SEMBILAN BELAS

"Erna, ayo buruan bangun! Udah siang, Erna," teriak Shandi sambil berlari pontang panting menuju kamar mandi. Erna yang merasa terganggu lantas membuka matanya. Matanya terbelalak sempurna saat melihat cahaya matahari telah begitu menantang dari celah gorden kamarnya atau lebih tepatnya kamar Mentari dulu.

Erna pun segera meraih ponselnya untuk melihat jam, kian terbelalak lah matanya saat melihat ternyata sudah jam 7.16.

"Mampus! Lagi-lagi telat!" umpatnya yang kemudian bergegas menuju kamar mandi. Tapi ternyata kamar mandi dikunci dari dalam membuat Erna memekik kesal.

"Mas, buka pintunya buruan! Aku telat, cepetan!" pekik Erna sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi. Tak lam kemudian, pintu kamar mandi terbuka menampilkan tubuh polos Shandi yang tengah dipenuhi sabun.

Tak peduli pada penampilan suaminya, Erna justru langsung menuju wastafel kemudian segera mencuci muka dan menggosok gigi membuat Shandi membulatkan matanya.

"Kamu nggak mandi dulu?" tanya Shandi melotot.

"Nggak ada waktu. Aku udah telat," sahut Erna cepat membuat Shandi geleng-geleng kepala.

Kini keduanya telah bersiap. Saat setibanya di dapur, Shandi hanya bisa menghela nafasnya. Lagi-lagi tak ada sarapan ataupun minuman yang terhidang di atas meja.

"Kamu nggak bisa apa sesekali bangun lebih awal terus buatin aku sarapan? Minimal nasi goreng sama kopi, nggak perlu yang ribet-ribet," tukas Shandi kesal. Ia sedang benar-benar lapar, tapi tak ada makanan sama sekali.

"Aku nggak bisa masak, kenapa?" sinis Erna membuat mata Shandi melotot.

"Jadi yang waktu itu kamu bawa?" Ingatan Shandi terbawa ke beberapa kali Erna membawakannya makan siang ke kantor. Lalu saat makan malam tempo hari di mana Erna membawakannya steak daging. Apakah semua itu kebohongannya belaka?

"Akh i-itu anu ... maaf mas, aku duluan ya!" ujar Erna mencoba menghindari cecaran Shandi. ia yakin, bila ia tidak segera pergi, maka amarah Shandi akan meledak.

"Sial!" umpat Shandi kesal. Ia benar-benar kesal karena merasa ditipu mentah-mentah oleh Erna.

Shandi terduduk lemas di kursinya. Teringat kembali masa-masa Mentari masih berada di rumah itu. Meja makan dan kulkasnya nyaris tak pernah kosong. Sarapan selalu tersedia. Kalau perutnya tiba-tiba lapar entah itu tengah malam pun, selalu tersedia makanan buatan Mentari di meja makan ataupun kulkas. Entah itu bolu, kue, kalaupun tak ada, bila Shandi sekali saja berkata lapar, maka Mentari dengan sigap akan membuatkannya sesuatu. Tak pernah ada istilah kelaparan dalam kamus Shandi. Sebab Mentari selalu memenuhi dan melayani kebutuhannya dengan sebaik mungkin.

"Tari, kamu dimana? Mas kangen kamu, sayang. Mas kangen masakanmu. Kenapa kamu egois banget sih sayang. Kamu kan tahu, aku tuh cinta banget sama kamu, tapi kok kamu malah milih ninggalin aku. Coba aja kamu sabar, aku pastiin saat bayi itu lahir, aku akan membuang Erna dan menjadikanmu ibu dari bayi tersebut. Aku hanya butuh bayi itu, bukan perempuan itu. Aku mohon, sayang, kembalilah," lirih Shandi masih dengan keegoisannya.

Tiba-tiba Shandi teringat kalau hari ini adalah hari persidangan pertamanya.

"Aku akan membuat Tari membatalkan gugatan cerai itu. Ya, aku akan datang ke persidangan dan meminta Tari membatalkan gugatan itu. Aku yakin, dia pasti mau," pungkas Shandi dengan penuh keyakinan.

...***...

"Terlambat lagi?" cibir Agung mantan bawahannya yang kini telah berganti posisi menjadi atasannya.

Shandi memutar bola matanya jengah, "kenapa?"

"Ingat Shan, kamu itu sekarang bawahan saya, jadi bersikaplah sopan!" tegas Agung dengan tatapan mengintimidasi.

Bukannya meminta maaf, Shandi justru segera membalikkan badannya menjauhi Agung dan duduk di kursi yang dahulu di duduki Agung.

"Jangan salahkan saya kalau suatu hari nanti kamu dipecat secara tidak hormat dari sini bila sikap kamu terus semaunya seperti itu!" ucap Agung penuh ketegasan yang malah dibalas dengan sikap acuh tak acuh oleh Shandi.

