TUJUH BELAS

"Heh, menantu kurang ajar, bukannya minta maaf karena udah pergi tanpa pamit selama seminggu, malah seenaknya masuk kamar begitu aja!" bentak Rohani kesal karena merasa tak diacuhkan begitu saja.

"Kak, mending kamu segera ceraikan perempuan itu. Tingkahnya sudah nggak ada sopan santunnya. Seenaknya pergi terus pulang ke rumah ini begitu saja. Emang rumah ini dianggap punya hotel, apa?" ujar Septi.

"Septi benar, Shan. Nggak guna banget mempertahankan perempuan nggak ada akhlak kayak itu," timpal Rohani yang diangguki Erna.

"Mama benar, sayang. Aku pun sebenarnya malu masa' dijadikan yang kedua sih padahal aku yang bisa kasi kamu anak," sambung Erna.

"Tapi aku ... "

"Turuti aja permintaan mama, adik, dan istri kamu, mas. Lagipula aku udah nggak mau melanjutkan hubungan kita. Aku ikhlas melepasmu, mas. Jadi segeralah talak aku!" tukas Mentari tegas tanpa keraguan membuat keempat orang itu lantas menoleh ke arah anak tangga dimana Mentari sedang berjalan turun sambil menggeret kopernya.

Shandi yang melihat hal tersebut sontak membelalakkan matanya. Ia benar-benar terkejut, apakah ini yang dimaksud Mentari dengan kejutan.

"Sayang, kamu mau kemana? Kenapa mesti bawa-bawa koper segala sih?" cecar Shandi panik melihat istrinya yang sepertinya hendak pergi dari rumah itu. Bahkan tanpa ragu, Mentari meminta dirinya menalaknya.

"Mau kemana aku, bukan urusanmu lagi, mas. Yang aku mau sekarang adalah kau segera menalakku seperti permintaan mereka. Ayo, mas, ucapkan saja! Tak perlu ragu!" tukas Mentari santai. Meski hatinya sakit melihat pemandangan dihadapannya ini, tapi sebisa mungkin Mentari bersikap tenang. Seolah tak ada masalah apapun.

"Nggak. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah menceraikanmu, sayang. Aku mohon, jangan pergi! Jangan tinggalin aku, sayang!"

Shandi bergerak maju hendak menahan lengan Mentari, tapi Mentari justru menghindari Shandi seolah jijik dengan sentuhan Shandi.

"Kenapa? Kenapa kau tak ingin mencerahkan ku? Mengapa aku tak boleh pergi?"

"Karena aku masih sangat mencintaimu, sayang. Aku mohon, jangan pergi ya!" ucap Shandi dengan wajah memelas.

Mentari menyunggingkan senyum sinis, "cinta? Kau bilang kau mencintaiku, mas? Kalau kau memang benar-benar mencintaiku, kau pasti takkan pernah mengkhianati ku, menduakan cintaku, dan menikahi perempuan itu!" tunjuk Mentari pada Erna yang wajahnya sudah menggelap karena kesal.

"Mas, terpaksa, sayang! Kau kan tahu, mama sangat ingin memiliki cucu. Jadi mas terpaksa. Kau tenang saja, setelah anak itu lahir, dia akan jadi anak kita. Kau yang akan merawat dan membesarkannya, kau mau kan sayang?"

"Mas," pekik Erna murka. "Apa-apaan kau, hah? Kau katakan kau mencintainya, lalu bagaimana dengan aku? Kau katakan kau mencintaiku, jadi itu bohong, hah?" pekik Erna dengan rahang mengeras. "Dan apa katamu tadi, dia akan merawat dan membesarkannya, hei, enak aja, aku yang hamil, aku yang lahirin, tapi dia yang akan merawat dan membesarkannya," imbuh Erna menggeram kesal.

"Erna, sayang, maksud Shandi bukan begitu. Maksudnya itu baik. Kamu kan bekerja jadi siapa yang merawat anakmu kelak ? Daripada sewa baby sitter kan mending suruh dia. Biar berguna jadi orang," tukas Rohani menyela.

