Kai memberi tanda silang pada tanggal di kalender yang berada di ruang istirahat, hal itu memicu tawa kecil kelima anggota terpilih Black Panther. Pria berambut putih itu mendengus kasar membuat tawa semakin menggema di ruangan tersebut.
“Bersabar boss, sisa 2 hari lagi.” Ucap Akio. Pria berdarah China Rusia, menguasai beladiri dan menembak sama hebatnya dengan Kai. Itu berlaku kepada keempat pria lainnya yaitu Yoruban pria berkulit gelap berasal dari
Nigeria. Conley dan Heron berkulit gelap berasal dari negara Afrika, terakhir satu-satu yang berasal dari negara yang sama dengan sang pemimpin, William dari kota Bremen, Jerman.
“Ini seperti neraka.” Gerutu Kai sembari menyilangkan tangan di dada
Kelima pria itu terkekeh ringan sembari duduk dengan santai
“48 jam tidak lama, boss. Ambil sisi baiknya saja.” sahut Yoruban
Kai memutar mata dengan malas sambil menguatkan hati menghadapi Nana, gadis berusia 25 tahun yang sangat menyebalkan. Nana selama 5 hari terakhir memanfaatkan ketidakberdayaan Kai dengan menjadi pelayan di restoran Jepang tersebut.
Syukurnya pimpinan Black Panther itu tidak harus turun tangan pada pekerjaan mencuci piring kotor. Tentu saja kelima pengawal khususnya tidak mau melihat Kai melakukan itu. Sungguh tidak mempunyai harga diri, seorang pemimpin mafia harus melakukan pekerjaan seperti itu.
Itsu, nama restoran tempat Kai menjalani masa hukuman selama 7 hari. Sebelumnya restoran tersebut hanya terbatas akan beberapa kalangan
namun sejak Kai dan anggotanya bekerja di tempat itu menjadi sangat ramai akan wanita muda.
Kai tidak tahu dari mana semua itu bermula, apakah Nana sendiri yang memanggil teman-temannya dan menjadi berita yang tersebar melalui bibir ke bibir. Antrian panjang pun mengular di depan restoran hingga beberapa bangunan di samping Itsu.
“Tidak ada sisi baiknya. Urusan kita banyak terbengkalai karena ini.” Sahut Kai gusar
“Melatih kesabaran, boss. Segala urusan sudah diambil alih oleh para jendral” Heron pria tinggi besar itu menepuk bahu Kai
“Jam istirahat sudah usai.” Ucap William mengingatkan Kai
Kai mendesah kasar lalu membenahi pakaian kerjanya, kemeja hitam dengan celana senada. Tak lupa standar celemek khas pelayan restoran melekat pada pinggangnya
“Nana gadis yang cantik, boss. Itu sisi baiknya. Biasanya seorang Kai tidak melepaskan kesempatan ini.” Sambung William
Kai menggeram marah “Dia jauh dari tipeku.” Ucapnya mengikuti kelima pria tinggi besar yang mengenakan pakaian sama dengannya.
Pekikan tertahan dari para pengunjung yang di dominasi oleh kaum wanita menyambut Kai dan pengawalnya. Pria berambut putih terlihat menarik
napas panjang lalu melayangkan senyuman simpul yang terpaksa kepada para fans
dadakannya.
…
“Bagaimana jika kita minum, boss ? Usul Heron ketika jam kerja mereka telah berakhir. Agak cepat, jam 7 malam stok makanan telah habis, yangsetahu mereka jika jumlah persediaan sudah dinaikkan 3 kali oleh pemilik restoran, yang tak lain adalah Nana Kitagawa.
“Oke.” Ucap Kai memilih berjalan di depan. Ia memilih acuh kepada beberapa wanita yang bergerombol meneriakkan namanya. Ben, adalah nama Kai di restoran tersebut. Ia harus merahasiakan identitas aslinya, pun Kai harus
memberikan aturan keras kepada Nana untuk tidak mengambil fotonya beserti kelima para pengawal. Berlaku kepada pemilik restoran dan semua pengunjungnya.
“Nigihashi ?” tanya Heron mendekati Kai
Kai sedikit menoleh “Terserah kalian, toh aku tidak minum sake.”
“Nigihashi.” Heron berbalik mengatakan info penting itu kepada teman-temannya
Nigishashi adalah bar yang berada dua blok dari Itsu. Segala macam minuman beralkohol ada di bar tersebut namun para pengawal Kai lebih
memilih mencoba aneka macam sake, setidaknya selama mereka di negara itu.
