BAB 20

"Dia mengalami sesak. Asupan oksigen dalam paru-parunya menipis. Jika dibiarkan, wanita ini bisa mengalami serangan jantung." terang System.

Lalu, Antonie memperhatikan kembali wajah wanita ini. "Bukan kah dia yang mengikuti kita di rumah sakit dulu?"

"Sepertinya begitu, Tuan. Dia seseorang yang biasa menggunakan alat bantu memperlancar pernafasan."

"Kasihan sekali dia. Apa kita bisa membuat dia bisa bernafas lega tanpa bantuan alat lagi? Jika tergantung alat, tentu hidupnya tidak akan nyaman saat bepergian ke mana pun."

Antonie pun mulai berkonsentrasi bekerja sama dengan System menempatan telapak tangannya pada dada wanita yang tidak dikenal ini. Sesaat setelah Antonie memejamkan mata, wanita tersebut membuka mata.

Angela hampir saja berteriak meminta tolong merasa terancam akan karena ada pria aneh yang hendak berlaku aneh padanya. Namun, dia tak berdaya Akhirnya memilih pasrah pada segala yang akan dilakukan oleh pria yang tak dikenalnya ini.

Dari telapak tangan pria itu, dia merasakan sesuatu yang keluar terasa hangat. Semakin lama, dia merasa ruang pernafasannya menjadi semakin lapang, dan terus beringsut hingga merasa lega tanpa hambatan.

Angela kembali memejamkan mata, pura-pura tidak sadarkan diri. Di dalam hatinya melambung sebuah harapan bisa lepas dari alat-alat yang terus membelenggu, meskipun benda tersebut merupakan rakitan dari perusahaannya sendiri.

"Bangun lah! Aku tahu kamu sebenarnya sudah sadar semenjak awal." ucap Antonie ketika menyudahi pekerjaannya.

Angela memulas senyuman di bibirnya. Dia bangkit dan duduk berhadapan dengan pria yang baru saja menolongnya.

"Terima kasih, kamu sudah membuat pernafasanku terasa lega, melebihi biasanya."

Antonie hanya menatap panjang pada wanita berpakaian ala eksekutif ini. "Maaf, sepertinya aku harus membuatmu melupakan segala hal yang terjadi saat ini."

"Jangan! Aku janji tidak akan mengatakannya kepada siapa pun. Jika mata, telinga, mulutku, melihat dan mendengar semua, tak akan kubiarkan kaki dan tanganku mengetahui nya juga. Aku berjanji merahasiakan segalanya dari siapa pun."

"Tapi izinkan aku mengingat semua jasamu. Aku ingin terus mengingat orang yang berbuat baik kepadaku. Aku akan membalas semua yang telah kamu lakukan kepadaku."

Antonie tetap menggelengkan kepala. Dia bangkit dan menjentikan jemarinya. Dengan seketika, wanita yang tidak dikenalnya ini kembali rebah tidak sadarkan diri. Dengan bantuan System, wanita itu berpindah sendiri ke sebuah kafe tanpa ada yang menyadari.

Tak lama, kedua adik barunya muncul dan Fanya merasa bingung karena wanita yang tadi diangkat oleh Antonie tidak terlihat lagi.

"Mana kakak yang pingsan tadi?"

"Dia sudah pulang." jawab Antonie berlalu.

"Tunggu! Tuan rumah!" Fanya berlari mengejar Antonie.

"Kamu bisa panggilku dengan sapaan baik nggak sih? Panggil aku Abang, Kakak, Aa, atau Mas terserah kamu! Jangan Tuan Rumah -- Tuan Rumah ... Atau kamu ingin kembali pada keluargamu yang lama?"

Fanya menggeleng cepat. "Kan aku sudah bilang, aku hanyalah seonggok tubuh yang dibuang keluarga. Seharusnya aku ini sudah tidak asa dunia. Tapi gara-gara kamu, aku malah kembali laginke dunia yang menyebalkan ini."

Antonie melirik Fanya di ujung mata tanpa menghentikan langkah. "Baik lah, terserah kamu. Jika kamu ingin kembali mati, biarkan aku yang menyiapkan lokasi pemakaman pemakaman untukmu?"

Fanya menghentikan langkah kakinya. Kali ini dia menggelengkan kepala dengan cepat. Dia berlari kecil mengejar Antonie dan Rizki.

"Sepertinya hidup dengan kalian berdua tidak terlalu buruk. Barangkali aku bisa melempar kesunyian diri ini." Fanya menggoyangkan kantong yang ada di tangannya, di dalam ada pakaian-pakaian yang dipilihnya sendiri dengan beberapa dalaman untuk keperluannya sebagai perempuan.

