DELAPAN

"Sayang, masak apa?" tanya Shandi sambil memeluk perut Mentari dari belakang. Mentari tersenyum tipis, berpura-pura tak ada yang terjadi pun mengetahui rahasia suaminya. Ia belum mau mengulik tuntas. Berharap dugaannya itu salah. Berharap, suaminya masih berpegang teguh pada ikrar setia, menua bersama, hingga maut memisahkan.

"Lagi masak sup iga, mas," jawab Mentari sambil menaburkan seledri dan bawang goreng di atas sup iga yang baru saja ia tuangkan ke dalam mangkuk yang cukup besar.

"Hmmm ... harum. Masakan kamu emang yang terbaik, sayang," puji Shandi. Pujian bukan sekedar pujian. Tapi itu memang sebuah kebenaran, masakan Mentari memang sangat enak dan cocok di lidahnya. Mentari memamg merupakan tipe istri idaman. Ia bukan hanya cantik, pandai memasak, selalu menjaga kebersihan rumah meskipun tanpa bantuan asisten rumah tangga, pandai melayani suami, bertutur kata lembut, pandai mengatur keuangan. Setiap rupiah yang sampai di tangan Mentari dapat ia olah dengan sangat baik.

"Kamu bisa aja, mas," sahut Mentari sambil berjalan membawa mangkok berisi sup iga tersebut dan menghidangkannya di meja makan. Shandi tetap mengekori Mentari tanpa melepaskan sedikit pun tatapannya dari sang istri. Belum sempat Mentari membalikkan badannya untuk kembali ke meja dapur mengambil lauk-pauk yang lain, terdengar suara bel rumah. Mentari pun gegas ingin membukakan pintu, tapi Shandi mencegah dan menawarkan dirinya sendiri untuk membukanya.

"Biar mas aja. Kamu lanjutin aja menghidangkan makan malam kita," tukas Shandi lembut. Mentari pun mengangguk kemudian melanjutkan pekerjaannya dengan benak bertanya-tanya, siapa gerangan yang bertamu di malam seperti ini. Hingga terdengar suara beberapa orang yang begitu familiar di telinganya dari ruang tamu. Mentari tersenyum sinis, sepertinya mama mertuanya itu kian gencar ingin menjodohkan suaminya pada perempuan yang menurut Mentari sungguh tak tahu diri. Bagaimana Mentari tidak berpikir seperti itu, hanya perempuan tak tahu diri saja yang mau-maunya dijodohkan dengan laki-laki beristri. Kecuali si istri itu memiliki kesalahan fatal, tidak mengurusi suami dan rumah tangganya, abai, dan lebih parah berselingkuh. Namun Mentari tidak pernah melakukan semua itu. Hanya karena Mentari yatim piatu, dikira miskin, dikira tak berpendidikan, tidak memiliki pekerjaan, dan belum kunjung hamil, maka mereka pun bersikap semaunya.

Mentari bukanlah perempuan yang lemah yang akan diam begitu saja bila orang lain menyakitinya. Ia masih terus bertahan dan bersabar hanya karena suaminya yang setia dan tampak tulus mencintainya, namun sekali saja ia melakukan pengkhianatan, maka tunggu saja Mereka akan membayar semuanya.

"Sayang, ada mama, Septi, Tian, dan ... Erna di depan. Mereka ingin mengajak kita makan malam bersama," ucap Shandi hati-hati. Diperhatikannya raut wajah sang istri, hanya ada seulas senyum membuat Shandi tersenyum lega. Ia pikir, Mentari tidak masalah dengan itu.

"Ih, ya udah. Ajak mereka semua ke sini. Semua sudah hampir selesai kok," sahut Mentari tanpa melunturkan senyumannya. Belum sempat Shandi beranjak, Rohani, Enak, dan Septi telah tiba di meja makan. Kemudian Rohani meminta Erna mengeluarkan semua menu makanan yang menurut sang mama mertua merupakan buatan Erna sendiri.

"Huh, bisanya cuma masak gini-gini aja. Tuh, lihat, Erna bisa buat steak daging sapi. Mama yakin, pasti enak. Yuk Shan, kita makan! Mama udah nggak sabar mau merasakan masakan Erna," seru Rohani dengan begitu bangganya.

Shandi melirik kaku ke arah Mentari. Shandi tertegun melihat ekspresi Mentari yang tampak biasa saja seolah tak masalah sama sekali. Padahal hatinya sudah ketar-ketir, khawatir terjadi perang dunia di rumahnya malam ini.

"Iya, mas. Makan sana, kok malah bengong liatin Tari sih? Emang di wajah Tari ada yang aneh ya?" tanya Mentari sambil mengerjap-ngerjapkan matanya imut membuat Shandi tersenyum lebar.

"Nggak ada kok, sayang. Ayo, kamu juga ikutan duduk!" Shandi menarik kursi untuk Mentari membuat Rohani mendengus melihatnya.

