JUJUR

Ardi menghentikkan motornya  di depan Resto tempat dulu Nadia berulang tahu, gadis itu menyuruhnya untuk menjemput di sana.

 

 

Setelah menelpon dan mengabarkan dirinya sudah sampai, Ardi beranjak masuk menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

 

 

"Ar, gue mau ngomong." Gadis bernama Mita kemudian menghadangnya.

 

 

"Ngomong aja."

 

 

Mita menarik pemuda itu ke tempat yang agak sepi, suara musik di sana memang membuat mereka tidak bisa santai berbicara.

 

 

Dari foto-foto di dinding sepanjang Ardi lewati, pemuda itu akhirnya tau, bahwa Mita adalah anak dari pemilik Restoran ini. Beberapa bulan yang lalu saat mereka masih pacaran, gadis itu belum pernah mengajaknya ke tempat ini.

 

 

Keduanya berhenti di bawah tangga, jauh dari suara musik, juga dari lalu lalang para pegawai di sana.

 

 

"Lo pacaran sama Nadia?" Tanya Mita spontan.

 

 

Ardi tidak merasa terkejut, dia sudah menduga, gadis ini pasti akan membahas tentang hal itu, "iya," jawabnya singkat.

 

 

"Oh, bagus, gue ngajak balikan lo tolak, terus sekarang lo jadian sama Nadia, dia itu sepupu gue Ar, otak lo di mana?"

 

 

Ardi menghela napas, jika bukan karena permintaan Edo, dia juga tidak mungkin berada di posisi seserba salah ini.

 

 

"Udah ngomongnya?" Tanya Ardi dan gadis di hadapannya itu tampak diam, "yaudah gue pergi."

 

 

"Ar!"

 

 

Ardi yang nyaris beranjak pergi kembali menoleh, memperhatikan gadis itu yang tampak mengotak atik ponselnya.

 

 

Dan pemuda itu tidak menyangka saat Mita menarik lehernya dan mendaratkan ciuman di pipi, suara ckrek dari hp gadis itu membuat Ardi sadar, Mita telah menjebaknya.

 

 

"Buat manasin Nadia, biar dia tau, kalo cowoknya itu brengsek," ucap Mita memamerkan hasil jepretannya.

 

 

Ardi merebut hp gadis itu, membuat Mita reflek berusaha mengambilnya kembali, takut pemuda itu pasti akan menghapusnya.

 

 

Namun yang dilakukan sang mantan malah membuatnya terperangah tidak percaya, saat beberapa detik yang lalu pemuda itu menarik tengkuknya dan mendaratkan ciuman di bibir lalu memotretnya.

 

 

"Biar lebih panas." Ardi tersenyum miring pada gadis yang tampak syok di hadapannya, "kenapa, lo kangen sama ciuman gue," godanya kemudian.

 

 

Mita melengos dengan pipi bersemu merah, gadis itu kembali mengarahkan tatapan kesalnya sebelum kemudian seruan dari arah tangga membuat keduanya menoleh.

 

 

"Kalian ngapain?" Tanya Nadia.

 

 

Ardi kembali menoleh pada Mita, "reunian," candanya dan membuat Nadia yang tidak tau apa-apa kemudian tertawa.

 

 

***

 

 

Saat pulang ke rumah, Ardi tidak langsung masuk ke kamarnya sendiri, dia membuka kamar Karin tanpa mengetuk pintu hingga membuat gadis yang tengah duduk di kursi belajarnya itu menoleh terkejut.

 

 

Ardi mendudukan dirinya di ujung ranjang serba pink, yang dipenuhi dengan boneka, kemudian bertanya. "Udah pulang lo?"

 

 

Karin melengos, kembali mengalihkan perhatiannya pada buku di atas meja, "harusnya Karin yang nanya, udah pulang, Bang."

 

 

Ardi merebahkan tubuhnya, membiarkan kakinya menggantung di pinggir kasur, satu boneka berbentuk beruang ia ambil lalu ia benturkan ke  kepala.

