DUA

"Assalamu'alaikum," ucap Shandi saat telah berada di depan pintu masuk rumahnya.

Mentari yang tadi sedang menyetrika pakaian pun gegas berlari ke depan saat mendengar deru mobil sang suami. Saat melihat sang suami telah berada di depan pintu, ia segera menjawab salam dan menyalami sang suami dengan takdzim.

"Wa'alaikum salam, mas," sahut Mentari sumringah.

"Wah, udah cantik aja istri mas! Lagi apa, hm?" tanya Shandi seraya merangkul pundak Mentari masuk ke dalam rumah.

"Lagi nyetrika aja, Mas. Mas mau mandi air hangat atau biasa?" tanya Mentari lembut seraya menyandarkan kepalanya di pundak Shandi.

Beginilah mereka, selalu bersikap mesra karena itu Mentari tetap bertahan meskipun sikap ibu mertua dan adik iparnya kerap semena-mena, ia tak begitu mengambil hati. Baginya yang penting sikap Shandi selalu baik dan setia. Itu saja sudah cukup. Mereka juga sangat jarang bertengkar. Kalaupun mereka berselisih paham, itu tak bertahan lama. Dalam hitungan jam, mereka akan kembali berbaikan dan kembali bermesraan seperti tidak ada permasalahan sama sekali.

"Air biasa aja, kenapa? Mau ikut?" goda Shandi seraya menyeringai membuat Mentari berdecak. Kini mereka telah berada di kamar. Mentari segera meletakkan tas kerja Shandi dan membantu melepaskan jam tangan lalu kemejanya.

"Ck ... modus," ejek Mentari seraya mendorong punggung Shandi agar segera masuk ke kamar mandi.

"Sama istri sendiri juga, mau ya?"

Belum sempat Mentari beranjak dari depan kamar mandi, Shandi malah menarik pergelangan tangan Mentari agar ikut masuk dengannya.

"Mas," pekik Mentari terkejut.

Blammm ...

Pintu kamar mandi pun ditutup. Kegiatan mandi yang seharusnya selesai dalam hitungan menit itu kini justru berakhir lebih lama dari biasanya. Sebab mereka bukan hanya sekedar mandi, tapi juga mengarungi samudera kenikmatan di dalam sana.

***

"Sayang, lagi ngapain?" tanya Shandi seraya memeluk perut Mentari dari belakang. Diletakkannya dagunya di atas pundak Mentari seraya memperhatikan kegiatan Mentari yang sedang mengocok telur dan gula menjadi satu.

"Lagi mau buat kue, mas. Kan mama hari ini ulang tahun, aku mau buatin kue yang spesial untuk mama supaya mama makin sayang sama aku," ujar Mentari lembut dengan tangan tetap bergerak aktif mengocok adonan telur yang sudah mulai mengembang menggunakan mikser.

"Oh ya? Mas lupa. Kamu emang yang terbaik, sayang. Kita pergi habis makan siang aja, gimana ? Mumpung weekend," ujar Shandi seraya mengecup pipi Mentari.

"Oke, bos!" seru Mentari dengan senyum lebarnya. "Mas cuci muka dulu gih, terus gosok gigi, baru lanjut sarapan. Sebentar lagi aku buatin kopinya," ucap Mentari yang diangguki Shandi. Lu Shandi pun melepaskan pelukannya setelah terlebih dahulu mencuri ciuman dari bibir Mentari.

"Mas," pekik Mentari kaget karena Shandi sempat-sempatnya mencuri ciuman dan sedikit menyesapnya kuat membuatnya terpekik kaget.

Sesuai rencana, kini Shandi dan Mentari sudah dalam perjalanan menuju ke rumah Rohani, ibu Shandi. Sepanjang perjalanan mereka isi dengan canda tawa dan terkadang sambil bernyanyi bersama mengikuti lagu-lagu yang diputar Mentari.

Tak butuh waktu lama, mobil Shandi pun tiba di pelataran rumah sederhana milik Rohani. Setibanya mereka disana, mereka pun segera turun.

"Mas, kayaknya mama ada tamu deh?" ucap Mentari saat melihat sebuah mobil berwarna merah terparkir di depan rumah yang didominasi cat berwarna kuning tersebut.

"Iya, siapa ya? Mungkin temen mama. Ayo, kita masuk!" ajak Shandi.

"Assalamu'alaikum," ucap mereka berdua bersamaan seraya melangkahkan kaki masuk ke rumah Rohani.

"Wa'alaikum salam," jawab orang-orang yang ada di dalam sana.

Melihat kedatangan putranya, Rohani pun segera menyongsong Shandi masuk dan memperkenalkannya dengan tamunya.

"Eh, Shandi, kebetulan banget kamu datang. Sini nak, kenalan sama temen mama dulu. Ini Bu Asma, temen arisan mama dan ini putrinya, Erna," ujar Rohani seraya meminta Shandi menyalami kedua tamunya itu.

Dengan ramah Shandi pun berkenalan dan bersalaman dengan mereka.

