Isabella tidak kunjung kembali sampai keesokan harinya, Aisnley semakin gelisah dibuatnya. Racun itu adalah racun mematikan yang akan bereaksi dalam 2 jam, jika Isabella tidak kunjung kembali maka jawabannya hanya satu yakni ia telah tiada sekarang.
Aisnley tidak bisa berfikir jernih. Ia meminta izin kepada pamannya untuk tidak masuk kerja dan pergi mencari Isabella, Aisnley mencarinya ke setiap sudut desa. Tetapi ia tidak menemukan Isabella di mana pun, bahkan ia mengecek semua penginapan dan hasilnya nihil. Isabella tidak bisa ia temukan.
Aisnley seperti kehilangan jiwanya. Ia berdiam diri di sebuah gang sempit dan menangis sekencang-kencangnya di sana, ia mengutuk dirinya karena terlalu terobsesi dengan rasa takut sampai akhirnya ia telah membunuh seorang pria yang tidak bersalah.
Aisnley tidak menyerah begitu saja. Ia terus mencari keberadaan Isabella, walau pun hasilnya masih tetap sama. Hingga tidak terasa 15 hari telah berlalu. Aisnley kali ini syok berat bahkan sudah benar-benar putus asa untuk mencari Isabella lagi.
"Gadis pemasak." seseorang berteriak dari belakang Aisnley, dan suara itu sama sekali tidak asing di telinganya. Dengan cepat Aisnley menoleh ke belakang, dan di sanalah berdiri Isabella yang menggunakan pakaian berlumuran darah.
"Kau …." Aisnley menyentuh pipi Isabella dengan tangan gemetar. Melihat pakaian Isabella yang berlumuran darah, Aisnley berfikir jika jiwa Isabella yang telah tiada datang padanya untuk balas dendam.
"Habisi saja aku, ambillah hidupku. Tapi tolong maafkan aku, aku tidak bermaksud membunuhmu. Ketakutanku kepada pria membuat akal sehatku lenyap dan meracuni makananmu sampai kau tiada, ini salahku, huwa …." Tangis Aisnley pecah seketika.
"Kau ini bicara apa? siapa yang tiada? aku masih hidup dan sekarang baik-baik saja. Lihat! aku berdiri didepanmu sekarang, apa yang kau pikirkan?" tanya Isabella. Ia berusaha menahan diri untuk tidak tertawa.
"Bagaimana bisa kau masih hidup setelah memakan makanan beracun? aku sendiri yang membuat racun mematikan itu lalu kau memakannya. Rasanya tidak mungkin kau akan baik-baik saja, Kau pasti bercanda 'kan?"
"Untuk apa aku bercanda dengan maut? mungkin saja kau salah meletakan racun maka dari itu aku baik-baik saja saat ini, makanan itu rasanya sangat enak dan tidak terasa ada racun di sana."
"Lalu selama ini kau ke mana saja? aku mencari mu ke setiap sudut desa sejak hari. Tapi sayangnya, kau tidak ada di mana pun."
"Setelah hari itu aku pergi berburu beberapa monster kecil ditengah padang pasir. Dab aku baru saja kembali hari ini," jelas Isabella seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Aisnley tersenyum bahagia sambil meneteskan airmata, ia terus mengucapkan kata syukur lalu memeluk Isabella. Sebenarnya Isabella merasakan racun itu di waktu racunnya bereaksi. Akan tetapi bukan Isabella namanya jika mati hanya karena racun, ia sangat mengenal racun bahkan tubuhnya kebal akan racun. Oleh karena itu, racun Aisnley tidak berhasil merengut nyawanya.
Setelah kejadian itu Aisnley mengubah pandangannya tentang pria, Isabella adalah satu-satunya pria yang memperlakukan Aisnley layaknya manusia. Selama ini ia hidup sambil menyimpan perasaan benci kepada semua pria yang ia lihat, bahkan jumlah pria yang mati ditangannya sudah tak terhitung lagi.
"Selamat pagi Aisnley," sapa Isabella saat memasuki rumah Aisnley.
"Wah! All-Allred. Pa-pagi juga," balas Aisnley. Ia terkejut sampai merasa gugup dengan kedatangan Isabella.
"Kau membuat racun lagi?" tanya Isabella melihat ruang tamu Aisnley yang sangat berantakan, bahkan kapal pecah tidak seberantakan ini.
"Ini hanyalah hobiku saja. Lagi pula setelah mengundurkan diri dari kedai paman, aku jadi banyak waktu luang yang membosankan," jawabnya.
"Mari buat bersama. Aku sedikit tahu tentang racun," ajak Isabella membuat Aisnley mengangguk dengan cepat, walau pun ia merasa sedikit canggung berada didekat Isabella.
