Crazy Thoughts

Shadow memamerkan giginya, ia tersenyum cengengesan menata kilauan cincin berlian pada pantulan cermin. Mengulang kejadian sejam yang

lalu, Shadow hanya bisa mengangguk dengan suara tertahan, mengiyakan lamaran Kai. Tangan kekasihnya gemetar ketika memasangkan cincin berlian yang sangat indah itu, pun jemari Shadow.

Ia tidak sempat menanyakan kapan Kai menyiapkan segalanya, kekasihnya bukan pria yang mudah di baca pola pikirnya. Sangat misterius dan suka memberikan kejutan. Misalnya ini, melamarnya pada hari kedua mereka menjadi

pasangan. Sangat cepat dan di luar perencanaan Shadow.

Sang sutradara pun bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Coba tanyakan siapa Shadow sebelum mengenal Kai, atau jauh sebelum itu. Ketika Alexandre kedapatan mempunyai kekasih dan anak. Saat itu pula Shadow sangat tidak ingin terlibat dengan pria termasuk dunia percintaan.

Ketika hari pernikahan Sunshine dan Richard, hari dimana ia bertemu dengan Kai.

Ah ! Hati Shadow berdenyut indah meneriakkan nama kekasihnya, Alpheratz Kai Navarro. Bukan hanya kekasih melainkan tunangan, pria yang dulu sangat menyebalkan kini menghiasi setiap sudut relung di hati.

“Baby girl.” panggil Kai dari balik pintu kamar mandi, terlebih dulu ia mengetuk pelan sebanyak 2 kali.

“Ya.” Shadow menyahut

“Apakah kau baik-baik saja, baby girl? Sudah lebih 30 menit kau di dalam sana. Apakah kau berniat tidur di kamar mandi dan membiarkan aku sendiri di tempat tidur?”

Shadow tertawa kecil lalu bergegas membuka pintu, Kai berdiri tepat di depan dengan seringaian dari bibirnya yang super seksi itu.

“Maafkan aku, sayang.” Shadow langsung mengambil tangan Kai dan menggamitnya.

Kai menatap sambil menautkan alis “Apakah kau diare ?”

Sontak Shadow menelengkan kepala “Tidak, perutku baik-baik saja.”

Kai mendesah lega sambil mendudukan Shadow di tepi tempat tidur “Kau membuatku khawatir, baby. Jika benar kau merasakan sakit perut, kita

bisa keluar atau meminta William untuk membelikan obat.”

Shadow melebarkkan maniknya sambil menggeleng kuat “Sungguh baik-baik saja, Tuan Navarro. Kalaupun aku sakit, di kotak obat sudah tersedia sangat lengkap. Papalah yang menyiapkan kebutuhan obat-obatanku.”

“Terus apa yang membuatmu lama ?” Kai menjawil gemas pipi kekasihnya. Gadis cantik yang telah memakai baju tidur, sepasang piyama berbahan sutra berwarna medium peach.

Shadow tersenyum lembut “Tidak ada. Ayo sekarang kita tidur, sudah jam berapa ini.” ucapnya sambil merangkak naik ke tempat tidur,

menyerahkan posisinya yang di sebelah kanan untuk Kai.

“Apakah orang tua kita perlu tahu. Maksudku tentang pertunangan ini.” Shadow menekan dadanya yang bergemuruh, bertalu bak pelari

sprint.

Kai membalikkan tubuh dan menatap Shadow dengan sinar temaram di dalam kamar. Sesaat lalu ia mematikan lampu di atas nakas.

“Terserah dirimu, baby girl. Kalau papa dan mama sih sudah tahu. Tadi saat mencari cincin itu, kami sempat melakukan panggilan video. Mama yang membantuku memutuskan pilihan. Sebenarnya di keluarga kami memiliki tradisi yakni melamar gadis dengan cincin berbatu biru. Tapi selama mengenalmu, kau tidak pernah menjelaskan warna favoritmu. Tidak juga menyukai mataku.”

“Siapa bilang aku tidak suka !” Shadow berseru dalam keremangan.

Kai tertawa lalu mengusap kepala kekasihnya “Kau ingin cincin seperti milik mama ? Tapi momennya akan hilang jika kita mengganti cincin.”

