Bab 2 masalah tak terduga

Isabella merasa sangat beruntung dengan sisa uang yang ada, ia bisa membeli sebuah cincin yang dilengkapi dengan kekuatan magis. Awalnya ia sama sekali tidak ingat jika didalam novel ini masih banyak orang yang menggunakan sihir, salah satunya sihir penyamaran.

Dengan begitu Isabella tidak perlu bersusah payah membuat penyamaran sedetail mungkin, karena dengan cincin ini ia hanya perlu membayangkan penyamaran seperti apa yang di inginkannya dan itu akan langsung terwujud. Tapi sayangnya, dalam satu cincin setiap orang hanya bisa menyamar dalam satu penyamaran saja. 

Setelah semua penyamaran selesai, Isabella langsung bergegas kembali ke Guild kelinci itu. Seingatnya jika ingin menjadi kesatria bayaran, semua orang harus mendaftar sebagai kesatria bayaran terlebih dahulu, entah itu berlaku dalam novel ini atau tidak.

"Permisi, apa aku bisa mengambil satu misi di sini?" tanya Isabella pada pria yang duduk dimeja penerima tamu.

"Tunjukan kartu identitasmu dulu," jawab pria itu dengan ketusnya.

"Aku belum punya kartu."

"Yang benar saja, kesatria bayaran mana yang tidak punya kartu, huh?"

"Hei, nak. Jika ku lihat dari tinggi badanmu, kau ini pasti belum dewasa. Alangkah baiknya kau pergi dari sini dan carilah pekerjaan lain, pekerjaan ini terlalu berbahaya untukmu," ejek seorang pria yang baru saja datang. Ia terlihat cukup hebat dari postur tubuh dan juga bros emas berbentuk bintang dibajunya.

Bros emas berbentuk bintang itu menandakan tingkatannya, tentara bayaran memiliki banyak tingkatan mulai dari, besi, tembaga, perak, emas, permata, ruby sampai tingkatan berlian. Bros tingkat berlian umumnya hanya dimiliki oleh para kesatria bayaran elit. Itu lah yang pernah dijelaskan dalam novel.

"Filton, katakan kau ingin mengambil misi yang mana?" tanya pria itu beralih pada Filton. Yang menarik perhatian Isabella adalah sikap ketusnya yang tidak berubah, sikapnya itu bisa membuktikan jika dia bukanlah seorang penjilat yang membeda-bedakan status orang lain.

"Kau masih saja tidak berubah, March. Kalau begitu tolong berikan aku misi yang sedikit lebih tinggi, aku berniat naik tingkat lagi," jawab pria itu.

Pria bernama March itu dengan cepat mengambil selembar kertas lalu diberikan pada Filton, Filton membaca kertas itu selama beberapa saat lalu beranjak pergi.

"Jika aku ingin memiliki kartu identitas, aku harus melakukan apa?" tanya Isabella lagi pada March.

"Tentu saja berburu. Tapi bagaimana kau bisa berburu, jika belati saja kau tidak punya," jawab March.

Isabella baru sadar karena terlalu sibuk memikirkan penyamaran, ia sampai lupa membeli pisau atau belati. Tapi ia bingung harus bagaimana karena sekarang Isabella sudah tidak punya uang lagi, jika saat ini tidak menghasilkan uang maka ia sendiri tidak bisa makan nanti malam.

"Jangan bingung begitu." March mengeluarkan sebuah pisau dapur dari lacinya dan memberikan pisau itu pada Isabella, "Kau boleh bawa pisau itu dan kembalikan sebelum jam makan malam, karena istriku harus menggunakan pisau itu untuk memotong daging."

Isabella tidak menyangka jika pria bernama March itu akan sebaik ini padanya. Walau pun begitu, berburu dengan pisau dapur sebenarnya agak mengherankan. Tapi menggunakan pisau dapur jauh lebih bagus, dari pada tidak membawa apa-apa.

*****

Isabella sudah berjalan hampir 2 jam. Tapi, tidak menemukan tanda-tanda monster disekitar hutan ini. Dari alur novel yang pernah ia baca, warga desa ini sering diganggu oleh monster serigala merah yang besarnya 2 kali lipat dari serigala biasa.

