I Know Everything About You

Mata Kai nanar setelah mendengar keterangan penjaga villa Shadow.

“Jadi mereka berangkat tadi pagi ?” tanya Kai memperjelas penuturan pria berusia 50an itu.

“Ya tuan muda. Nona Shadow bersama Pak Ricchi ke Amerika. Tapi tuan Liam dan nyonya Belviyah ke Jakarta bersama nona Sunshine dan suami.”

Helaan napas keras keluar dari hidung pria jangkung bersurai putih. Kai menekan nomer kontak Shadow.

Sungguh jahat. Gadis jangkung yang sangat jahat. Kemarin mereka masih menghabiskan waktu di kawasan fave Kai, di mana lagi jika bukan di Kuta. Selama kebersamaan mereka, tidak sekali pun tercetus dari bibir mungil Shadow jika akan kembali ke L.A hari ini.

Wajar gadis itu sangat pintar bersandiwara, Shadow seorang sutradara. Tidak terbaca di mata Kai. Pun kemarin mereka seperti biasanya, makan dan bercanda hal tidak berjudul.

Nomer yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi.

Kai menggeram pelan, sudut hatinya menghampa.

“Terima kasih pak.” Ucapnya kepada penjaga villa. Pria tua itu mengangguk pelan dan bergumam balasan kata Kai.

Tungkainya lalu mengarah ke mobil all back dan mewah. Tangannya menekan nomer panggilan angka dua.

“Halo pa.” Kai ketika helaan napas papanya terdengar di inderanya.

Hijo, ada apa ? Kau baru meninggalkan rumah sejam yang lalu.

Kai menekan remote mobil dan matanya mengarahkan pandangan ke villa Shadow. Bibirnya memberenggut.

“Pa, Kai ingin ke L.A berangkat hari ini. Jika papa masih ada urusan dengan mama di Bali, Kai akan memesan tiket pesawat komersil. Pokoknya

hari ini akan terbang ke US.” Rajuknya

Kembali terdengar helaan napas lebih panjang dari Hugo.

Papa akan bicara ke mamamu untuk berkemas. Tiga jam lagi kita terbang ke L.A.

Senyum akhirnya menghiasi wajah pria berusia 27 tahun itu. Kai penuh semangat menaiki mobilnya, menyalakan mesin namun terlebih dulu ia mengirimkan pesan kepada Heron dan yang lain untuk bersiap. Selebihnya tidak ada yang perlu

ia lakukan. Kai bukan tipe pria yang suka berkemas, ia lebih menyukai membeli pakaian baru dibandingkan mengisi kopernya dengan baju. Ia punya pengawal yang menyiapkan segala sesuatu ketika terbang ke suatu kota dalam sebuah misi.

“Shaw, tunggu kedatanganku. Ke ujung dunia pun kau kudapatkan.” Kai bergumam dan membelokkan setir mobil keluar dari

halaman villa gadis yang tidak bisa ditebak jalan pikirannya.

Berselang 7 jam kemudian, sesuai pembicaraan Kai dengan papanya, mereka pun telah terbang dengan menggunakan private jet membelah awan menuju benua Amerika. Kila telah terlelap, tersisa Kai menerawang dan Hugo yang membaca buku di tempat tidur. Seperti biasa Kai menjadi pihak ketiga keromantisan papa dan mamanya.

“Pa.” Kai menggerakkan badannya dan menaikkan kaki kanannya di atas tungkai Hugo.

“Ada apa Hijo ? Dari tadi kau banyak termenung.” Hugo menurunkan buku dan melihat raut wajah manja Kai, tangan kanan anaknya memeluknya dalam separuh lingkaran.

Kai mengembuskan napas “Apa yang terjadi padaku, pa ?” Kai memulai mencurahkan isi hatinya. Ia lelah menyimpan sendiri tanpa ada solusi.

Hugo mengusap surai putih anaknya “Tentang Shadow ?”

Anggukan kecil Kai mendongak menatap pria yang memandang penuh cinta. Ya, Hugo adalah sosok penuh cinta di keluarganya, walau Kila

mengekspresikan kasih sayang dengan cara yang lain.

“Papa tahu Kai seperti apa, perpaduan papa dan mama. Keras hati. Belum pernah merasakan cinta.”

“Salah.”

Mata Kai melebar dengan kata singkat Hugo. Ia menjadi jawaban dari raut wajah papanya.

“Sekarang kau telah merasakan cinta, Hijo.”

Alis coklat Kai saling bertautan “Dengan Shaw ?”