*

*

*

Di rumah Dokter Bagas.

"Denish, sepertinya ... setelah mendapat gelar dokter, lebih baik kamu melanjutkan spesialis ke luar negeri saja!" ucap Dokter Bagas kepada anaknya.

"Kenapa begitu, Pa? Aku suka di sini, aku belajar banyak hal dengan Papa." elak anaknya.

Dokter Bagas meletakan tangannya pada pundak Denish. Ada sebuah kekhawatiran akan masa mendatang mendera hatinya. Apalagi jika semua yang mereka lakukan saat ini terbongkar. Semua pasti ....

"Kamu cukup ikuti apa yang Papa katakan! Jangan membantah! Ini demi kebaikanmu juga!"

Denish menggelengkan kepalanya. "Papa jangan mengkhawatirkan aku. Aku ingin membuktikan, bahwa aku juga bisa menjadi orang yang dapat dipercaya."

Beberapa waktu Dokter Bagas hening. Dia sibuk dengan kekhawatiran bila suatu saat nanti semua pilihan buruk akan menderanya, begitu juga dengan keluarganya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Sonya?"

"Ya ... Seperti yang Papa minta, aku berusaha menjaga hubungan sebaik mungkin dengannya, meski aku sudah merasa muak dengannya. Dia adalah manusia paling egois dan—"

Denish kembali teringat apa yang telah mereka lakukan pada seorang pemulung dulu. Denish sudah terlanjur terjun ke dalam kelamnya dunia jas putih yang seharusnya bersih. Namun, dia tak bisa mundur lagi. Bagaimana pun, nasi sudah menjadi bubur.

*

*

*

Antonie meminta Pak RT mencarikan sebuah rumah yang cukup besar untuk dia sewa. Kebetulan Pak RT memiliki rumah kosong yang belum ada yang menyewa.

Dia pun menawarkan rumah tersebut kepada Antonie dengan harga yang cukup murah, karena mengingat jasa yang tak ternilai yang sudah dilakukan Antonie kepada dirinya.

Tidak hanya itu saja, Pak RT juga membantu Antonie dalam kepengurusan izin pendirian rumah singgah tersebut kepada pihak terkait. Sehingga status rumah singgah yang didirikannya ini legal dan tidak bisa diganggu gugat.

Rumah tersebut cukup besar. Memiliki lima kamar dan satu kamar khusus untuk Antonie. Rencana awal yang dia siapkan, dua kamar untuk penghuni putri, dan dua kamar lagi untuk putra.

Mereka memiliki tugas masing-masing untuk merawat rumah singgah ini. Tidak hanya itu, bagi penghuni yang masih dalam usia sekolah dan putus di tengah jalan, maka dia akan disekolahkan kembali.

Setelah semua selesai, Antonie mencoba berlatih bersama System untuk meningkatkan kemampuannya. Dia berharap bisa melakukan penyembuhan yang semakin baik, dan menghasilkan emas yang semakin banyak.

Saat Antonie mengunci dirinya di dalam kamar sendirian, kedua anak-anak angkatnya mulai berkeliaran membebaskan diri. Mereka bermain selayaknya remaja pada umumnya.

Siapa sangka, mereka terpantau oleh tim khusus yang bertugas untuk mencari mereka berdua.

"Bukan kah itu mereka berdua? Kenapa mereka berdua bisa sehat begitu dan bisa saling mengenal seperti itu?" tanya seseorang yang berada dalam mobil membandingkan wajah di dalam foto dengan yang asli.

"Bukan kah mereka dalam keadaan koma?"

Seseorang yang lain melakukan panggilan pada ponsel dokter Bagas. Dokter Bagas tidak memercayai apa yang disampaikan oleh orang suruhannya ini.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa jika mereka sudah sehat begini, Dok. Siapa kah gerangan orang yang membuat mereka sehat bagai tidak mengalami cidera ini? Bahkan mereka bisa berjalan dengan baik."

Dokter Bagas mengerutkan keningnya. Dia merasa hal itu sungguh sangat mustahil. Karena dia sangat yakin beberapa waktu lalu kedua orang ini mengalami cidera tulang dan nyaris mati.

"Cepat tangkap mereka! Jika mereka melawan, lumpuhkan!"

Terpopuler

Comments

Moertini

Moertini

dilanjut asyik thor

2024-02-21

1

shadow life

shadow life

yes

2022-12-07

1

shadow life

shadow life

ya

2022-12-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 104 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!