Suami Meletoy, Istri Perkasa
"Hendri!"
"Anak durhaka kamu!"
"Jangan bersembunyi! Mama tau kamu ada disini! Keluar."
Suara mengelegar mama Tantri mencari anaknya di apartemen milik Kenan. Ia mendengar dari para tetua kampung yang mengatakan bahwa anak satu-satunya itu sudah pulang dari luar negri, dan berubah menjadi bancci.
Tentu saja itu membuat mama Tantri emosi setengah mati. Sudah punya satu, bengkok pula. Jadi, ia harus menjemput anak nya untuk diluruskan.
Mata elang Mama Tantri menyisir seluruh ruang utama apartemen Kenan. Dibelakang mama Tantri berdiri beberapa bodyguard nya.
"Kalian cari setiap ruang, jangan sampai luput." Titahnya dengan emosi yang tampak terlihat di wajahnya.
"Baik."
Kenan dan cath hanya hanya berdiri dan diam di sisi kanan Mama Tantri. Mau berbuat apa mereka, toh, juga udah cukup terganggu dengan keberadaan Hendri di apartemen mereka.
"Bibi duduklah dulu." Ucap Ken pelan melihat bibinya sedang di taraf emosi yang cukup tinggi.
"Tidak perlu." Tolak mama Tantri meleos.
Sementara Hendri, tentu saja ia bersembunyi di balik punggungan sofa ruang utama dengan jantung yang berdebar kuat. Dengan tangan yang menempel pada balik sofa dan berjongkok. Honey yang mengenakan hot pant dan tengtop berenda itu, makin bingung karena penampilannya yang kan membuat mamanya jantungan.
"Issshhh,, kenapa mama tiba-tiba ada disini sih? mana bawa bodyguard segala sih?" Gumam honey dengan kesal dan frustasi. "Bagaimana sekarang, aku tidak mungkin lepas dari ini."
Mama Tantri menatap Kenan dengan sengit.
"Dimana?" Tanya nya dengan lirikan yang mematikan bahkan Ken dan Cath pun sampai bergidig.
"Dimana bocah itu bersembunyi?"
Ken dan Caty berpandangan, Ken menggaruk tengkuknya sementara Cath melihat jauh di belakang mama Tantri. Hendri yang memunculkan kepalanya menggeleng kuat dengan tangan yang melambaikan tangannya agar jangan memberi tahukan keberadaannya.
Melihat Caty yang bahkan tidak fokus padanya dan justru melihat jauh dibelakang. Membuat mama Tantri menoleh seketika. Beruntung, honey sigap dan langsung menyembunyikan diri.
Mama Tantri lalu balik menatap cat, "dimana?"
Caty hanya senyum-senyum saja, tidak menyangka jika mama nya honey akan segarang ini. Ia pikir mama honey seperti mama embun. Lembut dan baik, bahkan ia pikir lebih lmbut lagi, hingga menciptakan karakter honey yang meletoy. Namun, ternyata ia bahkan lebih garang dari kak Ros.
"Kennannn!"
Ken tersenyum geli ia menggosok tengkuknya lalu menunjuk dengan tangan itu ke arah sofa dimana Honey bersembunyi. Seketika mama Tantri menoleh, wajah nya masih terlihat merah meletup-letup. Para bodyguard yang ia bawa pun telah kembali dengan kehampaan.
Mama Tantri menggunakan kepalanya menunjuk belakang sofa dimana Honey bersembunyi. Sigap, para bodyguard itu berjalan mendekati sofa, honey yang komat-kamit berdoa agar tak ketahuan pun terkejut di hadang ya orang bodyguard dari dua arah.
"Metong! Ketahuan!" Gumamnya. Ia pun langsung berlari namun, namanya bodyguard dilawan. Sudah tentu ia dicekal.
"Mama...." Rengek nya manja.
Tentu saja itu membuat mama Tantri makin geram dan kliyengan.
"HENDRIIII!!!"
###
Sekembalinya di rumah milik mama Tantri.
Hendri yang masih mengenakan pakaian yang sama saat ia ditangkap oleh mamanya. Tengtop berenda dan hot pant, berdiri dengan lesu. Sementara mama Tantri duduk dengan kaki bersilang dan tangan yang terlipat di dada. Terlihat sekali ia berusaha menahan emosinya.