Papanya mengukis senyuman simpul lalu menganggukkan kepala “Ya, itulah cinta. Apa yang kau rasakan sekarang, Hijo. Tanpa menggunakan logikamu, langsung ingin terbang ke L.A. Kau ingin menyusul Shadow.”

“Kai ingin bertemu dan menanyakan kenapa dia bisa setega ini pa ? Meninggalkanku tanpa penjelasan. Kami berteman.” Cetusnya dengan nada naik sepertiga oktaf. Kai membayangkan wajah polos Shadow yang melambaikan tangan kemarin sore ketika mengantarnya pulang.

Kekehan tawa dari bibir Hugo dan menjawil gemas pipi Kai “Sampai sekarang pun kau masih mengelak, Hijo. Tentang perasaanmu kepada Shadow. Jika hanya berteman biasa kau hanya menunggu dia mendarat di L.A dengan selamat dan mengirimkannya pesan atau sekadar menelepon menanyakan kepulangannya. Bukan langsung menelepon papa, bermodus naik pesawat komersil. Sejak kapan kami membiarkanmu naik pesawat komersil , Hijo ? Bahkan dalam misi Black Panther kau menggunakan fasilitas ini.” Ucapnya menarik napas panjang. Kai memperbaiki posisi dengan mendudukkan tubuh dengan bergerak hati-hati, ia tidak mau membangunkan mamanya.

“Seperti itu pa ?” Kai berucap lalu melipat bibir.

“Ya, Hijo. Dan sejak kapan kau memiliki seorang teman wanita. Kau persis papa dulu saat bertemu dengan mama. Menyukainya pada saat pertama bertemu. Jantung papa seakan dihantam palu melihat mama.” ucap Hugo melirik istrinya yang sedang tertidur. Senyumnya merekah maksimal.

“Lalu ?” tanya Kai antusias. Biasanya ia mendengar kisah cinta orang tuanya dari Kila dan Hugo. Tapi sekarang lebih ke perbincangan antara dua pria.

“Pertemuan pertama kami, mamamu tidak melihat papa. Berkat pertemuan pertama itu, papa terbang ke Indonesia. Dan Tuhan telah mengatur sedemikian rupa, papa ditolong oleh mama. Gadis cantik yang sangat tangguh, jika papa mengingat

kejadian itu, perasan cinta papa tumbuh berkali lipat dari hari sebelumnya.”

Kai tertawa kecil melihat binar di wajah Hugo.

“Jangan menganggap ini berlebihan, Hijo. Kau tahu jika cinta seperti itu, membutakan pikiran dan nurani. Seiring waktu papa belajar tentang

karakter mama. Kekuatan dan kelemahannya. Mama adalah sosok yang sangat susah ditaklukkan hatinya. Tapi kita berbeda, papa sejak awal sudah mengetahui perasaan cinta terhadap mama. Kau berbeda Hijo. Kau masih maju mundur dalam berpikir, meraba hati dan pikiranmu yang bekerja tak biasanya. Hingga tadi kau

belum yakin jika kau sudah jatuh cinta dengan Shadow, bukan ?”

Anak bujangnya mengiyakan dengan ucapan ya setengah berbisik.

Hugo tertawa “Kau sudah jatuh cinta dengannya, nak. Kau selalu ingin bertemu, bahkan membawanya ke rumah. Sekarang mengejarnya ke L.A. Tidak mengingat Black Panther ?”

Kembali Kai menganggukkan kepala dengan lemah, ia seolah dipergoki kedapatan mencuri buah oleh si pemilik rumah.

“Jantung berdebar, selalu ingin bertemu, merasakan ketenangan saat bersama. Tidak memerlukan hal lain jika Shadow berada di

dekatmu. Itulah cinta, Hijo.”

Kai terhipnotis oleh perkataan Hugo. Apa yang dikatakan sang papa semua hal yang mengisi pikirannya.

“Dari pemenuhan kebutuhan kecil itu, kemudian beranjak ke jenjang berikutnya. Bukan hanya suara atau kehadiran yang kau inginkan, Hijo. Tapi

menjadi sentuhan, berupa pelukan atau ciuman.”

“Nafsu ?”

Hugo menggeleng “Tidak mesti anakku. Tidak semua pelukan dan ciuman akan berakhir dengan pelepasan gairah. Kadang kau hanya puas dengan

sebuah pelukan dan kecupan ringan.”

Kai menggigit bibirnya dengan manik melebar lalu mengerjap “Aku sering merangkulnya, dua malam yang lalu aku memeluknya pa. Malah mengecup puncak kepalanya. Entah mengapa aku merasa sangat tenang ketika Shadow dalam pelukanku.”

Hugo meremas pipi Kai dengan lembut “Ternyata sudah berada di tahap pelukan dan kecupan. Apakah Shadow membalas ?”

