“Pria itu sepertinya bukan orang baik-baik.” Richard bergumam sembari melirik dengan ekor matanya kepada gadis yang sedang berjemur.
Mengenakan bikini berwarna hitam bermodel deep. Sangat cantik sekaligus seksi.
Shadow menurunkan kacamatanya menatap dengan tatapan tajam kepada pria yang sedang memamerkan otot tubuhnya yang terpahat dengan sempurna.
“Bukan urusanmu, Rich. Dia baik atau tidak. Lagian kenapa kau tidak pergi berbulan madu, malah tinggal di sini .” ucap Shadow dengan
ketus. Pandangan mereka bertemu kemudian Shadow menaikkan tubuhnya meraih sarung Balinya. Ia tidak mau tubuhnya menjadi santapan pagi menjelang siang pria itu.
Richard menarik napas “Aku hanya mengingatkanmu, Shadow. Kau tidak mempunyai pengalaman bagus dengan pria, apa kau masih mengingat Alexandre ? Semua informasi tentang pria itu ada di halaman pencarian, tapi tetap saja
menyembunyikan hal besar. Apalagi dengan pria yang baru kau kenal 4 hari. Aku sangat tidak menyukai rambutnya yang putih itu. Pria itu tampak mengerikan.”
Shadow mendengus “Please Rich. Berhentilah memberikanku petuah.”
“Aku melakukan ini karena aku bukan hanya teman baikmu namun sekarang kita adalah keluarga.”
Shadow tertawa sinis.
“Karena kau keluarga jadi bebas menasehatiku ? Ingat kau baru 4 hari menjadi keluarga Farubun Maheswara. Terlebih kau tidak dalam posisi
yang lebih baik untuk menasehatiku. Kau menghamili adikku. Sunshine sedang tidak berdaya karena sedang mual. Oh iya, kau tidak mengajaknya berbulan madu karena semua telah kau ambil di awal. Omong-omong Rich, aku sudah dewasa. Tahu baik dan buruk untuk hidupku. Dan aku pun butuh keluar dari cangkang kehati-hatianku.”
Mimik tidak percaya terpancar di wajah Richard “Kau ingin bersenang-senang dengan pria berambut putih itu ?”
Shadow tersenyum miring “Kenapa tidak ?” tanyanya lalu meraih gaun bermotif kembang semarak khas pulau dewata. Meloloskannya pada
kepala, menutupi tubuhnya dari bikini yang membuat mata Richard tidak bisa mengalihkan pandangan.
“Jangan katakan jika kau hanya memancingku, Shadow. Membalas dendam.”
Alis hitam Shadow bertautan “Untuk apa aku melakukan itu ?” sahutnya lalu tertawa meledek akan ucapan pria berambut coklat yang notabene adalah sahabatnya sendiri.
“Karena kau juga merasakan perasaan yang sama.” tebak Richard dengan sangat percaya
Shadow tergelak tawa “Kepadamu ? Sangat lucu, Rich. Kamulah yang tidak pernah jelas dengan tindakanmu. Mendekatiku tapi tidak bisa
melepaskan Sunshine. Tapi terima kasih telah menjalankan peranmu sebagai ‘keluarga’
dimana ketiga orang tua kita tidak mengajukan protes apalagi nasehat dengan kedekatanku
dengan Kai. Justru kau –lah yang tidak bisa terfokus kepada rumah tanggamu, dan masih berpikir bisa mendapatkanku. Andai saja dunia akan berakhir sejam kemudian, dan kaulah pria terakhir di bumi, aku tetap tidak akan memilihmu. Lebih baik aku mati sebagai perawan daripada menyerahkan diri kepada seorang pria yang plin plan. Saranku Rich, mari kita jalani sebagai keluarga yang baik-baik. Selepas Bali, baik kau dan aku akan kembali pada kesibukan pekerjaan. Intensitas pertemuan kita akan berkurang, jadi belajarlah untuk menjadi kepala rumah tangga yang baik. Istrimu sedang hamil dan mengidam berat. Lakukan tugasmu, berhentilah
memikirkan aku sedang dekat dengan siapa.” Ucapnya panjang lalu melemparkan sarung Bali nya ke tubuh Richard bersamaan dengan kehadiran Liam, ayahnya yang sedang
tersenyum lebar menatapnya.
