EMPAT

POV Mentari

Mama mertua dan adik ipar serta perempuan yang aku tahu hendak mama jodoh-jodohkan dengan Mas Shandi telah pulang sejak tadi. Namun sejak tadi pula mas Shandi hanya diam. Bungkam seribu bahasa. Ia seakan benar-benar tersinggung dengan apa yang dikatakan mama. Padahal bukan maksudku begitu. Aku sudah mencoba menjelaskan aku mengatakan begitu karena aku tidak suka dikata-katain mandul. Memang kenyataannya aku tidak mandul. Aku sudah memeriksakan diri ke dokter dan hasilnya rahimku bagus. Tidak ada masalah untuk mengandung. Tamu bulananku juga selalu lancar. Tak ada masalah. Karena itu aku tak suka bila selalu dihina mandul sebab memang kenyataannya aku tak mandul seperti yang mereka selalu katakan.

Apakah salah bila aku mengatakan kalau bayi itu hak prerogatif Allah? Apakah salah aku mengatakan kalau hamil itu terjadinya karena hubungan dua orang, bukan hanya satu, bukan hanya aku, tapi dua orang. Ya, dua orang, suami dan istri. Tapi mengapa kala aku tak kunjung hamil, mereka beramai-ramai meneriaki ku mandul?

Aku sudah berusaha mengajak mas Shandi memeriksakan diri, tapi ia selalu menolak. Dia selalu mengatakan dirinya sehat, tak ada masalah. Keluarga besarnya tak ada yang memiliki riwayat susah punya anak apalagi mandul karena itu mereka selalu menyudutkan ku dengan kata-kata mandul sebab aku yang tak kunjung hamil padahal pernikahan kami telah menginjak tahun ke-lima. Namun aku selalu bersabar. Ku serahkan takdir hidupku pada Allah yang maha penguasa segala. Aku yakin, apa yang aku alami ini akan ada hikmahnya. Aku yakin, Allah memberikan ujian ini sebab Ia yakin, aku mampu menjalaninya.

...***...

"Mas," panggil Mentari sambil memeluk tubuh Shandi yang baru saja selesai berpakaian dari belakang.

"Hmmm ... " Shandi hanya berdeham. Ia sedang dalam mode diam. Membuat Mentari bingung harus bagaimana membujuknya.

"Kamu masih marah?" tanya Mentari dengan suara merajuk bingung.

"Menurutmu?" sinis Shandi membuat Mentari menghela nafasnya.

"Mas, aku kan udah jelasin. Aku nggak maksud ngomong kayak gitu. Maksud kata-kataku itu agar mama nggak selalu menyudutkan aku yang belum juga hamil. Emangnya ini mau aku? Nggak. Aku pun pingin hamil. Pingin punya anak. Pingin jadi seorang ibu, sama kayak perempuan lainnya. Tapi mau bagaimana lagi, Allah belum kasih. Lagipula kenapa hanya aku yang selalu di sudutkan di sini. Hamil itu karena hubungan 2 orang, suami dan istri, tapi kok aku melulu yang disudutkan sih?" protes Mentari. Ia sudah melepaskan pelukannya dan menghempaskan bokongnya di pinggir ranjang.

"Ya itu sama aja kamu mengatakan aku mandul, Tari. Kamu mikir dong! Keluarga besar aku nggak ada yang mandul. Termasuk aku. Mana mungkin aku mandul. Wajar kalau kami menuduhmu mandul kan. kamu aja nggak ada saudara. Keluarga juga." Shandi menjawab dengan suara meninggi. Ia kesal karena merasa dituduh mandul oleh istrinya sendiri di hadapan orang tua dan saudaranya.

"Mas, aku kan pernah cerita ayahku meninggal saat aku masih kecil. Ya wajar dong aku nggak punya saudara. Lalu ibuku hidup sendiri bertahun-tahun demi membesarkanku kemudian meninggal saat aku SMA, ya gimana mau punya saudara coba? Emangnya ibuku amoeba? Bisa membelah diri? Emangnya ibuku Siti Maryam? Bisa hamil sendiri tanpa seorang suami," tukas Mentari dengan degup jantung bertalu-talu.

Sungguh, Mentari merupakan sosok yang jantungnya mudah bergolak. Apalagi saat berdebat seperti ini. Saat masih sekolah saja, hanya disuruh membaca di depan kelas saja, ia suka gugup, apalagi harus berdebat yang cukup menguras emosi tapi tetap harus mengedepankan logika seperti ini.