 

 

Karin yang melihat itu jadi menggeleng, "ngapain sih, Bang. Kasian tau Tedy Karin," omelnya, beranjak dari duduk dan merebut boneka dari tangan abangnya.

 

 

Ardi mengambil satu boneka lagi yang berbentuk sapi, dan kembali direbut oleh gadis itu.

 

 

"Ini Momo, mau diapain," ucap Karin kemudian duduk di ujung ranjang.

 

 

"Ini siapa?" Tanya Ardi mengambil satu boneka berbentuk kucing, dan mengacungkannya.

 

 

"Itu Kity," jawab Karin, kembali merebut boneka dari Ardi saat pemuda itu akan meletakkannya di bawah kepala. "Jangan dijadiin bantal," omelnya kesal.

 

 

Ardi berdecak kesal, gue beneran macarin bocah masa?  boneka aja dinamain semua, ni anak nggak punya temen kali ya. Pikirnya.

 

 

"Tadi gue ketemu Mita, lo tau kan?" Tanya Ardi mulai bercerita.

 

 

Karin mengingat-ingat, "iya tau," ucapnya.

 

 

Dan Ardi menceritakan bahwa gadis itu berusaha menjebaknya dengan mengambil gambar ciuman di pipi untuk memanasi sepupunya. Nadia.

 

 

"Terus abang gimana?"

 

 

"Gue kesel lah, gue ambil hp dia."

 

 

"Dihapus?"

 

 

"Enggak, gue cium balik terus gue foto."

 

 

Karin yang menahan emosi mencoba bertanya. "Di mana?"

 

 

"Bibir," jawab Ardi enteng yang  membuat boneka beruang gadis itu mendarat di wajahnya.

 

 

"Abang punya otak nggak si, ngapain yang begitu diceritain sama Karin, abang pikir hati Karin tuh ban motor, yang kalo bocor bisa ditambal, keterlaluan ih."

 

 

"Ya niat gue kan mau jujur."

 

 

"Bukan jujur, itu mah emang abang aja yang buaya."

 

 

Ardi menghela napas, selain dikatai buaya, dua kali dalam seharian ini pemuda itu juga dituding tidak punya isi kepala oleh dua perempuan yang berbeda. Sebagai laki-laki harga dirinya di mana Ya Tuhan.

 

 

Ardi menegakkan tubuhnya, setengah bersila dengan satu kaki menghadap gadis itu. "Iya, iya, kalian yang suci gue yang penuh dosa," omelnya.

 

 

"Terus abang kesini mau apa?" Tanya Karin yang masih tampak emosi.

 

 

"Hapusin bekas ciuman gue."

 

 

Karin yang tidak tau lagi harus mengumpat apa hanya menghela napas, "kenapa abang nggak minta hapusin aja sama Mbak Nadia."

 

 

"Gue nggak bisa."

 

 

"Yaudah cuci mulut aja sendiri sana di kamar mandi." Karin jadi mengomel.

 

 

Ardi menggeleng. "Gue maunya lo yang hapusin," kukuhnya.

 

 

"Yaudah, yaudah iya." Karin mengambil selembar tisu di atas meja, dan menoyorkannya kasar pada bibir abangnya hingga kepala pemuda itu terdorong sedikit ke belakang.

 

 

"Set dah, kasarnya kamu Dek."

 

 

"Jangan bawel, nih udah kan," ucapnya setelah kembali mengusapkan benda di tangannya pada bibir merah sang abang.

 

 

"Masa gitu ngapusnya."

 

 

"Ya terus gimana?"

 

 

Ardi mencondongkan tubuhnya, dan dengan cepat melumat bibir gadis itu untuk menghapuskan bekas orang lain di sana, kemudian melompat mundur, berlari kabur setelah menghindari satu lemparan boneka dari gadis itu.

 

 

"Abang!!" Teriak Karin yang kembali melemparkan apa saja yang terjangkau oleh tangannya.

