Pillow Talk

Keduanya berpandangan lalu tersenyum bodoh, sedetik kemudian Shadow dan Kai tergelak tawa.

“Ada apa ?” tanya Kai mengusap surai kekasihnya. Wanita jangkung yang baru sejam lalu menasbihkan diri sebagai miliknya.

Shadow mengulum senyum menatap dengan tersipu “Aku lapar.”

“Kita makan.” Kai menyahut dan menepikan kendaraannya di parkiran sebuah restoran Perancis. Shadow menggigit bibirnya ketika Kai

membukakan pintu, walau sering pria bersurai putih itu sering melakukannya namun kali

ini terkesan sangat manis, mendebarkan dada.

Shadow menatap tangan kokoh Kai yang menggenggam erat, di waktu bersamaan jantungnya terus melompat tidak karuan.

“Baby girl, aku ingin memesan roast chicken and wine.” Ucap Kai ketika melihat daftar menu.

Shadow menatap buku menu, tanpa fokus. Dirinya bahkan tidak bisa mengeja tulisan yang telah dikuasainya sejak berusia 3 tahun.

“Shaw.” Tangan Kai menjangkau pipi gadis yang sedang termangu, mengelus dengan perlahan. Sontak manik kekasihnya melebar.

“Ya ?”

Kai mendengus geli sambil menggelengkan kepala “Aku mengatakan jika ingin memesan roast chicken dan wine, tapi kau sama sekali

tidak mendengarku. Apakah ada yang kau pikirkan, baby ?”

“Hah ?” kelopak mata Shadow mengerjap bingung, Kai kembali tertawa kecil. Ia pun lalu menoleh kepada pelayan yang sedang menunggu pesanan mereka.

“Kami memesan dua roast chicken dan wine, oh jangan lupa mineral untuk gadis cantik ini.” ujar Kai dengan sopan. Pelayan berseragam hitam

putih itu mengangguk lalu mengulang pesanan sang pemimpin mafia yang berhasil menaklukkan gadis cantik bernama Ophelia Shadow Farubun.

“Cukup ramai.” Gumam Shadow sekilas melayangkan pandangan pada meja-meja yang terisi oleh pasangan dan grup.

Kembali jemari tangan saling bertautan, perhatian Shadow mengarah kepada pria di depannya.

“Ini kencan pertama kita sebagai pasangan kekasih.”

Pipi merona lalu mengangguk malu, respon Shadow. Pria bermanik lautan itu terkekeh lalu mencium jemari tangan Shadow.

“Aku tidak pernah memperkirakan jika seperti inilah seorang Shadow yang berhati dingin ketika jatuh cinta, kau sangat lucu, sayang.”

Shadow mencebik “Aku tidak.”

“Iya, jangan menyangkal, Shaw. Aku sangat mengenalmu, aku mengingat segala hal kecil tentang kekasihku. Sejak pertama bertemu, hingga detik ini.” tandas Kai yang tidak bisa dibantah oleh Shadow.

“Aku berubah ?” tanya Shadow

“Tidak, baby girl. Kau masih Shadow yang aku kenal, hanya sikapmu jadi banyak salah tingkah, suka melamun, pipimu sering memerah.”

“Aku seperti itu ?” manik mengerjap indah bersamaan jantung Kai diremas.

“Iya, baby girl.” singkat Kai menetralkan debaran dadanya. Ia pun sama dengan Shadow, perasaan aneh menerpa setiap sudut relung hati dan

kewarasannya. Hanya saja Kai bisa meredam dan tidak menunjukkan hal sama dengan kekasih hatinya.

“Apakah aku aneh ?” tanya Shadow kembali dengan polos. Tidak tahan melihat tingkah lucu kekasihnya, pun Kai mencium jemari Shadow.

“Tidak aneh, tapi lucu. Aku suka. Aku menyukai semua hal tentangmu, Shaw. Apalagi sekarang, semua ekspresi barumu itu karena diriku.”

Shadow menangkup bibirnya “Aku tidak tahu caranya bersikap, aku tidak bisa mengontrolnya. Kai, apakah aku sudah gila ?”

“Tidak, Shaw. Kau belum gila. Mungkin ini yang namanya dimabuk asmara ?” ujar Kai yang membuat rona wajah kekasihnya semakin memerah.

Pelayan membawakan pesanan menjeda percakapan dua pasangan yang tak hentinya beradu pandang mata. Senyuman simpul malu Shadow dibalas bibir sensual Kai melengkung ke atas dengan indah.

Sial ! Sebuah senyuman saja bisa merontokkan dada.

