BAB 18

Antonie membuka matanya mendapat sebuah tamparan. Kali ini hidungnya kembali mengeluarkan darah. Meskipun tamparan itu tidak terasa sama sekali, karena yang menampar hanya lah jiwa astral yang tidak berbentuk.

Antonie teringat akan penampakan di atas meja operasi tadi. Mekihat wajah gadis muda ini, membuat Antonie semakin mengingatnya, sehingga aliran darah di hidung pria muda ini jadi semakin deras.

"Tuan, kendalikan diri Anda!" System memberikan peringatan.

"Eh, pria mesum! Apa yang kamu lakukan pada tubuhku? Kau mau memperkaos orang yang hampir mati ya?"

Antonie menggeleng cepat dan menjentikan jemarinya. Lalu dia menengadahkan kepala, menangkap lembaran tisu yang melayang mendekat. Sembari mengusap hidungnya sendiri, dia mencoba menyalurkan energi menyembuhkan hidungnya sendiri. Namun, ...

cuuuurrr

Aliran darah pada hidungnya malah menjadi semakin deras. 'Sistem? Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa menyembuhkan diriku sendiri?' batinnya panik.

"Karena Anda dibangkitkan kembali untuk menyembuhkan orang lain, bukan untuk menyembuhkan diri sendiri." terang System.

'Lalu, aku harus bagaimana untuk menghentikan mimisan ini?'

"Ya, Anda harus memiliki pikiran bersih dan jernih. Harus bisa bedakan posisi wanita sebagai pasien, dan mana yang bukan!" kali ini suara System terdengar sedikit ketus.

'Astogeh ... Kamu juga berpikir aku ini mesum?' marah Antonie dalam hati.

"Heh, pria mesum? Kau pikir aku ini apa? Dikacangin seperti hantu yang tak terlihat?"

Antonie menatap plafon dan memutar tubuhnya mengusap tisu pada darah yang mengalir tiada henti. Lalu dia menggulung tisu tadi disumbatkan pada kedua lubang hidungnya.

"Heh, pria mesum?" Arwah gentayangan itu kembali bergerak mengikuti Antonie.

"Aku tahu kamu bisa melihatku." ucapnya lagi.

Setelah itu, Antonie menatap gadis itu langsung. "Siapa namamu?"

"Kenapa nanya-nanya?" bentaknya.

"Oh, ya udah kalau ga mau bilang." Antonie kembali memegang kepala fisik milik arwah itu.

"Hey, kenapa kau lakukan lagi? Tadi aku sudah berada di alam nirwana. Ketemu cogan yang warbiasa tampan." ucap arwah gadis itu kembali.

Mata Antonie mendelik, karena yang Antonie ingat hanya bertemu pria tua jenggotan yang berada di alam sana. Lalu dia kembali melanjutkan ritual penyembuhannya.

"Hey ... Pria mesum. Apa yang kamu lakukan?" bentaknya kembali.

Antonie tidak meladeni lagi apa yang ditanyakan oleh jiwa yang bebas dari raga ini. Karena, dia berpikir akan sama seperti yang terjadi pada Rizki. Rizki tidak mengingat apa pun yang terjadi selama dia menjadi arwah. Karakternya pun sangat berbeda.

"Kamu kembali lah ke tubuhmu!" ucap Antonie lalu berkonsentrasi menyembuhkan gadis ini.

Selama proses, arwah gadis itu terus memukul dan menendang Antonie. Antonie hanya merasakan ada angin yang dingin menerpa kulitnya. Dia tidak merasa terganggu sama sekali.

Perlahan, gadis itu seperti terhisap ke dalam tubuhnya sendiri. Gadis itu terlihat bingung. "Apa yang terjadi? Hey ... Aku tak mau hidup la—" Seluruh jiwanya telah terhisap ke dalam tubuh.

Sementara lutut Antonie sudah mulai goyah mulai kehabisan tenaga. Perlahan gadis itu mulai sedikit bergerak. Meskipun tubuhnya terbungkus, Antonie bisa merasakan dia sudah mulai sadarkan diri, tak lama dia membuka mata.

Melihat Antonie, dia langsung bangkit dan mencekik Antonie dengan brutal. "Siapa nyuruh kamu bangunkan aakuuu? Aku ingin matiii!!! Aku tak mah hiduup lagiiii!!!!"

Antonie menutup matanya mendapati suguhan yang luar biasa. Gadis itu terus mencekiknya, belum nenyadari sesuatu yang belum terpasang. Hidung Antonie kembali mengeluarkan darah, kali ini dengan deras bagai air mengalir dari dalam keran.

*

*

*

Saat ini, gadis yang belum diketahui namanya itu telah menggunakan pakaian milik Antonie. Dia menghabiskan sisa makanan milik Antonie tanpa membagi sang pemilik rumah.

