Braveheart

“Kenapa kita seperti pencuri yang mengintai.” Gerutu Kai menyilangkan tangan di dada. Wajahnya masam menatap satu persatu kelima pasukan khususnya. Hanya senyum menyeringai kemudian didapatkan Kai dari kelima pria yang memiliki ras  berbeda ras itu.

Mereka sedang mengawasi atau lebih tepatnya menunggu waktu yang tepat untuk menyerbu mansion mewah yang berjarak 300 meter dari tempat mereka bersembunyi. Mansion yang di jaga oleh pria-pria  berbadan besar di setiap sisi, dilengkapi senjata tercanggih begitu William menyimpulkan, pun mereka harus menunggu malam tiba untuk menyerbu tempat itu.

Francesco Grassman, mantan pejabat teras Kota Verona yang beralih menjadi sindikat mafia narkoba internasional. Black Panther kali ini

harus menerima permintaan FBI untuk melumpuhkan Francesco Grassman. Walau untuk

mencapai kesepakatan harus melewati beberapa kali diskusi yang cukup alot.

FBI tidak ingin mengotori tangannya dengan nyawa Francesco. Berulang kali pimpinan mafia itu tertangkap namun hanya berakhir di pengadilan dan kemudian lepas tanpa dijatuhi hukuman sedikit pun. Kebal hukum, sementara jaringan narkoba Francesco sudah menyebar seantero dunia.

Sebelum FBI mendekati Black Panther, terlebih dulu mereka bernegoisasi dengan beberapa sindikat mafia dari berbagai negara namun mereka menolak. Tidak ada yang berani berhadapan dengan Grassman kecuali Black Panther.

Kai meminta jaminan seumur hidup bahwa Black Panther adalah organisasi yang tidak akan pernah diutak-atik oleh FBI dan segala macamnya,

mereka pun menyetujuinya. Kai sangat paham dampak melengserkan Francesco Grassman, ia akan menjadi target beberapa organisasi mafia yang mempunyai kedekatan khusus dengan Grassman. Ketika Kai mengambil langkah itu, ia sudah menyiapkan segala sesuatunya, jika di masa depan akan banyak berhadapan segala

sindikat mafia.

Mafia versus mafia telah dijalani sejak ia mengambil alih pucuk kepemimpinan Black Panther dari Aurora Kila, mamanya. Bahkan di tangan Kai, organisasi itu semakin terkenal garang bukan hanya bekerja memberikan keamanan

pada klien namun sudah berani berperang dengan sebangsanya.

Kai melirik jam tangan menunjukkan pukul 6, sementara malam lebih lama tiba di kota itu.

“Sejam lagi, tidak bisakah kita langsung menyerbu saja ? ucap Kai tidak sabaran

Akio dan Heron hanya menggelengkan kepada dengan keras.

“Tidak boss. Sesuai kesepakatan kita dan yang lainnya sangat paham jika kita akan memulai serangan 7 kurang 5 menit. Sniper akan merobohkan mereka tepat waktu. Jadi tolong jangan mengacaukan rencana.” Sahut Akio menenangkan pimpinan Black Panther. Pria muda yang belum bisa menahan diri untuk lebih bersabar. Bukan hanya sekali namun hampir semua misi Kai adalah tipikal pemimpin yang grasa grusu, tidak sabaran.

Setiap kali mereka mendapatkan misi besar, Aurora Kila mengumpulkan para anggota Black Panther tanpa diketahui Kai. Tentu saja mengingatkan bahwa keselamatan anaknya adalah yang utama, karena semua orang

paham akan sifat Kai.

Kali ini pun Hendra dan Windra diturunkan, mereka ada di depan mereka. Dan kedua jenderal Black Panther yang memutuskan rencana penyerangan bukan Kai.