"Apa? Baby sitter? Jadi itu tujuanmu menahanku, mas?" sahut Mentari dengan mata membulat dan mimik pura-pura terluka.

"Tidak, tidak, bukan begitu maksudnya, sayang. Aku ... aku ... "

"Mas, ceraikan dia atau aku gugurkan kandunganku ini!" ancam Erna membuat Rohani dan Septi panik. Pun Shandi sudah membulatkan matanya tak menduga akan mendapatkan ancaman seperti ini.

"Shandi, cepat turuti kata-kata istrimu! Mama tidak mau ya calon cucu mama kenapa-napa. Sudahlah, buat apa mempertahankan wanita mandul itu," pekik Rohani yang takut Erna benar-benar merealisasikan perkataannya.

"Iya kak, buat apa juga mempertahankan dia.. Buang-buang duit aja. Liat, gayanya aja udah selangit. Kakak kerja susah payah, eh dia malah sibuk foya-foya. Ingat kak, wanita hamil itu tidak boleh stres. Kalau masih ada dia di sini, bisa-bisa mbak Erna benar-benar keguguran," timpal Septi membuat Shandi kebingungan.

"Tapi ma aku mencintai Tari," ucap Shandi lirih.

"Kau bilang kau mencintaiku, tapi kau mengkhianati ku. Cintamu itu bullsh*itu! Kau pikir dengan kau masih mencintaiku, aku masih mau kembali padamu, no way! Apalagi dengan segala perbuatan keluargamu yang sudah mereka lakukan padaku. Maaf, sejak aku memergoki dirimu menikah lagi di belakangku sejak hari itu juga aku telah menghapuskan rasa cintaku. Jadi segeralah talak aku dengan begitu kau bisa segera berbahagia dengan keluarga barumu itu," tukas Mentari dengan sorot mata penuh kebencian.

"Tari, aku mohon, jangan begini! Maafkan aku! Aku mohon!"

"Mas, sepertinya kau lebih suka melihat aku menggugurkan kandunganku ini. Baiklah kalau begitu!" pekik Erna yang langsung berhambur menuju dapur kemudian mengambil pisau dan mengarahkannya pada perutnya.

Rohani dan Septi berteriak histeris melihat apa yang ingin dilakukan Erna. Shandi yang turut panik pun segera mendekati Erna dan berusaha merebut pisaunya. Sedangkan Mentari, ia hanya bersedekap dada saja memperhatikan adegan sinetron di hadapannya sambil tersenyum sinis.

"Baiklah kalau kau tak mau menceraikanku. Berarti aku saja yang mengambil tindakan," ucapnya membuat keempat orang itu menoleh.

"Heh, mandul! Nggak usah banyak bacot. Mending kau segera pergi dari sini daripada buat keributan. Tunggu saja surat cerai akan segera kau dapatkan."

Mentari terkekeh mendengar ucapan sang calon mantan adik iparnya itu, "heh calon mantan adik ipar, tolong jaga mulut kotormu itu. Jangan sampai kata-katamu justru berbalik pada dirimu sendiri! Ingat, doa orang terdzolimi itu ampuh dan pasti diijabah. Entah apa salahku padamu sampai kau seperti sangat membenciku. Oh ya, kalian tak perlu bersusah payah untuk membuat Shandi menceraikanku sebab aku sendirilah yang akan menggugat cerainya. Lagipula berkas perceraian juga sudah masuk pengadilan kok. Mungkin besok surat panggilannya akan datang. Aku harap kalian tak perlu datang supaya proses perceraian berjalan lancar dan cepat," tutur Mentari datar tanpa ekspresi.

"Sa-yang, kau-kau hanya bercanda kan!" tanya Shandi dengan suara bergetar.

"Aku tak pernah main-main dengan ucapanku. Malai saat ini, urusan keluargamu bukan urusanku lagi. Jadi jika suatu hari nanti terjadi sesuatu, jangan pernah cari ataupun hubungi aku sebab mulai hari ini hubungan kekeluargaan kita berakhir," tegas Mentari lagi sebelum membalikkan badannya hendak keluar dari rumah itu.