Helaan napas kecewa keluar dari bibir Shadow “Iya, aku tidak mau menggantinya. Tadi aku hampir pingsan karena cincin ini, Kai. Aku tidak

menyangka akan dilamar, kau tahu jika semuanya sangat cepat. Tapi entah mengapa aku merasakan jika ini sangat tepat bagi kita berdua. Bukan begitu, Kai?”

“Begitu ?” Kai merengkuh tubuh kekasihnya

Shadow mengangguk kecil dengan dada memanas, andai lampu masih menyala mungkin wajahnya terlihat sangat merah padam.

“Kai, apakah aku boleh bertanya ?”

“Ya?” Kai menggeram lembut sembari memperbaiki posisi tubuhnya agar pas mendekap Shadow.

“Apakah kau merasakan hal yang sama? Berdebar tidak karuan, sekarang mataku rasanya bisa menyala sampai 2 hari ke depan. Aku tidak

mengantuk. Kemudian aku juga merasakan malu, karena papa dan mama sudah tahu tentang lamaran hari ini.”

Kai mendengus geli “Kenapa malu kepada papa dan mama, baby girl? Malah mama sangat senang ketika aku mengabarinya jika ingin melamarmu. Mama berteriak kencang di rumah Kak Ibo. Oh yah, bukan hanya papa mama saja yang tahu,

tapi semuanya. 4 generasi keluarga kami. Mereka sangat senang, Shaw.”

Shadow terdiam sambil menggigit bibirnya.

“Saat ini pun aku sedang berdebar sangat kencang, Shaw. Tidak pernah sekalipun dalam hidupku sangat gugup kecuali ketika berlutut di

depanmu. Tidakkah kau melihat kaki dan tanganku gemetar? Aku sangat ketakutan

seandainya kau menolakku. Bagaimana seandainya jika kau mengatakan tidak, sementara semua orang memerhatikan kita. Jujur tadinya aku ingin mengajakmu ke bukit Hollywood tapi aku tidak bisa menahan diri.”

“Sungguh itulah Kai yang aku kenal.” Shadow menyahut lalu tertawa yang sangat manis. Pun Kai mengetatkan pelukan, memberikan ciuman di

puncak kepala kekasih hatinya.

“Tidak sabaran ?”

“Ya, tidak sabar dan penuh kejutan. Kau tidak menerima penolakan, semua berdasarkan keinginan hatimu. Kau sangat keras, sayang. Di saat bersamaan kau juga sangat perasa, lembut dan romantis.”

Kai tergelak tawa kecil “Aku tidak romantis, Shaw. Apa yang aku lakukan semua berdasar atas insting. Jika ini benar, akan kulakukan. Jika itu

salah, aku mengabaikan mungkin menghilangkannya.”

Gadis yang berada di pelukan mendesis “Aku lupa jika pria yang melamarku adalah seorang mafia.”

“Aku sangat bangga akan pekerjaanku itu, Shaw. Dengan menerima lamaranku berarti kau tidak mempermasalahkan dunia hitam itu.”

Shadow mengembuskan napas “Gimana yah. Awalnya aku sangat ketakutan ketika mengetahui jika kau adalah pimpinan mafia. Melihat orang-orangmu yang bersenyum tapi tetap mengerikan dan misterius. Semakin kuat aku mencoba untuk tidak peduli, malah justru membuatku semakin jatuh cinta kepadamu. Aku

sungguh tidak tahu apa yang terjadi padaku, sayang. Dunia yang kubangun dalam pikiran hancur berantakan.”

Kai tergelak tawa “Karena aku?”

Tangan Shadow bergerak menangkup sisi kanan wajah Kai “Tentu saja karena dirimu. Rencananya setelah Sunshine menikah adalah mengambil project film yang syuting selama berbulan-bulan di luar negara ini. Tidak ingin terlibat cinta dan asmara, hingga kau datang dengan seringaian di bibirmu. Kemudian pindah di apartemenku, hampir tiap hari kau hadir. Ketika kau menghilang sesaat saja, hatiku menghampa. Pikiranku tidak fokus melakukan apapun. Aku menjadi tidak peduli akan naskah yang menumpuk di meja. Aku berubah menjadi sosok Sunshine yang tergila-gila kepada Richard.”