 

 

Setelah menutup pintu dan tertawa-tawa, Ardi berbalik dan mendapati ibunya berdiri dengan gelas berisi air menatap pemuda itu.

 

 

"Kalian tuh bisa nggak sih akur, hampir setiap hari ibu dengar kalian berantem terus," omel Marlina yang kebetulan lewat dan mendengar anak gadisnya berteriak.

 

 

Ardi menghampiri sang ibu, memeluknya dari samping, pemuda yang masih begitu amat manja itu membuat Marlina menggelengkan kepala.

 

 

"Ngapain lagi kalian? adu mulut, pukul-pukulan?" Tanya sang ibu, menolehkan kepala menatap putranya yang bergelayut manja di tubuhnya.

 

 

Ardi melepaskan pelukannya, mengambil gelas dari tangan sang ibu kemudian meminumnya. "Nggak sampe pukul-pukulan, Bu. Cuma adu mulut doang," ucapnya lalu tertawa pelan. "Kenapa ibu belum tidur?"

 

 

"Oh iya, sinetron ibu udah mulai nih pasti," dengan panik Marlina menyerahkan gelas pada putranya, "tolong isi lagi, terus anterin ke ibu," titahnya, kemudian setengah berlari menuju ruang tv.

 

 

Ardi berdecak, terkadang kecintaan ibunya terhadap tayangan sinetron semakin hari kian memprihatinkan.

 

 

Ardi menaruh gelas berisi air di atas meja, kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan sang ibu, ikut menolehkan kepala menonton adegan sinetron yang sedang romantis-romantisnya.

 

 

"Ibu tontonannya begitu, nggak takut kangen sama ayah," goda Ardi yang membuat Marlina malu sendiri.

 

 

"Eh iya, besok habis jenguk maminya Karin, sekalian mampir ke makam ayah kamu deh," ucap Marlina tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

 

 

"Bu, kalo Ardi kuliah di luar Negri boleh nggak?"

 

 

"Ya ibu mah tetserah kamu, kalo kamunya mau."

 

 

"Emangnya ibu kuat nggak ketemu aku?"

 

 

"Nggak salah itu nanyanya, kamu kali yang nggak kuat kalo nggak ketemu ibu."

 

 

"Kok ibu tau." Ardi tertawa.

 

 

"Kalo kamu merasa dengan kuliah di luar Negri bisa buat kamu seneng, ibu nggak apa-apa."

 

 

Ardi menghela napas, "Aku udah putusin, aku nggak mau kuliah di luar Negri," ucapnya, yang mendapatkan anggukan dari sang ibu dan membuatnya tersenyum.

 

 

Namun kita tidak pernah tahu, rencana Tuhan terkadang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan.

Ardi: Tampangnya Rohani, kelakuannya Rohalus.

Karin:Sumpain Bang Ar biar kena azab yuk Netizen.

***iklan***

 

 

Author: Mungkin nanti kedepannya agak ngaret monmaap ya. Sekalian nungguin komen banyak dulu dah biar imajinasinya mengalir.

 

 

Netizen:kapan Ardi keluar negrinya thor lama amat.

 

 

Author: gue disini menyuguhkan alur lambat ya, nggak buru-buru, santai aja, nikmatin aja lah.

 

 

Netizen: thor kalo ada yg komen negatif jangan marah napa, kan biar tulisan author makin seru.

 

 

Author: sebenernya gue tuh nggak marah, cuman hati gue yang selembut kapas ini merasa terluka aja gitu. Boleh kok komen kritik saran, tapi bahasanya yang sopan lah. Gue juga bisa terima .

 

 

Makasih buat antusias kalian, komentar lucu kalian bikin aku bahagia, nggak pernah aku semangat nulis sampai sejauh ini, oh my boss aja dulu berkali kali hiatus karena nggak ada yg komen, beneran dah. Kalian luar biasa.

