Adam dan Hanin sore itu pergi ke kota, hendak menjual beberapa hasil panen pada pemborong. Selama dalam perjalanan,Hanin hanya menunduk tak tau harus bicara apa pada pria yang sedang menyetir disampingnya. Jantung Hanin serasa mau lepas saja. Walau ini bukan pertama kalinya mereka bepergian bersama.
Hanin melirik Adam, lalu berganti melihat pemandangan senja itu. Tiba-tiba Adam menghentikan laju mobilnya.
"Kenapa mas Adam?"
"Mampir sini sebentar." Lontar Adam sembari mendorong pintu disampingnya dan mengeluarkan tubuhnya.
Hanin melihat sekeliling, ia bingung, mau apa mereka berhenti di tepi jalan seperti ini. Hanin pun mengikuti langkah Adam keluar dari mobil. Ia melihat sekitar lagi sembari melangkah mendekat pada pria berumur 30tahunan itu.
"Mas..."
"Lihat deh..." Adam menunjuk hamparan langit jingga yang berkilauan membawa Surya ke peraduan. "Indah bukan?"
Hanin memandang di ufuk barat, memang indah senja itu. Hanya dapat di nikmati tanpa bisa dimiliki.
"Iya, sepertinya sudah lama kita nggak melihat yang seperti ini."
"Heemm..."
"Dan mungkin akan semakin sulit kedepannya."
Hanin tersenyum kecil.
"Kita.... Bisa saja melakukannya, jika mau... Aku bisa membawamu kemari."
Hanin tersenyum kecil lagi.
"Enggak usah mas Adam. Sekarang saja sudah cukup. Aku tidak ingin serakah."
"Kenapa? Hanya melihat pemandangan seperti ini bukan hal yang berdosa."
Adam menoleh menatap wanita cantik di sampingnya yang masih menikmati indahnya langit senja kala itu. Walau usia mereka terpaut hampir 10 tahun, tak mengurangi rasa dihati Adam. Sudah sejak lama ia menunggu, namun pujaan hatinya sudah di miliki orang. Adam menyesalkan banyak hal, kenapa ia tak segera melamar. Padahal ia juga tau, Hanin mungkin memiliki perasaan yang sama.
Adam memberanikan diri menyentuh tangan Hanin yang bersebelahan dengan tangannya. Menggenggam jemarinya. Hanin terdiam sedikit terkejut dengan tindakan Adam, walau hatinya bersorak gembira Adam menggenggam tangannya. Namun ia adalah wanita bersuami. Hanin menarik tangannya hingga terlepas, ia tak ingin terlalu tenggelam dalam hangatnya genggaman tangan Adam. Yang mungkin akan menjerumuskan nya pada hal yang akan menyakiti satu sama lain. Ia tak mau.
Tentu saja Adam merasa kecewa, terbersit rasa sedih di wajahnya, Hanin memilih sedikit berjarak dengannya. Ia merasa ini momen yang pas untuk mengungkapkan perasaannya. Walau terlambat. Asal, hatinya bersambut, tak masalah meski Hanin sudah menikah. Ia rela menunggu Hanin menjanda.
"Hanin.."
"Mas.. kita lanjutkan saja perjalanan. Agar besok bisa kembali kerumah." Hanin bergegas mengambil langkah untuk memasuki kendaraan mereka.
"Hanin... Aku... Aku menyukaimu."
Langkah Hanin terhenti.
"Aku... Mencintaimu..."
###
Mobil bak terbuka itu berjalan dalam keheningan. Setelah pernyataan cinta Adam, Hanin merasa sangat tidak nyaman. Jika semua itu Adam lakukan saat ia masih sendiri, tentu Hanin akan menjadi wanita yang paling bahagia karena cintanya bersambut
Namun, keadaan ini berbeda, ia sudah menikah. Dengan pria tulang lunak yang sangat jauh berbeda dengan Adam yang karismatik. Hanin sudah berjanji, akan mendampingi Henri hingga lelaki itu menjadi pria sejati dan bisa diandalkan.
"Hanin, aku..."
"Aku sudah menikah mas."
"Aku tau..." Adam masih memancangkan pandangannya kedepan. Ia menjambak rambut nya sedikit frustasi."Aku sungguh mencintaimu Hanin..."
"Jika memang cinta kenapa tidak dari dulu mas Adam katakan? Lagi pula..." Hanin menggantung kalimatnya, ia sangat tau perbedaan antara dia dan Adam. Walau bagaimanapun, pak kepala desa tak akan merestui hubungan mereka. Walaupun saling mencintai.
"Aku yang salah karena tak segera mengungkapkan nya padamu." Ungkap Adam penuh sesal."Harusnya aku katakan padamu lebih awal. Dengan begitu mungkin keadaan akan berbeda."
"Sudahlah mas. Memang jalan kita berbeda. Carilah wanita yang sepadan denganmu."
"Hanin!" Adam menoleh menatap Hanin tak percaya."mas hanya mencintai kamu." Lalu kembali memancangkan pandangan kedepan.
"Tapi keluarga mas tidak. Kita sama-sama tau, kasta dan strata sosial kita sangat berbeda. Pak kepala desa sudah sangat baik pada kami dengan mengijinkan kami tinggal ditanahnya. Mana mungkin aku masih punya muka untuk mengambil anaknya juga."