"Heh, sombong! Kau pikir kau hebat, hah! Pake bilang semua akan berbalik padaku. Miskin aja belagu. Dasar mandul nggak tahu diri," pekik Septi tapi tak dihiraukan Mentari.

"Tari ... " Shandi mengejar Mentari sampai ke depan pintu bertepatan sebuah mobil Lamborghini Veneno berhenti tepat di depan pagar rumah mereka membuat Shandi dan Septi mengerutkan keningnya. Pun Erna dan Rohani yang baru ikut menyusul.

"Tari, mas mohon, maafkan mas dan keluarga, mas! Jangan pergi! Lagipula kau mau kemana? Kau tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga selain kami, lebih baik kau di sini, sayang. Jangan pergi!" Shandi kini hanya terfokus pada Mentari sampai tidak menghiraukan keberadaan mobil itu yang mungkin orang numpang parkir pikirnya.

"Jangan khawatir, mas! Aku nggak akan jadi gelandangan setelah keluar dari rumah ini. Justru kalianlah yang harus bersiap-siap nanti. " ujarnya dengan kalimat terakhir ia ucapkan dalam hati.

"Sudahlah Shandi, ngapain juga sih masih ngejar-ngejar dia. Lebih baik kau sama Erna, udah cantik, kaya, punya pekerjaan bagus, dan yang paling penting, dia bisa kasi kamu keturunan, tidak seperti si mandul itu," omel Rohani yang tak henti-hentinya mencemooh Mentari dengan kata-kata mandul. Mentari tersenyum tipis kemudian melanjutkan langkahnya menuju mobil Lamborghini Veneno yang terparkir itu membuat keempat orang itu menatap bingung.

Kemudian seorang supir keluar dari dalam mobil itu dan membantu memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. Setelah itu, sopir itu menyerahkan kunci mobil seraya membungkukkan tubuhnya. Setelah Mentari menerima kunci tersebut dan mengucapkan terima kasih, ia pun segera masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya. Sebelum melajukan mobilnya, Mentari terlebih dahulu melambaikan tangannya pada keempat orang yang masih tercengang itu.

"Itu ... "

"Bagaimana mungkin?"

"Mobil itu ... "

"Bagaimana bisa Mentari mengendarai mobil semahal itu?"

Keempat orang itu menatap bingung pada Mentari yang baru saja berlalu.

"Ah, palingan dia hanya pinjam! Dari mana juga dia bisa punya duit sebanyak itu buat beli mobil semahal itu," tukas Erna bersungut-sungut tak suka melihat Shandi, Rohani, dan Septi yang masih tercengang.

"Ah, iya, sayang, kamu benar. Pasti dia hanya pinjam terus mau sok-sokan pamer. Dia kira kira bakal tertipu. Bodoh ," balas Rohani.

'Tapi kalau dia pinjam, pinjam dengan siapa? Harga mobil itu tidaklah murah. Lamborghini Veneno merupakan salah satu hypercar dengan harga hampir menyentuh 64 milyar. Di pameran kemarin saja, tidak ada yang berhasil menjualnya. Hanya ada laku satu itupun langsung beli dari bos. Apa dia jadi simpanan temannya bos yang beli mobil itu ya? Karena itu dia bisa bawa mobil itu,' gumam Erna dalam hati.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

novi 99

novi 99

emang klo orang sakit jiwanya ya gini ...

2024-01-10

6

Kod Driyah

Kod Driyah

Septi msh gadis jhatnya mnta ampun

2023-09-28

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kalian tak habisnya mengutuk Tari..kalian akan menyesal kalo tau siapa Tari yang sebenarnya..

2023-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 DELAPAN PULUH SEMBILAN
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN
109 SERATUS SEMBILAN
110 SERATUS SEPULUH
111 SERATUS SEBELAS
112 SERATUS DUA BELAS
113 SERATUS TIGA BELAS (END)
114 Terima kasih
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
DELAPAN PULUH SEMBILAN
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN
109
SERATUS SEMBILAN
110
SERATUS SEPULUH
111
SERATUS SEBELAS
112
SERATUS DUA BELAS
113
SERATUS TIGA BELAS (END)
114
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!