DUA PULUH

Lamborghini Veneno Mentari yang masuk ke gerbang rumah sakit sontak saja mengundang tatapan kagum banyak orang. Apalagi saat sosok cantik Mentari turun menggunakan heels yang terlihat begitu cantik di kakinya dan dress sebatas lutut berwarna navy menampilkan kesan berkelas dan anggun pada sosok Mentari. Mereka sampai ada yang diam-diam mengambil foto Mentari yang baru saja turun dari dalam mobil dengan sunglasses yang setia menangkring di atas hidungnya yang bangir.

Mentari melepaskan kaca matanya kemudian matanya mengedar ke sekeliling dengan dahi yang berkerut saat menyadari ia telah jadi bahan perhatian orang-orang. Mungkin mereka pikir Mentari adalah seorang artis atau putri dari konglomerat. Tanpa mereka tahu, Mentari justru orang biasa yang berhasil mendulang rupiah dengan modal penghasilannya selama menjadi TKW.

Dirinya boleh sebatang kara di dunia, tapi ia tak boleh menyerah untuk meraih kebahagiaannya. Meski saat ini ia sedang jatuh dan terluka karena pengkhianatan, tapi bukan berarti Mentari akan terus meratap kecewa. Biarlah kekecewaan itu ia jadikan cambuk untuk meraih kebahagiaan sejatinya. Mentari takkan trauma untuk kembali menjalin hubungan, tapi bukan berarti ia akan memilih sembarangan. Tidak seperti sebelumnya, ia menikah dengan seseorang yang keluarganya tidak bisa menerimanya sepenuh hati, maka kali ini ia akan memastikan keluarganya dahulu, mau menerima dirinya atau tidak Apalagi dengan kemungkinan ia yang tak bisa memberikan keturunan.

Yah, setelah mengetahui Erna hamil anak Shandi, ia mulai berpikir, jangan-jangan hasil pemeriksaan itu tertukar dengan milik orang lain. Jadi, bila ia kembali menjalin hubungan, ia terlebih dahulu akan memastikan dua hal, yaitu maukah calonnya nanti menerimanya bila ia memang benar-benar tidak bisa memberikan keturunan dan apakah keluarganya mau menerima dirinya dengan tulus menjadi anggota keluarga mereka. Mentari tidak memusingkan masalah harta. Toh apa yang ia miliki lebih dari cukup. Uang bisa dicari, tapi kesetiaan dan ketulusan, hal itu tentu menjadi dasar sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Mentari akan memastikan kedua hal tersebut terlebih dahulu.

Setibanya Mentari di lobi rumah sakit, Mentari mengambil ponselnya hendak menghubungi Jervario untuk menanyakan dimana keberadaan sang sahabat, Jeanara. Tapi belum sempat ia mendial nomor Jervario, sebuah seruan telah terlebih dahulu menginterupsinya.

"Riri," panggil seseorang sambil menepuk pundaknya. Mentari pun lantas menoleh dan mengangkat kedua alisnya ke atas.

"Baru aja mau telepon nanyain kamar Jea, tapi kok kamu di sini? Jea sama siapa dan dimana?" cecar Mentari sambil mencoba mensejajari langkah panjang Jervario. Tapi laki-laki itu hanya menoleh singkat tanpa menjawab pertanyaan Mentari, membuat calon janda itu memberengut kesal.

Sebal pertanyaannya tidak dijawab, Mentari lantas mengangkat tas tangannya dan memukulkannya di pundak Jervario.

"Aduh," desis Jervario lalu ia segera menoleh ke arah wanita yang jaraknya sekitar 3 langkah di belakangnya. "Kenapa?" tanyanya tak merasa bersalah.

"Ck ... orang nanya tapi nggak dijawab malah tanya kenapa? Nyebelin banget sih jadi cowok. Mana jalan kamu cepet banget. Nggak tau apa aku itu pakai high heels, kali aku sakit tau jalan cepat-cepat kayak gitu." Mentari menghentakkan kakinya sambil mengerucutkan bibirnya kesal. Hal tersebut justru tanpa sadar memancing sebuah senyuman di salah satu sudut bibir Jervario.

Lalu Jervario mendekati Mentari dan berjongkok di hadapannya membuat Mentari menjengit kaget.

"Eh, eh, ma-mau apa kamu?" tanya Mentari panik.

"Katanya kaki kamu sakit. Coba saya lihat!" tukasnya yang kemudian tanpa permisi langsung menarik kaki Mentari dan memutarnya sedikit untuk melihat tumitnya yang memang tampak memerah. "Mau saya gendong? Tumit kamu merah kalau terus dipaksa jalan takutnya lecet," ucapnya membuat Mentari membulatkan matanya.

