ENAM

"Mas, kamu mau kemana udah rapi gini? Biasanya kan setiap weekend kamu nggak pergi kemana-mana? Tumben," tanya Mentari dengan raut keheranan saat melihat penampilan Shandi yang telah terbalut kemeja garis-garis hitam putih dan celana jeans biru dongker.

"Ada janji sama temen," jawab Shandi singkat sambil mengaitkan kancing di lengan bajunya.

"Janji sama temen? Temen yang mana?" cecar Mentari makin penasaran.

"Udahlah, makin hari kamu kok makin bawel banget. Mau tau aja urusan orang. Kamu juga nggak kenal kok meski aku kasih tau," ketus Shandi acuh tak acuh.

Mentari sampai membulatkan matanya, tak percaya dengan jawaban suaminya itu.

"Apa kata kamu tadi, mas? Mau tau aja urusan orang? Memangnya aku ini orang lain bagi kamu?" desis Mentari tersinggung dengan kata-kata Shandi barusan.

"Ya, kenapa? Kamu itu hanya seorang istri, tak lebih. Kecuali kamu sudah melahirkan seorang anak untukku, baru kau bukan orang lain bagiku," ucap Shandi kejam dan tajam.

"Mas, kenapa kamu jadi kayak gini? Kenapa kamu tega sama aku? Aku ini istri kamu? Aku adalah wanita yang selama 5 tahun ini setia berdiri di sisi kamu dalam keadaan suka maupun duka, tapi kenapa tiba-tiba kamu berubah? Kamu anggap aku orang lain hanya karena aku belum hamil juga? Mas, kamu nggak bisa ikut-ikutan mama menyudutkan aku. Kenapa sejak hari itu, kamu jadi berubah gini sih, mas? Udah 2 Minggu lho, tapi kok makin hari sikap kamu makin berubah? Kamu tahu kan, dalam agama kita dilarang bermusuhan hingga 3 hari lamanya, dan kamu malah marah denganku lebih dari itu. Kamu keterlaluan banget tahu nggak mas!" ujar Mentari lirih. Sekuat tenaga ia menekan sesak di dada dan air matanya yang mulai menggenang. Namun, seakan berkhianat, air mata itu tetap saja luruh membasahi pipi Mentari.

Shandi sampai terhenyak di tempatnya. Ia tak pernah melihat Mentari menangis selama ini. Ia pun tak pernah membuat Mentari menangis dan ini merupakan kali pertamanya. Hatinya seakan ikut merasakan sakit yang Mentari rasakan.

Tak kuasa melihat Mentari menangis, Shandi pun maju beberapa langkah dan memeluk erat tubuh istrinya sambil mengecup puncak kepalanya hingga berkali-kali.

"Maaf, maafkan sikap mas, Tari. Maafkan mas, sayang," ucap Shandi lirih.

Karena merasa bersalah dengan Mentari, Shandi pun membatalkan rencananya untuk pergi. Sebaliknya, ia justru mengajak Mentari jalan-jalan untuk menebus rasa bersalahnya.

Kini Mentari dan Shandi sedang berada di gedung bioskop. Mereka menghabiskan hari Minggu itu dengan jalan-jalan kemudian menonton film.

"Sayang, mas ke toilet sebentar ya! Udah kebelet," bisik Shandi di telinga Mentari yang diangguki Mentari.

Setibanya di toilet, Shandi bukannya menuntaskan hajatnya, sebaliknya, ia justru mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menghubungi salah satu nomor yang sejak tadi menghubunginya. Namun, karena ponselnya dalam mode silent, Mentari tidak tahu kalau sejak tadi ada yang mencoba menghubungi suaminya.

"Halo, Ma," ucap Shandi saat panggilan telah terhubung.

"Shandi, kamu apa-apaan sih? Kenapa tiba-tiba membatalkan janji dengan Erna? Dia udah nungguin dari tadi, tapi kamu malah membatalkan secara sepihak seperti itu. Kasihan Erna, dia udah bela-belain datang dan nunggu kamu lebih awal biar kamu nggak lama nunggu, tapi kamu malah nggak datang," hardik Rohani saat sudah terdengar suara Shandi.

Shandi menghela nafasnya sambil menggaruk pelipisnya, merasa serba salah, baik dengan ibu maupun istrinya. Ia tahu, ini salah. Tapi ia pun tak bisa mengabaikan permintaan sang ibu agar bisa mengenal Erna lebih dekat. Shandi awalnya menolak, tapi saat melihat mimik wajah murung dan sedih ibunya, ia pun terpaksa menyanggupi permintaan itu.