“Itu normal. Semua orang yang sedang jatuh cinta mengalami hal yang kau katakan tadi. Hanya karena kau adalah wanita mempunyai perasaan yang dominan dan pula logikamu sangat tinggi. Jadi yah, bahkan cinta di hatimu pun kau pikirkan secara detil, Shaw. Coba biarkan saja ini mengalir apa adanya, tidak usah dipikirkan terlalu dalam. Perasaanmu biarkan terbuka semua, karena akupun juga begitu. Saat mencintai haruslah

dengan sepenuh hati, baby girl. Seperti orang tua kita.”

“Aku harap begitu, jika kau melukaiku..”

“Tidak akan pernah.” Kai memotong perkataan Shadow sambil mengelus punggung.

“Kita tidak akan menempuh jalan itu, tidurlah tunanganku.”

Kabar pertunangan Shadow menjadi berita yang sangat membahagiakan di keluarganya, bahkan dua pria yakni Liam dan Ricchi sepakat menggelar

sebuah pesta kecil. Sayangnya papa dan mama Kai tidak bisa hadir berhubung keduanya sudah kembali ke Berlin. Tadinya mereka -Liam, Ricchi dan Dee berharap bisa mengenal calon besannya lebih dekat namun sayang pesta digelar tanpa

rencana membuat tamu istimewanya berhalangan hadir.

Pesta itu hanya menyajikan menu masakan Indonesia, sengaja demi para tamu yang hadir hari itu. Beberapa teman ayahnya, dan Shadow pun akhirnya bisa bertemu dengan Sky. Saudara kembar suaminya, sangat mirip walau Sky

terlihat lebih dewasa. Memang umumnya wanita tampak lebih dewasa dibandingkan pria,terlebih Sky sudah memiliki keturunan.

“Ibu sangat menyukai Sky.” Shadow berucap dengan pandangan mata mengarah pada dua sosok yang saling berbincang akrab. Dee, ibunya sampai menggamit Sky dan mengajaknya berkenalan dengan teman-teman dekatnya di

Hollywood.

“Thank’s God.”syukur Kai lega, sengaja ia meminta saudara kembarnya untuk mengosongkan waktu demi pesta hari ini. Ya, sebagai penebusan atas ketidakhadiran Hugo dan Kila. Sesungguhnya kedua orang tuanya sangat ingin hadir, namun apa daya jadwal papanya sudah tidak bisa diganggu gugat.

“Berarti aku juga perlu menjalin hubungan baik dengan Sunshine.”

“Tidak sekarang, sayang.” Sergah Shadow menggelengkan kepala

Kai pun mengangkat bahu dengan manik biru melebar “Kenapa?”

Shadow menghela napas panjang disertai lenguhan lemah “Biasa mood orang hamil, naik dan turun. Hari ini Sunshine sedang tidak dalam yang kondisi bagus. Lebih baik kau denganku saja.” Sarannya sembari mengetatkan tangan pada lengan Kai dengan posesif.

Kai memberikan kecupan ringan di bibir kekasihnya, Shadow sampai membulatkan mata tidak percaya akan perbuatan romantis sang tunangan di depan umum.

“Kembalikan Shaw yang dingin itu.” gurau Kai malah memeluk tubuh kekasihnya di tengah halaman belakang. Kemesraan cuma-cuma yang ditunjukkan tak ayal menjadi perhatian para tamu undangan pesta. Tampak Sky menaikkan kedua

jempolnya penuh dukungan akan perbuatan saudaranya.

Shadow meringis manja “Kau yang mengubahku jadi seperti ini.” ucapnya sembari mendongak mencari lautan di wajah kekasihnya. Kai membalas tatapannya, jantung Shadow memecah bak debur ombak menghantam batu karang.

“Kenapa kau sangat tampan, sayang.” tanpa sadar Shadow mengucap lirih penuh pemujaan.

“Hah?” Kai heran mendengar perkataan Shadow, pun akhirnya ia terkekeh ringan lalu menangkup wajah kecil itu.

“Tidak, tidak ! Lupakan perkataanku barusan.” Elak Shadow menggeleng kuat dan sontak melerai pelukan. Gadis mengenakan dress berwarna red

brown melangkah dengan cepat memasuki bangunan rumah. Kai tidak membiarkan kekasihnya, ia mengikuti pergerakan tubuh Shadow menapaki anak tangga.

Keduanya terdiam dalam langkah hingga mencapai depan pintu kamar.

“Aku lelah, Kai. Mungkin karena itu tidak fokus dan

berbicara sembarangan.”