“Boss terlihat bad mood.” celetuk Heron
Kai menaikkan kedua alisnya dengan bibir ditarik ke dalam.
“Nana ?” tebak Heron disertai dengan senyuman menyeringai
“Siapa lagi.”
“Dia menyukaimu boss.”
Pimpinan Black Panther itu mendengus kasar “Itu sudah terbaca sejak awal, Ron. Sejak dia menyiramku dengan air. Kau pikir kita yang mafia tidak bisa membaca raut wajah seseorang, apalagi itu seorang wanita.”
“Kami pun tahu, jika Nana menyukaimu. Terlebih tadi dia begitu mendekatimu ketika di dapur.”
Kai meringis lalu memijit keningnya.
“Aku tidak suka diperlakukan seperti itu. Berlagak sibuk di sebelahku namun mengambil kesempatan menyentuh tangan beserta badannya digesekkkan ketika lewat di belakang tubuhku.”
Heron tergelak tawa “Selesaikan saja, boss. Gampang bukan. Hanya sebentar.” Usulnya dibalas tatapan dingin oleh Kai
“Kalian tahu jika aku tidak menyukai wanita Asia, terlebih wanita yang bersifat seperti Nana. Memamfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Memperalat kita semua. Dia terkesan tidak menyukai uang namun memanggil teman-temannya ke Itsu. Dari teman-temannya menjadi ratusan orang yang datang tiap hari.”
Heron menganggukkan kepala mengiyakan perkataan pimpinannya “Bertahan. Lusa adalah hari terakhir kita di kota ini.”
Kai mengembuskan napas panjang “Aku merindukan kedua orang tuaku.” Ucapnya lirih
“Bukannya kita sering berada jauh dari Berlin.” Sahut Heron
“Ya. Tapi kita bekerja dalam satu misi Black Panther, bukan menjadi pelayan. Bahkan dalam penyamaran kita tidak pernah menjadi pegawai restoran.”
Keempat pria di belakang tertawa mendengar sungutan Kai.
“Andai boss mau tidur dengan Nana, mungkin kita sudah kembali ke Berlin berapa hari yang lalu.” Akio menyahut membuat Kai berbalik
menatap pria bermata sipit tajam itu
Kai berdecih “Kau saja yang menidurinya. Wanita itu licik, jika aku berakhir tidur dengannya, dia akan bersikeras menggali segala macam informasi
tentangku. Nana bisa saja meminta hal lebih gila lagi dari aku menjadi seorang pelayan. Bagaimana jika dia memaksa untuk ikut kembali ke Berlin ? Mengetahui jika aku seorang Navarro, mendatangi kantor papa. Bertemu dengan mama di rumah. Tidak ! itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan mau berhubungan dengan wanita seperti itu. Bagiku
wanita Eropa adalah yang terbaik, pola pikir mereka terbuka dengan hubungan tanpa status.”
…
Ketika suasana bar semakin ramai oleh orang-orang muda yang sedang ingin menikmati malam panjang, Kai memberikan isyarat kepada kelima pengawalnya untuk mengakhiri pesta sake mereka.
Jika menunggu anggota Black Panther kehilangan kesadaran karena minuman beralkohol akan memakan waktu selama 3 hari 3 malam. Ribuan anggota organisasi tersebut terlatih dengan berbagai macam minuman memabukkan hingga sekali pun itu racun yang mematikan.
“Mungkin karena malam minggu hingga Higihashi begitu ramai.” Ucap William berjalan bersisian dengan Kai. Keempat lainnya masih berada di dalam, bercengkerama di bagian kasir.
Hal yang membuat mereka suka mengunjungi Higihashi karena seorang Miyumi. Kasir Nigihashi yang sangat cantik, bahkan melebihi seorang Nana. Miyumi tidak misterius, hanya seorang gadis Jepang pada umumnya yang banyak tersipu
malu-malu ketika mendapatkan rayuan yang tidak dimengertinya.
“Boss, bukannya itu Nana ?” tanya William menunjuk ke arah depan di mana pemilik Itsu nampak sedang diganggu oleh dua orang pria
Kai menghela napas panjang “Biarkan saja.”