“Menunggu itu membosankan.” Kai mendudukkan bokongnya diatas rerumputan yang bercampur dengan dedaunan jatuh

“Ya, menunggu itu membosankan, boss. Terlebih jika menunggu pacar.” Sahut Yoruban terkekeh sedikit menoleh melihat wajah Kai yang memberenggut kesal

“Aku tidak mempunyai pacar.” Ucap Kai, sembari jemari tangan meraih selembar daun berbentuk bintang memerah dari sampingnya, mengamati strukturnya

Kelima pria itu tertawa kecil mendengar ucapan Kai terdengar mengungkapkan perasaan.

“Boss tidak mempunyai pacar tapi mempunyai segudang wanita.” William memilih duduk di sebelah Kai yang lainnya masih mengintai dari balik pohon

Kai menatap William “Memangnya kau punya. Pacar ?” tanyanya penasaran

William mengedikkan bahu dengan bibir mengulum senyuman “Pernah. 6 tahun lalu sebelum masuk ke organisasi Black Panther. Marissa namanya, wanita yang sangat cantik. Dia paling cantik di daerahku, teman sekolahku, boss. Kami berkencan sejak tamat high school, 3 tahun lebih bersama. Kami saling mencintai, aku

pikir saat itu ingin menikahinya. Namun jiwaku lebih tertarik dengan dunia mafia, Marissa menangis dan menamparku ketika memutuskannya.”

Kai terlihat tertarik mendengar kisah William “Rasanya ?”

Alis William saling bertautan “Rasa apa, boss ?”

Kai mencebikkan bibir “Jatuh cinta. Kau pasti jatuh cinta dengan Marissa.”

“Rasanya jatuh cinta ?” tanya William memperjelas perkataan Kai. Pemimpin Black Panther kemudian menganggukkan kepala.

William menerawang mengingat wanita berambut coklat “Aku sudah jatuh cinta sejak pertama melihatnya, mungkin sejak kami kecil. Aku selalu

melihatnya dari kejauhan. Dia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Salah satu primadona sekolah, kami bertemu di festival lokal dan aku memberanikan untuk menciumnya dalam wahana ribuan cermin. Jantungku seolah meledak ketika

merasakan bibirnya. Aku tidak melepaskannya sejak malam itu, kami bersama tinggal di flat, dia berkuliah sementara aku bekerja sebagai part timer di bar demi menghidupinya.”

 “Sangat muda.” Gumam pelan Kai

“Yah, 19 tahun. Gejolak jiwa muda, cinta di usia itu

membutakan logika. Hanya ada perasaan berkuasa, apapun yang orang katakan kami

tuli tak mendengar. Orang tuanya menentang hubungan kami, bukan karena Marissa

dari keluarga terpandang. Bahkan orang tuaku lebih memiliki pengaruh di kota kecil itu, mungkin usia kamilah yang membuat orang tua menentang. Harusnya aku berkuliah malah menolak semua uang dari papa dan memilih bergaji lebih rendah dari uang jajan harianku. Ya, semua demi Marissa.” Ucap William lalu disertai helaan napas panjang

 “Sepertinya kamu masih mencintainya.” Tebak Kai melihat raut teman senegaranya, mungkin rindu

yang terbaca

William menggoyangkan kepalanya lemah “Ya. Aku masih mencintainya, boss. Sayangnya Marissa sudah tidak memiliki perasaan yang sama. 3 tahun setelah kami berpisah, aku mendengar kabar jika dia telah menikah

dengan teman kuliahnya. Maksudku pria yang dikenalnya di universitas, pria yang memiliki masa depan yang jelas. Sementara denganku tidak bisa mempertaruhkan nyawanya jika kami bersama.”

“Apakah kau ingin menikah ? Mungkin suatu saat ?” tanya Kai

“Tentu saja, boss.” Imbuh William cepat. Menatap pria bersurai putih di sampingnya “Aku akan belajar banyak dengan para jenderal, Hendra dan Windra. Walau mereka menikah agak terlambat, tapi setidaknya mereka telah memiliki sebuah keluarga yang sangat harmonis.”

