Kai beringsut turun dari tempat tidur, sejenak ia berbalik menatap gadis berambut coklat yang masih bergelung di dalam selimutnya. Cantik,
bermanik biru dengan bibir sensual yang penuh. Heather. Sesuai namanya, dia gadis yang panas di tempat tidur. Usia yang cukup dewasa, 27 tahun. Sama dengan usia Kai.
Heather dikenalnya ketika berkunjung di pub pusat kota Berlin, gadis itu duduk di sebelah tempat Kai menikmati malam dengan mengenakan dress mini memamerkan tubuh yang sintal dan tatapan menggoda.
Katakan pria mana yang tidak tergoda, melihat mata wanita bertubuh seksi mengerjap seolah kau adalah pria satu-satunya di tempat itu. Tak butuh lama, Heather berada di kamar hotel dan melolosi kain penutup tubuh yang tak seberapa itu.
Pun kedekatan mereka telah berjalan selama 3 bulan, cukup lama menurut Kai. Walau ia seorang playboy namun Kai bukan tipe pria meniduri
wanita hanya sekali dan membuangnya seolah sapu tangan yang kotor. Kai mengencani
dengan caranya, mendatangi tempat tinggal wanita-wanita itu. Membiayainya, seperti halnya Heather.
Kai membayarkan sewa apartemen Heather hingga 2 tahun ke depan, mengirimkannya uang bulanan walau gadis itu bekerja sebagai customer service di salah satu kantor konsultan IT terkemuka di Berlin. Hal yang sama berlaku pada semua gadis yang Kai kencani.
Apakah Kai merugi dengan membiayai hidup wanita-wanitanya ?
Tentu saja tidak. Pajak penghasilan dari pendapatan hotelnya masih lebih tinggi dibandingkan nominal uang yang keluar untuk memanjakan teman-teman tidurnya. Dimana prosentasenya masih di bawah 1 persen dari pendapatan bulanan bisnis hotel yang digelutinya. Belum dihitung dengan keuangan Black Panther.
Kai sungguh kaya, walau masih jauh dari kakak pertamanya yang berada di posisi tiga dunia.
Kembali kepada Heather, gadis yang mulai merasakan Kai sedang bersiap untuk pergi.
“Kau tidak menginap, babe ?” erang Heather dengan suara parau dan basah. Menggoda Kai untuk kembali menyatukan tubuh.
Seutas senyum simpul di bibir Kai sembari menatap jam berbentuk bulat di atas meja nakas gadis itu. Hampir jam 9 malam. Kebersamaan mereka cukup lama yang dimulai sejak jam 6 sore, seusai jam pulang Heather dari kantor dan Kai pun sama. Tadi siang ia memimpin rapat akan misi terbaru Black Panther.
“Aku harus pulang.” Singkat Kai kembali menatap kerjapan mata Heather, sungguh panas. Kai yakin jika pria normal lainnya tidak berpikir panjang dan akan melompat naik ke tempat tidur. Tapi ia berbeda, Kai tidak pernah menghabiskan satu malam bersama seorang gadis. Ia pasti pulang ke rumah.
Tidur di kamarnya, malam Rabu dan Minggu bersama kedua orang tuanya. Tradisi itu tetap Kai pertahankan. Ketika ia berada diluar negeri Kai memilih-milih wanita, tidak asal caplok bak cicak di dinding.
“Kapan kita akan bertemu lagi, babe ?” Heather beranjak dari tempat tidur membawa serta selimut putih membungkus tubuh polos. Setidaknya dia sadar diri bahwa tanpa sehelai benang pun di badan takkan bisa menggoda Kai lagi.
“Aku akan menghubungimu, seksi.” Kai menangkup wajah sensual yang merapatkan tubuh padanya. Tinggi Heather hanya 169 cm sangat sempurna di dada Kai. Ia sangat menyukai wanita bertinggi seperti itu.
