Di kota kota Tegalasa adalah kota yang dipimpin oleh tuan kota, namun masih berada dibawah kekuasaan kerajaan Losborn atas tanggung jawab sang Raja.
Suasana ramai penduduk sama dengan wilayah kota kerajaan yang menjadi pusat pemerintahan. Termasuk pula kota Tegalasa ini menjadi wilayah perbatasan kerajaan tetangga. Tentu ada banyak pengembara dan pedagang yang singgah di kota Tegalasa untuk mengisi perbekalan sebelum berangkat menuju kota kerajaan Losborn, atau pun pergi ke wilayah kerajaan Soran.
(Pengembara adalah orang yang melakukan perjalanan, terkadang menerima pekerjaan untuk mengawal atau sebagai petunjuk arah bagi para pedagang di dalam hutan yang penuh binatang iblis.)
Tapi tidak hanya pengembara dan pedagang saja, tentu para bandit akan selalu ada di tempat ramai seperti kota Tegalasa. Mereka akan menerima pekerjaan layaknya pengembara demi melintasi perbatasan menuju kerajaan Sowan dan merampok mereka saat berada ditengah hutan.
Itu menjadi hal umum di kerajaan mana pun, karenanya, sebagian besar pedagang besar akan meminta bantuan kepada serikat dagang demi mendapatkan pengembara yang asli.
Setiap bandit kota memiliki cara mereka sendiri dalam bekerja. Entah merampok termasuk sebuah pekerjaan atau bukan. Tapi anak mereka tidak tahu menahu, ketika mengatakan pekerjaan ayahnya sebagai bandit kepada semua orang dengan bangga.
Sedangkan untuk saat ini, Raynor diikuti oleh para bandit, segera saja dia ambil langkah belok dan berjalan menuju tempat sepi. Seperti yang diharapkan, para bandit yang lebih paham tentang seluk beluk jalanan di gang sempit kota, tentu memilih jalan memotong untuk menghadang mangsanya.
'Tapi mereka salah pilih orang untuk di rampok....'
Wilayah kota Tegalasa, seperti taman bermain untuk mereka, ketika merasakan langkah kaki mangsa yang semakin dekat, tiga bandit muncul sembari mengacungkan senjata di tangan.... "Hei anak kecil, berhenti disitu."
Tapi ajaib bukan buatan, ketika mereka sadar bahwa mangsa yang mereka tunggu tidak terlihat dimana pun, sepanjang lorong gang sempit tampak kosong.
"Dimana dia."
"Sepertinya dia tahu kalau kita mengikutinya dan berbalik arah ke jalan utama." Jawab bandit yang berdiri di belakang ketua geng.
"Kalau begitu kita cari dia." Ketua geng bandit memberi perintah, segera ketiganya berlari untuk mencari mangsa yang telah kabur itu.
Raynor memang terlihat udik, kampungan, dekil, kotor, lusuh dan kusam, tapi dia tidaklah bodoh. Sebagai sang penguasa tertinggi, dirinya tidak akan pernah membiarkan orang lain melakukan tindakan bodoh.
Selagi mereka berjalan cepat untuk menghadang di ujung jalan, Raynor sudah berbalik arah dan kembali ke jalan utama kota.
Memang cukup mudah untuk Raynor mengalahkan mereka bertiga, hanya saja dia lebih memilih untuk tidak merepotkan diri, bertarung dengan bandit-bandit kelas teri seperti mereka sama saja dengan membuang waktu tanpa ada faedahnya.
Raynor sedikit menikmati waktu setelah lepas dari kejaran para bandit. Berjalan santai dengan bersiul. Melihat toko-toko sekitar, pedagang air nira atau daging panggang. Meskipun tatapan mata semua orang jelas tidak nyaman ketika memperhatikan lelaki kusam di tengah kota.
Tentu Raynor sadar makna dari tatapan mereka, menilai orang dari sampulnya, terlebih lagi sampul yang dia pakai sudah sobek-sobek.
"Sepertinya memang aku harus mencari pakaian..."
