang raja berniat melangkah menuju jendela, tapi karena terlalu jauh, dia mengurungkan niat. Secara perlahan sosok raja itu turun dari atas singgasana dan mendekatkan kepada Weiz.

"Kirimkan tentara kerajaan untuk mencari informasi ke seluruh desa wilayah tenggara, walau pun desa itu hanya sebagian kecil dari kekuasaan kerajaan Losborn, ada alasannya kenapa desa Maresha begitu berarti untuk kerajaan kita ." Raja pun memberikan perintah.

Setelah sang raja memberikan perintah, Wize segera memberikan hormat dan pergi dari ruang singgasana.

Langkah kaki membawa Raja kembali untuk duduk di atas Singgasana, hembusan nafas berat keluar, tapi tidak bisa membuatnya merasa lebih baik. Hingga pintu masuk terbuka, memunculkan satu sosok wanita berpakaian kotor datang menghadap.

"Ayah, aku sudah kembali, maaf jika membuat ayahanda khawatir."

"Apa yang terjadi denganmu Siva ?, Bukankah kau bilang hanya ingin berjalan-jalan, tapi kenapa kau terpisah dari para pengawal." Keras suara raja sedikit marah

Siva menunduk penuh penyesalan..."Soal itu ayahanda, aku menyelinap pergi dan mencoba untuk berburu binatang iblis."

"Kau bodoh, bagaimana jika terjadi sesuatu kepadamu."

"Maafkan aku ayah."

"Bahkan ayah mengancam kepada para penjaga jika sampai kau terluka akan ayah potong gaji mereka selama 3 bulan."

Padahal sebelum ini mereka katakan jika raja mengancamnya dengan hukuman mati, murah sekali nyawa putri Siva hanya seharga tiga bulan gaji.

"Tolong jangan lakukan itu ayahanda, aku sudah kembali dengan selamat, dan ini adalah kesalahan yang aku lakukan atas keegoisan pribadi."

"Itu tidak penting sekarang, kau cepat bersihkan dirimu, dan segera beristirahat."

"Baik ayahanda."

Siva pun melangkah pergi, tapi sang raja kembali duduk dengan perasaan yang masih rumit untuk berita yang dia terima dari Weiz.

Perihal kehancuran desa Maresha membuat raja tidak nyaman, karena ada sesuatu mengganjal di hati Raja, tentang sosok istimewa yang berjasa bagi kerajaan Losborn.

"Rezar Avya.... Apa yang sebenarnya terjadi." Ucap sang raja satu nama ketika wajah seseorang terlintas di dalam benaknya.

Ingatan dari penguasa kerajaan Losborn itu terjun bebas kembali ke masa lampau, lebih tepatnya 14 tahun lalu, dimana satu sosok bernama Rezar Avya muncul ketika api membakar seluruh istana.

Situasi saat itu adalah masa peperangan yang terjadi antara kerajaan Losborn dan kerajaan Soran, seluruh kota dihadapan dalam kekacauan besar karena serangan dari lawan mampu menembus dinding pertahanan kota.

Bahkan dengan kekuatan empat klan utama masih belum cukup melawan balik para pasukan kerajaan Soran, dimana tidak hanya pasukan kerajaan saja yang mereka bawa, tapi para ahli beladiri bayaran kuat pun mereka sewa untuk membantu penyerangan ke kerajaan Losborn.

Setiap rumah penduduk hancur, banyak orang dari pasukan kerajaan atau penduduk kota menjadi korban, mereka telah kalah jumlah dan kekuatan tempur. Bahkan Raja saat itu dipaksa untuk menyerah karena dia tahu posisi sulit sedang dipertaruhkan, pilihan hanya ada dua, terus melawan atau melihat penduduk di kerajaan tewas.

Tapi dalam keputusasaan itu, munculah seorang pahlawan, dia mengangkat senjata, membawa banyak pasukan bantuan dari kota-kota lain dan mampu memukul mundur pasukan musuh.

Dialah Rezar Avya, sosok terkuat di kerajaan Losborn datang kembali untuk memberi bantuan dan menyelamatkan raja. Hingga Rezar berhasil memenggal kepala jendral kerajaan Soran, sehingga pasukan kerajaan Soran kehilangan pemimpin penyerangan.

Tewasnya pemimpin mereka itulah mengakibatkan kerusakan formasi dan membuat bingung semua pasukan musuh setelah terkepung dalam jebakan Rezar.

Kekuatan Rezar pula memberi kesempatan bagi kerajaan Losborn hingga mampu membalik keadaan bagi Kerajaan Soran untuk membuatnya menyerah dan menghentikan peperangan.

