SEMBILAN

Hari berganti begitu cepat. Tak ada tanda-tanda aneh mengenai suaminya selama beberapa bulan ini. Bahkan sikap Shandi kian mesra dan romantis. Ia kerap mengajak Mentari jalan-jalan, kadang kala berlibur. Perasaan Mentari melambung tinggi. Angan hidup kan terus bahagia bersama sang suami pun menjadi motivasi. Sakin terbuainya kebahagiaan, Mentari sampai tak sadar benalu-benalu itu kian bercokol hingga perlahan melemahkan pohon rumah tangganya.

Ring ... ring ... ring ...

Ponsel Mentari berseru nyaring. Mentari yang sedang memeriksa laporan keuangan melalui tablet PC nya lantas segera menghentikan pekerjaannya. Melihat nama yang tertera di layar, seketika menerbitkan senyuman di bibir Mentari.

"Assalamu'alaikum kak," ucap Mentari. "Tumben telepon Riri sepagi ini, ada yang urgent kah?" tanya Mentari sebab tidak biasanya laki-laki yang ia sapa kakak itu menghubunginya di pagi menjelang siang seperti ini.

"Wa'alaikum salam. Seharusnya kakak yang tanya, kamu sakit?" tanya laki-laki itu to the point.

"Sakit? Nggak ah. Riri sehat wal'afiat. Alhamdulillah. Kok kakak bisa tiba-tiba telepon ngirain Riri sakit sih kak?" tanya Mentari bingung.

"Kamu serius? Awas ya kalau bohong! Kakak bakal marah besar kalau kamu sampai bohong sama kakak!"

"Riri serius kak. Riri benar-benar sehat. Ini aja Riri lagi nyantai sambil ngecek laporan keuangan," tukas Mentari.

Laki-laki di seberang telepon pun menghela nafas lega, "syukurlah kalau begitu," ujarnya. "Tapi ... kenapa suami kamu sampai ambil cuti tiga hari. Pas HRD bilang, suami kamu bilang kamu sakit dan masuk rumah sakit. Jadi dia harus jagain kamu selama di rumah sakit," tukas laki-laki itu yang sontak saja membuat Mentari shock saat mendengarnya.

'Cuti 3 hari? Mas Shandi bilang dia ada pekerjaan di luar kota. Jadi ... mas Shandi membohongiku? Jadi ... kemana dia sebenarnya? Kurang ajar. Lihat saja kalau sampai kau mempermainkanku, mas, aku takkan tinggal diam. Aku diam selama ini bukan karena takut, tapi hanya ingin menciptakan ketenangan dan kedamaian dalam rumah tangga kita. Aku memang mencintaimu, mas. Tapi kalau kau menipuku mentah-mentah, cinta itu bisa berubah jadi kebencian dalam sekejap. Apalagi bila kau melakukan itu dalam rangka melakukan pengkhianatan, maka bersiap-siaplah, aku akan membuat kalian menyesal,' batin Mentari bermonolog.

"Ri, Riri ... Riri ... kamu kenapa, Ri?" panggil laki-laki itu membuat Mentari tersentak.

"Ah, i-iya, kak. Maaf, Riri tadi melamun," ujar Mentari lirih.

"Hmmm ... Kirain kakak, kamu kemana. Jadi, Ri, sebenarnya suami kamu kemana? Kenapa dia sampai berbohong kayak gitu cuma untuk ambil cuti?" tanya laki-laki itu penasaran.

Mentari memejamkan matanya, ia pun tidak tahu sebenarnya apa yang dirahasiakan suaminya itu. Ia berangkat pagi-pagi sekali dengan penampilan rapi seperti biasanya. Mentari tidak ada perasaan curiga sedikitpun sebab memang tingkah lakunya tak ada yang mencurigakan. Sama seperti biasanya, tak ada yang aneh. Hanya saja, Shandi membawa koper kecil berisi pakaian gantinya untuk 3 hari ke depan. Bahkan Mentari sendiri yang menyiapkan pakaian ganti tersebut.

Jantung Mentari seketika berdegup kencang. Otaknya seakan blank. Tak bisa menerka apa yang sebenarnya terjadi. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah pasti ini ada sangkut-pautnya dengan keluarganya. Mentari harus mencari tahu dan menyelidikinya. Ya, harus, batinnya.

"Riri ... Riri juga nggak tahu kak. Riri juga bingung. Dia bilang ... dia bilang dia ada pekerjaan di luar. Riri ... Riri percaya aja. Riri pikir memang benar dia ada pekerjaan di luar. Kan beberapa bulan ini dia emang nggak pernah tugas ke luar, jadi Riri percaya aja. Sumpah kak, Riri ... bingung."

Mentari memijit pelipisnya yang mendadak pusing. Ia segera beranjak menuju dapur untuk mengambil air dingin. Ia butuh sesuatu yang dingin untuk mendinginkan dadanya yang seketika bergemuruh panas.

Di seberang sana, laki-laki itu terdiam. Ia ikut merasakan kecurigaan pada Shandi. Dia ternyata bukan hanya membohongi pihak kantor, tapi juga istrinya sendiri.