Tujuan Raynor selanjutnya mencari pedagang kain untuk mengganti pakaian yang sudah tidak pantas dilihat. Tapi tidak berselang lama, seorang lelaki tua berwajah sangar dengan brewok lebat dan bekas luka di pipi berlari penuh keringat berdiri tepat di hadapannya.
Raynor masih mengenal wajah dari ketiga bandit sebelumnya, dan dia adalah ketua dari kelompok bandit kota Tegalasa.
"Hei...hei anak kecil ... kenapa kau pergi begitu saja." Berkata lelaki tua itu dengan nafas kelelahan seperti nyawa sudah di ujung tenggorokan.
"Pak tua, apa kau pikir aku orang bodoh yang dengan sadar menyerahkan diri untuk di rampok oleh kalian."
"Setidaknya kau melakukan perlawanan terlebih dahulu dan kemudian kabur seperti yang dilakukan orang lain." Jawabnya sambil ngatur nafas.
"Itu merepotkan, tapi kalau kita bertemu lagi aku akan coba untuk melakukannya. Jadi sampai jumpa lagi."
Melambaikan tangan dan berbalik pergi dengan santai.
Raynor jelas tidak perduli.
"Tidak seperti itu cara mainnya anak muda, kau tidak bisa pergi begitu saja tanpa ada perlawanan." Balasnya dan bergerak maju.
Mengeluarkan senjata gada yang tersimpan di balik baju sebagai bentuk ancaman, jika itu orang lain tentu akan berlutut dan meminta ampun.
Hanya saja dia tidak tahu siapa yang sedang menjadi lawannya.
"Itu senjata yang berbahaya, jangan sembarang digunakan, orang lain bisa saja terluka."
"Aku tahu, jadi jangan sampai aku melukaimu."
"Jadi kau pikir itu cukup untuk membuatku terluka."
"Baiklah kalau kau ingin mencobanya."
Lelaki tua brewokan langsung menyerang, ayunan gada mengarah ke kepala. Kemampuan ruang tanpa batas sudah di keluarkan secara otomatis, tanpa perlu melihat pergerakan lawan, Raynor hanya perlu menunduk untuk menghindar. Berulang kali dan penuh semangat ketua bandit mengayunkan senjata ke segala arah, meski itu tidak menghasilkan apa pun.
Satu tendangan kaki membuat lelaki itu hilang keseimbangan, kemudian Raynor menangkap pergelangan tangan dan kekuatannya sekarang cukup mudah untuk melempar tubuh yang tiga kali lebih besar tanpa kesulitan.
Terdengar seperti karung beras terjatuh dengan keras. Semua orang yang melihat terkejut, berteriak dan ketakutan. Tapi tidak ada alasan untuk mereka membantu karena tidak ingin terlibat masalah.
Dua bandit lain yang baru saja datang, melihat terkejut setelah kawan mereka jatuh oleh seorang anak kecil dengan mudah, mereka berdua seorang lelaki kurus paruh baya dan wanita muda berpotongan rambut pendek.
Tentu dengan jatuhnya ketua geng bandit, dua kawan secara bersamaan maju untuk mengepung Raynor dari depan dan belakang.
Sedikit pembelaan yang dia lakukan.... "Hei, apa kalian tidak tahu malu, merampok anak kecil lemah sepertiku."
"Tidak ada orang lemah yang mampu melemparkan Rolfo hingga pingsan."
Bandit kurus itu membalas seakan tidak perduli dengan argumen yang aku berikan.
"Jadi orang ini bernama Rolfo, tapi asal kalian tahu, jika ini hanya sebuah keberuntungan, ya cukup beruntung karena aku sedikit lebih kuat saja."
"Sayangnya tidak ada keberuntungan datang dua kali." Pria kurus dan bandit wanita maju menyerang dengan pisau.
Semua bergerak lambat di pandangan mata Raynor, efek kemampuan ruang tanpa batas untuk menganalisa arah gerakan, setiap serangan pisau cukup cepat dan benar-benar menunjukkan niat membunuh.
"Pisau itu berbahaya, jangan sembarangan diarahkan ke orang lain, anak muda."
Ucap Raynor dengan santai, walau terlihat tidak perduli, dia masih berbaik hati dengan mengingatkan.