“Maksudnya membalas apa pa ?” tanya Kai bingung

“Pelukan, Hijo. Apakah ia melingkarkan tangan pada tubuhmu ?”

Kai menelengkan kepala “Tidak. Shaw hanya terdiam menerima perbuatanku tanpa protes, tangannya di bawah. Saat melepaskan pelukan, dia tidak berbinar seperti wanita yang kukencani,

hanya sorot tajam terus menanyai asal darah yang mengotori suitku dan piyamanya. Syukurnya berita Bratan tidak menjadi minat Shaw. Dan tidak berpikir aku adalah seorang mafia yang diberitakan media”

Hugo menngangguk ringan “Berarti kau mencintai sebelah pihak, Hijo. Tapi Shadow bukan gadis

setangguh mama. Seperti mama saja papa bisa taklukkan. Apalagi dengan Shadow. Cuma

kau perlu mempelajari apa yang membuat gadis itu tidak menyukaimu. Apakah dia menyimpan cerita yang tidak diungkapnya.”

“Sepertinya Shadow menyukai adik iparnya, pa. Suami adiknya.”

Hugo menarik napas “Jangan langsung menyimpulkan segala sesuatu dengan mudah. Tidak semua yang kita lihat itu benar adanya. Gunung es yang tinggi pun memiliki bongkahan lebih besar di bawah permukaan laut. Jadi

sebagai papa dan seorang pria menasehatimu,jika anakku ini benar serius dengan perasaaannya, perlahan dekatilah Shadow. Bukan sebagai mafia yang ingin semua cepat selesai. Namun jika tidak serius, lepaskan dia sekarang. Shadow gadis baik-baik. Maksud papa, dia berasal dari negara yang sama dengan mama. Bukan pula gadis yang

biasa kau campakkan, Hijo.”

“Tidak pa. Aku tidak mungkin melukai Shaw. Tentang perasaanku aku akan menelaah dari perkataan papa tadi. Tapi sekarang bertemu dengan Shaw adalah yang terbaik. Aku perlu memastikan perasaan dan mencocokkan penjelasan papa tentang cinta.

Kai mengakhiri perbincangan dengan memeluk tubuh papanya. Satu hal yang muncul di pikirannya, yakni dulu bersama dengan Hugo dan Kila sudah cukup untuk Kai. Sekarang berbeda, Kai menginginkan Shadow juga. Aneh, perasaannya semakin aneh jika memikirkan gadis cerdik itu.

Shadow berupaya mempercepat langkah kakinya ketika merasa derap sepatu mengikutinya semakin mendekat. Ia tidak memikirkan jika

kedatangannya ke kantor Farubun dan Maheswara akan mempertemukannya dengan pria yang sangat dihindarinya.

“Sayang.” ucap Alexandre menangkap pergelangan tangan Shadow ketika hendak masuk ke dalam ruangan kerjanya.

Shadow membalikkan badan dengan tatapan malas bercampur kesal kepada pria bermanik abu itu, sang aktor tampan yang pernah mengatakan

cinta kepadanya. Saling berkomunikasi lancar hingga rahasia besar pria itu muncul di permukaan.

Alexandre memiliki kekasih dan seorang anak. Sementara pria itu menabur janji mengajak Shadow ke pelaminan. Untungnya mereka masih dalam tahap penjajakan belum terlibat pada hubungan asmara yang spesial.

“Tolong lepaskan tanganmu, Alec. Kita sedang di kantor.” Shadow menatap dengan memohon, sekilas ia melirik sekretarisnya di meja kerja. Sesaat pandangan mata mereka bertemu namun kemudian Miss Lea menundukkan kepala dengan

serba salah.

“Aku ingin bicara, sayang.” bisik Alexandre namun tidak menuruti permintaan Shadow. Tangannya mengenggam kuat pergelangan Shadow.

Shadow mendesah kesal “Di dalam ruangan dan berhentilah memanggilku dengan kata sayang. Kita tidak punya hubungan apapun, hanya sebatas kau adalah aktor yang bekerja sama dengan film yang kami garap.” Ucapnya sambil mendorong

pintu, saat itu pula Alexandre melerai tangannya.

Ruangan kantor Shadow berdesign modern minimalis kecuali sofa dari bahan kulit dengan berwarn orange ymerupakan pilihan Liam dan paling menyolok mata. Di sini pula mereka berdiri saling berhadapan tanpa ada yang mau duduk

terlebih dulu. Hanya saling bertatapan, bukan inisiatif Shadow bertemu dengan Alexandre. Tentu saja ia tidak mau membuka bibirnya terlebih dulu.