Kai menyetujui perkataan William lewat anggukan pelan “Mereka adalah orang tuaku juga. Paman Hendra dan Paman Windra merawat kami sejak bayi kecil hingga sekarang aku sebesar ini mereka masih turun tangan atas perintah mama. Kecintaan kepada Black Panther dan setia pada mama membuat mereka seperti itu. Will, apakah kau akan seperti mereka ? Mengabdikan hidupmu kepada organisasi ini ?”

“Tentu saja, boss. Black Panther adalah hidupku. Aku melihat diriku 20 tahun lagi adalah salah satu jenderal di organisasi ini.” Sahut William lalu

tergelak tawa

Kai pun ikut tertawa lalu meninju pelan lengan temannya “Terima kasih, Will. Berjanjilah untuk merawat anak-anakku kelak.”

“Tentu saja. Walau sekarang kau belum menemukan seorang wanita yang tepat untuk itu. Tidakkah kau merasakan kesepian, boss ?”

Kai mengembuskan napas dengan keras “Tidak juga. Aku punya kalian, papa dan mama. Jika kau mengatakan bercinta, bukankah kita melakukan

hal sama. Sebuah hubungan tanpa ikatan untuk pria-pria yang tidak lepas dari bahaya. Wanita-wanita itu tidak perlu tahu akan pekerjaan kita ini.”

“Aku tidak menganggap ini pekerjaan, boss. Melainkan hobby.”sahut William kembali tertawa

Suitan pelan menjeda percakapan mereka. Rupanya Conley yang memanggil kedua pria besar yang saling mencurahkan perasaan.

“Sedikit lagi.” Ucap Conley. Pria berkulit besar menunjuk jam pada pergelangan tangannya

Spontan Kai dan William berdiri dan mendekati Akio, Yoruban, Heron dan Conley.

Tepat 5 menit sebelum jam 7 para penjaga mansion mewah itu roboh oleh tembakan para sniper Black Panther. Kai bisa melihat pasukan yang di pimpin Hendra dan Windra bergerak terlebih dulu menyisiri mansion, membersihkan

area sebelum pasukan kedua memasuki tempat Francecso berada.

Kai beserta pasukannya bak ninja memasuki mansion besar itu . Melihat kedatangan Kai para penjaga berbadan besar menyerbu pasukan Black Panther. Duel tak seimbang pun terjadi, Kai bak banteng mengamuk. Semua kesabaran menunggu

selama 4 jam dilampiaskan melalui satu pukulan mematikan kepada pria yang berhadapan dengannya.

Kreekk !

Kedua tangan Kai menyentak kepala pria bersuit hitam ke kanan dengan keras. Mati, tentu saja.

Kali ini ia mendapatkan ijin dari Kila, melakukan itu. Sindikat inilah yang merusak banyak remaja diberbagai belahan dunia. Narkoba adalah

perusak masa depan generasi muda. Tidak ada ampunan untuk Grassman.

Pemimpin Black Panther bergerak cepat mengikuti langkah Heron yang terlebih dulu melintasi koridor panjang yang mengarahkan ke ruangan pribadi sang pemimpin, Francesco.

Tangan Heron menahan Kai ketika sampai di pemisah, pria mengenakan serba hitam itu mengintip.

“Mereka bersenjata.” Ucapnya melihat 7 orang bersuit hitam menjaga kamar Francesco.

Kai ikut mengintip, mengamati targetnya.

Pria bertubuh jangkung itu bersuit, disaat bersamaan ia mengacungkan Glock-19. Tanpa berpikir Kai menarik pelatuknya sebelum ke tujuh

pria itu mengarahkan senjata mereka.

Bunyi dentuman dari senjata Kai, dalam hitungan detik merobohkan pria-pria yang kemudian meregang nyawa. Tidak ada ampunan. Pria bersurai putih tanpa belas kasih bergerak cepat menghampiri pintu berukir emas dan menendangnya.