Kai telah dikelilingi wanita-wanita tinggi di keluarganya. Isla dan Sky, wanita jangkungnya. Dan Kila lah yang paling sempurna di pelukan.
“Baiklah, babe.” Heather yang patuh akan keinginan Kai, mengakhiri kencan panas mereka dengan kecupan di pipi pria sempurna di hatinya.
Seorang Kai Navarro adalah pria sempurna se Eropa, muda, tinggi, kaya dan royal. Menjadi teman kencan adalah sebuah anugerah besar bagi wanita terpilih, terlebih Kai pria yang sangat lembut. Di ranjang.
…
Langkah kaki Kai terhenti ketika melintas di ruang utama, ia melihat Kila dan Hugo sedang bercengkerama di sofa.
“Tumben mama dan papa di situ.” Ucap Kai berlagak santai, namun ia sedikit takut melihat sorot mata Kila yang tajam
“Mamamu lapar dan ingin makan mie instan, sekalian menonton TV. Papa menemani.” Sahut Hugo dengan lembut
“Kau tidak mendekat memeluk mama di sini.” Kila berdiri meletakkan sendok dan garpunya
Kai malah bergegas meninggalkan ruang tamu “Nanti ma.” Teriaknya
Sang mama tidak menerima penolakan mengejar Kai yang sedang menaiki tangga dengan kecepatan maksimal. Namun cheetah yang mengejar tak lama kemudian menangkapnya sesaat Kai mencapai puncak tangga.
“Kau habis berkencan lagi, Alpheratz Kai Navarro !” seru Kila mengendusi baju anaknya, wangi maskulin yang tercampur dengan parfum wanita
“Iya, makanya mama jangan memelukku. Nanti jika sudah mandi.”
Kila mendengus kasar “ Mama sudah tidak mau. Apalagi sekarang. Anakku, kau sungguh tidak ada perkembangan dalam percintaan. Kapan kau akan
memiliki 1 wanita saja.”
Kai memamerkan senyum lebar sambil mengedipkan mata kepada Kila “Kai sudah punya 1 wanita, itu mama.” rayunya namun ia jujur
Wanita paruh baya nan cantik menjawil pipi Kai “Kau tidak mungkin bisa menikah dengan mamamu, nak.”
“Pernikahan masih jauh dari pikiranku, mama sayang. Kai baru 27 tahun, masih banyak harus aku lakukan.” Ucapnya beralasan
“Saudaramu sudah punya anak yang lucu-lucu sementara kau masih betah sendiri.” balas Kila sengit
Kai cemberut “Sekarang Kai masih belum tertarik, ma. Kai adalah seorang pimpinan mafia,
tidak membutuhkan keluarga, lagian Kai tidak sendiri, kita bertiga. Anggota Black Pantherku ribuan tersebar di penjuru mata angin. Kai tidak pernah sendirian, mama sayang.” bujuknya
Kila memutar mata malas sambil menyilangkan kedua tangan di dada “Kau menginginkan wanita seperti mama ? Atau yang seperti apa? Biar mama carikan.”
Kai meringis akan celotehan mamanya sementara jam sudah menunjukkan hampir jam 11 malam “Tidak tahu, ma. Kai tidak punya kriteria wanita untuk dijadikan pendamping. Tapi Kai suka mengencani wanita di bawah tinggi badan mama dan bukan dari Asia.” Sahutnya terkekeh, ia pun mendapatkan jawilan di pipi. Kali ini Kila tidak segan menarik pipi Kai, hingga sang anak berambut putih meringis kesakitan
“Bertobatlah.” Gerutu Kila semakin sengit kepada anaknya sendiri
Hugo datang melerai perdebatan ibu dan anak tersebut “Sudah. Kai pergilah membersihkan tubuh. Ayo baby girl, habiskan mie mu.” Bujuk sang papa langsung merangkul tubuh Kila
Kai terkekeh melihat ketidakberdayaan seorang Aurora Kila di dekat Hugo, papanya. Kai tidak pernah melihat langsung mamanya berkelahi melawan seseorang. Namun menurut cerita dari Windra, Hendra dan anggota Black Panther
lama yang pernah bertarung di medan pertempuran bersama Kila, mengatakan tidak
ada wanita semenakutkan pimpinan mereka.