“Kau milikku !” ucap Shadow penuh penekanan menatap tajam menandai pria di depannya.

Shadow memandang sendu kepada Kai, mereka berdiri di depan pintu apartemen.

“Kau pasti lelah.” Ucapnya lalu menyatukan tubuh dalam pelukan erat. Terdiam saling menyesapi wangi parfum samar.

“Aku tidak lelah, setiap penerbangan aku pasti tertidur.”

Shadow membenamkan wajah pada dada kekasihnya “Aku tidak ingin berpisah.” Ucapnya sedikit bimbang kemudian menyesali.

Gila ! benar, dirinya telah kehilangan akal sehat.

“Tempatmu atau tempatku ?” ujar Kai dengan posisi bibirnya mengecup puncak kepala Shadow. Otak Shadow seakan meleleh akan perbuatan

kekasihnya, mungkin hal itu yang membuat kewarasannya menghilang.

“Tempatku.” Shadow menaikkan wajah menatap manik biru Kai. Sungguh indah, prianya sungguh sangat rupawan.

“Baiklah. Aku akan mandi dan ke tempatmu.” Kai menyatukan ringan bibir mereka lalu mengusap lembut surai kontras dengan surainya.

“Masuklah.” Sambungnya menunggu Shadow masuk ke dalam apartemen.

Tanpa bersuara hanya mengangguk Shadow melangkahkan kaki ke dalam ruangan dan Kai-lah yang menarik pintu menutupnya.

Begitu mendengar bunyi ceklek pintu menyatu dengan engselnya, Shadow menepuk dada yang memanas, kepalanya terus menggeleng tidak percaya akan semua tingkahnya hari itu.

“Aku harus bagaimana ?” erangnya sebelum berlari masuk ke dalam kamar tidur. Ia lalu membuka lemari dan mencari pasangan hoodie dan jogger pants yang pernah dibelikan Kai.

Shadow mempunyai waktu banyak, ia sempat berendam dan mengeringkan rambutnya ketika Kai muncul dengan pakaian sama dengannya.

Mereka mematung saling memandang lalu terbahak tawa.

“Sekarang percaya jika kita bukan hati saja yang sama tapi pikiran pun juga.” Celoteh Kai menghampiri kekasihnya.

Shadow menyambut Kai dengan terlebih dulu mengulurkan tangan.

“Aku baru memakainya.”

“Aku tidak, Shaw. Sudah pernah aku pakai, hanya saja kau tidak melihatku. Mungkin ketika kau pulang ke rumah.” Ucap Kai lembut

“Bahannya nyaman dipakai, dulu kau memaksaku untuk mengambil semua pakaian yang kau pilih. Sekarang baru aku pakai dan aku sangat menyukainya.”

“Kau tahu, Shaw. Papa dan mama itu sejiwa, mereka suka belanja bersama. Banyak pakaian dan sepatu yang sama, seperti kembar namun

berbeda fisik.” Ucap Kai tertawa kecil menatap Shadow.

“Melihat papa dan mama, aku berpikir jika punya wanita yang aku sukai pasti akan melakukan hal yang sama. Sangat seru melihat outfit papa

dan mama. Jadi saat itu aku membelikanmu beberapa pakaian sama denganku, karena

aku menyukaimu. Sedikit banyak aku menginginkan hubungan kita seperti papa dan mama.” sambungnya sambil menuntun Shadow ke dalam kamar tidur.

Shadow memandang Kai ketika berada di sisi tempat tidur.

“Kau takut ?” tanya Kai lalu tertawa geli.

Shadow manganggukkan kepala “Ini pertama kaliku.”

Kai menjawil pipi kekasih hatinya “Tidak, baby girl. Aku tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak. Kita hanya akan tidur bersama. Ini hari pertama kita sebagai pasangan, aku hanya ingin bicara denganmu banyak hal hingga tertidur.”

Shadow menggigit bibirnya kuat lalu bergerak naik ke atas bed yang sangat empuk, ia pun sempat mengganti spreinya sebelum Kai datang.

Ada jarak di antara keduanya, mereka berbaring dengan tangan terlipat di bagian dada, sesekali pandangan mata bertemu lalu dibalas sebuah

senyuman bodoh.

“Sejauh itu yah kau berpikir, Shaw ?”

Shadow mengerling dan maniknya melihat biru lautan itu menyipit geli.

“Apa ?”

Dua tangan naik membentuk tanda kutip “Tidur”

“Iya.” Cicit Shadow

Kai menghela napas panjang “Apa benar sebelumnya tidak pernah melakukan hal seperti itu ?” tanyanya memastikan.