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

moemoe

moemoe

Nolak2 gk da perasaan tpi ciuman jlan terus ya Ar?? 😂

2023-12-18

0

Diyah Saja

Diyah Saja

si ibu mah gak tau aja yg di makst bang ar adu mulut yg kyak gimana 🤣

2023-11-04

0

Hana Moe

Hana Moe

woooowwww gila men😄😄😄😄

2022-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 PERKENALAN
2 DUNIA KARIN
3 NGGAK PEKA
4 RIBET
5 SEPIK
6 BERONTAK
7 ACARA
8 TRUTH OR DRINK
9 MELELEH
10 ADA RASA
11 JADIAN
12 MY FIRST LOVE
13 RENCANA
14 MALAM MINGGU
15 JUJUR
16 BOLOS
17 CAST PEMAIN
18 MAHLUK KECIL
19 SEPI
20 PUTUS
21 DUNIA MANTAN
22 MASIH SAYANG
23 PATAH HATI
24 PACAR
25 MALAM MINGGU 2
26 LUKA
27 COBA TEBAK
28 CURHAT
29 MENGHINDAR
30 PERTEMUAN
31 JANJI
32 KENYATAAN
33 KESEPAKATAN
34 LIBURAN
35 LIBURAN 2
36 LIBURAN 3
37 SEANDAINYA
38 CANDU
39 GAME
40 AMAN
41 PERTANYAAN
42 SADAR DIRI
43 INGKAR
44 PILIHAN
45 DUNIA JUSTIN, NENA
46 TERSENYUM
47 MOMEN
48 MOMEN 2 (HARI IBU)
49 MOMEN 3 (KANGEN)
50 TAKUT
51 SAKIT
52 MARAH
53 GRUP WA
54 (MOMEN) MALAM TAHUN BARU
55 TUGAS DADAKAN
56 MAMI
57 DUNIA IPANG
58 PULANG
59 SALES BAPER
60 AYAH 2
61 PERGI
62 KEHILANGAN
63 PROSES
64 PULANG
65 CANDU 2
66 PERMAINAN
67 KACAU
68 PEMILIK HATI
69 MENGHINDAR
70 CURIGA
71 KEMBALI
72 PESTA
73 CEMBURU
74 DUNIA IPANG 2
75 MAAF
76 TERUNGKAP
77 SUSUN STRATEGI
78 BERKUNJUNG
79 TERNYATA
80 NUNGGUIN YA?
81 TENTANG MAYA
82 OH NINO
83 AGUNG—ALYA
84 TRIK
85 LULUS
86 DERITA MAYA
87 JUJUR
88 DUNIA SI KEMBAR
89 SAH?? SAH!!
90 RENCANA
91 CANDU BARU
92 ADAPTASI
93 DILEMA
94 CINTA MAYA
95 ADAPTASI 2
96 HARAPAN
97 IPANG - LISA
98 CANDU BARU 2
99 NASIHAT
100 SENDIRI
101 TAMU
102 AGUNG-ALYA 2
103 Memulai
104 DUNIA SI KEMBAR 2
105 BERANI
106 CEMBURU
107 TAMU BULANAN
108 UDAH BELUM?
109 MASA LALU
110 PANIK
111 BERITA BAHAGIA
112 DUNIA AGUNG 1
113 DUNIA AGUNG 2
114 KALUT
115 UNGKAPAN
116 DISKUSI
117 PENDAPAT
118 DUNIA AGUNG 3
119 DILEMA
120 KEPUTUSAN
121 PILIHAN 2
122 KELUARGA
123 OBROLAN
124 MANIS
125 UJIAN
126 LIBURAN
127 GAME
128 PANTAI
129 MALAM
130 DUA GARIS
131 STATUS
132 AKHIR BAHAGIA
133 Boncap. NGIDAM
134 Bonchap. Buronan mitoha
135 Bonchap. KELUARGA
136 Bonchap. Makhluk kecil 2
137 Bonus foto
138 Info Giveaway di Instagram
139 Po Kaos
140 Novel Satu Atap (Nino Nakula)
141 Buronan Mitoha Reborn
142 Bonus chapter Ng
143 Promo novel gratis
144 KAIRAN
145 p r o m o novel gratis
Episodes