“Boss.” Seru William
“Mungkin salah satu dari pria itu adalah kekasihnya.” Sahut Kai acuh dan terus berjalan
Dua orang tersebut masih berdebat tentang memberikan pertolongan kepada Nana, dan dari belakang keempat pengawal Kai langsung berlarian menghampiri pria-pria malang yang hanya dalam sekejap roboh, mengaduh kesakitan.
Mau tidak mau Kai dan William mendekat ke tempat kejadian. Melihat kedatangan pria yang disukainya, Nana bergerak gontai meringis memegang pergelangan tangannya. Gadis Jepang itu memasang tampang sedih lalu hendak memeluk pria berambut putih. Dengan cepat Kai menarik tubuh William, Nana pun berhasil masuk
dalam pelukan pengawalnya.
“Ben !” pekik Nana tidak terima perlakuan Kai yang menolak kemurahan hatinya
“Berhenti !” sahut Kai meminta wanita meyebalkan itu untuk diam, ia sudah kehilangan kesabaran akan wanita tersebut. Sepanjang di bar, Kai
membahas Nana. Bagaimana ia sangat tidak menyukai wanita Jepang satu itu. Berbeda
dengan Miyumi, Kai sangat baik. Ia selalu memberikan tip banyak kepada gadis itu setiap berkunjung ke Nigihashi.
Sambil menarik bibirnya ke bawah Nana melepaskan diri dari pelukan Wiiliam. Dengan mata menyendu ia berdiri di depan Kai.
“Mereka orang jahat dan mesum. Aku baru saja pulang dari rumah temanku dan mau kembali ke Itsu dan pria-pria brengsek itu datang.” Nana mencoba menjelaskan
Kai menautkan alis “Biasanya kau menggunakan mobilmu.” Ucapnya datar
Raut wajah Nana sontak berubah “Eh.. Mesinnya tidak mau menyala.”
Kai menganggukkan kepala dengan pelan dengan bibir tertarik ke dalam “Kau bisa menggunakan taksi.”
Nana terlihat makin gelalapan “Antarkan aku pulang ke Itsu, Ben.” Ucap gadis berambut hitam dengan bibir dipulas warna merah darah mengalihkan pembicaraan
“William, kau antarkan Nana.”
Gadis mengenakan pakaian serba hitam itu maju selangkah mendekati Kai, berbalik pria didekatinya mundur sebanyak 2 langkah.
“Aku maunya kau yang mengantarku.” ucapnya merajuk
“Maaf, aku lelah. Hari ini kau menguras tenagaku dengan meminta melayani teman-temanmu itu.” kilah Kai beralasan, tentu saja ia tidak merasakan lelah sedikit pun
“William, antarkan boss kita.” Ucap Kai dengan suara yang meninggi. Nana terkesiap kaget melihat kemarahan pria pujaannya.
“Kalau perlu tiduri dia hingga tidak bisa berjalan besok.” Gerutu Kai dalam bahasa Jerman lalu menghampiri korban pukulan keempat pengawalnya.
William sangat tahu tingkat kekesalan Kai, pun langsung menarik tangan Nana untuk kembali ke Itsu. Bangunan restoran tersebut bertingkat dua, dimana lantai bawah untuk restoran dan lantai atas dijadikan sebagai tempat tinggal. Sementara Kai dan lainnya memilih tinggal di hotel dekat dari Itsu.
“Kami dibayar oleh Nana.” Ucap sang korban terbata dengan menggunakan bahasa Inggris seadanya. Pria muda sepantaran Nana yang sedang berusaha mendudukkan diri. Conley
dengan sigap membantu pria Jepang itu.
Rahang Kai mengeras dan melayangkan pandangan tajam kepada Akio, Heron, Conley dan Yoruban.
“Lain kali kalian harus mendengarkan perintahku, bukan berlaku seperti tadi. Bukankah tadi aku sudah cerita kepada kalian selama di Nigihashi
jika pemilik Itsu itu adalah ular. Melihat kalian berbuat seperti ini membuatku berpikir kelemahan anggota khusus Black Panther. Jangan karena kalian telah mengenal wanita itu selama 5 hari dan menganggap Nana adalah seorang yang baik.
Tidak ! jangan pernah melemahkan diri di depan wanita. Terlebih wanita seperti pemilik Itsu.” ucap Kai berbisik pelan tapi meluapkan kekesalan
Keempat pria tinggi besar berdiri dengan posisi kepala tertunduk dengan helaan napas berat dari mereka.
