Chap 6 mencoba kabur

"Jadi, bagaimana? Apa kamu setuju Hanin?"

Hanin tersenyum yakin."Iya, tapi saya punya syarat yang harus dipatuhi jika ingin saya meluruskan pria melambai."

Mak Yun menatap adiknya sembari mengendikkan alisnya dan tersenyum puas. "Baiklah. Katakan!"

"Berikan saya kebebasan dalam mengaturnya. Apapun itu."

"Mama tidak keberatan. Mama serahkan Henri padamu."

"Dan, maafkan saya sebelumnya, bolehkah saya meminta perjanjian hitam diatas putih? Pengalaman saya sangat buruk dalam..."

"Baiklah." Mama Tantri langsung menyetujui."mama akan membuat semuanya, dan merahasiakan ini agar nantinya kamu terhindar dari tuduhan dan ucapan miring dari tetangga kampung. Dan untuk menjaga perasaan anak mama, Henri."

Hanin menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, kalau begitu, kami akan pamit untuk menyelesaikan semuanya." Pamit mama Tantri sembari berdiri.

"Baik Bu." Ucap Hanin ikut berdiri dan mengantarkan tamu nya sampai didepan pintu rumah kayu itu.

Ada hal yang masih mengganjal di pikiran dan hati Hanin. Hingga beberapa langkah tamunya itu berjalan, Hanin bersuara.

"Ibu..."

Tantri menoleh dengan wajah senang, "iya sayang..."

"Apa anda tidak khawatir menikahkan putra satu-satunya dengan saya?"

"Tidak."

"Ibu saya...."

"Mama sudah tau. Mama sudah menyelidikimu seminggu yang lalu. Maaf. Tapi mama sudah memilihmu. Kami, menginginkan mu untuk meluruskan Henri kami. Kamu akan jadi bagian dari keluarga kami." Lontar mama Tantri dengan senyuman yang menambah cantik wajahnya."Jadi, jangan khawatir atau pun gundah lagi. Okey."

Mendengar itu, Hanin hanya melempar senyumnya. Lalu mengangguk.

###

"Tidak Sudi! Aku tidak Sudi menikah." Gumam Henri mondar-mandir di kamar yang mengurungnya sampai hari pernikahan nya nanti.

"Aku harus kabur, yang benar saja. Untuk apa aku menikah dengan wanita? Aku bisa gila....aduuh, bagaimana ini?" Gumam Henri lagi memegangi kepalanya dengan frustasi.

Ia masih berfikir bagaimana caranya untuk keluar dari ruangan itu. Henri menjentikkan jari seolaha baru saja mendapatkan ide brilian. Henri berjalan mendekati jendela kamar, lalu tangan nya bergerak hendak membuka jendela itu.

"Jangan berfikir untuk kabur lewat sini." Suara peringatan papa terdengar dari balik jendela kamarnya. Yang seketika langsung membuat Henri membeku."Kau tau mama mu lebih gesit dari pada yang kamu sangkakan."

PLAAKK!

"Sialan! Nyamuk di sini banyak sekali." Umpat papa yang ternyata berjaga di bawah jendela kamar Henri. Tentu saja di sebelah luar.

"Papa, kenapa harus sampai seperti ini?" Gumam Henri kesal, "Tak bisakah kita bernegosiasi?"

"Boleh juga." Papa manggut-manggut. Tentu suara persetujuan dari papanya cukup memberi kesejukan di pikiran henri yang kusut.

"Apa papa nggak kedinginan? Apa papa tidak sakit di gigitin nyamuk terus di luar?"

"Heemmm...."

'Sepertinya papa menyimak, sepertinya hanya papa harapanku. Baiklah.' batin Henri mengangguk yakin.

"Papa, bantu aku keluar dari sini."

"Apa yang akan papa dapat?"

"Tentu saja papa bisa merasakan selimut yang hangat dan tanpa bentol gigitan nyamuk."

"Hmmmm.... Selain itu?"

Henri mencoba menyakinkan dirinya, memantapkan semua tekat bulatnya.

"Aku akan masuk ke perusahaan papa. Dan menjadi penerus."

"Heeemm... Itu cukup menggiyurkan..." Papa manggut-manggut lagi. Dan terlihat berfikir cukup keras.

"Bagaimana?" Harap Henri dengan mimik muka di buat serius dan meyakinkan, padahal ia sudah berencana untuk kabur dan mengingkari janji nya.

Enak saja jadi penerus, Henri lebih suka menjadi chef, seperti sekarang.

"Tidak! Murkanya mama mu lebih mengerikan. Jadi kamu baik-baiklah di dalam."

"Papa!"

"Papa lebih rela di gigit nyamuk dan kedinginan di luar dari pada mendengar mamamu marah-marah."

"Haiissshhh...." Henri mendessaaahh kesal menendang tembok di bawah jendela.

"Sudahlah, pernikahan mu sudah di tentukan. Jadi hapalkan saja ijab kabul nya Okey."

"Papa sama sekali tidak menolong." Gumam Henri kesal sembari berjalan ke arah ranjang dan menjatuhkan bobotnya disana. Lalu ia melipat tangannya di depan."Aku harus memikirkan cara lain."

"Apa sebaiknya aku Kabur saja di hari pernikahan. Tak mungkin mereka akan mengikatku bukan?" Seringai Henri cukup puas dengan idenya.

Hmmm.... Kira-kira Henri bakal berhasil kabur nggak ya?

Bersambung...

Dukung terus karya Othor ini ya, dengan:

Like

Komen

Vote

Dan kasih Gift

Terima kasih.

Salam sehat dan waras.

☺️

Terpopuler

Comments

rindu rindu

rindu rindu

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2023-11-14

0

Debbie Teguh

Debbie Teguh

diiket beneran lho

2023-05-23

0

Ani Mak NitaAdelia

Ani Mak NitaAdelia

gak danok,, jangan sampai 😁

2023-05-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!