Hari sudah pukul 1 siang. Menurut surat panggilan dari pengadilan, sidang gugatan perceraian Mentari padanya akan dimulai pukul 2 siang. Shandi pun bergegas menuju ruangan Agung untuk meminta izin keluar kantor selama 2 jam ke depan. Ia sebenarnya enggan menemui Agung, tapi demi Mentari ia rela menanggalkan gengsi dan harga dirinya. Tapi Agung justru tidak memberikannya izin sama sekali.

"Kau pikir perusahaan ini punya nenek moyangmu, hah, jadi kau seenaknya datang terlambat kemudian izin meninggalkan kantor dengan alasan tak jelas seperti itu!" hardik Agung membuat Shandi tercengang sebab biasanya dialah yang bersikap seperti itu. Tapi kini justru sebaliknya, ia yang dihardik oleh Agung.

"Aku mohon Gung, ini demi masa depan hidupku. Aku harus segera pergi sekarang juga," melas Shandi.

"Sekali kataku tidak, tetap tidak!" jawab Agung tegas. "Segera kembali ke mejamu!" titah Agung.

Bukannya menurut perintah atasannya, Shandi justru menggebrak meja dengan kasar.

"Belagu amat loe, hah! Baru juga menjadi manager berapa hari udah belagu. Brengsekkk! Aaargh ... "

Shandi benar-benar kesal. Kemudian ia pun segera meninggalkan ruangan Agung dan kembali ke mejanya dengan mulut yang sibuk menggerutu kesal.

"Aaargh ... sialan kau Agung. Bagaimana ini? Bagaimana bila Tari benar-benar menceraikan ku? Tidak, tidak, itu tidak boleh terjadi. Tari akan selalu dan selamanya jadi istriku," gumam Shandi sambil memandang layar ponselnya yang menampilkan foto Mentari.

Sementara itu, di ruang sidang, Mentari tersenyum girang sebab Shandi tidak datang ke persidangan. Sidang akan dilanjutkan bulan depan dengan agenda mediasi. Bila terus begini, maka keputusan verstek bisa segera diambil. Mentari hanya berharap, Shandi tidak berulah lagi sehingga ia bisa segera berpisah dengan Shandi tanpa drama apapun.

Dengan wajah girang, Mentari meninggalkan ruang persidangan seolah ia sudah menantikan momen perceraiannya dengan suka cita. Kemudian ia pun segera masuk ke dalam mobil dan melajukannya meninggalkan gedung pengadilan agama.

Saat sedang berada di lampu merah, tiba-tiba ponselnya berdering dengan nyaring. Saat dilihatnya, ternyata panggilan itu berasal dari Jervario.

"Tumben nih orang pake telepon segala. Angkat nggak ya?" Mentari tampak berpikir, apalagi traffic light sebentar lagi akan berubah menjadi kuning. Ia lantas menyambungkan ponselnya dengan earphone dan memasangnya di telinga kemudian barulah ia mengangkat panggilan itu.

"Halo, assalamu'alaikum," ucap Mentari yang langsung disambut dengan salam oleh Jervario.

"Wa'alaikum salam."

"Ada apa, Jer? Tumben telepon, apakah ..."

"Jea sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ia mengalami pendarahan dan kontraksi," ujar Jervario memotong kata-kata Mentari. Sontak saja apa yang Jervario katakan membuat Mentari tersentak hingga menegang.

"Jadi bagaimana keadaan, Jea? Jea dibawa ke rumah sakit mana?" tanya Mentari panik.

"Aku belum tau keadaan pastinya. Tadi mama cuma ngabarin itu. Rumah sakit Cinta Medika. Aku tutup sekarang."

Tut Tut Tut ...

"Astaga, triplek dilaminating, sopan sedikit kenapa? Masa' nutup telepon kayak gitu, nggak ada sopan-sopannya sama sekali," omel Mentari yang sudah kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. "Ya Allah, semoga keadaan Jea baik-baik aja. Semoga baik ibu maupun calon buah hatinya sehat tanpa satu kekurangan apapun," gumam Mentari yang khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.

Visual si triplek dilaminating. Entah cocok nggak menurut kakak2 semua. 😄

Kalau ada typo, tandain ya kak! Soalnya ngetiknya ini perjuangan banget soalnya mata beberapa kali merem nggak sengaja. 😂

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

proses perceraian itu 3 x mediasi 3 x sidang.
jika salah saru pihsk tdk datang malah proses cepat.

2024-04-24

0

Elok Ciptianingsih

Elok Ciptianingsih

rasain tuh Shandy buang berlian dpt kerikil🤣🤣

2024-05-14

0

Lia Rosita

Lia Rosita

ok aja aku mah. typo ge aku mengerti. cerita nya seru bgt.

2024-02-27

3

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!