chap 17

"Apa yang kalian lakukan?" Pekik Mama Tantri, terkejut mendapati Hanin dan anaknya tengah bercumbu di halaman belakang. Sontak membuat keduanya menjauh.

"Apa kau sudah normal Henri?" Mama mendekat hendak menyentuh anak lelakinya dengan haru. Namun, Henri justru bangkit dari duduknya dan berlari menjauh. Seolah sedang melihat setan.

"Henri!" Pekik Mama Tantri memandang anak satu-satunya yang justru menghindar ke ladang di belakang rumah.

"Aaa,, sebenarnya, kami hanya sedang mencoba terapi." Jelas Hanin yang kini berdiri di sebelah mama Tantri.

"Terapi?" Mama Tantri menoleh meminta penjelasan. Menaikkan sebelah alisnya.

"Mmmm... Saya pikir, mungkin jika kami sering melakukan kontak fisik, dia akan sedikit bereaksi."

"Aahh, apa dia bereaksi?"

"Sampai sekarang belum.." jawab Hanin menggosok tengkuknya dengan senyum terpaksa.

Mama Tantri manggut-manggut. "Jadi belum sembuh ya? Padahal aku sudah sangat bersemangat tadi melihat kalian berciuman." Ungkap mama Tantri sedikit lemas. Karena kecewa telah berfikir Henri sudah lurus.

"Saya pikir mungkin sebaiknya ini di sudahi saja."

"Apa?" Henri datang mendekat, "apa maksudmu di sudahi?" Dengan nada tidak terima. Mama Tantri memicing menatap curiga.

"Ini sia-sia, kamu bahkan masih lembek. Kita harus mencoba cara lain." Ungkap Hanin, "Aku akan pikirkan caranya nanti."

"Kenapa kamu terkesan tidak terima Henri." Selidik mama Tantri dengan mata memicing curiga."Jangan-jangan sebenarnya kamu sudah sembuh Henri. Hanya berpura-pura agar...."

"Tidak, saya beberapa kali menyentuh burung nya tapi tidak bergerak sama sekali." Bisik Hanin dengan tangan yang menutup bibir sampingnya.

"Benarkah?"

"Saya juga sudah beberapa kali menggodanya dengan tubuhku. Tapi dia tidak bereaksi." Gumam Hanin menggelengkan kepalanya."Mungkin tubuhku kurang proporsional." Sambung Hanin dengan nada kecewa.

"Tidak begitu." Mama Tantri menepuk punggung Hanin menghiburnya."Dari mata mama, tubuhmu bagus. Lihat ini dada yang padat." Mama Tantri membingkai dada Hanin tanpa menyentuhnya."menonjol sempurna."

"Dan bokong yang menggemaskan." Sambung mama Tantri lagi menepuk bokong Hanin guna meningkatkan kepercayaan dirinya.

Hanin tersenyum lebar,

"Aah, aku dengar ada pemandian air panas di desa ini. Bagaimana kalau kita berendam bersama."

"Baiklah." Hanin menyetujui. Mama Tantri dan Hanin berjalan beriringan sembari berbincang-bincang tanpa menghiraukan Henri yang melongo ditinggal begitu saja.

"Hei! Bagaimana denganku?"

###

Di pemandian air panas mama Tantri dan Hanin saling menggosok punggung. Mereka juga berbincang tentang banyak hal, termasuk masa lalu Hanin.

"Wah, wah, siapa ini?" Suara seorang wanita paruh baya datang dengan seorang wanita muda yang seumuran dengan Hanin kira-kira mungkin lebih tua-an dikit. Hanin memandang keduanya. Ia tersenyum tipis dan sedikit menundukkan kepalanya.

"Aahh, ibu kepala desa. Lama tidak berjumpa." Sapa mama Tantri dengan ramah.

"Iya, lama tak berjumpa sejak pembelian tanah itu."

Hanin hanya tersenyum kecil, wanita yang bersama ibu Adam itu meliriknya dengan sinis, ia pernah bertemu dengan wanita cantik itu dulu saat bersama Adam menjual sayur ke kota.

"Aahh, kenalkan ini calon nya Adam." Ibu kepala desa itu memperkenalkan wanita yang terus memberi tatapan tidak suka nya pada Hanin. "Namanya Laura. Ia anak kota, dan baru kemarin ia datang kemari."

"Salam kenal Laura. Kamu cantik sekali."

"Terima kasih."

"Ini menantuku Hanin."

"Saya sudah mengenalnya. Dari mas Adam."

"Oohh begitu."

"Iyaahh, Laura ini wanita terpelajar, dia kuliah di bidang kedokteran. Keluarganya juga sangat kaya. Dia adalah contoh wanita sempurna dan mantu idaman." Terang ibu kepala desa dengan sedikit menyombong dan melirik Hanin dengan mata merendahkan.

"Aaa... Begitu. Anda pasti orang yang sangat beruntung." Ucap mama Tantri, walau ia sebenarnya tidak begitu peduli.

Tantri melirik Hanin yang lebih banyak menunduk, menurut perasaannya, ibu kepala desa melakukan itu hanya untuk membuat Hanin merasa minder. Entah itu benar atau tidak.

"O iya han, selama mama disini, kemana sapi-sapi mu, mama tidak melihatnya?"