"Kau panggil aku anak muda, aku dua kali lebih tua daripada bapakmu." Jawabnya.
'Dan asal kau tahu, aku lebih tua dari nenek moyangmu.'
"Erza, kau tahan bocah ini dari belakang, aku akan menghajarnya sampai tidak bisa lagi bicara."
Bandit wanita hanya mengangguk paham, mereka berdua jelas penuh percaya diri jika dengan dua orang mampu mengalahkan Raynor.
Lelaki itu datang dengan pisau cepat yang terus menerus menusuk dan menyayat ke depan dada, gerakan tangan lincah karena memiliki pengalaman bertarung.
Wanita di belakang pun tidak membiarkan Raynor untuk pergi dengan mudah, hingga satu kesempatan terlihat ketika dua orang menyerang secara bersamaan.
Pergerakan terbaca dengan penglihatan ruang tanpa batas, menangkap tangan bandit dan menghantam keras hingga terdengar tulangnya patah.
Wajah kesakitan tampak jelas, tapi dia tidak bisa melepaskan diri dari kuat cengkraman tangan Raynor.
"Kau... Kau... Mematahkan tanganku."
"Bukankah itu termasuk resiko karena mengajakku untuk bertarung, jadi terimalah akibatnya."
Sedangkan bandit wanita terkejut karena melihat seorang anak kecil mematahkan tangan orang dengan santai. Sedangkan dua kawan bandit sudah tersungkur di tanah, dia mengurungkan niat untuk melawan.
"Nona, apa kau masih berniat untuk melawanku."
"Tidak, tolong, jangan."
"Tenang saja, selama kau tidak melawan, aku bukan lelaki yang tega menyakiti wanita."
"Kalau begitu aku akan pergi."
"Tidak seperti itu nona, meski kau wanita, tapi kau juga melakukan hal yang salah, jadi kau harus menerima hukuman."
Melihat senyum yang aku tunjukan, membuat wajah wanita bandit itu pucat pasi.
"Apa yang ingin kau lakukan."
Tidak perlu susah-susah Raynor menggunakan senjata pisau dari balik bajunya. Kedua bandit lelaki sudah tergeletak pingsan hanya dengan perlawanan tangan kosong, sedangkan si bandit wanita dia ikat agar bisa mempertanggungjawabkan kesalahannya.
Pertarungan Raynor dan para bandit menjadi pusat perhatian semua orang, meskipun penjaga keamanan kota yang datang setelah semua berakhir.
"Bagaimana bisa kota ini akan aman dari para bandit, sedangkan penjaga seperti kalian selalu datang terlambat."
Raynor mengajukan komplain untuk pekerjaan para penjaga kota yang tidak becus mengurus permasalahan bandit.
"Anak kecil jangan seenaknya bicara, apa kau pikir pekerjaan kami hanya untuk mengurus bandit kelas teri seperti mereka."
"Memang apa yang kalian lakukan."
"Kami juga manusia dan kami perlu makan sebelum bekerja." Jawab penjaga keamanan kota itu.
Terserahlah mereka mau menjawab apa.
"Aku sudah selesai, aku akan pergi..."
Tapi belum sempat melangkahkan kaki, penjaga keamanan menarik tangannya.
"Tunggu sebentar, kau juga harus bertanggung jawab atas keributan di tempat ini."
"Eh ... Maaf, yang membuat keributan itu mereka bertiga dan aku hanya korban, bagaimana mungkin aku juga harus di salahkan." Raynor menolak tuduhan mereka.
"Sudah jangan banyak bicara, ikut kami."
Sayangnya para keamanan kota yang melihat penampilannya seperti gelandangan membuat mereka curiga, dianggap sebagai dalang keributan dan mengganggu kenyamanan kota Raynor pun ikut dibawa sebagai tersangka.
'Aku sendiri tidak ingin mencari masalah, ditambah lagi aku masih memiliki banyak urusan di kerajaan Losborn, akan sangat sial jika aku dinyatakan sebagai buronan.'
Dia pun harus meluruskan masalahnya dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Mamat Stone
Binasakan saja semua 👺👺👺
2024-08-16
0
PotatoBoy
terlalu garing
2023-10-12
2