TIGA

Mentari tampak sibuk memencet tombol di layar tablet PC miliknya. Siang hingga menjelang sore hari merupakan kegiatan rutinnya memeriksa sesuatu yang hanya ia dan beberapa orang terdekatnya saja yang tahu. Mentari mengulas senyum, ternyata usahanya makin maju dan berkembang pesat.

Namun tiba-tiba bel rumahnya berbunyi nyaring. Ia pun bergegas menonaktifkan tablet PC miliknya kemudian menyimpannya di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan orang lain tentunya. Setelah itu, ia bergegas ke depan untuk memeriksa, siapa yang datang.

"Heh, buka pintu aja lama banget! Pasti kamu sengaja kan!" hardik Rohani saat pintu baru saja terbuka.

Lalu masuk begitu saja sambil menabrakkan bahunya pada Mentari membuat Mentari sampai terhuyung ke belakang. Untung saja ia bisa menjaga keseimbangannya jadi ia tidak sampai terjatuh. Kemudian di belakang Rohani, ikut masuk juga Septi dan Erna yang Mentari ketahui anak teman Rohani. Mentari tersenyum getir, tentu ia paham apa tujuan sang ibu mertua tersebut.

Kemudian mereka tanpa malu menghenyakkan bokong mereka di sofa ruang tamu sambil bergurau seakan mereka berada di rumah milik mereka sendiri.

Mentari hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap ibu mertua serta adik iparnya yang tidak pernah sekalipun menghargainya.

"Heh! Ngapain. bengong di situ! Cepat buatkan kami minum!" hardik Rohani lagi membuat Mentari menghela nafasnya. "Kamu mau minum apa Erna sayang? Bilang aja! Nanti mama bilang ke perempuan benalu itu untuk membuatkanmu minuman," tukas Rohani seraya memasang senyum semanis mungkin. Senyum yang tak pernah diberikan mertuanya padanya dari sejak pertama kali bertemu hingga kini di usia pernikahan mereka yang kelima tahun.

"Emmm ... apa aja deh, ma! Kasihan sama Mbak ... eeee .. siapa ya namanya? Maaf mbak, saya lupa! Hehehe ... " ujar Erna sambil terkekeh. Namun, Mentari tentu dapat menangkap arti dari tawa tersebut. Apalagi saat mendengar Erna memanggil mertuanya itu 'ma'. Sungguh, Mentari sebenarnya sedikit terusik. Mentari akan lihat, sampai batas mana ibu mertuanya itu akan ikut campur dalam urusan rumah tangganya.

"Aduh mbak Erna, buat apa sih ingat-ingat nama perempuan itu, nggak penting banget tau!" imbuh Septi acuh tak acuh. Ibu dan anak itu memang sama saja, sejak awal tidak menyukai Mentari menjadi istri Shandi. Bagi mereka, Shandi pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik dari Mentari. Lebih baik bukan dalam arti sifat ataupun kecantikan, sebab sebenarnya mereka pun menyadari Mentari lebih baik dan cantik dari Erna. Tapi yang mereka utamakan justru kekayaan. Mereka menyukai Erna karena memiliki pekerjaan yang bagus. Selain itu, melihat Erna memakai barang serba branded dan bergaya glamor, tentu membuat mata mereka berbinar-binar. Berharap mereka dapat ikut merasakan menjadi seperti Erna. Sangat berbeda dengan Mentari yang kerap bergaya sederhana. Dan mereka tidak menyukai itu.

Mendengar kata-kata pedas itu, Mentari bersikap masa bodoh. Telinganya sudah kebal mendengar entah itu sindiran, cibiran, bahkan makian, ia sudah biasa. Entah terbuat dari apa hati Mentari. Tapi ingat, hati-hati dengan marahnya orang sabar. Sebab orang sabar dan diam, bila ia sudah sampai pada titik kesabarannya, maka kemarahannya bisa menghancurkan. Bisa menghanguskan. Bisa meluluhlantakkan.

Diam bukan berarti kalah Diam juga bukan berarti lemah. Tidak percaya, silahkan dicoba!

Sebagai tuan rumah yang baik, Mentari pun bergegas membuatkan minum untuk ketiga tamu tak diundang tersebut.

Setelah selesai, Mentari pun segera menghidangkan 3 cangkir teh chamomilel kesukaannya. Aroma harum bunga chamomile menguar sesaat setelah disajikan. Tak lupa Mentari menghidangkan sepiring pie brownies yang sempat dibuatnya pagi tadi ke hadapan mertua dan adik iparnya juga tamu tak diundang satunya.

Kemudian mereka pun. menyantap hidangan itu tanpa rasa malu dengan begitu nikmatnya. Mentari hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah ketiganya.