"Ada yang merawatnya, ma, jika mama ingin lihat, Hanin bawa mama kesana."

"Aah, aku yakin sapi-sapi itu akan sangat gemuk di tempatmu."

"Iya, sekarang udah bertambah,"

"Benarkah?"

"Iya, mama mau melihatnya?"

"Tentu saja. Mama berfikir berapa sekarang jumlahnya."

"Sekitar 10 ekor. Dan satu untuk yang sudah merawatnya."

Mama Tantri tersenyum senang menatap kagum pada menantu nya. Tantri hanya berfikir, mungkin sebaiknya membawa Hanin segera pergi dari tempat yang membuatnya tak nyaman.

"Sayang, wajahmu pucat sekali. Apa kamu sakit?" Tanya Tantri dengan memasang mimik wajah khawatir berlebihan. Hanin hanya melempar senyum kecilnya.

"Aah, menantuku tersayang, kamu jangan sampai sakit,mama dan anak mama nanti akan sangat sedih. Ah, mungkin karena berendam terlalu lama. Haaa.... Apa jangan-jangan Kamu hamil?"

Mata Hanin melebar, begitupun dengan ibu kepala desa dan Laura. Hanin tersenyum kecil melihat ibu mertuanya yang mengada-ada itu.

"Sebaiknya kita segera periksa ke dokter, mama tidak mau calon cucu mama kenapa-kenapa, karena tempat ini mungkin sangat beracun sekarang." Mama Tantri menuntun Hanin untuk segera pergi dari pemandian air panas umum itu. "Maaf ibu kepala desa, Hanin ini adalah menantuku yang pertama dan yang terakhir. Saya sangat khawatir jika dia terlalu lama berendam ditempat yang sudah tercemar ini. Kami permisi dulu." Pamit mama Tantri sok ramah tanpa perduli dengan wajah kesal dua wanita disana.

"Ayo sayang..."

.

.

Setelah keluar dari pemandian air panas itu.

"Huuhh, aku tidak suka dengan ibu itu. Sangat menyebalkan." Gerutu mama Tantri, "Karena mama pendatang, mama tak mau membuat masalah untukmu."

Hanin terkekeh, "ucapan mama tentang hamil itu yang nantinya bermasalah."

Wajah mama berubah sangat terkejut. "Benarkah."

"Tidak apa ma."

"Maaf Hanin. Mama sangat... Tunggu... Kamu memanggil mama?"

_____

Hanin memasuki kamarnya pagi itu, hanya dengan sehelai handuk yang melilit di tubuhnya. Ia lupa membawa baju ganti dan sialnya baju yang semalam ia pakai sudah basah. Jadi mau tak mau, Hanin terpaksa memakai handuk saja untuk menutupi tubuhnya.

Kamar kosong. Tak ada Henri di sana. 'Aman.' Batin Hanin.'eh? kenapa aman? bukankah aku bisa pamer tubuhku padanya? tapi kan tapi kan, aku masih pakai dalaman.' Ia lalu menghampiri lemari membukanya dan bergegas memilih baju untuk di pakai. Belum sempat ia membuka handuknya, ia di kejutkan oleh Henri yang tiba-tiba masuk dengan membawa tumpukan selimut yang terlipat rapi.

Henri pun sama terkejutnya. Ia terlonjak sampai selimutnya berhamburan.

"Astaga istriku! Membuatku kaget saja."

"Kau yang membuatku kaget. Tiba-tiba saja masuk."

Netra Henri membola, melihat hanin hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuhnya.

"Hanin, apa kau bermaksud menggodaku?"

Hanin tersenyum kecut dengan sangat terpaksa.

"Apa maksudmu?"

"Itu! Kenapa hanya mengenakan sehelai handuk?"

"Aku tidak bermaksud begitu, hanya... Tunggu, apa kamu tergerak?" Hanin berjalan mendekat tangannya terulur hendak menyentuh lagi bagian pusat suaminya.

Akan tetapi, Henri lebih cepat bergerak. Menahan tangan itu dan mendorong tubuh Hanin hingga terpentok dinding.

"Apa-apaan kamu ini?' protes Hanin tak nyaman dengan tubuhnya yang terkunci di tembok dan kedua tangannya di cengkram Henri. Dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang menutupi tubuhnya.

"Jangan sembarangan menyentuh tubuhku."

"Aku tidak sembarangan! Lepas!"

Henri semakin kuat mencengkram tangan Hanin. "Aahh, sepertinya kamu sangat bersemangat sekali ya untuk membuatku terangsang."

"Apa kamu terangsang?"

bersambung...

Terpopuler

Comments

rindu rindu

rindu rindu

hanin perawatan biar makin mulus, jd Henri makin tergoda

2023-11-15

1

Nor Azlin

Nor Azlin

ibu kepala desa terlalu sombong ..mau menjatuhkan harga diri si hanin dengan membawa si laura tapi di tepis oleh mama mertua hanin...mulut pedasnya membungkam mulut ember ib kepala desa 🤣🤣😂😂 sedikit lagi hanri akan on kerana memang udah on tu ...hanin kamu jangan pake baju kalau hanri ada dikamar biar burung nya lepas bebas🥰🥰🥰 lanjut thor

2023-06-30

0

Miss Typo

Miss Typo

dah bangun ya itunya Henri 😁

2023-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!