Shadow menggeleng dengan wajah polosnya “Aku tidak pernah pacaran, Kai.”

“Tidak perlu pacaran untuk itu.” Kai menimpali lalu tertawa yang suara terdengar sangat manis. Setidaknya di telinga Shadow.

“Aku bukan penganut ajaran kebebasan.”

“Sebelum mengenalmu, aku adalah pria yang sangat bebas. Dan sangat takut akan komitmen, bagiku wanita hanya sekadar pemuas. Mereka datang silih berganti, dan aku pula yang memintanya pergi. Hampir semua menginginkan lebih dari sekadar teman tidur, aku tidak bisa menyanggupinya. Aku tidak merasakan cinta, tidak ada perasaan sama yang aku lihat pada papa dan mama. Mungkin di matamu aku pria

brengsek, tapi itu aku yang dulu, baby girl.”

Shadow terdiam lalu menoleh “Kau tidak seperti itu.”

Kai mendesah lega “Aku pikir tidak bisa jatuh cinta, sampai bertemu dengan gadis yang tidak memiliki sorot memuja kepadaku. Kau berbeda,

Shaw.”

“Mungkin aku memalsukannya.”

“Tidak. Kau sibuk dengan tangisanmu, sakit hatimu karena Richard menikah.” Ledek Kai mengingatkan Shadow akan pertemuan pertama mereka.

“Tuan Navarro !” Pekik Shadow tidak terima.

“Terus apa ?”

Shadow mendengus kasar dan merapatkan selimutnya di dada “Saat itu aku lapang dada menerima pernikahan mereka, aku sepenuhnya sudah meninggalkan perasaanku terhadap Richard. Hingga dia menarikku, meninggalkan Sunshine di dalam gedung.”

“Ya, aku melihat kejadian itu. Mendengar perkataannya dan penolakanmu.”

“Aku sangat lemah, dia sangat mudah memporak-porandakan perasaanku. Saat itu aku sangat membenci yang namanya laki-laki. Richard yang brengsek, baru berapa menit  yang lalu

menikahi adikku, kemudian gamang akan janji sucinya. Saat itu aku ingin sendiri, tapi ada pria datang dengan wajah menyeringai mengejek akan air mata yang aku teteskan.”

Suara tawa Kai memenuhi kamar tidur Shadow, ini pertama kali ia membawa pria tidur di tempatnya, sebelumnya Kai hanya tidur di sofa. Malam itu

Shadow bergerak gelisah dan sering terbangun menahan diri sekuatnya untuk tidak beranjak ke ruang tamu.

“Kau sangat lucu, baby girl. Oh ya, aku memanggilmu seperti papa memanggil mama.”

“Baby girl ?”

Sambil tersenyum lalu mengangguk “Iya. Itu panggilan papa ke mama, Baby Girl atau Kei.”

“Bukan sayang atau sebutan lain ?”

“Pernah dengar mama memanggil papa ? Mama memanggil nama papa, bahkan di depan banyak orang. Kau tidak akan seperti mama, bukan ?”

“Kok aku ?”

Tangan Kai mengusap rambut Shadow “Kau memanggilku dengan Kai atau Tuan Navarro.”

Shadow menautkan alis sambil berpikir “Ya, aku harus mencari nama panggilan kepadamu.” sahutnya pelan

“Tidak mesti, kita juga masih baru, Shaw.”

Shadow tersenyum sambil menikmati usapan tangan Kai di kepalanya, seketika ia berada di ujung kantuk.

“Baru hari pertama jadian dan sudah tidur bersama.” Erang pelan Shadow berbalik ke arah tubuh Kai. Gerakan tubuhnya tidak langsung membuatnya berada dalam pelukan Kai, masih ada jarak di antara mereka.

Kai menghela napas ringan “Aku menyukainya, saat kau mengatakan dengan sedikit ragu. Karena kalau pun kau tidak meminta, aku yang akan bergerak. Walau aku hanya akan berakhir tidur di sofamu, Shaw.”

Kai menggerakkan tubuh hingga ia  bisa melihat dengan jelas kekasihnya yang mulai memejamkan mata dengan bibir melengkung tipis ke atas.

“Shaw, apakah kau tidur ?”

“Tidak.” Shadow menyahut lemah. Tangan Kai membuai alam sadarnya, jaring-jaring mimpi perlahan menariknya masuk.

“Tidurlah, baby girl. Besok kau masih bekerja, kau pasti sangat lelah.”