Organisasi Black Panther sangat tahu jika seorang Kai jarang marah kepada anggotanya, dan kali ini pemimpin mereka sedang murka akan sikap ceroboh para anggota khusus yang memiliki kemampuan bela diri diatas rata-rata.
“Berapa banyak Nana membayarmu ?” tanya Kai berjongkok di depan korban yang sedang bersandar pada dinding tembok toko yang telah tutup. Tentu saja, jam telah menunjukkan pukul 10 malam.
Butuh dua kali Kai mengulang pertanyaan disertai dengan isyarat agar pria Jepang itu mengerti perkataannya.
“Six.” Sahut pria yang mengenakan baju berwarna kuning menaikkan jemarinya
“600.000 yen ?” tanya Kai mengisyaratkan angka nol sebanyak 5 kali
Dengan cepat 2 pria muda itu menggelengkan kepala dengan kuat
“60.000.”
Kai menggelengkan kepala tidak percaya akan kebusukan wanita yang diantar William. 60 ribu yen jika dikurskan ke mata uang negaranya hanya
sekitar 500 euro. Pengawal khususnya bisa saja mencederai dengan parah atau bahkan bisa membunuh pria malang itu dengan harga nyawa serendah itu.
Pria berambut putih pun mengambil buku cek dari balik jaketnya yang berwarna hitam lalu menuliskan angka 10 ribu euro pada dua lembar
kertas kecil itu.
“Maafkan mereka.” Ucapnya menunjuk kepada pengawalnya yang melirik dengan serba salah kepada pimpinannya
“Dan jauhi wanita itu. Jika kau mengenalnya sebagai teman, mulai sekarang hindari bertemu dengan pemilik restoran Itsu.” Kai menyerahkan
dua lembar cek kepada pria muda itu, mereka sempat saling berpandangan dan melongo, mungkin sedang berpikir keras jumlah yang tertera jika dikurskan ke dalam mata uang yen.
“Terima kasih !” seru keduanya seolah menyembah Kai, pria berambut putih itu hanya tertawa kecil melihat perilaku korban kekerasan
pengawalnya sekaligus kelicikan Nana.
…
Kelima anggota Black Panther bergantian berpelukan demi merayakan hari terakhir mereka bekerja di Itsu, Kai melihat pengawalnya dengan menguraikan senyuman simpul.
“Ben, Nana san memanggilmu di ruangannya.” Ucap Sota, salah satu pelayan yang bekerja bersama mereka selama 7 hari terakhir. Sebenarnya ada tiga pelayan lainnya namun diliburkan karena Kai beserta kelima anggota
khususnya menggantikan posisi mereka.
Kai mendengar ucapan Sota hanya mengangguk lalu bergerak mengikuti pria Jepang yang bertinggi badan tak lebih dari 165 cm itu. Mereka berpisah di koridor pemisah antara ruangan dapur dan ruangan tempat istirahat. Kai terus berjalan hingga mencapai ujung koridor, pintu ruangan kantor sang pemilik.
Terlebih dulu Kai mengetuk sebanyak dua kali dan seruan Nana memintanya masuk membuat ia memutar kenop pintu.
“Jadi ini hari terakhirmu ?” tanya Nana menatap Kai dengan sendu sekaligus menggoda
Kai hanya sekilas melihat gadis di depannya lalu memilih menatap lukisan huruf kanji yang berada di dinding. Adalah Nana yang dihindari
oleh manik matanya untuk menatap lebih lama, gadis yang membuka kancing kemeja berwarna hitam miliknya. Kai pun bisa dengan jelas melihat belahan dada yang tanpa mengenakan dalaman.
“Ya.” Singkatnya
Kai berusaha tenang ketika mendengar deritan kursi kerja Nana berbunyi diikuti langkah gadis itu mendekat ke arahnya.
“Ben, kenapa kau menghindariku ? 7 hari aku berusaha dekat denganmu namun kau terus menolak atau menganggapku tidak ada. Kau sungguh jahat, sayang.” ucap Nana berusaha memeluk Kai dan dengan cepat ia menahan tubuh
mungil gadis itu
“Tolong jangan melakukan ini.” Kai mengeraskan rahang dan mencoba berbicara dengan datar walau rasa kesal sudah mulai mencubit hatinya
Nana menggigit bibir bawah menggoda Kai “Aku menyukaimu sejak awal. Ketika pertama kali kau memasuki restoran ini, ketika kau duduk terdiam, kau sungguh sangat tampan. Dan ketika kau berkelahi, kau sungguh keren. Aku menemukan pria idamanku di restoranku sendiri. Tolong Ben, jangan menolakku. Setidaknya kita bisa tidur bersama, aku akan memberikan perawanku kepadamu.”