"Aku udah pernah ajak kamu periksa ke dokter, mas. Periksa bukan berarti itu karena kamu mandul, namun kita bisa berkonsultasi mengapa kita belum juga dikaruniai anak padahal usia pernikahan kita udah jalan 5 tahun. Untuk aku sendiri, aku udah periksa dan aku normal. Nggak ada masalah. Banyak alasan mengapa pasangan itu belum juga dikaruniai keturunan, bukan serta merta karena mereka mandul. Bukan. Tapi kadang ada alasan yang orang awam seperti kita tidak mengerti. Jadi mas, ayo kita periksa! Kita konsultasi. Mas mau kan!" bujuk Mentari sembari menjelaskan dengan sabar. Ia ingin membuka pikiran sang suami agar bisa lebih berpikir logis dan tidak ikut-ikutan orang tuanya menyudutkannya.

"Udah aku bilang aku nggak mungkin mandul, Tari!" bentak Shandi sampai membuat Mentari terkesiap. Selama 5 tahun menikah, baru kali ini Shandi membentaknya seperti ini.

"Aku udah bilang bukan mak-."

"Stop Tari, jangan membuatku makin kesal!" sergah Shandi dengan wajah mengeras karena emosi.

Mentari menghela nafasnya. Matanya memerah.

Brakkk ...

Shandi keluar dari dalam kamar sambil menghempaskan pintu kamarnya. Kemudian terdengar bunyi pintu depan dibuka lalu ditutup. Selang beberapa menit, deru suara mobil dinyalakan terdengar, dan dalam hitungan detik, mobil yang dikendarai Shandi itu pergi dari halaman rumah mereka.

Tangis yang sejak tadi ditahan Mentari akhirnya pecah. Hatinya sakit, mengapa suaminya kini ikut-ikutan menyudutkan dan menganggap dirinya mandul? Bahkan kini, untuk pertama kalinya, Shandi meninggalkannya seorang diri setelah bertengkar. Biasanya Shandi hanya akan menghindarinya barang sejenak, lalu kembali menghampirinya dan memeluknya erat. Bahkan sering mereka menutup pertengkaran mereka dengan bercinta. Bercinta setelah bertengkar biasanya lebih menggairahkan. Tapi kini, semua berbeda. Suaminya justru memilih meninggalkannya seorang diri.

...***...

Alunan suara adzan subuh terdengar begitu merdu, membuat Mentari segera membuka matanya. Tangannya meraba ke sisi ranjang. Dingin. Mentari menghela nafasnya. Untuk pertama kalinya, suaminya tidak tidur di sisinya. Perih. Itu yang Mentari rasakan saat ini.

Tak mau banyak berpikir, Mentari pun bergegas bangun untuk mengambil wudhu kemudian ia pun segera menunaikan kewajibannya. Setelah selesai, Mentari menengadahkan tangannya dan berdoa, memohon kebaikan atas dirinya juga suaminya. Juga memohon pengampunan dan kebaikan atas orang tuanya yang telah lebih dahulu menghadap sang Khalik.

Setelah selesai, ia pun melipat kembali mukenanya. Kemudian, ia segera mengerjakan tugas-tugasnya seperti biasa. Mulai dari membersihkan rumah, mengumpulkan pakaian kotor dan memasukkannya ke mesin cuci. Setelahnya ia pun bergegas menyiapkan sarapan, berharap suaminya segera pulang dan makan berdua seperti biasanya. Melupakan sejenak prahara yang semalam terjadi.

Tak lama kemudian, sesuai dugaan Mentari, Shandi pun pulang. Mentari pun segera menyambut dengan senyum merekah. Berharap sang suami kembali hangat seperti biasa. Tapi apalah daya, ternyata Shandi masih saja berwajah masam seperti semalam.

"Mas, mas tidur dimana semalam? Kok nggak pulang sih? Aku nungguin mas lho, tapi mas malah nggak pulang-pulang. Telepon juga nggak." Mentari mencebikkan bibirnya. Bila biasanya Shandi akan luluh bila ia bersikap demikian, tapi kali ini tidak. Ia bungkam, tak mau mengucapkan satu patah katapun. Suaminya tampak masih kesal. Entah sudah berapa kali sejak kemarin Mentari menghela nafasnya. Sepertinya Mentari harus memupuk rasa sabarnya lebih banyak lagi. Semoga saja sepulang kerja, suaminya sudah kembali hangat seperti biasanya.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

sering terjadi egoisme dari pihak laki2... merasa sehat dan gak mau kalau di ajak periksa ke dokter.
tp kalo istri gak hamil .. selalu istri yg disalahkan dan malah sampai di hujat ..
ya spt Mentari itulah ...

2024-05-13

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

ini nih laki2 koplak ...
Mentari gak boleh nuduh Shandi mandul ..
tapi nyata2 Shandi menyebut Mentari mandul ...
deeeuuuh ... beneran pengen gaplok pake wajan lakik kek Shandi ... 😡

2024-05-13

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

Tari yg dianggap "berpendidikan rendah" sama kel. Shandi ... ternyata malah punya wawasan yg luas...

2024-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!