Bak macan terluka, kembali Kai menembakkan senjata pada pria pertama yang dilihatnya, kecepatan berpikir dan analisa tidak tertandingi oleh manusia pada umumnya. Kai sangat yakin tidak ada orang yang harus diselamatkan dalam misi itu. Mereka semua adalah musuh.

Para pasukan khususnya mengikuti sang pemimpin yang sekarang berdiri melihat Francesco tanpa mengenakan baju dalam selimut berpelukan dengan tiga wanita yang seharusnya menjadi cucunya.

Ketakutan. Kai bisa melihat tubuh gemetar keempat orang penuh dosa yang menatapnya dengan sorot meminta pengampunan.

“Pergilah.” Gertak Kai keras kepada wanita-wanita cantik itu.

Dengan cepat wanita-wanita bertangisan tanpa mengenakan apapun berlarian mengambil apapun yang bisa menutupi badannya dari tatapan acuh

6 pria tinggi mengenakan pakaian serba hitam.

“Hai, Francesco.” Kai tersenyum miring mengedutkan alisnya

Pria tua berbadan tambun semakin gemetar mendengar suara Kai yang berbisik. Suara yang membuat bulu kuduknya semakin meremang

“Hidupmu tidak akan pernah tenang jika kau membunuhku.” Tantang Francesco dengan suara bergetar penuh ketakutan, malaikat pencabut nyawa sedang berdiri di depannya

Kai mengusap Glock di tangannya “Kau tahu Francesco, aku sudah siap dengan itu. Dan kematianmu tidak seberapa dengan jutaan nyawa remaja yang aku selamatkan.”

“Tolong.” teriak Fancesco seolah memanggil para pengawalnya

Kai tertawa mengejek “Mereka semua sudah mati. Hanya kau yang tersisa hidup di mansion ini.” Ucapnya menatap lekat pria tua itu

“Bahkan anak-anakmu akan merasakan hal yang sama jika mereka berani berhadapan denganku. Jadi nikmatilah neraka, saranku jadilah penguasa di sana sebelum aku menyusulmu. Karena dunia ini, aku yang menghabisimu.” Ucap Kai

tanpa tarikan napas melesakkan satu peluru ke arah mata Francesco dan satu berikutnya tepat pada jantung.

Kai menganggukkan kepala kepada kelima pria anggota khususnya “Kabari kepada orang-orang pemerintahan itu untuk membersihkan jejak

kita.”

Akio meraih ponselnya untuk melaksanakan perintah sang pemimpin Black Panther yang berjalan tanpa perasaan bersalah sedikit pun. Meninggalkan mansion berdarah di sudut Kota Verona, Italia.

Zurich, Swiss 15 jam berikutnya.

Kai bersantai dengan kelima teman sekaligus anggota khusus Black Panther. Hotel berbintang yang sengaja ia sewa untuk meregangkan pikiran

setelah kehancuran Francesco. Pun FBI yang meminta organisasi Kai untuk berwisata, menguatkan alibi jika Black Panther tidak campur tangan atas peristiwa berdarah di Kota Verona yang sangat menggegerkan dunia.

Danau Zurich menjadi pemandangan indah hotel tersebut, puluhan kapal mewah terparkir dan berlalu lalang milik para kalangan jet set. Teriakan kaum bergelimpangan harta tersebut ketika melintas meminta perhatian dari pria-pria yang

sedang duduk di dermaga dengan berbagai minuman diatas meja.

“Mereka sepertinya sangat senang.” Ucap Akio lalu menyesap birnya

Kai mengedikkan bahu “Tentu saja mereka senang. Setiap perahu yang lewat diisi wanita-wanita muda dan pria-pria berusia 2 kali lipat.”

Kelima pria itu tergelak tawa, sepakat akan ucapan sang pemimpin.

