BAB 7

*Jangan lupa tekan like, love, gift, dan fav ... Karya ini belum ada duitnya ... Boleh sawer dengan iklan ya kakak ...*

"Pergi lah! Jika menginginkan sesuatu dari rumah ini. Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa!"

"Jadi ini pekerjaan yang membuatmu menghentikan memulung sampah? Setelah itu kamu beralih memulung benda-benda yang ada di dalam rumah warga?" tuduh istri Pak RT.

Mendapati pernyataan yang menyakitkan seperti itu membuat Antonie sedikit tersinggung. "Baik lah, Bu. Saya pergi. Memang benar saya hanya lah seorang pemulung, tetapi ... Saya tidak pernah merugikan siapa pun. Saya hanya memilih benda yang sudah dibuang masyarakat, bukan benda yang ada dalam rumah warga."

Antonie berbalik bergerak hendak meninggalkan ruangan itu. Namun, terdengar teriakan dari istri Pak RT. "Pak ... Pak ... Pak ...."

Antonie kembali memutar tubuhnya. Dengan langkah cepat Antonie duduk di samping Pak RT yang terlihat semakin sesak, tersengal, dan terbatuk-batuk.

"Penyumbatan pembuluh darah membuat detakan jantung beliau semakin cepat. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kita harus melakukannya sekarang juga." ucap System.

Antonie meletakan telapak tangan tepat di posisi jantung Pak RT berada. Kali ini yang dilakukannya adalah dengan menghisap lemak dalam pembuluh darah dan sisa-sisa asap yang tersangkut pada organ Pak RT.

Semua orang yang menyaksikan hal tersebut merasa takjub melihat proses pengobatan yang tak biasa yang dilakukan oleh Antonie. Setelah beberapa waktu, pada telapak tangan Antonie berkumpul lemak yang mirip dengan gajih sapi.

Istri Pak RT sangat terkejut akan atraksi yang dibuat oleh Antonie. Dengan segera dia bergerak ke arah belakang dan mengambil wadah untuk menampung lemak yang berhasil keluar dari tubuh suaminya.

Perasaan menyesal pun mulai menyelimutinya. Dia yang tadinya merasa jijik dan penuh prasangka, terbungkam oleh balasan yang diberikan oleh si pemulung ini.

Sementara sekujur tubuh Antonie telah basah dibanjiri keringat yang keluar seukuran biji jagung. Dia masih berupaya menyedot habis lemak yang ada, hingga secara perlahan Pak RT terlihat mulai tenang.

Antonie akhirnya menyudahi pekerjaannya, meletakan tumpukan lemak itu ke dalam baskom kecil yang disiapkan istri Pak RT tadi. Antonie berupaya untuk menahan dirinya agar tidak pingsan. Semua orang akan mempertanyakan dirinya jika melihat dia menghilang secara tiba-tiba.

Semua orang bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh Antonie dan bagaimana hasilnya. Lambat laun, tubuh Pak RT terlihat mulai menggeliat.

"Wooaah ...."

Semua mulai takjub melihat hasil dari kejadian aneh yang melihat secara nyata tadi. Antonie perlahan beringsut turun dari ranjang. Dia ingin segera kembali pulang dan beristirahat di rumahnya.

"Tunggu!" ucap istri Pak RT.

Antonie melirik sejenak pada wanita paruh baya itu. Ibu tersebut berjalan mendekat pada Antonie lalu menggenggam tangan pria muda seusia anaknya ini.

"Maafkan saya. Maaf sudah menuduhmu yang bukan-bukan." Raut wajah ibu tersebut terlihat sangat menyesal. Antonie hanya bisa membalasnya dengan anggukan dan segera ingin beranjak.

"Aah, saya tidak memiliki banyak uang. Apakah kamu bersedia bila saya bayar dengan makanan yang ada di rumah ini?"

Antonie menggelengkan kepala. "Saya melakukan ini ikhlas tanpa pamrih. Semoga Yang Maha Kuasa menerima apa yang saya lakukan, dengan balasan seribu kebajikan lainnya." Antonie melepaskan genggaman itu.

Istri Pak RT kembali bergerak menuju meja makan. Memasukan beberapa jenis makanan ke dalam kantong dan langsung menyerahkannya kepada Antonie.

"Ambil ini! Sepertinya kamu kelelahan setelah melakukan hal yang tadi. Terima kasih banyak atas segalanya."

Antonie tidak bisa menolak makanan tersebut. Dia memang sangat membutuhkan sesuatu untuk memulihkan energinya yang terkuras sangat banyak.