"Berani sekali wanita beracun itu mendekati tuan, bahkan aku yang lebih dulu mengenalnya tidak pernah sedekati itu dengan Tuan Allred. Aku ingin sekali mencabik-cabik wanita itu," batin Fil yang melihat semua adegan itu dari tempat persembunyiannya.
Tiba-tiba angin berhembus sangat kencang, Aisnley melihat keluar jendela selama beberapa saat lalu ia menutup semua jendela, pintu, dan beberapa ventilasi rumah.
"Ada apa?" tanya Isabella. Ia bingung melihat Aisnley merasa gelisah.
"Pasir berjalan telah datang," jawab Aisnley.
Mendengar ucapan Aisnley membuat jiwa penasaran Isabella meronta-ronta. Inilah yang ia nantikan selama ini, sabella ingin sekali melihat seperti apa bentuk dari pasir berjalan yang menjadi dasar dari nama desa ini.
"Aku akan melihat pasir itu." Isabella dengan cepat berlari keluar rumah bahkan Aisnley tidak sempat menghentikannya.
Selang 2 jam kemudian, angin kencang itu hilang dan semuanya kembali normal. Begitu juga dengan Isabella, ia kembali dengan wajah ditekuk sangat jelek.
"Orang kuno sialan. Apanya yang pasir berjalan, itu jelas-jelas adalah badai pasir," Isabella berteriak kesal dalam hati.
Sia-sia sudah ia keluar dari dalam rumah untuk melihat bentuk dari pasir berjalan tersebut. Hampir saja Isabella mati karena badai pasir itu, beruntung ada seorang warga desa yang menawarkannya masuk ke dalam rumah mereka.
*****
Setelah beberapa hari berlalu, pria berandalan yang Isabella serang di kedai waktu itu, kini datang ke rumah Aisnley untuk meminta maaf setelah mereka tau Isabella berasal dari Guild kelinci..
Isabella memaafkan mereka dengan syarat jangan mengganggu Aisnley lagi, dan mereka langsung setuju. Dengan begitu Isabella bisa menghabiskan hari-harinya di desa pasir berjalan dengan tenang.
Rutinitas Isabella di desa pasir berjalan hanyalah menemani Aisnley pergi mencari bahan-bahan untuk membuat racun. Tidak lupa berkat bantuan Isabella dalam meracik racun, Aisnley berhasil membuat racun baru yang lebih mematikan lagi dari racun-racun sebelumnya.
Kini sudah genap 6 bulan Isabella berpetualang, dan tibalah saatnya bagi Isabella untuk pergi meninggalkan desa pasir berjalan. Ia menerima surat dari Guild kelinci untuk kembali secepatnya ke desa batu hitam, surat itu dikirim atas permintaan Jasper. March mengirim surat itu menggunakan burung khusus, burung itu bisa menemukan Isabella entah di mana pun ia berada dengan sedikit sihir pelacak.
"Apa kau benar-benar akan pergi?" Aisnley merasa sangat sedih. Namun ia tetap menahan airmatanya agar tidak menetes, ia sangat keberatan akan kenyataan di mana Isabella harus pergi meninggalkannya.
"Aku harus pergi secepatnya. Adikku sangat membutuhkanku dan aku tidak bisa mengabaikan hal itu," jawab Isabella sambil mengemas barang-barangnya.
Setelah mengemasi semua barangnya. Isabella mendekati Aisnley dan mengacak rambut gadis itu seraya berkata, "Sampai jumpa lagi, Master ahli racun Aisnley."
Isabella menarik kembali tangannya lalu ia beranjak keluar rumah Aisnley. Setelah itu Aisnley dengan cepat langsung mengemaskan semua barangnya juga, ia bertekad akan mengikuti Isabella ke mana pun ia pergi.
"Apanya yang sampai jumpa. Aku tidak akan tinggal diam di sini saja, dan menunggu pertemuan kita berikutnya yang entah kapan akan terjadi. Kau mungkin lupa bahwa aku adalah gadis yang tidak bisa menunggu," batin Aisnley.
Ia mengunci rumahnya dan pergi menyusul Isabella secepatnya, ia tidak tau dari mana Isabella berasal maka dari itu ia tidak bisa kehilangan jejak Isabella. Ini pertama kalinya dalam hidup Aisnley mengikuti seseorang setelah kedua orang tuanya meninggal.
*****
Bersambung.
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
AbC Home
buntut isabella jd panjang
2022-11-12
2
Nina Mocha
kok jadi nya lucu... Isabella jadi banyak yg ikutin... 🤭
2022-09-27
5
C1nt4
lanjuut
2022-09-26
1