“Sekian lama akhirnya aku bisa bekerja dengan rumah produksi favoritku.” Alexandre membuka suara dengan menatap Shadow penuh kerinduan.

Gadis mengenakan dress sepaha berwarna putih dengan rambut di kepang melengoskan kepalanya.

“Kau bekerja dengan kami tapi bukan aku yang menjadi sutradara film terbarumu.”

‘Tidak masalah bagiku, Shadow. Setidaknya kedua priamu tidak menaruh dendam terlalu dalam kepadaku. Walau dulu Mr. Farubun memukul wajahku, ya tepatnya meninju. Bengkaknya lumayan lama baru sembuh. Tapi aku wajar

mendapatkan itu, ya aku tidak jujur kepadamu. Kau tahu jika kami hanya berusaha mesra demi anak.”

Shadow mendengus kasar “Sayangnya aku tidak percaya dengan ucapanmu, Alec. Please biarkan masa lau tetap menjadi masa lalu. Tidak usah kau

ungkit lagi. Kita tidak kembali kesana. Kau yang dulu dan sekarang sudah berbeda.”

“Tentu saja berbeda. Sekarang aku tidak memiliki kekasih, kau pun begitu. Aku menunggu lama untuk bisa kembali bertemu denganmu. Setelah bertahun menghubungimu lewat pesan tanpa balasan sepatah kata sedikit pun. Kau pikir waktu 2 tahun menyurutkan perasaanku kepadamu ? Salah Shadow, aku malah makin mencintaimu.” Ucap Alexandre dengan gamblang. Sekilas ia melihat Shadow berminat dengan penuturannya, di sisi lain terlihat sangat kesal. Sungguh susah mengurai sesuatu yang kusut terlebih dengan gadis cantik di depannya. Shadow gadis yang

sangat pintar.

“Aku tidak berminat menjalin sebuah hubungan, Alec. Tidak sekarang.” Sergah Shadow

“Tidak sekarang pula memintamu untuk jadi kekasihku. Butuh proses bukan, untuk kembali seperti awal. Mengembalikan kepercayaanmu kepadaku.”

Shadow memutar mata dengan ringisan di sudut bibirnya.

Tok tok !

Ketukan pelan pada daun pintu membuat Shadow menatap ke asal suara. Miss Lea muncul dengan tangan saling bertautan.

“Maafkan saya mengganggu, tapi Nona Shadow kedatangan tamu. Kata beliau adalah tunangan nona.” ucap sekretarisnya dengan riang.

“Apa ?” Shadow melebarkan mata, saat itu pula pintu terbuka dan sosok pria jangkung mengenakan suit serba hitam dengan surai putih. Senyum mengembang lebar dan bergegas dalam langkah lebar menghampiri Shadow.

“Kai.” Ucapnya pelan dengan jantung mencelos.

“Shaw sayang. Bagaimana hari pertamamu bekerja setelah berlibur panjang denganku ?” Ucap Kai memeluk tubuh Shadow. Matanya memandang tajam ke arah pria yang dikenalnya sebagai aktor terkenal dunia. Dari sorot mata sang

aktor, ia tahu jika pria itu cemburu dengan perlakuannya kepada Shadow.

Gadis berkepang berwajah mungil menaikkan kepala menatap Kai, tangan pria yang kuat menahan pergerakan tubuhnya.

“Bagaimana bisa kau menemukanku ?” Bisiknya sangat pelan. Bibir Kai makin melebar, menukik naik ke atas dengan maksimal.

“Pertanyaan macam itu, Shaw. Tentu saja aku mengetahui apapun tentangmu.” Sahutnya yang pasti tidak tendengar oleh sang aktor. Sekretaris

Shadow pun telah keluar bersamaan Kai memasuki ruangan seluas 40 meter persegi itu.

Shadow merenggut dan melupakan jika ada sepasang mata menatap cemburu kepada mereka.

“Lain kali jangan pergi seperti itu lagi, Shaw. Karena aku akan melakukan banyak hal di luar akal sehat. Seperti ini.” Ucap Kai lalu mengecup

lembut bibir Shadow.

###

alo kesayangan 💕,

happy weekend y'all.. besok dh senin sih yah

selamat menikmati hari aja dengan orang-orang terkasih 😁

love,

D 😘

Terpopuler

Comments

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mantabb, Kai Navarro...!!
emang enak di cuekin, bro...
isshh....atit yaa..

2021-05-27

0

lila^_^

lila^_^

Gi...dimana kai ?
.
help...meleleh niiih 😁😁😁

2020-07-16

0

alone

alone

mafia in love haahaa...
my hugo chan papa terkeren...

2020-07-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!