"Terima kasih, Bu."

"Saya yang harus berterima kasih padamu. Bahkan kamu menarik lemak-lemak itu tanpa menggunakan pisau bedah. Kami tidak memiliki biaya jika harus masuk meja operasi."

Antonie memaksakan senyumannya. Pikirannya telah melayang teringat akan kasur lusuh yang siap menampung tubuhnya.

"Nanti kalau ada apa-apa, kamu bisa mencari kami ... Anggap saja kami sebagai orang tuamu."

Antonie mengangguk kembali dan segera beranjak. Lalu semua orang memandang kepergian Antonie layaknya pahlawan yang hebat.

Lalu beberapa gadis belia tengah berbisik. "Gue baru tahu si pemulung yang tinggal di gubuk tepi sungai setampan itu."

"Gue juga, padahal dulunya gue pikir semua pemulung sama aja. Ternyata ada juga yang bening kayak gitu."

Antonie kembali terbangun tengah malam. Sampai di gubuknya, dia langsung terlelap tanpa memedulikan banyak orang yang menghampiri rumahnya. Kali ini, dia mendapati kepingan emas yang terasa lebih tebal dari sebelumnya.

"Hah ... ini lebih berat dari yang kemarin." gumamnya.

"Selamat, Anda berhasil meraih reward level kedua yakni kepingan emas 24 karat seberat sepuluh gram." ucap System.

"Hah? Bukannya saya masih pingsan setelah menyembuhkan?" Antonie merasa heran. Dia masih bisa merasa lelah, dan bangun pun masih tengah malam, seperti sebelumnya.

"Namun, Anda berhasil untuk menahan diri tidak pingsan di hadapan masyarakat. Ini kemajuan yang cukup signifikan dan System menganggap bahwa Anda berhasil naik ke level dua."

Antonie merasa sedikit puas, mengingat harga emas yang lumayan. Otaknya pun langsung menghitung uang yang akan diterima saat menjual emas tersebut.

krucuuuukk

Seperti biasa pula perutnya selalu kelaparan dan dia segera menyantap makanan yang diberikan istri Pak RT tadi pagi yang sudah sangat dingin nyaris basi.

Usai menjual emas, Antonie segera menuju bank untuk membuka akun keuangannya. Rasanya tidak mungkin membawa uang dengan jumlah banyak ke mana-mana.

Setelah memegang ATM di tangan, Antonie bergerak menuju rumah sakit tenpat keempat orang tersebut tertangkap dalam bayangan ingatannya.

Antonie bersidekap dada berdiri tepat di bagian depan rumah sakit itu. 'Rumah sakit ini terlalu komersil ternyata, kita lihat ... apa yang akan terjadi beberapa waktu kemudia. Apalagi saat mengetahui putri pemilik rumah sakit ini adalah pem bu nuh ber da rah dingin.'

Antonie bergerak, membuka kaca mata menyimpan ke dalam kantong celananya. Dia segera mencari keempat sosok orang tersebut.

dugh

Cika dikejutkan oleh sebuah map resume kesehatan pasien yang terpajang di sebuah rak. Cika memungut benda tersebut dengan wajah herannya meletakannya kembali ke tempat semula.

dugh

Beberapa map jatuh secara bergantian. Hal ini membuat Cika yang piket sendirian di ruang tersebut terperanjat. Dia tak melihat siapa pun yang berada di sana. Cika membelai tengkuknya yang terasa meremang.

"Kamu siapa? Apa mau mu? Aku bukan orang jahat." rengeknya terus mundur hingga mentok terbatas oleh rak yang lain.

bugh

Makin banyak yang jatuh membuat Cika semakin ketakutan. "Jangaaaan! Jangaaan ganggu aku. Aku mohon ... jika aku bersalah tolong maafkan aku. Aku berjanji tidak akan melakukannya kembali ...." tangisnya terduduk dan tubuhnya kaku tak bisa bergerak. Cika berada di puncaknrasa takutnya.

"Mudah sekali kamu mengucapkan kata-kata itu. Lalu bagaimana aku yang telah kalian bu .nuh?"

Cika menggelengkan kepala. "Aku tak pernah mem bu .nuh siapa pun ... percaya lah ... Aku tak pernah mem bu .nuh siapa pun."

"Lalu bagaimana dengan aku?"

Wajah Cika menegang melihat sebuah sosok ...

...****************...

Yuk kakak-kakak, mampir juga pada karya kece badai milik temanku ini ya ... 😇😇😇

Napen: Komalasari

Judul: Jerat Asmara Sang Mafia

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***