Kai menutup pintu dan melihat punggung Shadow bergerak menjauh darinya namun mendekati tempat tidur. Tidak butuh lama Shadow

menghempaskan tubuh di atas tempat tidur yang sangat empuk.

Sekilas Kai melihat lukisan dan poster berbagai film yand terbingkai di dinding kamar. Shadow dan dunia film sudah mendarah daging selayaknya Kai dan Black Panther. Sumber artikel yang pernah Kai baca mengatakan Shadow sudah menggilai film sejak kecil, melihat poster-poster di dinding semakin menyakinkan bahwa benar berita yang dibacanya.

“Baby girl.” Kai beringsut naik ke tempat tidur, pun ia membaringkan tubuh di sebelah gadis yang merona merah. Tangannya saling menangkup dengan gugup dan canggung.

“Hm.” Deham pendek Shadow, tidak berani menoleh menatap pria tampan di sebelahnya.

Kai tersenyum geli melihat perubahan sikap dan keluguan kekasihnya “Shaw, kau juga cantik. Sangat cantik. Kau berbeda dengan wanita-wanita yang aku temui. Kau selalu berani mengungkapkan isi kepalamu dengan lugas, tidak bersandiwara. Menurutku sebuah hal biasa jika kita saling memuji pasangan. Aku sangat menyukai dirimu yang seperti ini, walau aku sangat merindukan gerutuan dengan sorot mata tajammu yang dulu.”

“Sekarang aku hanya bisa menampakkan sorot mata bodoh yang tergila-gila kepadamu.” sungut Shadow disertai erangan manja. Ia lalu mencoba memejamkan mata ketika tangan kekar Kai mulai mengusap surainya dengan lembut.

“Aku sangat senang melihatnya, dan ekspresimu itu berarti perasaanku berbalas. Aku mencintaimu dan kaupun begitu, Shaw. Hanya aku pria

hingga tidak terlalu menampakkannya.”

“Begitu?” igau Shadow menarik napas pendek, ia merasakan hipnotis kuat di puncak kepalanya.

Kai tidak menjawab, ia menoleh melihat wajah cantik yang terpejam di sebelahnya.

“Shaw, apakah kau tidur?”

“Tidak.” Shadow menyahut membuka matanya sedikit, ia mengerling melihat pria bersuit serba hitam yang membuat surai putih dan manik

biru semakin menonjol dan mendebarkan dada.

“Shaw, sepertinya aku akan meninggalkanmu.” gumam Kai lirih disertai sontakan tubuh Shadow yang mendadak terduduk. Raut wajah Shadow

menegang, sorot matanya menajam.

“Meninggalkan? Kau ingin pertunangan kita batal? Kau tidak melihat kebahagiaan orang tuaku di bawah sana? Apa yang aku berikan selama ini

kurang di matamu? Sesaat tadi kau masih mengecupku di tengah banyaknya orang

memandangi kita! Setan apa yang merasukimu, Tuan Kai Navarro ?” seru Shadow berapi-api, tubuhnya tersengal oleh amarah yang menguasai.

“Jadi begini seorang Shadow ketika marah?” Kai menjawil pipi merah kekasihnya.

Shadow mendecih kasar melihat bibir seksi Kai menyeringai, amarahnya bak api berkobar lalu dipadamkan seember air dari kutub utara.

“Aku membencimu.” Gerutu Shadow lalu cemberut.

“Aku mencintaimu, Shaw.” Kai mengalungkan tangan mendekap tubuh Shadow. Kekasihnya terdiam tak menjawab, tidak pula membalas perkataan cinta yang penuh ketulusan.

“Aku tidak meninggalkanmu dengan melepaskan pertunangan kita, tapi aku ada misi ke Asia. Kau tahu bukan, jika tunanganmu yang menjengkelkan ini adalah seorang mafia. Aku tidak mungkin mengajakmu, ini bukan misi biasa, kami akan lama di sana. Dan film yang kau kerjakan membuatmu tidak bisa kemana-mana, Shaw. Jadi itulah definisi meninggalkanmu bagi diriku.”

“Berapa lama?” tanya Shadow sendu dan lirih. Tangannya memegang kuat suit Kai. Sungguh ia tidak sanggup berjauhan ketika cinta di dadanya penuh dan sesak. Sungguh tidak yakin, apakah berjauhan akan menguras perasaan itu.

Kai menarik napas lalu mengecup kening Shadow, gadisnya mendongak dengan manik mata yang menggenangkan cairan bening.