"Kya ...." Suara teriakan seorang wanita terdengar jelas tidak jauh dari tempatnya berdiri, tanpa berfikir panjang ia pun langsung bergegas mencari lokasi teriakan itu.

Sesampainya di sana ia melihat ada 3 goblin yang sedang menggoyang pohon, sementara di atas pohon itu ada seorang gadis berusia kisaran 8 tahun. Di novel aslinya jarang sekali ada goblin yang berkeliaran seperti ini, dan sekarang mereka bukan hanya berkeliaran saja. Padahal Isabella sangat membenci goblin karena wajah mereka itu sangat jelek.

Namun, Isabella cukup beruntung saat ini, karena ia hanya bertemu dengan goblin yang tidak cerdas. Jika mereka adalah goblin yang cerdas, maka seharusnya jika ingin berburu setidaknya mereka membawa peralatan berburu.

Karena telah tenggelam dalam pikirkannya sendiri Isabella sampai tidak sempat memperhatikan gadis itu, guncangan yang semakin kencang berhasil membuat pegangan gadis itu lepas. Saat gadis itu terjatuh, Isabella dengan cepat berlari mendekat dan hap! ia berhasil menangkapnya. Setelah itu Isabella menurunkan gadis kecil itu di tempat yang tidak jauh dari para goblin.

"Larilah ke desa," perintah Isabella pada gadis itu, gadis itu mengangguk dan langsung berlari menjauh.

Lalu Isabella mengayunkan pisau yang ada ditanganbya dengan cepat ke arah para goblin yang bodoh itu, dan siapa sangka pisau dapur itu sangat tajam, dalam sekali tebas saja kepala goblin itu langsung terlepas dari badannya. Bau darahnya sedikit tidak sedap, dan ini membuat Isabella mendadak mual. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus bertahan sampai semua goblin ini mati.

Membunuh 3 goblin bodoh itu tidak membutuhkan waktu lama, karena saking bodohnya mereka sama sekali tidak menghindar dari serangan Isabella. Setelah semuanya selesai Isabella yang mata duitan itu kembali berfikir, akan berapa banyak uang yang akan ia dapatkan dengan 3 goblin bodoh ini.

*****

"Apa? kau meminjamkan pisau seharga 5.000 koin emas itu pada seorang kesatria bayaran amatir, apa kau gila? bagaimana jika dia menjual pisau itu setelah tau dia nilai jualnya, huh?" kesal Martini kepada suaminya, March.

"Aku tidak pernah salah dalam menilai orang, jelas sekali jika pria itu adalah anak yang baik. Percayalah padaku." March berusaha menyakinkan sang istri.

"Hmph!" Martini yang kecewa, langsung mengalihkan pandangannya dari March.

Tak terasa hari sudah petang dan Isabella yang menyamar masih belum menampakan diri, March mulai diselimuti perasaan gelisah karena sang istri sudah sejak tadi mengabaikannya. Jauh didalam hatinya, March mulai meragukan Isabella. Tapi, tatapan mata Isabella tadi  membuat March tidak bisa untuk tidak percaya padanya.

"Aku kembali," ucap Isabella yang baru saja kembali dengan nafas yang tidak teratur, jelas sekali ia terlihat sangat kelelahan.

"Terima kasih atas pisaunya, saya sudah membersihkannya di sungai sebelum kembali," lanjut Isabella seraya meletakan pisau Martini di atas meja.

Baru saja pisau itu diletakan, Martini dengan cepat mengambil pisau tersebut dan memeriksanya dengan seksama, "Kenapa pisaunya sebau ini?" 

"Aku menggunakannya untuk berburu," jawab Isabella salah tingkah.

"Memangnya apa yang ka …."

"Itu dia!" teriak seorang pria lain menunjuk Isabella. "Dia adalah orang yang mencuri buruanku."

Perhatian semua orang yang ada di guild itu tertuju pada Isabella, kecuali March, ia menatap tajam kearah pria yang menuduh Isabella tersebut.