Meski mulutnya penuh, dia terus saja mengomel. "Aku tuh, sengaja menabrakan diri ke mobil itu!" hap ... makanan masuk ke dalam mulut.

"Aku tidak mau lagi hidup di dunia yang sangat menyaikitkan ini!" hap ... makanan kembali masuk ke dalam mulutnya.

"Aku hanyalah anak yang tak diharapkan. Kedua orang tuaku mencampakan aku. Tak ada yang memikirkanku. Buktinya, selama aku menghilang, tak satu pun yang datang mencariku. Lebih baik aku bermain dengan para dewa tampan yang ada di alam sana!" Makanan kembali masuk ke dalam mulutnya.

"Kamu pakai panggil-panggil aku segala? Kalau tidak, mungkin aku sudah main kejar-kejaran sama makhluk-makhluk tampan itu." Semua makanan langsung dipindahkan ke mulutnya dengan cepat.

Saat ini, hidung Antonie sudah dipenuhi oleh tisu yang digulung menyumbat aliran mimisan dari hidungnya. Kepalanya disandarkan pada sandaran kursi dan menengadah menatap langit-langit yang dipenuhi sarang laba-laba sambil bertanya jawab dengan System, mengapa hasilnya berbeda dengan Rizki?

"Heh, kamu dengerin orang bicara nggak sih?" rutuk gadis itu.

"Siapa namamu?" tanya Antonie.

"Kenapa nanya-nanya?" bentaknya kembali.

"Kamu sadar gak, sudah menghabiskan seluruh isi di bawah tudung sajiku?"

Gadis itu melepaskan kedua sendok dari tangannya begitu saja. "Omaigat! Ini beneran aku nggak sih? Kalau aku gendat, nanti nggak ada yang suka sama aku bagaimana?" Wajah gadis itu terlihat panik.

"Kalau kamu mati lagi, pasti nggak akan ada yang menyadari keberadaanmu!"

Lalu melayang sebuah garpu yang lurus menuju wajah Antonie. Tangan Antonie terbuka menghadang garpu itu. Benda itu jatuh begitu saja membuat gadis itu melongo.

"Katakan, namamu siapa? Biar aku kembalikan lagi jika kamu benar-benar ingin mati."

Tanpa memberi jawaban, gadis itu menarik sebilah pisau yang berada tidak jauh darinya dan melemparnya ke arah Antonie. Tanpa melihat, Antonie memainkan telunjuknya dan membuat lambang 'O' sehingga membuat pisau tersebut mengambang berbalik arah menuju padanya.

Gadis itu membulatkan bola matanya. Ada rasa takut tergambar dari rautnya yang mengerut. "A-aku Fanya. Se-sebenarnya kamu siapa? Apa kamu salah satu titisan Dewa?"

*

*

*

Saat ini Rizki dengan wajah kesal sedang mengacak-acak isi dapur. Saat sampai di rumah Antonie, dia sudah membawa bahan-bahan makanan untuk dimasak. Katanya dengan refleks saja tubuhnya bergerak menuju pasar, dan dengan ajaib saja dalam kantongnya ada sejumlah uang.

Sembari melirik ke arah Fanya, Rizki terus mengaduk-aduk makanan yang sedang dibuat. Sementara Fanya, matanya liar melihat ke segala sisi di rumah ini, yang menurutnya sangat berantakan.

"Jadi kalian tinggal berdua di sini?" tanya Fanya.

"Gue mah, ogah. Tapi hantu yang menghuni rumah ini selalu membuat gue kembali ke sini. Padahal gue udah coba kabur keluar kota." ucap Rizki dengan kasar.

Antonie menutup bibirnya menahan senyuman teringat semua ini adalah ulah System.

"Dan anehnya lagi, tangan dan kaki gue bergerak gitu aja masak buat dia."

Kali ini Rizki mengecek isi penanak nasi. "Lhoh? Perasaan nasi sisa tadi pagi masih banyak? Kemana semuanya?" Rizki mulai bersiap menanak nasi dengan wajah ogah-ogahan.

"haaagh ..." terdengar sendawa yang keluar dari mulut Fanya.

"Jadi, lu yang ngabisin semua?" bentak Rizki lagi.

Fanya nyengir dan menggelengkan kepala menunjuk Antonie yang masih menengadahakan kepala memijit hidungnya. Sejenak Antonie menjentikan jari, dan tanpa komando dari otaknya sendiri, Fanya bergerak mengambil sapu dan kemonceng.

...****************...

Yuhuuu.. Mampir juga ya pada karya FANTASI buatan sahabat Author ... Yuuk .. Kepoin ... Siapa tau suka.

Napen: irish_kookie

Judul: My Upside Down World

Terpopuler

Comments

Didik Setyawan

Didik Setyawan

gk seru...

2023-02-26

2

shadow life

shadow life

yes

2022-12-07

0

shadow life

shadow life

ya

2022-12-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 104 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!