Kai terkekeh kecil dengan tangan sedikit keras mencengkeram bahu Nana “Tidak akan ada seorang gadis perawan melakukan hal seperti ini. Membuka baju dengan suka rela di depan pria.” Ucapnya mendenguskan ledekan
“Nana, biar aku jelaskan. Aku tidak pernah berkencan apalagi sampai tidur dengan wanita Asia. Kalian bukan tipeku. Terlebih wanita yang
mempunyai sifat sepertimu, murahan dan memamfaatkan situasi. Kau berusaha sekeras apapun itu, tidak akan pernah bisa membuatku tunduk kepadamu. Wanita dan cinta tidak ada dalam hidupku. Kalian hanya pemanis saja, ibarat udara sejuk yang lewat di depan mata. Jadi, berhentilah. Setelah ini kau tidak akan
melihatku. Kau pun tidak akan pernah bisa melakukan hal yang sama. Sebenarnya aku
bisa saja malam itu menolak atau mengiyakan namun tetap pergi dari restoran ini. Tapi orang tuaku mendidik sangat baik, ketika uang tidak berharga pada seseorang dan mereka meminta sebuah balasan lain. Mau tidak mau aku harus
menuruti permintaanmu agar tidak ada utang budi atau utang uang di antara kita. Walau aku harus menjadi seorang pelayan yang sangat bertentangan dengan sifatku.” ucap Kai panjang menatap tajam ke arah Nana
“Aku sudah melakukan permintaanmu, jadi kita sudah impas. Jangan ada tambahan godaan seperti ini. Apakah kau tidak merasa malu, mengatakan kau adalah perawan sementara William mengatakan padaku, jika malam itu kalian tidur bersama hingga keesokan harinya. Aku sangat tahu pengawalku, dia sangat buas di tempat tidur." sambungnya menambahi perkataan yang ingin Kai utarakan kepada gadis Jepang itu
Tubuh Nana tersentak lalu melangkah mundur melepaskan diri dari pegangan Kai yang sudah mengendur. Pimpinan Black Panther itu lalu
mengeluarkan selembar cek dengan jumlah nominal dua kali lipat dari sebelumnya.
“Pikirkan baik-baik jika kau ingin merobeknya lagi. Ini angka tidak sedikit buatmu.” Ucap Kai menaruh cek tersebut diatas meja.
Ia sekilas melihat Nana yang memeluk tubuhnya dengan manik memburam “Carilah pria yang tergila kepadamu, bukan yang membuatmu gila. Karena aku yakin kau tidak mencintaiku, kau hanya berhasrat mendapatkanku. Banyak wanita sepertimu yang aku temui di luar negara ini tapi tidak ada yang selicik dirimu, Nana Kitagawa.” Ucap Kai dingin lalu berbalik menuju pintu berwarna hitam tersebut
Pimpinan Black Panther tanpa hati terus berjalan sekali pun tak berbalik, kelima pengawalnya yang telah menunggu di area kasir menyambutnya
dengan seringaian di bibir mereka.
“Langsung ke bandara.” Perintah Kai diikuti anggukan patuh pria-pria yang menjadi lebih akrab dengannya. Mungkin itulah sisi positif mereka
berada di Itsu selama seminggu, hubungan keenam pria tinggi dan hebat itu menjadi sangat dalam, bukan sekadar seorang pimpinan dan anggotanya. Melainkan sebuah jalinan pertemanan mulai tumbuh di antara mereka.
###
Conley, Heron, William, Akio, Yoruban [kiri ke kanan]
alo kesayangan 💕,
sorry hanya bisa up Kai..
semoga bisa up Sky hari rabu jika tidak capek hari ini. Author akan keluar kota sebentar, hanya pulang pergi..
aku sungguh sibuk, ladies 🥺
maaf, komen2 kalian belum sempat aku jawab 🙏🏻tapi aku baca kok.
love,
D 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
selalu...
2021-05-26
0
santiezie
haha kirain nanaa jodoh nya kai,
tpi trnyata salah.
2020-10-31
1
☆𝕭υѕαи࿐ཽ༵
jia you kak Radit
lope...lope.
2020-10-31
0