"Bu, aku sedang pergi dengan Tari. Udah cukup aku mendiamkan dia selama 2 Minggu ini, Shandi nggak tega lihatnya bersedih kayak gitu, ma," lirih Shandi.

Rohani mendengus saat mendengar penuturan putra sulungnya itu.

"Halah, palingan itu alasan istri benalu kamu itu yang nggak suka melihat suaminya bahagia," kesal Rohani. "Lagipula, apa sih kurangnya Erna, Shan? Dia itu bukan hanya cantik, tapi juga sukses, berpendidikan, mapan juga, orang tuanya juga mama udah kenal baik. Jadi nggak ada alasan untuk menolaknya."

"Ma, tapi Shandi kan udah punya istri, emang dia mau sama Shandi yang udah punya istri ini? Mana ada ma perempuan yang punya segalanya seperti Erna itu mau sama laki-laki yang jelas masih memiliki seorang istri seperti Shandi."

"Kata siapa nggak mau? Dia bahkan rela jadi istri rahasiamu karena dia udah jatuh hati sama kamu. Dia juga bersedia mengandung anak kamu, Shan. Ayolah, nak, bukalah hati kamu untuk Erna! Mama yakin, dia bisa beri kamu keturunan. Mama juga udah pingin nimang cucu, Shan. Mama nggak tahu usia mama sebatas apa. Mama ingin, sebelum waktu mama di dunia ini berakhir, mama udah merasakan menimang cucu, Shan. Mama mohon," lirih Rohani membuat Shandi menghela nafasnya.

"Shandi mohon, mama jangan ngomong kayak gitu. Shandi yakin, mama pasti akan segera menimang cucu. Baiklah, Shandi akan mencoba memberikan kesempatan dengan Erna. Tapi untuk saat ini Shandi nggak bisa. Shandi nggak mungkin tiba-tiba mengajak pulang Tari, terus pergi lagi buat nemuin Erna."

"Baguslah. Ya udah, kamu nikmatin hari kamu sama Tari. Biar mana yang jelasin ke Erna. Mama yakin, dia akan mengerti. Dia gadis yang baik, dia pasti nggak akan marah karena kamu ingin menyenangkan istri kamu dahulu," ucap Rohani sambil menyeringai.

Setelah selesai berbicara, Shandi pun segera kembali ke dalam bioskop.

"Mas, kok lama banget sih? Masa' buang air kecil aja sampai hampir setengah jam!" Protes Mentari dengan mata memicing tajam.

"Maaf, mas tadi mendadak sakit perut. Tau sendiri kan kamu gimana kalau mas buang air besar, pasti agak lama. Udah, jangan cemberut lagi, entar jadi jelek. Mending kita lanjut nonton lagi," ucap Shandi sambil mengecup punggung tangan Mentari berharap Mentari tidak curiga dengan apa yang akan ia lakukan di belakangnya.

'Maafkan aku Tari, aku terpaksa menuruti permintaan mama. Aku ingin membahagiakan mama, Tari. Namun kamu tenang saja, aku akan tetap mencintai kamu kok," batin Shandi sambil melirik Mentari yang tampak fokus ke layar besar di hadapannya.

"Mas kok lihatin aku kayak gitu sih?" tanya Mentari saat sadar Shandi sedang memperhatikannya.

"Kamu cantik, sayang. Mas jadi pingin cium kamu kayak adegan di depan situ," ujarnya membuat Mentari seketika mengalihkan pandangannya ke layar raksasa di depannya. Pipi Mentari seketika bersemu merah saat melihat adegan french kiss di depan sana.

Kemudian, tanpa aba-aba, Shandi menarik tengkuk Mentari kemudian menyatukan bibir mereka sama seperti yang ada di dalam layar super besar itu.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

mana ada laki2 atau suami yg sdh pumya pasanhan mikah lh bilabgnya msh cinta sama istri pertama. berani nikah lagi artinya bersni nanggung tanggung jawsb dunia dan akherat. memang org nikah cuma tujuannya punys anak ,ngesex doang !!!

2024-04-24

1

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

palingan janjian sama Erna ...
lakik b3g0 ...
🤮
padahal dari gaya nya aja udah ketauan tuh si Erna cewe kek apa ... 🤪

2024-05-13

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

laki2 plin plan ... b3g0 ... t0l0l ... 😡
udah punya istri tapi masih betah di ketek mama nya...

2024-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!