“Semoga tidak lama, namun biasanya misi seperti ini diatas 1 bulan, baby girl.”

Bibir Shadow menukik turun, hidungnya memerah menahan tangisan. Ia sangat lemah, Kai –lah yang merontokkan ketangguhannya, kini Shadow bak gadis pada umumnya yang sedang dilanda asmara.

“Aku akan mati tanpamu.”

“Tidak, kau tidak akan mati, Shaw. Kita akan sering

berkomunikasi dan kau juga bisa fokus dengan pekerjaanmu selama aku di Asia.” bujuk Kai yang sebenarnya juga takut berpisah dengan Shadow. Kekasihnya sangat cantik, pekerjaannya selalu dikelilingi pria-pria tampan. Bisa saja Shadow didekati oleh pria lain, termasuk aktor sialan itu.

Shadow berpikir dalam diamnya, ia merasakan bagian kanan dadanya tertusuk-tusuk kecil membayangkan sosok Kai yang menghilang.

“Sayang.” manja Shadow dengan senyuman menggoda. Ia akhirnya beringsut naik ke atas paha kekasihnya.

Kening Kai mengerut maniknya menangkap perubahan sikap Shadow yang aneh.

“Ada apa?”

Shadow tertawa bodoh sembari tersipu, ia terlihat tunduk mengambil napas yang dalam.

“Kai, bisakah kita tidur bersama sebelum kau pergi? Maksudku bercinta.” ujar Shadow mengutarakan pikirannya yang sesaat lalu menghampirinya. Mungkin setan yang membisik untuk mengucapkan kata paling tabu itu.

“Oh Tuhan, Shaw.” Pekik Kai sontak berdiri sembari menggendong tubuh jangkung kekasihnya.

Shadow tergelak tawa keras dalam pelukan kuat sang pimpinan mafia.

“Mungkin kau kerasukan hal gaib, Shaw. Kali ini tolong kembalikan gadisku yang dulu.” Sungut Kai dengan wajah yang memerah. Hampir saja ia

tergoda melihat rajukan dan sikap menggoda Shadow sesaat lalu. Pun sangat besar keinginannya untuk melepaskan dress floral Shadow, namun Kai bukanlah pria yang dulu. Ada yang lebih penting dari sekadar pelepasan nafsu.

Shadow terus tertawa membiarkan tubuhnya berada dalam gendongan Kai “Sunshine juga hamil sebelum menikah, mungkin kita juga

perlu melakukan itu. Ya agar ayah dari anakku bisa menemukan jalan pulang.”

Kai menggelengkan kepala tidak percaya akan celotehan Shadow.

“Tanpa itu aku pasti kembali, kau hanya perlu menunggu, menjaga perasaan dan memelihara pemikiran gilamu ini, Shaw. Ya, aku pasti kembali kepadamu.”

###

alo kesayangan 💕,

giliran disuruh komen pada komen panjang lebar..

aku kek audisi mencari asisten..

wah kalian hebat menulis komen sepanjang itu..

aku sampai bingung membalasnya..

hahahahahaha..

telat yah janjiku ?

maaf yah 🙏🏻

here the best comment :

kalau ma doski diladenin bisa sampe semalam suntuk curhatnya.. wkwkkwkk

oh ya, aku punya GC..

ada yang mau join gak ?

syaratnya kudu aktif, gak jadi sider..

love,

D 😘

Terpopuler

Comments

alone

alone

kangen...rindu...jd satu...obatny jg cm satu hhmm ketemu km....
kangenny shaw buat kai

sm ky kangen aq sm km...iya km...D my author d best q
kangen bc krymu...kangen sapamu...kangen curhatmu...
g usah berjanji krn bila tak dipenuhi hny akn menyakiti...km hny hrs jalani dan aq sll setia menanti
sbnrny kita g jauh kok...krn km sll ad dihatiqu ❤❤❤❤❤

aq ngomong opo to D heeehee...kebawa baperrr

2020-09-12

1

Ryan

Ryan

pengen punya cewek 1 kek shaw

2020-09-08

1

Serenade

Serenade

Kamu akan memulai drama mu?

Pemikiran shadow ituuuu 😂😂😂😂😂
saking takut ny di tinggal ya shaw..

Tapi kek nya setelah ini harus kuat deh shaw!

Semangat terus ya Radit❤

2020-09-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!