"Ma, rumah mas Shandi besar juga ya! Isinya juga perabot mahal semua. Pasti gaji mas Shandi gede banget ya, ma. Beruntung banget perempuan yang bisa jadi istri Mas Shandi," puji Erna sambil mengedarkan pandangannya. Ia bahkan sampai berdiri memperhatikan satu persatu perabot yang ada di rumah 2 lantai itu.

"Iya, perempuan itu yang beruntung, tapi kemalangan bagi Shandi. Udah punya istri udik, miskin, nggak berpendidikan, nggak ada penghasilan, eh mandul pula. Benar-benar sial kan!" ucap Rohani pedas dan tajam. Telinga Mentari terasa panas. Tapi ia memilih diam. Enggan menanggapi. Berharap mereka tutup mulut sendiri nantinya. Tapi ... mungkinkah itu terjadi?

"Iya mbak Erna. Ah, coba aja kak Shandi kenal mbak Erna lebih dahulu. Pasti kalian sudah menikah dan pastinya juga aku udah punya ponakan yang lucu-lucu sejak lama. Nggak kayak sekarang, rumah aja gede, tapi sepi. Nggak ada anak-anak. 5 tahun nikah tapi nggak hamil-hamil, apa itu artinya kalau bukan mandul," imbuh Septi sambil melirik sinis Mentari yang duduk tak jauh dari mereka.

"Apa buktinya kalau mbak mandul?" sergah Mentari yang mulai jengah mendengarkan penghinaan demi penghinaan yang dilontarkan oleh ibu mertua dan adik iparnya itu padanya. "Memiliki anak itu hak prerogatif Allah, bukan kehendak manusia. Selain itu, anak itu terjadi karena hubungan dua manusia yang berbeda jenis kelamin jadi jangan hanya menyalahkan Mbak kalau Mbak belum bisa hamil sampai saat ini," sahut Mentari tenang sambil memainkan ponselnya.

"Heh, jadi kamu mau nuduh anakku mandul begitu?" hardik Rohani tak terima dengan apa yang baru saja Mentari katakan. "Asal kamu tahu ya, di dalam keluarga besar saya, tak ada keturunan yang mandul. Baik dari keluarga mendiang papa Shandi, maupun keluarga besar saya jadi jangan asal bicara kamu. Beda dengan kamu, udah yatim piatu, nggak ada saudara sama sekali, jadi kelihatan bukan siapa yang kemungkinan memang mandul?" imbuh Rohani menggeram murka.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tiba-tiba terdengar suara lembut oleh 4 perempuan itu.

Melihat kepulangan suaminya, Mentari pun segera beranjak untuk menyambut kepulangannya. Namun, belum sampai Mentari di depan Shandi, tampak Erna sudah lebih dahulu menyambut kepulangannya dengan meraih tas kerja dan menyalaminya seperti seorang istri yang menyambut kepulangan suaminya.

Mentari mengerutkan keningnya tak suka. Shandi pun gelagapan melihat ekspresi tak suka sang istri.

"Ini lho istri kurang ajar mu ini, masa' dia bilangin kamu mandul. Mana mungkin anak-anak mama mandul. Tidak ada riwayat keluarga kita satupun yang kesulitan punya anak apalagi mandul. Dasar menantu kurang ajar, nggak punya akhlak sembarangan aja kalau ngomong," adu Rohani dengan wajah merah padam.

Shandi yang mendengar aduan itu lantas mengerutkan keningnya, merasa tak percaya dengan apa yang dikatakan sang ibu. Tapi ia juga tidak mungkin tidak mempercayai sang ibu apalagi sang adik ikut menimpali.

"Iya kak, kurang ajar bener emang mbak Tari itu, seenaknya aja ngomong. Kalau kak Shandi nggak percaya, tanya aja mbak Erna, benar kan mbak, mbak Tari nuduh Kak Shandi mandul?" ujar Septi meminta dukungan pada Erna.

"Benar begitu?" tanya Shandi sambil mengarahkan pandangannya pada Erna yang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Bukannya meminta penjelasan dengan Mentari, Shandi justru menanyakannya pada Erna.

"Aku nggak maksud bilang begitu, mas!" sergah Mentari kesal karena merasa disudutkan oleh ibu mertua dan adik iparnya itu. Tapi bukannya mendengarkan, Shandi justru mengangkat tangannya agar Mentari tidak bicara terlebih dahulu.

"Eee ... itu ... anu ... i-iya. Maaf ya mbak Tari, aku ... aku nggak bisa bohong soalnya," cetus Erna seolah merasa bersalah dengan Mentari.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

se7 .....

2024-05-13

0

rika rokim

rika rokim

siapa yg aslinya benalu???

2024-02-18

3

Kod Driyah

Kod Driyah

KLO sampai Shandi terpengaruh SM ibunya jngn menyesal KLO SDH buang berlian

2023-09-28

4

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!