“Temanmu datang, Kai.” Ucap Liam lalu meraih jemari anak gadisnya.
“Siapa ?” tanya Shadow ketika tangan ayahnya pindah ke bahu.
Liam terkekeh kecil memberikan kecupan di pipi Shadow “Kau tidak mengatakan jika pria yang mengantarmu dua hari lalu adalah CEO Alpheratz Hotel and Resort.”
Manik hitam Shadow melebar maksimal “Alpheratz ?”
Liam mengangukkan kepala “Alpheratz Kai Navarro. Nama lengkap temanmu yang sekarang sedang berbicara dengan Ricchi dan ibumu di ruang tamu. Kau pasti tahu hotel bintang lima yang tersebar di penjuru dunia itu ? Bukankah belum lama ini kau menginap di hotel Alpheratz London, nak ?”
Sedikit syok Shadow mengikuti langkah kaki ayahnya masuk ke kediaman mereka, Richard yang mengikuti dari belakang hanya terdiam
mendengar perkataan Liam.
“Sky Navarro, saudara kembar Kai. Dia punya kakak bernama Isla, menikah dengan Adrien. Pria terkaya ketiga dunia. Astaga nak, kami bertiga seolah kehilangan kata-kata mendengar penjelasan Kai.”
“Sejak kapan ayah menjadi matrealistis melihat seorang pria yang jadi temanku.” Cicit Shadow merasa bangga dengan sebutan teman keluar dari bibirnya
Liam terkekeh “Bukan begitu nak. Kami tidak pernah memikirkan hal seperti itu. Hanya saja temanmu pria yang sangat hebat. Sudah berapa
hari kalian saling mengenal ?”
“Empat hari.” Singkat Shadow mencoba mengingat kejadian pertama kali bertemu dengan pria yang sedang asyik mengobrol dengan kedua orang tuanya. Sangat akrab, tertawa dan tetap bersikap sopan.
“Jangan biasakan dirimu tidak peduli terhadap seseorang, nak. Dari ekspresimu ayah sudah menebak jika kau tidak tahu siapa sebenarnya
Kai. Jaman sudah canggih, cari berita dari ponselmu.” Bisik Liam ketika ketiga orang mengarahkan pandangan kepada mereka.
Kai spontan berdiri “Shaw.” Serunya dengan senyuman lebar menatap Shadow.
“Shaw ?” serempak Ricchi dan Dee bergantian menatap Shadow dan Kai.
Pria berambut putih itu mengangguk dengan senyuman lebih lebar “Pa, bu. Shaw adalah panggilan sayangku kepadanya.”
Shadow meringis mendengar Kai memanggil orang tuanya, sangat akrab. Ia pun mendengus ringan ketika sudah berada di dekat pria yang
mengenakan striple t-shirt dipadu jeans dan sepatu kets. Sangat tidak menampakkan jati dirinya seorang pria muda yang sangat kaya raya. Mengetahui nama depan pria berambut putih itu membuat Shadow mengalami serangan jantung kecil.
Siapa yang tidak mengenal Hotel Alpheratz, jejaring akomodasi bangunan dengan fasilitas bintang lima plus. Shadow mengetahui cerita
tentang pemilik yakni Mr. Alpheratz membangun hotel dengan jerih payahnya sendiri. Terlepas modal awal dari orang tuanya, namun pria muda yang sangat jarang tampil di publik itu mengembangkan dari satu hotel hingga mencapai 20 hotel tersebar di negara-negara besar dunia. Tak dinyana jika pria yang sedang tersenyum
menyeringai sekaligus menjengkelkan itu adalah sang pemilik Alpheratz.