Ketika penghargaan Rezar dapat sebagai sosok pahlawan berjuluk Harimau dari timur, satu permintaan Rezar adalah ingin menikmati hidup damai di sebuah desa kecil dan itu berada di perbatasan tenggara, Desa Maresha.

Dan untuk saat ini...

Jika memang berita kematian Rezar adalah benar, tentu ini menjadi hal buruk yang didapatkan oleh Raja, karena jasa dari sang pahlawan kerajaan Losborn itulah dia masih hidup.

Perasaan bersalah pun muncul.

"Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri, jika terjadi hal buruk kepadamu Rezar." Gelisah sikap Raja setelah semua yang dia ingat terhubung dengan bencana di desa Maresha.

Tapi ini bukanlah hal aneh, dimana raja tahu jika Rezar adalah sosok pengembara yang telah bepergian ke banyak tempat di benua angin biru.

Tentu dia memiliki banyak musuh selama perjalanan. Ada kemungkinan pula, orang yang datang menghancurkan desa Maresha adalah musuh dari Rezar dan datang untuk menuntut balas atas masalah di masa lalu.

Benua angin biru adalah wilayah luas yang memiliki banyak ahli bela diri tingkat tinggi, ada pula orang dengan kekuatan sebagai sosok Immortal, dimana kehadiran mereka layaknya seorang dewa.

"Hanya saja, bagaimana mungkin Rezar mampu dikalahkan oleh mereka." Semua itu terpikirkan oleh sang raja.

Tentu ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, karena sebagaimana dia tahu akan sosok Rezar bukan sosok pencari masalah dan mudah dikalahkan dengan mudah.

"Aku harus menyampaikan ini semua kepada klan harimau Merah."