Updated 145 Episodes

1
PERKENALAN
2
DUNIA KARIN
3
NGGAK PEKA
4
RIBET
5
SEPIK
6
BERONTAK
7
ACARA
8
TRUTH OR DRINK
9
MELELEH
10
ADA RASA
11
JADIAN
12
MY FIRST LOVE
13
RENCANA
14
MALAM MINGGU
15
JUJUR
16
BOLOS
17
CAST PEMAIN
18
MAHLUK KECIL
19
SEPI
20
PUTUS
21
DUNIA MANTAN
22
MASIH SAYANG
23
PATAH HATI
24
PACAR
25
MALAM MINGGU 2
26
LUKA
27
COBA TEBAK
28
CURHAT
29
MENGHINDAR
30
PERTEMUAN
31
JANJI
32
KENYATAAN
33
KESEPAKATAN
34
LIBURAN
35
LIBURAN 2
36
LIBURAN 3
37
SEANDAINYA
38
CANDU
39
GAME
40
AMAN
41
PERTANYAAN
42
SADAR DIRI
43
INGKAR
44
PILIHAN
45
DUNIA JUSTIN, NENA
46
TERSENYUM
47
MOMEN
48
MOMEN 2 (HARI IBU)
49
MOMEN 3 (KANGEN)
50
TAKUT
51
SAKIT
52
MARAH
53
GRUP WA
54
(MOMEN) MALAM TAHUN BARU
55
TUGAS DADAKAN
56
MAMI
57
DUNIA IPANG
58
PULANG
59
SALES BAPER
60
AYAH 2
61
PERGI
62
KEHILANGAN
63
PROSES
64
PULANG
65
CANDU 2
66
PERMAINAN
67
KACAU
68
PEMILIK HATI
69
MENGHINDAR
70
CURIGA
71
KEMBALI
72
PESTA
73
CEMBURU
74
DUNIA IPANG 2
75
MAAF
76
TERUNGKAP
77
SUSUN STRATEGI
78
BERKUNJUNG
79
TERNYATA
80
NUNGGUIN YA?
81
TENTANG MAYA
82
OH NINO
83
AGUNG—ALYA
84
TRIK
85
LULUS
86
DERITA MAYA
87
JUJUR
88
DUNIA SI KEMBAR
89
SAH?? SAH!!
90
RENCANA
91
CANDU BARU
92
ADAPTASI
93
DILEMA
94
CINTA MAYA
95
ADAPTASI 2
96
HARAPAN
97
IPANG - LISA
98
CANDU BARU 2
99
NASIHAT
100
SENDIRI
101
TAMU
102
AGUNG-ALYA 2
103
Memulai
104
DUNIA SI KEMBAR 2
105
BERANI
106
CEMBURU
107
TAMU BULANAN
108
UDAH BELUM?
109
MASA LALU
110
PANIK
111
BERITA BAHAGIA
112
DUNIA AGUNG 1
113
DUNIA AGUNG 2
114
KALUT
115
UNGKAPAN
116
DISKUSI
117
PENDAPAT
118
DUNIA AGUNG 3
119
DILEMA
120
KEPUTUSAN
121
PILIHAN 2
122
KELUARGA
123
OBROLAN
124
MANIS
125
UJIAN
126
LIBURAN
127
GAME
128
PANTAI
129
MALAM
130
DUA GARIS
131
STATUS
132
AKHIR BAHAGIA
133
Boncap. NGIDAM
134
Bonchap. Buronan mitoha
135
Bonchap. KELUARGA
136
Bonchap. Makhluk kecil 2
137
Bonus foto
138
Info Giveaway di Instagram
139
Po Kaos
140
Novel Satu Atap (Nino Nakula)
141
Buronan Mitoha Reborn
142
Bonus chapter Ng
143
Promo novel gratis
144
KAIRAN
145
p r o m o novel gratis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!