“Gadis-gadis belia itu menginginkan kemewahan secara instan sementara para pria tua itu membutuhkan wanita yang bertubuh bagus dibandingkan istri-istri mereka.”

“Sangat normal.” Sahut Yoruban

“Ya. Kita para pria tidak bisa hidup tanpa wanita.” Ucap Heron, tersenyum geli

Kai mendengus kasar “Selama kalian belum menikah, nikmatilah. Setelah itu, hidupmu hanya akan mencintai satu wanita. Seperti papa

kepada mama.”

“Memangnya boss sudah memikirkan untuk menikah ?” tanya Heron

Kai menggelengkan kepala “Untuk saat ini aku belum memikirkan sebuah pernikahan. Walau kalian tahu sendiri jika mama sangat menginginkan aku menikah. Yang jelas aku tidak akan pernah melakukan hal yang dilakukan pria-pria tua yang lewat di depan kita itu, ketika sudah memiliki seorang wanita di rumah. Aku

membayangkan papaku berbuat seperti itu kepada mama sudah membuatku geram.”

“Boss Hugo Chan tidak akan pernah melakukan itu.” Imbuh William

“Tentu saja !” sergah Kai dengan cepat. Papanya adalah pria yang menjunjung kesetiaan tingkat tinggi. Dimana ada Kila di situpun Hugo

berada, Kai penuh harap jika suatu saat akan merasakan hal yang sama. Hanya saja sampai detik itu belum ada yang berhasil mengalihkan dunia Black Panthernya.

“Boss, sebentar lagi wanita-wanita yang akan menemani kita akan datang.” Ucap Akio dengan wajah berseri.

Kai kembali menggelengkan kepala dan meraih gelas berisi minuman berwarna coklat pekat, menenggaknya hingga habis

“Tidak. Aku tidak akan ikut dengan kalian. Silahkan berpesta dengan mereka, aku akan beristirahat di kamar.” Ucapnya beranjak dari

kursi. Tubuh jangkungnya menjadi perhatian kelima pria yang menatapnya penuh

heran

“Kenapa ? Biasanya boss sangat antusias dengan wanita-wanita berambut pirang.” Akio menyahut menatap gerak gerik Kai yang memasukkan kedua

tangan ke dalam saku celana.

Sejenak Kai mengulum senyuman lalu menatap bergantian temannya “Aku akan menelepon mama dan kemudian tidur. Sampai ketemu besok. Dan kenapa aku tidak mau ?” ucapnya

Pria bersurai putih itu menghela napas panjang “Aku bosan. Bagiku semua wanita sama saja, tidak ada yang menantang. Mereka tetap takhluk dalam pelukanku. Rasanya pun sama.” Ucap Kai datar lalu berjalan meninggalkan dermaga

kayu itu. Seutas senyuman merekah bibir ketika ia menekan nomer telepon wanita yang tidak pernah

membuatnya bosan sedikit pun.

“Halo, ma. Kai rindu.”

###

alo kesayangan 💕,

author penebar janji up ini hadir.

tapi maaf kesibukan membuat novel bergantungan tanpa kelanjutan 😂.

otakku sudah dipenuhi cerita mereka namun tidak ada waktu untuk menulis 🥺

sabar semuanya..

love,

D 😘

Terpopuler

Comments

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

thor...
tuh Kai ama temen2 rumpies nya gk beda ya ama emak2 yg jg suka curhat...

2021-05-26

0

☆𝕭υѕαи࿐ཽ༵

☆𝕭υѕαи࿐ཽ༵

selalu syafaat kak Radit
jia you
makin lope...lope..ajahh ma nihc novel
apalagi ma papa hugo chan and mama killa 🤭

2020-10-31

0

felixia anime

felixia anime

ko aku baru sadar setelah sekian lama baca karyamu thor nama kila dan kai adalah panggilan anakku di luar rumah....😁

2020-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!