300.000 tahun lamanya Davendra hidup dan sudah banyak hal terjadi ketika melangkah di jalan beladiri menuju puncak kekuatan untuk menjadi sang penguasa tertinggi.
Davendra sudah membunuh jutaan musuh, memburu puluhan ribu binatang iblis dari tingkat rendahan hingga tingkat dewa, menjadi buronan di berbagai wilayah alam semesta, atau pun bertarung memperebutkan artefak kuno yang bisa menghancurkan sebuah planet.
Tapi ini pertama kali dalam hidupnya, Dia di penjara karena telah membela diri dari kejahatan para bandit yang berniat merampok. Bisa di bilang dirinya menjadi korban salah tangkap dan dituduh membuat keributan dalam kota.
Duduk di dalam jeruji besi bersama dengan bandit wanita yang sebelumnya dia kalahkan, Raynor hanya merasa bingung kenapa bisa berakhir di penjara dan menjadi tahanan bersama mereka.
"Tuan penjaga, tolong pikirkan baik-baik aku disini adalah korban, dan sudah jelas jika aku hanya membela diri dari mereka bertiga tapi kenapa aku ikut di penjara, bukankah ini tidak adil."
Raynor berteriak dengan suara keras agar para penjaga kota itu mendengar keluh kesah yang dia miliki. Tapi seakan tidak perduli, dua penjaga di ruang tahanan hanya duduk santai dan tertawa terbahak-bahak selagi bercerita tentang hewan peliharaan mereka.
"Jika kalian tidak mengeluarkan ku, aku akan menggunakan cara kasar untuk pergi dari tempat ini."
Tetap tidak ada tanggapan apa pun dari mereka, Raynor masih bersabar, tapi jika semua ini akan menjadi masalah dan memberatkan dirinya, tentu pilihan lain adalah kabur.
"Apa kalian dengar... Jangan sampai membuatku marah."
Merasa diabaikan Raynor merebahkan diri di atas lantai ruang penjara, sedangkan bandit wanita yang masih sadar melihatnya aneh, bagaimana pun memang dia berteriak-teriak tidak jelas sedangkan tidak ada orang mau mendengar.
"Percuma saja, meski kau berteriak sampai mulutmu lepas, mereka tidak akan membebaskan mu begitu saja." Ucap wanita bandit dengan senyum mengejek.
"Memang kau pikir salah siapa, jika kau tidak berniat merampok ku, semua ini tidak akan terjadi."
"Aku tidak akan meminta maaf, karena aku melakukannya demi mencari uang untuk makan, dan salahmu sendiri melawan kami sampai membuat keributan di tengah kota."
'Hei apa disini aku yang salah ?'
'Apa memperhatikan harta benda saat akan di rampok adalah hal yang salah ?'
"Ucapan bodoh macam apa itu, jadi apa aku harus menyerahkan semua uang hasil kerja kerasku dan pasrah saja ketika di rampok olehmu meski pun akan terbunuh."
"Itu mungkin yang terbaik, ketika kau di rampok oleh kami, tidak perlulah melawan, cukup memberikan uangmu, dan jangan ada dendam, jangan ada perlawanan, agar kita sama-sama aman." Sebuah saran yang aneh dari seorang bandit.
"Lupakan itu, aku lebih baik bertarung sampai mati dari pada membiarkan para bandit seperti mu mendapat keuntungan dari kesengsaraan orang lain." Balas Raynor menolak sarannya.
Seakan tidak ada keadilan bagi orang-orang berpenampilan kusam seperti dirinya dan mereka menjilat kaki para keluarga bangsawan atau saudagar demi keuntungan pribadi.
Hanya duduk menunggu, Raynor sesekali melihat bandit wanita yang masih duduk termenung dan memeluk lutut. Berbeda dari dua bandit lelaki, keduanya ditempatkan dalam ruang berbeda, termasuk kondisi mereka masih dalam keadaan pingsan karena Raynor menghajarnya cukup keras.
Raynor sedikit tertarik untuk beberapa hal, sebagai lelaki yang memang menyukai kecantikan, wanita bandit ini terbilang rupawan, hanya saja dia tidak mendapat perawatan tubuh atau berias diri sehingga kecantikannya seperti hilang.
"Hei wanita, kenapa kau menjadi bandit perampok, apa kau tidak memiliki pekerjaan lain yang lebih baik."
Raynor tidak ingin seperti orang putus asa yang hanya diam dan pasrah, karena itu dia mengajak wanita di sebelahnya untuk bicara.