“Untuk apa kau kesini ?” ketus Shadow menatap Kai
“Kau tidak memberikan nomer ponselmu, jadi tidak bisa menghubungi untuk mengatur janji. Aku ingin mengajakmu makan siang bersama.”
“Aku sudah makan.”
Jawaban bernada sungutan membuat orang tua Shadow tertawakecil.
“Maafkan anak kami, Kai. Sini biar papa berikan nomer ponsel Shadow.” Ucap Ricchi yang beranjak dari duduknya.
“Papa !” seru Shadow dengan membulatkan manik matanya.
Ricchi itu tidak mempedulikan Shadow malah dengan cepat pula Kai memberikan ponsel dan papanya mengetikkan nomer pada layar datar.
“Papa menyimpan dengan nama ‘Shaw’. Sungguh nama panggilan yang keren, kami tidak pernah memikirkan nama itu.”
Shadow makin kesal melihat keakraban orang tuanya dengan Kai. Dengan mudahnya pria itu mengambil hati keluarganya, apakah disebabkan
oleh latar belakang Kai sangat wah. Atau mungkin ketiga orang tuanya sudah bosan melihat hidupnya yang datar. Terbukti dengan Liam belum memberikan sinyal untuknya kembali bergelut dengan lokasi syuting.
…
“Kita mau kemana ?” tanya Shadow menoleh ke arah Kai yang sedang santai mengemudikan mobil serba hitamnya.
Dengusan geli dari Kai “Makan siang.”
“Kuta lagi ? Apa kau tidak memiliki tempat lain.” Gerutu gadis yang mengenakan kaos berwarna abu muda dan celana denim. Wajahnya dibiarkan
natural, tanpa dandanan sedikit pun.
Shadow sangat berbeda dengan umumnya gadis yang dikenal Kai, dimana selalu mengedepankan tampilan tak bercela dengan bantuan make up. Shadow adalah kebalikan semua gadis itu, sangat santai dan tidak berpura-pura dalam bersikap. Sehari kemarin Kai disibukkan dengan gathering Black Panther di Hauptsitz, membuatnya sangat merindukan gerutuan Shadow.
“Kemana ?” tanya Shadow tidak mendapatkan jawaban apapun dari Kai.
“Masih di Bali.” Sahut Kai santai.
Gadis bersurai hitam dan ikal itu memajang wajah bak harimau ingin menggigit, Kai pun tertawa keras.
“Jangan marah seperti itu, Shaw. Kita tidak akan ke Kuta.”
Kai memperdalam pijakan gas mobilnya ketika jalanan sedikit lengang, satu wanita dirindukannya telah berada di samping, sesaat lagi yang
satunya akan berada di peluknya.
…
Shadow enggan beranjak dari kursi ketika mobil telah berhenti di depan pendopo yang memiliki pekarangan rumah yang sangat asri.
“Kau jahat.” Ucap Shadow menatap tampilannya yang sangat biasa.
Kai terkekeh menarik tangan Shadow untuk keluar dari mobil.
“Tenang saja, orang tuaku tidak jahat.”
Shadow memajukan bibirnya “Setidaknya tadi kau bisa mengatakan jika akan mengajakku ke rumahmu. Dasar !” sungutnya
“Jika aku mengatakan itu, tentu saja kau akan menolak keluar dari rumahmu. Aku sudah 24 jam tidak bertemu dengan mamaku. “
Shadow menutup bibir sambil tertawa kecil “Apa kau anak mama ?”
Sambil merangkul bahu sang gadis sederhana dengan sejuta pesona, Kai menganggukkan kepala “Ya, aku anak mama.” jawabnya mengakui dengan bangga.
Mata Shadow melebar maksimal “Kau bercanda.”
Pria bersurai putih itu menggelengkan kepala “Aku masih tinggal bersama dengan orang tuaku di Berlin.” Ucapnya sambil memutar kenop pintu.
Shadow menepis tangan Kai dari pundaknya, ia pun berdeham dengan dada berpacu kencang.