"Nggak ... nggak perlu, makasih. Aku-aku masih bisa jalan kok. Hehehe ... " Tolak Mentari. Tumitnya hanya merah kan, bukan bengkak sampai tidak bisa berjalan. Malu dong kalau dilihat orang. Apalagi statusnya masih istri orang. Ia tetap harus menjaga Marwah dirinya sebagai seorang perempuan dong.

"Tapi nanti kaki kamu makin sakit." Jervario kekeh ingin menggendong Mentari.

"Kaki aku cuma merah, belum lecet apalagi bengkak. Udah ya Jer, aku masih bisa jalan kok asal kamu jangan terlalu cepat-cepat gitu. Nggak nyadar apa, kaki kamu itu panjang, jadi sekali langkah sama dengan 2 sampai 3 kali langkah aku. Atau kalau kamu mau cepat, silakan gih. Kasih tau aja di lantai berapa dan ruang apa Jea berada sekarang," tukas Mentari memilih jalan tengah.

"Ya udah, kita bareng aja.. Saya nggak akan jalan cepat-cepat lagi," pungkas Jervario mengalah membuat Mentari terperangah.

Kini Mentari dan Jervario sudah berada di dalam lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai tempat Jeanara berada. Sesekali Mentari melirik Jervario yang bersandar dengan tenang. Kedua tangannya berada di saku celana membuat auranya memancar indah.

"Nggak usah lirik-lirik, entar jatuh hati, repot!" cibir Jervario membuat Mentari terbelalak kemudian mendengkus.

"Astaga, ternyata kamu narsis juga ya! Siapa juga yang bakal jatuh hati sama triplek dilaminating kayak kamu," cibir Mentari dengan kedua tangan bersedekap di depan dada.

"Triplek dilaminating?" beo Jervario tak mengerti.

Mentari mengangguk cepat, "ya, kamu itu cocoknya dipanggil triplek dilaminating, udah kaku, datar, eh sekarang sok cool lagi. Ck ck ck ... Baru ini aku ketemu laki-laki modelan kamu kayak gini. Mana mungkin aku jatuh hati dengan cowok modelan kayak kamu gini, nggak ada manis-manisnya," imbuh Mentari dibalas delikan tajam oleh Jervario.

Jervario lalu meringsek maju mendekati Mentari membuat calon janda itu mundur selangkah, tapi sorot matanya tetap menantang, enggan diintimidasi.

"Bagaimana kalau saya bisa membuat kamu jatuh hati?" Jervario memiringkan kepalanya membuat semburat merah di pipi Mentari.

"Cih, PD. Mana mungkin itu terjadi. Kamu emang tampan, tapi kakunya nggak ketulungan. Bisa mati jenuh aku kalo jadi pasangan kamu."

"Oh ya?"

"Ya," sahut Mentari cepat dengan sorot mata menantang.

Jervario manggut-manggut, "kamu belum tahu saya yang sebenarnya. Kalau kamu tahu, saya yakin, kamu pasti akan segera jatuh hati," tukasnya pelan seraya berbisik di depan wajah Mentari yang jaraknya bahkan hanya beberapa sentimeter saja.

"Ma ... "

"Kita sudah sampai, ayo keluar!" potong Jervario cepat membuat Mentari menghentakkan kakinya karena belum sempat ia menjawab, Jervario justru telah lebih dahulu keluar dari dalam kotak besi tersebut.

"Dasar triplek dilaminating nyebelin," desis Mentari kesal.

"Nggak usah jalan pake ngehentak gitu nanti kaki kamu makin sakit terus benar-benar lecet dan bengkak. Atau itu memang tujuan kamu biar saya gendong," seloroh Jervario yang membuat Mentari membulatkan matanya.

"Astaga, Jea, sodara kamu kok gini amat sih! Narsisnya akut banget," desah Mentari membuat Jervario yang berjalan di depannya diam-diam tersenyum tipis.

...***...

R : Thor, kok si kutu kupret nggak nongol?

O : Bentar, lagi diumpetin. Otaknya lagi mumet gara-gara nggak bisa hadir hubungi Tari.

R : Thor, buruan hukum si kutu kupret!

O : Tenang aja, othor pasti hukum tuh kutu kupret sama para cecurut benalunya. Klo buru-buru, cepat tamat dong. 😄 Slow down, baby! 😝

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

mamah lia nia

mamah lia nia

lanjut....🤭🤭🤭

2023-01-05

7

Fierda

Fierda

Apa kabar ibu mertua??otw menyesal kannnn 🤭🤭

2022-12-25

2

caca

caca

kaki

2022-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!