Sedangkan beberapa tetua yang sempat ikut menghadiri pesta resepsi Kenan dan Cathy masih di kota. Mereka sengaja datang ke rumah milik Tantri, orang kampung yang sudah sukses di kota. Mereka ikut duduk di ruang tamu. Ingin ikut andil meluruskan Hendri yang bengkok.
"Bagaimana sekarang?"
"Lihat saja pakaiannya, astaga...." Bibi Gati melihat dengan pandangan jijik dan kesal menjadi satu.
"Hendri, kau ini tampan, bagaimana bisa kau jadi seperti ini? Ckckck..." Mak Yun ikut menimpali.
"Hei, lihat sisi baiknya, dia berubah jadi cantik." Lontar paman, suami dari bibi Gati. "Ha-ha-ha......"
Suara yang justru membuat mama Tantri semakin panas. Paman suami dari bibi Gati, langsung mendapat tatapan sadis yang kompak dari para wanita. Suara tawa paman suami dari bibi Gati pun perlahan sirna.
"Ha~ ha~ EHEM...." Sambung tawanya yang serasa garing dan kering. Hingga ia memilih mengambil gelas dan meminum air dingin yang tersaji.
"Mereka sama sekali tidak bisa di ajak bercanda.." gumamnya lagi menyentuh leher nya yang serasa tercekik oleh tatapan sadis para wanita tua.
Tantri menghela nafas sabarnya lalu menatap tajam Henri yang berdiri tak tenang dan sedikit condong bergaya wanita berdiri.
"Kaaauuu... Apa sebenarnya mau hah?"
"Aku mau duduk mama, boleh?" Mohon Henri dengan kemayu.
Mama Tantri semakin geram, ia melempar bantal sofa pada anaknya, yang dengan sigap Henri menghindar, hingga bantal itu hanya melayang di udara.
"Dasar anak tidak berguna! Berdiri yang benar saja tidak bisa! Berdiri kau sampai kakimu bengkak!" Sentak Mama Tantri garang, ia melempar lagi bantal sofa pada Henri. Honey tentu saja menghindar, justru membuat mama Tantri makin geram karena tak satupun lemparan nya yang tepat sasaran.
"Jika cara berdirimu begitu terus, ku buat kau jadi bubur sumsum."
"Sudahlah Henri! Kau mengalah saja, dari pada mamamu lempar sofa."ucap Mak Yun menengahi pertarungan adiknya dengan ikut melempar bantal sofa kearah Henri hingga pria bertulang lunak itu terjungkal saat menghindari serangan mamanya. Namun terkena telak lemparan Mak Yun.
"Bibi! Kenapa kau kejam padaku?" Seru Henri dengan tatapan protes dengan tubuh yang lunglay di atas lantai.
"Diam kamu!" Hardik mama Tantri melempar bantal sofa lagi dan tepat mengenai kepala honey.
"Aaahhh~" honey ber-ah-ria yang semakin membuat mama Tantri hampir jantungan. Bagaimana bisa anak lelaki satu-satunya mengeluarkan suara yang sangat menggelikan sekaligus bikin bergidik seperti itu.
Mama Tantri memegangi tengkuk nya yang serasa sakit. Ia menjatuhkan punggungnya ke belakang.
"Rasanya aku udah mau mati saja."
"Sabar Tantri, sabar. Ini ujian."
"Enak sekali kamu bilang ini ujian, Gati." Protes mama Tantri dengan lirikan tak suka.
"Bagaimana bisa anakku jadi begini? Anakku satu-satunya....." Mama Tantri menepuk dadanya yang sesak melihat anak lelakinya itu berpenampilan selayaknya wanita. Sungguh sangat sakit.
"Kalau aku boleh kasih saran, agar dia bisa sembuh. Bagaimana kalau dia kita nikahkan saja." Ucap Mak Yun dengan jumawa.
"Nikah?" Serentak dan mata membelalak kompak.
Bersambung....
Dukung terus karya Othor ini ya, dengan:
Like
Komen
Vote
Dan kasih Gift
Terima kasih.
Salam sehat dan waras.
☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
rindu rindu
asli ngakak Thor bacanya🤣🤣🤣🤣
2023-11-14
0
" sarmila"
lnjut d dini kykna ini bnr2 bikin ngakakaka
😁😁😁😁😁🤣🤣🤣🤣
2023-11-04
0
Samaniah
bodyguard e mesti guyu kepingkel pingkel duwe tuan muda jengki 😂 😂
tk bayangne awake hendri mleyot" ky uler🤣🤣🤣
2023-05-17
0