“Tidak, aku tidak lelah. Malah hari ini aku sangat bahagia, Kai. Kedatanganmu tiba-tiba di studio, kita berpacaran, sekarang tidur bersama.

Aku bahagia, mengantuk tapi aku takut ini semua mimpi.”

Usapan di kepala Shadow berhenti, sedetik kemudian ia menjerit kuat karena cubitan di pipinya.

“Kai !” teriak Shadow membuka matanya dengan lebar-lebar. Ia menatap tajam dengan wajah Kai sembari merenggut kesal. Bukan merasa bersalah, malah Kai terbahak tawa yang keras, ia berupaya mengusap pipi Shadow yang

memerah tapi tangannya di tepis oleh sang kekasih.

Rasa kantuk Shadow menguap, matanya kini bersinar terang dan ia pun langsung duduk dengan tangan terlipat di dada.

“Aku harus menghukummu.” Ucap Shadow dengan tatapan hendak menghakimi pria bersurai putih yang sedang menyeringai.

Tampan ! Bagaimana aku bisa menghukum pria sesempurna ini, adanya dia pergi jika aku melakukan itu.

“Aku bisa kembali ke apartemen jika di sini aku

mengganggumu.” Kai bergerak hendak bangun dengan cepat Shadow menahan dada kekasihnya untuk kembali berbaring.

“Tidak.” Ucap Shadow tidak berdaya.

“Aku tidak bisa menghukummu.” Sambungnya tidak konsisten.

Gadis bersurai hitam dan ikal itu menggelengkan kepala, sejenak menatap raut wajah Kai.

“Tuhan, apa yang terjadi kepadaku ?” Shadow menangkup wajahnya.

“Kau kenapa, Shaw ?” Kai meraih tangan kekasihnya. Manik keduanya beradu dengan dalam.

Shadow mendengus kasar lalu memajukan bibirnya “Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, Kai. Semua logikaku beterbangan ketika berada di dekatmu. Jujur sekarang aku ingin berada di pelukanmu.”

Kai tertawa keras sambil menarik tangan Shadow, diikuti tubuh ringan kekasihnya mendarat diatas lengannya.

“Di sini tempatmu berada, mulai hari ini dan selamanya.”

Dada Shadow memanas dan bergemuruh hebat, sekarang sungguh ia tidak tahu bagaimana harus melewati malam dengan dada hangat yang mendekapnya erat.

“Aku berjanji tidak akan melakukan apapun, baby girl. Aku piawai melindungi banyak nyawa di tanganku, apalagi kehormatanmu. Andai itupun

terjadi, kita harus menikah keesokan harinya.” Ucap Kai dengan lancar mengatakan isi hatinya. Jika kembali ke 3 bulan lalu, ia tidak pernah

memikirkan bisa mengatakan menikah segampang ini.

“Menikah ?” Shadow bergumam nyaris berbisik.

“Ya, menikah, Shaw.” Sahutnya serius.

Shadow menggerakkan tubuh agar Kai melonggarkan pelukan eratnya, manik lautan itu menatapnya penuh cinta. Kerjapannya indah dengan helai bulu mata yang melengkung lebih sempurna, mengalahkan kelopak Shadow.

Sambil tersenyum dengan menggigit bibir bawahnya, Shadow menatap penuh puja kepada kekasihnya “Aku ingin menikah denganmu, Kai Navarro.”

...

alo kesayangan 💕,

aku kembali dengan Kai terlebih dulu..

Axel besok yah 😊

perlahan juga kesibukan anggota dewanku mulai berkurang..

semoga tetap konsisten agar novel barunya bisa release minggu depan.

jadi sering2 saja klik profilku, jika menyukai romansa semanis batang tebu, di Love agar dapat notifnya.. wkwkwkwkwk

dh itu aja,

happy weekend, y'all 💗

love,

D 😘

Terpopuler

Comments

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

menikah...?
hayuuuukk....

2021-05-27

0

alone

alone

uuuwwwaaauuuu baaappppeeeerrrr berasa bgt nuansa kasmaranny...y ampuuunnn g bs brenti semyum nih D...tanggungjwb lhoooo....
rasany senang...melayanggg...omg...

ap yg D rasain wkt nulis part ini....
atw D lg ngerasain yg sm heehee

sehat trs semangat trs
ditunggu kry slnjtny
sukses D real n halu life ny

2020-08-23

1

Aing Jay

Aing Jay

makasih dah up thor..
sehat terus dan semangat nulis nya..

asik.. besok giliran exel..

happy weekend too..

2020-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!