Kai pun belajar teknik Kila ketika berkelahi, sangat detail. Namun kata para jenderal Black Panther -Kai memberikan julukan itu kepada tetua
organisasinya, aura Kai belum mencapai level leader sebelumnya.
Tawa manis mamanya membuat Kai menatap penuh cinta kepada Hugo dan Kila. Hal yang tidak pernah Kau ungkapkan kepada orang tuanya, yaitu wanita yang kelak menjadi pendampingnya, adalah dia yang bisa menundukkan hati dan
jiwa kerasnya pada cinta. Sama seperti Aurora Kila yang takluk kepada Hugo Chan, papanya.
Sejauh ini belum ada yang bisa
…
Hanya berselang 2 bulan kemudian, Kai kembali menginjakkan kaki di negara sakura, kali ini di Kota Osaka menjadi kota perburuannya, adalah boss mafia Rusia yang menjadi target utamanya.
Kai menopang dagu menatap mangsanya yang sedang asyik masyuk bersama wanita-wanita penghibur yang berjarak hanya 5 meja dari tempatnya duduk.
Sungguh gampang benak Kai meremehkan penjagaan boss mafia tersebut, hanya 8 orang duduk di meja di sekitar. Terkesan longgar, setidaknya itu kesimpulan Kai dalam 2 hari pengejarannya. Para mafia itu sama sekali tidak
menyadari jika seorang Kai mengintainya.
Kepala Oleg Gorn, sang boss mafia bernilai ratusan juta Euro, klien yang berani membayar full payment bahkan Kai belum menuntaskan misi itu, adalah seorang pengusaha besar dari Amerika. Mr. Norman ingin membalas dendam karena anak kesayangannya baru saja dibunuh oleh pria berusia pertengahan 30 tahun yang sedang
menyiramkan sake ke belahan dada wanita-wanita Jepang bayarannya.
Lebih cepat lebih baik, ucap Kai mengambil sepotong sushi dengan tangannya. Ia tidak terlalu pintar menggunakan dua kayu dijepit untuk
menyantap makanan. Jika ada sendok dan garpu kenapa ia harus bersusah payah, toh Kai juga bisa makan ala orang Indonesia.
Pria yang mengenakan kemeja biru dan celana hitam berjalan gontai mendekat ke arah meja para mafia Rusia tersebut. Sontak 8 pengawal Oleg
berdiri menyambut kedatangan pria asing yang menyunggingkan seringaian di wajah.
“Apa yang kau inginkan ?” tanya pengawal berbadan tinggi besar, yah tentu saja semua masih di bawah tinggi badan Kai
Kai menganggukkan dengan tatapan ke arah Oleg yang menatap ke arahnya “Kepala bossmu.” Jawabnya datar
Para mafia itu dalam sekejap bergerak mengepung Kai setelah menendang meja untuk memberikan area bersih untuk memulai pertempuran. Pria jangkung berambut putih hanya terkekeh melihat tingkah laku pengawal Oleg yang berbadan besar namun berotak kecil.
“Silahkan maju semuanya.” Ucap Kai masih berdiri dengan posisi sama, sementara yang lain telah mengambil ancang-ancang menyerang
Mendengar ucapan Kai yang terkesan meremehkan, pria-pria berbadan besar tersebut langsung melayangkan pukulan. Semua dalam kedipan mata, bagaimana Kai menghindar namun memukul 1 pukulan pada bagian vital kepada satu
persatu pengawal Oleg. 8 pria terbaik boss mafia Rusia ambruk tak sadarkan diri hanya dalam 2 menit kemudian.
Sambil menepuk tangan seolah membersihkan kotoran, Kai lalu bergerak mendekati Oleg yang ketakutan, wanita-wanitanya telah berada di
pojokan menangis dan saling berpelukan.