"Mbak Tari, sup nya enak banget. Udah lama Tian nggak nyobain masakan mbak. Ternyata masih enak kayak biasa," celetuk pemuda yang bernama Septian yang kerap dipanggil Tian itu. Dia adalah adik bungsu Shandi. Ternyata ia sudah bergerak mengisi piringnya lebih dahulu dibandingkan yang lain. Memang Tian lebih bersikap netral dibandingkan ibu dan kakak perempuannya.

"Ah, makasih Tian. Kamu bisa aja," ujar Mentari tersipu sambil terus melayani Shandi.

"Ini mas, cicipin steak buatanku. Semoga kamu suka," ujar Erna seraya menyodorkan sebuah piring yang telah ia isi dengan steak.

"Ah, i-iya. Te-terima kasih," jawab Shandi.

"Wah, kamu perhatian banget ya Erna dengan mas Shandi! Udah kayak istri layani suami aja, aku jadi cemburu," seloroh Mentari santai sambil menuangkan sup untuk dirinya sendiri.

"Aku kan sedang belajar jadi calon istri yang baik, mbak. Kalau-kalau saja, aku bisa menikah dalam waktu dekat ini jadi udah nggak kagok lagi bagaimana caranya melayani suami," sahut Erna santai membuat Shandi sampai tersedak saat baru saja hendak menelan nasi.

Ukhuk ukhuk ukhuk ...

"Duh, mas, kayak anak kecil aja kamu pakai tersedak kayak gini!" ujar Mentari sambil menepuk punggung Shandi dan menyodorkan air minum setelahnya.

"Iya, Na, kamu itu emang tipe-tipe menantu idaman mama banget tau nggak. Udah cantik, kaya, berpendidikan, mapan, pekerjaan bagus, orang tua jelas, ah kapan yang mama bisa dapat menantu kayak kamu."

"Ma ... " sergah Shandi dan Septian kompak.

"Kenapa?" seru Rohani sok bingung. "Ada yang salah?" lanjutnya.

"Mama kayaknya pingin banget mbak Erna jadi menantu mama. Cuma sayang, anak laki-laki mama yang single kan tinggal Tian, masa' mau mama jodohin sama Tian yang masih SMA. Nggak mungkin kan mama mau jodohkan sama mas Shandi? Entar orang-orang bilang kamu pelakor dong. Percuma kaya, cantik, berpendidikan kalau jadi pelakor. Entar dihujat orang se-Indonesia raya, ih ngeri tau mbak," tukas Mentari seraya bergidik ngeri membuat Shandi salah tingkah.

Baru Rohani ingin menjawab kata-kata Mentari, tiba-tiba sebongkah daging mendarat tepat di wajahnya.

"Aaakh ... " pekiknya terkejut.

"Ma, ma, aduh ma, maaf, Septi nggak sengaja," seru Septi sambil meraih selembar tisu dan membersihkan wajah mamanya.

"Kamu makan gimana sih, Sep, masa' dagingnya bisa kelempar ke wajah mama," bentak Rohani kesal.

"Kan Septi nggak sengaja, ma. Abisnya dagingnya alot jadi sudah digigit, oops ... Duh, maaf Mbak Erna, Septi ... Septi ... "

Wajah Erna merah padam saat daging steak buatannya disebut alot.

"Mana ada. Kamu aja yang nggak bisa makan kayak ginian. Pasti lidah kamu ketularan lidah kampung perempuan itu kan," bela Rohani tidak terima Septi mengatakan daging steak masakan Erna alot. "Makan steak tuh kayak gini, dipotong pakai pisau, bukan langsung digigit kayak gitu." Rohani mempraktekkan cara memakan steak. Namun Rohani pun ikut kesulitan untuk memotong daging tersebut sampai dagingnya tergeser kesana-kemari karena sulit dimakan. '*Duh, kok susah banget sih! Daging sialan. Kamu mau malu-maluin aku ya!'

'Duh, kacau! Kenapa alot gini ya dagingnya! Ck ... mau cari muka malah kehilangan muka ini namanya,' omel Erna dalam hati.

"Hah, makan aja repot! Mending makan sup iga mbak Tari aja, udah pasti enak nggak ribet. Dagingnya juga empuk, ya kan kak?" lontar Septian pada sang kakak.

"Ah, i-iya, kamu benar Tian. Dah, kalian dari pada ribet, makan sama sup iga ini aja. Ayo Erna, cicipin masakan mbak mu, kamu pasti suka," ujar Shandi membuat Rohani, Erna, dan Septi menekuk wajahnya masam.

Mentari hanya mengulum senyum.

'Segitunya mama nggak menyukai aku sampai mau jodohin mas Shandi dengan Erna. Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Apa ini pertanda aku harus mulai bersiap untuk menyerah? Ah, jangan dulu! Kita lihat sampai batas mana mereka akan bertindak. Kalau sampai mereka benar-benar membuat mas Shandi menerima Erna, aku pastikan mereka akan menyesalinya,' desis Mentari dalam hati.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

iyyeeessss .. 💪🏻
bikin mereka semua nyesel sambil ngesot, Ri ...

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-05-13

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

hahaha ..... lanjoooottt, Tariiiiiii ..... ✊️💪🏻

2024-05-13

0

Herma Wati

Herma Wati

seru nih

2024-04-18

2

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!