"Ri ... "

"Iya, kak," sahut Mentari lesu.

"Kamu tak apa?"

"Bohong kalau aku bilang nggak papa, kak. Tapi ... Mentari bingung harus melakukan apa."

"Butuh bantuan?"

"Untuk sementara ini, nggak kak. Biar Mentari bergerak sendiri dulu."

"Baiklah. Tapi kalau ada apa-apa, bilang kakak, oke! Kalau dia macam-macam, juga lupa laporin ke kakak. Kakak nggak mau kamu disakiti. Kakak yakin, ada sesuatu yang dia rahasiakan."

"Hmmm ... makasih ya kak! You are the best."

Setelah berbincang sejenak, Mentari pun menutup panggilan itu. Kemudian ia segera kembali ke kamar dan berganti pakaian. Ia berniat mengunjungi suatu tempat. Entah mengapa ia curiga telah terjadi sesuatu di belakangnya.

Setelah rapi, ia pun segera ke teras rumahnya. Sebuah mobil BMW I8 berwarna putih telah terparkir di depan pagar. Mentari pun bergegas keluar dan tak lupa mengunci kembali pagar rumahnya. Seseorang berpakaian serba hitam pun keluar dari dalamnya seraya membungkukkan sedikit badannya kemudian membukakan pintu belakang untuk Mentari. Mentari pun masuk ke dalam mobil itu seraya tersenyum pada sang sopir .

"Kita mau kemana nona?" tanya sopir yang bernama Pak Rudi tersebut.

"Kita ke jalan Merpati, pak. Nanti saya tunjukkan sendiri arahnya," tukas Mentari pada sang sopir.

Kemudian dalam hitungan detik, mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Tentu sang sopir tak ingin mencelakai Mentari. Majikannya tadi telah berpesan untuk mengantarkan Mentari kemanapun yang diinginkannya. Ya, sebelum Mentari menutup panggilan tadi, Mentari meminta dikirimkan mobil beserta sopirnya untuk mengantarkannya ke suatu tempat. Tak butuh waktu lama, Mentari pun telah sampai di tujuan. Namun, tempat yang ia kunjungi itu tampak begitu sepi.

"Pak, tolong bapak turun dan tanya ke tetangga rumah ini, kira-kira kemana ya orang-orang penghuni rumah ini! Kalau mereka tanya kenapa, buat aja alasan apa atau bilang bapak saudara mereka dari luar kota yang penting bisa tahu kemana orang-orang rumah itu," tukas Mentari pada sopirnya.

Pak Rudi pun mengangguk. Kemudian ia pun segera turun dan menanyakan ke beberapa tetangga.

"Bagaimana?" tanya Mentari.

"Non, kata mereka, mereka menginap di rumah calon besan mereka yang ada di komplek perumahan Bumi Asih," ujar Pak Rudi.

"Calon besan?"

"Iya, non. Soalnya besok, anak sulung mereka akan menikah jadi mereka langsung menginap di sana saja."

Jeduar ...

Mata Mentari seketika terbelalak.

"Anak sulung?" gumam Mentari tak habis pikir. Siapa lagi yang anak sulung kalau bukan Shandi, suaminya.

Seakan belum puas mengulik kebusukan keluarga suaminya, Mentari pun meminta pak Rudi segera mengantarkannya ke komplek perumahan Bumi Asih. Karena jaraknya yang tidak begitu jauh, hanya dalam waktu 30 menit, mereka pun telah tiba di komplek perumahan Bumi Asih. Mentari lantas meminta pak Rudi berkeliling agar ia bisa menemukan petunjuk keberadaan sang suami. Nasib baik, tiba-tiba Mentari menangkap sosok adik iparnya, Septian keluar dari sebuah rumah berpagar coklat dengan motornya. Tentu Mentari sangat hafal pemilik motor itu meskipun orang yang menungganginya menggunakan helm sebab dirinya lah yang membelikan motor tersebut untuk sang adik ipar. Belum lagi adanya janur kuning yang melambai tepat di depan rumah seakan ikut melambai padanya sambil tersenyum miris.

"Aku menemukanmu, mas. Ah, aku akan memberikan kejutan padamu besok. Kau akan menikah besok kan! Oke, lakukanlah. Tenang saja, aku takkan menghalangimu. Ini adalah pilihanmu kan. Aku pikir, imanmu kuat, mas. Tapi ternyata, imanmu tak lebih dari selembar tisu. Begitu tipis hingga dengan mudahnya kau ingin menduakanku," gumam Mentari getir.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

Shandi pasti nikah lagi tuh ...
ayo bergerak donk, Tariiiiiiii ......
deeeuuuh .. lemot banget dah !!!

2024-05-13

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

buruan donk ah ... 😠

2024-05-13

0

Diajeng Ayu

Diajeng Ayu

ini sebenarnya mentari pintar atau goblok sih heran dah jelas' lakinya selingkuh masih bertanya"

2024-03-14

2

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!