“Aku akan membayarmu lebih daripada siapapun yang merekrutmu.” Oleg mencoba bernegoisasi dengan Kai, sementara tubuhnya terlihat terguncang, para pengawal terbaiknya rubuh hanya dalam kejapan mata
Kai mengembangkan senyuman sambil menggelengkan kepala “Bagi kami sebuah misi tidak bisa berubah Mr. Gorn. Aku tidak bergantung dengan sedikit banyaknya sebuah bayaran, tapi alasan dari sebuah misi tersebut. Kau telah
mengambil sebuah nyawa tidak berdosa karena permasalahan bisnis yang membelitmu.
Sungguh tidak bermanusiawi.” Ucapnya berdiri tepat di depan pria berambut coklat
“Kalikan dua.” Tawar Oleg dengan suara bergetar, ketakutan
Kai tertawa keras “Berdoalah, hidupmu tidak akan lama lagi.” Ucapnya secepat kilat melayangkan uppercut pada dagu Oleg.
Bunyi badan besar yang roboh di depan Kai, membuat pemimpin Black Panther menyunggingkan seringaian di bibirnya. Hanya bersuit sekali dan 5 anggota pilihannya masuk dengan setengah berlari, layaknya ninja tanpa bunyi tapak kaki namun kedatangan begitu cepat.
“Seperti biasa, kecuali yang satu ini. Kirim ke Brooklyn.” Ucap Kai sambil membalikkan badan
Ia baru saja hendak mencapai pintu keluar namun tertahan oleh teriakan seorang wanita
“Hei !” suar nyaring disertai air sebaskom membasahi pakaian Kai membuatnya membalikkan badan
Seorang gadis berambut hitam panjang dengan mata berapi-api menatapnya
“Jangan seenaknya keluar dari restoran ayahku setelah membuat kekacauan seperti itu !” seru
gadis yang Kai bisa tebak bertinggi badan 167 cm. Sangat mungil dan temperamen.
Kai tertawa kecil lalu melirik satu pengawalnya, William langsung menyerahkan cek kepada si gadis pemarah. Sekilas gadis itu membelalakkan mata lalu menatap dengan amarah yang lebi hebat dari sebelumnya. Gadis itu merobek cek senilai 10 juta yen seolah merobek kertas tak bernilai.
“Aku tidak membutuhkan uangmu !”
Manik mata Kai membulat dengan kening berkerut mendengar keangkuhan wanita itu
“Jadi apa yang kau inginkan ?” tantang Kai
Seutas senyuman licik tersungging di bibir gadis itu seolah memenangkan sebuah lotere bernilai lebih besar dari cek yang dirobeknya “Namaku
Nana Kitagawa, aku adalah bossmu seminggu ke depan. Bekerjalah di restoran ini selama itu untuk membayar kerusakan yang buat hari ini.”
Manik biru membulat dengan bibir menganga, sungguh ia tidak ingin percaya ucapan yang terlontar dari gadis di depannya, bahkan seorang Nana Kitagawa tidak meminta maaf akan
badan Kai yang sedang basah kuyup.
“Boss!” seru para anggotanya mendekat, mereka pastinya tidak menerima pimpinannya mendapatkan perlakuan rendah seperti itu
Kai menatap lengan kemejanya yang basah lalu menatap dingin ke arah gadis yang bersedekap “Baiklah jika itu maumu, Boss Nana.”
###
Heather
Nana
Mafia Boss
alo kesayangan 💕,
mau ngomong apa yah?
oh yaah.. pengen rasanya aku kebut nih Kai
tp apa daya, 4 novel lainnya sedang running.
semoga secepatnya ada yang tamat..
love,
D 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
aq juga bingung mo ngomong apa...
2021-05-26
0
santiezie
pasti ni Nana ni jodoh ny si bos mafia ganteng hehe...
2020-10-31
0
lidya makadada
kai ganteng
2020-07-29
2