BAB 15

*Gara-gara bab14 lama muncul, Authornya jadi mageran. 😂😂 padahal udah up sejak tadi malam, lolosnya baru tadi siang. Apalagi gara-gara duit Author gak dibayar enntun, kesel luar biasa*

(lum sempat revisi usai nulis, mager banget)

...****************...

Setelah salam perpisahan, Antonie kembali ke rumah Lili. Ternyata, di sana sudah berdiri beberapa polisi.

Antonie secara sembunyi-sembunyi mencari Rizki yang tadi ditinggal begitu saja. Namun, sepertinya para polisi tengah mencari seseorang.

"System, apa yang terjadi? Kenapa ada polisi di sini?"

"Tunggu sebentar, Tuan. System akan mencari informasi terbaru."

Beberapa detik kemudian layar kaca mata Antonie berubah menjadi gelap. Di dalam layar tersebut, tampak berita yang menuliskan mengenai pencarian pasien yang diculik oleh orang yang tidak dikenal.

Beruntung CCTV tidak bisa mengambil wajah Antonie karena posisi Antonie tidak tepat menghadap kamera. Namun, pihak rumah sakit telah menyelidiki data Rizki. Hingga meminta pihak kepolisian untuk mencari keberadaan pasien yang menghilang itu.

Lewat CCTV yang tersebar di penjuru kota. Namun, ternyata tak satu pun pihak kepolisian berhasil menemukan Rizki hingga memaksa mereka turun ke jalan secara langsung.

"Ini aneh sekali, System. Apa yang akan mereka lakukan kepada anak itu hingga meminta bantuan pihak kepolisian segala?"

Layar pada kaca mata kembali beralih pada berita mengenaik penurunan rating rumah sakit tersebut.

"Sepertinya, pihak rumah sakit tidak menerima atas kemerosotan jumlah pasien yang masuk setelah pemberitaan tersebut. Bila pasien berkurang, pemasukan pada rumah sakit itu ikut berkurang."

Senyuman tipis kembali tersungging di bibir Antonie. "Sepertinya semua orang yang bekerja di rumah sakit takut bila tak ada lagi orang yang sakit?" Dengan nada dingin.

Antonie bangkit, melanjutkan pencarian pada Rizki. Dengan bantuan System, Antonie langsung menembus dinding rumah keluarga Lili dan masuk ke dalam rumah.

Sontak, membuat keluarga yang ada di dalam sana terkejut. Wajah Lili terlihat lebih cerah. Saat ini mereka duduk di ruang tengah, tetapi tak melihat Rizki.

"Adik saya tadi, di mana, Pak?"

Seluruh anggota keluarga itu pun saling bertatapan. "Jadi dia adikmu?" ucap Ibu nya Lili sambil menunjuk ke arah dapur.

Antonie bergerak menuju arah dapur rumah itu. Ternyata Rizki tengah sibuk memasak bagai orang kese *ta nan. Melakukan semua dengan gengan gerakan cepat.

Rizki menoleh melihat ke arah Antonie. Wajahnya terlihat sangat panik. "To-tolong! Bang, tolong gue!" teriaknya panik.

Antonie mendekat ke arah Rizki. "Apa yang terjadi?"

"Gue gak tahu. Sejak setengah jam yang lalu waktu bangun saat lu gak ada, tubuh gue bergerak begitu saja. Ini ... nah, lihat sendiri kan? Gue gak bisa mengendalikannya. Tolong gue, Bang!" Rizki mulai merengek.

"Sebentar lagi adalah jadwal makan siang Anda, Tuan. Apalagi Anda baru saja bertempur. Anda pasti membutuhkan asupan." terang System.

Antonie baru menyadari, bahwa dirinya sama sekali tidak merasakan lelah. Biasanya setelah mengobati seseorang, dia akan merasakan lelah yang luar biasa.

'System—'

"Bukan, Tuan!" Belum selesai Antonie membatin, System telah menyela.

'Jadi, yang kita lakukan tadi tidak ada artinya?' sungutnya dalam hati.

"Kita dapat pelajaran yang berharga, Tuan. Setidaknya Raja Ular memberi peluang yang sangat bagus bagi Anda ke depannya." ucap System mengingatkan.

Sementara di depan kompor, Rizki terus memgaduk sesuatu yang ada di dalam wajan.

"Aku keluar dulu," ucap Antonie.

Ternyata, saat akan keluar berbicara dengan keluarga Lili, beberapa polisi tengah bicara dengan ayah Lili. Antonie kembali bersembunyi.

"Bagaimana ini System? Aku khawatir jika mereka mengenalku."

"Tidak akan, Tuan, percaya lah!"

Antonie pun mencoba keluar dari persembunyiannya. System membuat mata para polisi melihat orang berbeda. Meskipun mereka hanya mendapat sedikit bayangan bagaimana wajah Antonie yang sebenarnya, tetapi System menyamarkan wajah Antonie di mata mereka.

"Selamat siang, hal apa gerangan yang sedang terjadi?" Antonie menyalami para polisi tersebut.

"Oh, begini ..." Salah satu dari polisi tersebut menyodorkan selembar foto. "Apa Saudara mengenal atau pernah melihat anak ini?"

Antonie memasang wajah bingung. "Siapa dia, Pak?"

"Dia adalah pasien rumah sakit yang hilang. Pihak rumah sakit mengabarkan bahwa anak ini dicu lik seseorang dalam masa perawatannya. Mereka khawatir jika anak ini bisa meninggal jika tidak mendapatkan perawatan yang intensif."

Mendengar penjelasan yang berbeda dari yang sebenarnya, hanya bisa membuat Antonie tersenyum tipis. "Waduh, gawat dong, Pak? Lalu kira-kira si pasiennya sudah bisa jalan hingga dicari bagai buronan seperti ini?"

Sejenak para polisi tersebut tampak berpikir sejenak. "Barangkali ada yang melihat anak ini dibawa oleh seseorang." terang polisi lainnya.

Antonie menggelengkan kepala. "Sepertinya saya tidak melihat siapa pun yang membawa pasien ini."

Lalu beberpa polisi berembuk sejenak, dan pamit untuk pergi meninggalkan rumah ini. Sementara ayah, ibu, dan anak itu saling berpandangan lalu menatap Antonie dengan wajah menyelidik.

"Kami semua sudah melihat foto itu. Jadi, apa kah kamu yang mencu lik anak itu?"

Terpopuler

Comments

Mpok Nana

Mpok Nana

🌹

2022-09-11

2

jangan kepo

jangan kepo

lanjut kak ku nonton iklan demi kaka

2022-09-10

2

jangan kepo

jangan kepo

waduh keluarga lili negatif atau positif nih pikirannya

2022-09-10

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 104 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!