Hening sesaat...
"Hanin, mas tau kamu juga cinta sama mas. Kenapa? Kenapa kamu menerima lamaran keluarga Mak Yun?"
Hanin terdiam, ia pun enggan menjawabnya. Keluarga Mak Yun berbeda dengan pak kepala desa. Walau sama-sama baik, tapi, keluarga Henri yang melamarnya. Memberi mas kawin yang sangat besar untuknya, mengembalikan tanah milik neneknya. Dan yang terpenting, masalah Henri yang harus di luruskan.
Hanin menghela nafas panjangnya...
"Hanin... Jawab mas, Han."
Adam menatap Hanin dengan pengharapan,
"Apa... Karena tanah itu?"
"Mas, kita bicarakan saja hal yang lainnya."
"Jadi benar karena tanah itu?" Adam tertawa, tawa yang seperti tertekan.
###
Pagi itu, Henri sudah bangun, heran kan kalian Henri sudah bangun pagi. Tentu saja karena Semalaman ia tak bisa tidur. Lucu memang, disaat dia harusnya bersorak gembira karena Hanin yang usil tak ada, ia justru tak bisa tidur.
Dan kini ia sudah ikut bergabung memanen kentang bersama pekerja lainnya, Hanin dan Adam masih belum kembali meski matahari sudah menampakkan sinarnya.
Henri mengusap kentang yang baru saja dia cabut dari dalam tanah. Ukuran yang besar dan segar. Ia cukup tau kentang itu adalah yang berkualitas tinggi. Kentang yang biasa ia gunakan selama memasak menjadi chef.
Ia tersenyum kecil. Mungkin saja kentang itu juga berasal dari kebun Hanin.
"Dia pasti kaya jika menjual semua kentang ini." Kekehnya. Henri mengedarkan pandangannya. Banyak pekerja yang terlihat riang bercakap di kejauhan.
"Tanah seluas ini dengan menghasilkan kentang berkualitas bagus seperti ini, tentu saja mereka bahagia." Gumam Henri sembari melanjutkan aktifitas nya memanen.
"Sudah sesiang ini kenapa masih belum kembali."
###
Tak berapa lama, pik up yang membawa Hanin dan Adam mempakan diri. Hanin memasuki rumah di susul oleh Adam. Melihat gelagat aneh keduanya yang seperti sedang kejar-kejaran itu. Henri melangkah mendekat. Ia pun memasuki rumah. Samar terdengar suara keduanya.
"Mas Adam pulanglah. Aku tetap Nggak pada pendirianku."
"Hanin, percaya sama mas. Ayah pasti akan merestui. Jikalau tidak. Kita masih bisa berjuang bersama."
"Enggak mas. Hanin sudah menikah."
"Kamu nggak cinta sama dia. Kamu cinta nya sama mas."
"Mas Adam!" Sentak Hanin dengan wajah hampir menangis."Pulanglah!"
Henri yang mengintip dari celah pintu yang terbuka hanya diam, ia pun tak tau apa yang dia rasakan. Namun, matanya sedikit melebar melihat Adam menarik Hanin kedalam pelukannya dan mendaratkan bibirnya di bibir lembut milik Hanin.
Henri membalikkan tubuhnya, ia tak tau harus apa? Ia memang sudah menikah dengan Hanin, akan tetapi, ia masih merasa dirinya perempuan. Tapi, kenapa? Melihat Hanin dalam dekapan pria lain membuat hatinya serasa nyeri.
"Apa, aku sudah lurus?" Gumamnya menyentuh dada nya yang terasa nyeri.
###
Malam hari nya, Hanin hanya duduk diam memperhatikan Henri yang masih melakukan perawatan wajah. Hanin menghela nafasnya. Setelah ciuman dari Adam tadi, membuat Hanin bimbang. Tapi, ia tak lupa jika ia memiliki hal penting yang harus dilakukan. Meluruskan Henri.
"Henri."
"Heemm..."
"Apa kamu seperti ini sejak kecil?"
"Seperti ini bagaimana?"
"Yaahh,, menjadi cantik... Bersikap seperti wanita."
"Ahh,, tidak."
Hanin memajukan tubuhnya, ia cukup tertarik dengan penuturan dari Henri.
"Sejak kapan?"
"Hmmm... Entah..."
"Henri!"
"Kenapa kamu mau tau."
"Aku... Mau suami ku lurus ke kodratnya."
"Kalau begitu menikah saja dengan Adam."
"Mas Adam... Bukan suami ku. Kamu yang suamiku Henri." Hanin mendekat lagi hingga jarak mereka hanya tinggal sejengkal."Apa, kamu pernah berhubungan dengan laki-laki Henri?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Liza Via
kok anin dicium pertama ma adam bkn hendri tor
2023-05-26
0
Miss Typo
walaupun belok tapi aku tetep dukung Henri sm Hanin, gk suka sm Adam yg kayak gitu, dh tau Hanin punya suami tp msh aja ngejar Hanin, kemana aja kmrn sblm Hanin menikah
2023-02-12
0
Sena_cantik9
lah udah jadi istri orang bang
2022-09-09
0