"Apa yang kau harapkan dari orang buangan seperti ku." Jawabnya dengan ekspresi mengejek.
"Orang buangan ?."
"Oh, kau tidak berasal dari kota ini, karena itu kau tidak tahu. Sejak kecil aku di jual oleh kedua orang tuaku sebagai budak, karena saat itu adalah masa perang, aku bisa meloloskan diri, awalnya aku bekerja di mana pun demi mencari uang, tapi hidup tanpa siapa pun di kota yang keras, sama seperti neraka, hingga aku dibawa oleh para bandit dan dirawat oleh mereka."
Raynor bisa membayangkan setiap hal yang wanita ini ceritakan...."Ternyata hidupmu susah juga yah."
"Aku tidak perlu belas kasih mu, aku hanya perlu uang, jika kau memberikannya aku akan senang."
"Kalau itu aku tidak bisa melakukannya, aku pun membutuhkan uang, karena ada banyak hal yang harus aku lakukan."
"Lantas katakan kepadaku, apa yang kau lakukan di kota ini, jika aku lihat dari penampilan mu seperti seorang gelandangan, tapi bagaimana mungkin kau bisa mendapatkan begitu banyak batu jiwa, apa kau seorang pencuri."
Raynor tersinggung untuk penilaian gadis itu yang hanya berdasarkan penampilan saja.
"Jangan sembarangan bicara, meski aku terlihat seperti gelandangan, aku mendapatkan semua batu jiwa binatang iblis itu dengan usahaku sendiri, selama perjalanan di hutan menuju kota ini, aku bertarung mati-matian demi bertahan hidup."
"Pantas saja kami tidak bisa mengalahkan mu, kau cukup terlatih dalam hal kekuatan beladiri."
"Begitulah."
Sedikit banyak percakapan antara mereka berdua, kemungkinan besar karena hidup gadis itu dan Raynor memiliki kesamaan yaitu sama-sama susah, sebuah alasan yang menjadikan mereka akrab.
Meski wanita ini memiliki pekerjaan yang buruk, tapi alasan untuk bertahan hidup di kerasnya dunia, Raynor pun tidak bisa menyalahkannya.
"Sungguh sangat disayangkan, berpikirlah untuk berhenti menjadi bandit, kau harusnya bisa mendapat pekerjaan lebih baik."
"Apa kau pikir itu mudah, wanita sepertiku, hanya memiliki dua pilihan, menjadi orang jahat, atau menjadi seorang pelacur, yang jelas aku tidak ingin menjual diriku untuk kepuasan nafsu belaka."
"Aku pun tidak menyarankannya, kau terlalu cantik untuk melakukan hal-hal buruk seperti seperti menjadi penjahat."
"Cantik ?, Jangan bercanda, aku sudah membuang jiwa wanitaku, karena aku tidak ingin dianggap sebagai orang lemah."
"Aku tidak mengatakan wanita itu lemah, aku sendiri mengenal banyak wanita yang sangat kuat bahkan luar biasa."
Tentunya mereka adalah wanita yang ditemuinya di kehidupan Davendra saat melakukan perjalanan menjadi penguasa tertinggi.
Tidak lama setelah obrolan yang cukup panjang lebar, seorang penjaga membuka pintu penjara.
"Kau Raynor avya ...." Penjaga itu memanggil.
"Ya itu aku."
"Kau kemari lah, ada yang perlu kita bicarakan."
"Soal apa ya pak ?."
"Nanti kau akan tahu."
Tapi sebelum pergi, Raynor kembali melihat ke bandit wanita yang masih duduk diam di lantai.
"Hei wanita, jika nanti kita bertemu lagi, aku akan mengajarkanmu beberapa hal yang mungkin bisa membuatmu lebih kuat."
"Aku berpikir apa kita benar-benar akan bertemu lagi, tapi saat itu terjadi aku akan menghajar mu." Wanita itu menunjukkan senyum dengan sedikit rasa kesal.
"Biarkan takdir yang menentukannya." Jawabnya singkat kemudian pergi mengikuti penjaga.
Raynor memiliki rasa simpati terhadap wanita itu, dia sudah berusaha keras untuk bertahan hidup, meski cara yang dia lakukan adalah salah. Tapi sebagai sosok penguasa tertinggi, dia memahami karakteristik seseorang dan dia pun tahu bahwa wanita itu bukan orang yang menyerah begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Mamat Stone
terlalu banyak drama /Smug/
2024-08-16
0
👑san_he😈
saya mau pecahin telur thor....
2022-11-03
2