"Shandi," ujar Shandi seraya bersalaman dengan Asma lalu Erna.

"Wah, anakmu ganteng tenan, Jeng!" puji Asma membuat Rohani tersenyum lebar.

"Bener kan kataku, jeng. Aku nggak bohong kalo putraku itu ganteng. Kerjanya bagus juga. Dia kerja di MTR Furniture. Perusahaan penghasil perabot yang terkenal itu. Beruntung Shandi bisa kerja di sana. Katanya sekarang nggak mudah mau masukin lamaran pekerjaan di sana. Anakku memang benar-benar beruntung," sahut Rohani semangat penuh mata puji-pujian pada sang putra kesayangan.

"Erna," ucap Erna malu-malu sambil mengulurkan tangannya yang disambut Shandi cepat. Tak ingin berlama-lama. Ia tak ingin membuat Mentari makin merasa tersisih karena sikap orang tuanya.

"Anak Tante Asma cantikkan? Dia kerja sebagai manajer di showroom lho, Shan. Hebat ya! Udah cantik, pintar, punya kerjaan bagus, nggak kayak ... " Rohani melirik Mentari sinis.

"Ma," sergah Shandi yang tahu kemana arah pembicaraan sang ibu.

"Kenapa, Shan? Emang benar kan istrimu itu cuma benalu. Nggak guna. Pendidikan rendah, pekerjaan nggak ada, punya anak juga nggak bisa, apaan itu coba," ketus Rohani seraya memandang sinis ke arah Mentari yang mematung di depan pintu. Ia meremas tali paper bag yang di dalamnya berisi kue buatannya dengan hati memanas.

Selalu saja seperti itu. Tak pandang tempat maupun waktu, selalu saja menghinanya dengan berbagai kalimat menyakitkan. Tanpa mempedulikan perasaannya sama sekali.

"Ma, tolong jangan bilang begitu! Bagaimana pun dia itu istri Shandi," sergah Shandi setengah kesal melihat sikap sang mama yang terus-menerus memojokkan Mentari di setiap kesempatan.

"Belain terus, ya belain aja! Kamu emang udah nggak sayang lagi sama mama. Kamu ... hiks ... hiks ... " Rohani terisak seraya memijit dadanya.

"Ma," desah Shandi serba salah.

"Kakak juga kenapa, sih belain dia terus-terusan. Kalau mama sampai sakit, awas aja ya kak!" ketus Septi yang duduk di sebelah Erna.

"Tante, Tante nggak papa? Tante tenang ya, entar darah tingginya kumat lho," bujuk Erna ramah seraya mengusap punggung Rohani.

Rohani pun tersenyum ke arah Erna. Senyum yang tak pernah ia berikan pada menantunya sendiri, Mentari.

"Coba aja kamu yang jadi menantu Tante, Na, pasti Tante sudah menimang cucu saat ini," ucap Rohani tanpa mempedulikan keberadaan Mentari sama sekali.

Mendengar perkataan tersebut, terang saja Mentari shock. Jantungnya tiba-tiba berdebar hebat. Matanya memanas. Tangannya sampai bergetar dan berkeringat dingin.

"Udah dong, Tan. Erna kan nggak enak sama menantu Tante, siapa namanya? Eh, maaf kita belum kenalan," ucap Erna seraya berdiri lalu menyalami Mentari ramah.

"Erna," ucapnya.

"Mentari," sambut Mentari ramah.

Sekuat tenaga ia menahan rasa perih di dadanya. Ia tak mau menunjukkan kelemahannya. Ia sudah ditempa sedemikian rupa oleh hidupnya yang keras jadi ia takkan mudah untuk menunjukkan kelemahannya. Mentari sangat paham dengan arti ucapan mama mertuanya itu. Ia berharap suaminya berjodoh dengan Erna yang dianggapnya lebih segalanya dari dirinya.

Dalam hati, Mentari tersenyum sinis. Mertuanya itu ternyata benar-benar tak punya hati. Karena itu, hingga sekarang ia tak ingin mengungkapkan jati dirinya sebenarnya. Ia pikir, waktu 5 tahun bisa mengubah perangai sang ibu mertua agar dapat menerima dirinya dengan tangan terbuka, namun ternyata tidak. Ia bahkan terang-terangan mengharapkan perempuan lain menjadi menantunya.

"Maafin ucapan Tante Ani tadi ya, mbak."

"Nggak masalah. Udah biasa kok. Hatiku udah kebal," jawab Mentari seraya tersenyum lebar membuat Rohani dan Septi berdecih sinis.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

hmmm... keknya sebenernya Mentari tajir nih ...
yups Mentari ... bikin mereka ntar kelojotan 😉😅

2024-05-13

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

pengen banget nampol mulut mama Rohani pake ulekan 😡

2024-05-13

0

Oke Lewe-Sumah

Oke Lewe-Sumah

kesabaran itu ada batasnya . sampai kapan Mentari mengalah dsn terus dopojokkan mertua dan adik ipar.

2024-03-10

2

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!