“Pa ma.” Panggil Kai melewati ruang tamu, di belakangnya Shadow berjalan ragu dan lambat.
Kai melayangkan pandangan pada ruang tengah yang juga kosong. Senyum mengembang ketika melihat Kila dan Hugo berada di dapur.
“Pa, ma.” Panggilnya sekali lagi. Kedua orang tuanya membalikkan badan.
Perhatian Kila dan Hugo mengarah kepada gadis jangkung yang berusaha sembunyi di belakang tubuh Kai.
“Wah, itu siapa ?” Kila langsung melap tap tangannya di celemek lalu melepaskan pakaian memasaknya.
Kai sedikit berbalik dan meraih tangan gadis yang kehilangan rasa percaya diri.
“Ma, pa. kenalkan ini temanku, namanya Shadow Farubun.”
Kedua orang tuanya menghentikan pekerjaan dan bergerak mendekati tubuh Kai dan Shadow.
Dengan ekspresi takjub Kila menatap Shadow di depannya.
“Selamat datang, gadis cantik. Semoga kalian bisa berteman baik selamanya. Ya kan, Hugo Chan ?” ucapnya sekilas menoleh ke arah suaminya yang tersenyum penuh arti.
“Tante dan Om, perkenalkan saya Shadow.” Ucapnya mengulurkan tangan ke depan. Kila melangkah dan memeluk tubuh tinggi Shadow.
“Mami Kila dan pria yang memberikan Kai rambut putih, panggil dengan Papi Hugo.”
Shadow semakin kikuk akan keakraban wanita paruh baya yang sebelumnya pernah ia lihat di layar ponsel Kai. Shadow kemudian menjabat tangan pria bermata sipit dengan sorot wajah yang sangat tenang, di saat bersamaan Kai
memeluk erat tubuh mamanya.
“Mama, aku rindu.” rajuknya
Kila menjawil pipi anaknya “Kau tidak boleh manja seperti ini di depan Shadow.” Ucapnya sangat pelan
Kai mengeryitkan alis “Kenapa tidak boleh ?”
“Apa kau tidak malu ?” Kila balik bertanya.
Pria bersurai serupa suaminya pun menggelengkan kepala “Dia temanku, harus tahu dengan kebiasaanku, ma. Aku mengajaknya kesini karena kedepannya kami akan sering bersama. Bukan begitu kan, Shaw ?”
Ingin Shadow menyanggah dengan sungutan, alih-alih ia melakukan keinginan terbesar di hatinya. Pun berikutnya Shadow menganggukkan
kepala dengan lemah.
“Nak, asal kau tahu kami mengawali semuanya dari pertemanan.” Kila menggenggam jemari tangan Shadow sebelum gadis jangkung itu mencerna perkataannya.
“Bisa memasak ?” lanjutnya bertanya
“Sedikit.” Aku Shadow membuat Kila tertawa kecil
Kedua wanita itu kemudian sibuk di dapur, sementara Kai memerhatikan Shadow melupakan kecanggungannya dengan melebur membantu sang mama.
“Jadi ?” tanya Hugo meninju pelan lengan anaknya.
Kai hanya mengulum senyuman “Jadi apa ?”
Hugo tertawa kecil dan manis “Hijo, Shadow gadis pertama kau bawa ke rumah. Mamamu sangat pintar bersandiwara, pasti dia sangat kaget kau
membawa seorang gadis. Terlebih Shadow gadis Indonesia dan sangat tinggi. Bukannya kau tidak menyukai itu semua ,nak ?”
Kai melingkarkan tangan di lengan kokoh papanya “Shadow hanya temanku, pa.”
Hugo tertawa ringan “Kei, mamamu adalah teman wanitaku satu-satunya. Dan lihatlah kami sekarang.”
###
alo kesayangan 💕,
Isla last chapter sore yah..
love,
D 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
masuk perangkap nih...
2021-05-26
0
Caca Ayu Distira
mirip cinta Laura...
2020-11-03
1
santiezie
shadow ny kurang cntik ahh....
2020-10-31
0