Terpopuler

Comments

Mamat Stone

Mamat Stone

pengaruh umur..../Grin//Grin//Grin/

2024-08-16

0

Mbah Kenyung

Mbah Kenyung

pake koco montor pak raja

2023-01-05

1

Mbah Kenyung

Mbah Kenyung

ngapain rematik diikutan

2023-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Teknik meditasi Dewa : Dunia nirwana tanpa batas.
3 Buta arah
4 mengarang sebuah cerita
5 putri bangsawan
6 Buang hajat
7 pembukaan segel pertama
8 Harimau dari timur
9 Serikat dagang
10 aku lebih tua dari nenek moyangmu
11 empat klan utama
12 pasah saja
13 kursi
14 klan serigala hitam
15 siapa kau ?
16 Terkejut
17 sebuah omong kosong
18 Dunia spiritual
19 Pelatihan pagi hari
20 Latih tanding
21 sepuluh langkah
22 pusing
23 Satu bulan
24 Setelah mandi
25 niat buruk
26 lima koin perak
27 logam pamor
28 jangan panggil aku paman
29 tujuan hidup
30 sudah waktunya
31 potongan harga
32 lembah besar tanpa akhir
33 iblis kecil
34 membakar batu hingga empuk
35 seperti lelucon
36 bertanggung jawab
37 Terbawa emosi
38 Generasi muda terbaik
39 petarung berdaulat
40 kuali platinum
41 120 kilo
42 Gali lubang
43 lebih banyak belajar
44 soal lelaki
45 Tengah malam
46 Jiwa Phoenix
47 dewa penciptaan
48 kucing kawin
49 dunia beku abadi
50 besar dan keras
51 Sebuah gambar
52 Hanya untuk mengawasi
53 kamuflase
54 pembual
55 komplain
56 Harta rampasan
57 Inovasi
58 krasak, krosok
59 binatang iblis ular putih
60 terimakasih
61 Janji
62 dua murid sekte teratai api
63 tiga guru besar
64 klan naga langit
65 lupa soal umur
66 cuma-cuma
67 Satu-satunya cara
68 Sosok lain
69 Pemandangan yang indah
70 Pagi hari
71 tamu tak diundang
72 penilaian
73 harga diri
74 Rusak
75 Sekte iblis tanah neraka
76 hari festival
77 Hasil taruhan
78 pesta di mulai
79 Rencana
80 Suntik mati
81 kuda hitam
82 Motto
83 Energi dingin
84 Kecurangan
85 bertamu
86 lima bersaudara
87 cerita lama
88 mundur
89 wujud Phoenix
90 dua wanita
91 Sang Qian VS Sania
92 Penolakan
93 Kekaguman
94 rasa strawberry
95 kondisi Furan
96 Empat rangkaian
97 keras kepala
98 Pengorbanan jiwa
99 tiga murid akademi pedang suci
100 Latih tanding
101 Keinginan lebih
102 Kepergian Sania
103 Taruhan
104 Ujian danau Cicaban
105 Raja ikan julung-julung
106 Tantangan
107 empat hal
108 putri kerajaan
109 Hutang
110 Jurusan
111 Asrama
112 batu darah iblis
113 Penjaga kuil
114 perkenalkan diri
115 Guru pengajar
116 putri Qiu Nan
117 Hubungan kekasih
118 beradu rangkaian formasi
119 Rangkaian formasi penyerang
120 Terlalu sibuk
121 perihal wanita
122 ASKAR
123 pemeran pengganti
124 misi pencarian
125 Pertemuan
126 Firasat
127 tokoh utama
128 Batu darah iblis
129 Bingung
130 kebangkitan sempurna
131 pedang dewa penghakim
132 diluar ruangan
133 bercocok tanam
134 harga ginjal
135 Pertemuan kembali
136 Serin Sua
137 terkesima
138 Lan Wereng
139 Duku mau ?
140 identitas
141 Permintaan Gundira
142 pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Prolog
2
Teknik meditasi Dewa : Dunia nirwana tanpa batas.
3
Buta arah
4
mengarang sebuah cerita
5
putri bangsawan
6
Buang hajat
7
pembukaan segel pertama
8
Harimau dari timur
9
Serikat dagang
10
aku lebih tua dari nenek moyangmu
11
empat klan utama
12
pasah saja
13
kursi
14
klan serigala hitam
15
siapa kau ?
16
Terkejut
17
sebuah omong kosong
18
Dunia spiritual
19
Pelatihan pagi hari
20
Latih tanding
21
sepuluh langkah
22
pusing
23
Satu bulan
24
Setelah mandi
25
niat buruk
26
lima koin perak
27
logam pamor
28
jangan panggil aku paman
29
tujuan hidup
30
sudah waktunya
31
potongan harga
32
lembah besar tanpa akhir
33
iblis kecil
34
membakar batu hingga empuk
35
seperti lelucon
36
bertanggung jawab
37
Terbawa emosi
38
Generasi muda terbaik
39
petarung berdaulat
40
kuali platinum
41
120 kilo
42
Gali lubang
43
lebih banyak belajar
44
soal lelaki
45
Tengah malam
46
Jiwa Phoenix
47
dewa penciptaan
48
kucing kawin
49
dunia beku abadi
50
besar dan keras
51
Sebuah gambar
52
Hanya untuk mengawasi
53
kamuflase
54
pembual
55
komplain
56
Harta rampasan
57
Inovasi
58
krasak, krosok
59
binatang iblis ular putih
60
terimakasih
61
Janji
62
dua murid sekte teratai api
63
tiga guru besar
64
klan naga langit
65
lupa soal umur
66
cuma-cuma
67
Satu-satunya cara
68
Sosok lain
69
Pemandangan yang indah
70
Pagi hari
71
tamu tak diundang
72
penilaian
73
harga diri
74
Rusak
75
Sekte iblis tanah neraka
76
hari festival
77
Hasil taruhan
78
pesta di mulai
79
Rencana
80
Suntik mati
81
kuda hitam
82
Motto
83
Energi dingin
84
Kecurangan
85
bertamu
86
lima bersaudara
87
cerita lama
88
mundur
89
wujud Phoenix
90
dua wanita
91
Sang Qian VS Sania
92
Penolakan
93
Kekaguman
94
rasa strawberry
95
kondisi Furan
96
Empat rangkaian
97
keras kepala
98
Pengorbanan jiwa
99
tiga murid akademi pedang suci
100
Latih tanding
101
Keinginan lebih
102
Kepergian Sania
103
Taruhan
104
Ujian danau Cicaban
105
Raja ikan julung-julung
106
Tantangan
107
empat hal
108
putri kerajaan
109
Hutang
110
Jurusan
111
Asrama
112
batu darah iblis
113
Penjaga kuil
114
perkenalkan diri
115
Guru pengajar
116
putri Qiu Nan
117
Hubungan kekasih
118
beradu rangkaian formasi
119
Rangkaian formasi penyerang
120
Terlalu sibuk
121
perihal wanita
122
ASKAR
123
pemeran pengganti
124
misi pencarian
125
Pertemuan
126
Firasat
127
tokoh utama
128
Batu darah iblis
129
Bingung
130
kebangkitan sempurna
131
pedang dewa penghakim
132
diluar ruangan
133
bercocok tanam
134
harga ginjal
135
Pertemuan kembali
136
Serin Sua
137
terkesima
138
Lan Wereng
139
Duku mau ?
140
identitas
141
Permintaan Gundira
142
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!