"Apa maksud dari perkataanmu itu? jelas-jelas aku tidak mencuri buruanmu bahkan aku tidak mengenalmu," balas Isabella.

"Penjahat mana yang mau mengakui kejahatannya. Jelas sekali jika aku yang menebas para goblin itu dengan pedangku sendiri, lalu sementara aku tertidur karena kelelahan, kau dengan cepat langsung mengambil buruanku sebelum aku terbangun," sanggah pria itu.

"Bagaimana kau bisa tau aku yang mengambilnya sementara kau tertidur?"

"Bawa dia kemari," perintah pria itu pada bawahannya, tak lama bawahannya kembali bersama seorang gadis. Isabella mengenal wajah gadis itu dengan baik, karena gadis itu adalah gadis yang ia selamatkan dari para goblin.

"Dia adalah saksinya," jawab pria itu merangkul gadis tersebut. Gadis itu terlihat ketakutan, ia seperti diancam untuk memberikan kesaksian palsu.

"Benar saja, pria itu bahkan tidak memiliki peralatan berburu sama sekali."

"Ia terlihat seperti bukan kesatria bayaran, rasanya sulit dipercaya dia adalah kesatria bayaran bahkan bros tingkat rendah saja dia tidak punya, lalu bagaimana dia bisa membunuh goblin?"

"Pria itu terlihat miskin, dia pasti benar-benar mencuri."

Semua tentara bayaran di sekitar mereka mulai menjelek-jelekan Isabella, sementara Isabella yang bahkan tidak bisa membuktikan jika goblin itu benar-benar diburu olehnya mulai dilanda merasa cemas.

****

Bersambung ...

Silahkan tinggalkan jejak, dan selalu dukung author karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

R@3f@d lov3😘

R@3f@d lov3😘

aq sukaaaaaaaa 😘😘 kak

2022-12-01

2

AbC Home

AbC Home

like

2022-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal yang baru
2 Bab 2 masalah tak terduga
3 Bab 3 Kebencian pada semua tokoh antagonis
4 Bab 4 Rencana licik Aretha
5 Bab 5 Audrey
6 Bab 6 Suni dan Beruang
7 Bab 7 Kegemparan baru
8 Bab 8 Kasihan Audrey
9 Bab 9 Pembalasan Aretha.
10 Bab 10 Monster bawah tanah
11 Bab 11 Jasper dan kemampuan tak terduga
12 Bab 12 Proses penyembuhan yang rumit
13 Bab 13 Pria tampan dari rumah bunga
14 Bab 14 Kepergian Isabella
15 Bab 15 Tujuan pertama, Desa Elf.
16 Bab 16 Isabella manusia yang jahat?
17 Bab 17 Fil melarikan diri
18 Bab 18 Gadis beracun
19 Bab 19 Penyesalan dan ketakutan Aisnley
20 Bab 20 Akting terbaik dari Jasper
21 Bab 21 Utusan dari kediaman Abraham
22 Bab 22 Kehilangan Isabella.
23 Bab 23 Penyerangan terhadap Isabella
24 Bab 24 Putri yang tidak diakui
25 Bab 25 Tertangkap basah
26 Bab 26 Misi sulit di kediaman bangsawan.
27 Bab 27 Jatuh dari ketinggian
28 Bab 28 Jeritan dalam hati
29 Bab 29 Isabella kok di lawan.
30 Bab 30 kalian yang akan menyesal bukan aku.
31 Bab 31 Kenyataan pahit untuk Luca.
32 Bab 32 Apakah Isabella akan membentuk tim?
33 Bab 33 Achlys
34 Bab 34 Aroma jasmine
35 Bab 35 Tertusuk tombak
36 Bab 36 Anak kembar berulah lagi
37 Bab 37 Amarah Zelene
38 Bab 38 Lupakan tentang Allred
39 Bab 39 Pamela
40 Bab 40 Persiapan untuk Isabella
41 Bab 41 Ingatan dan cangkir teh
42 Bab 42 Selamat datang
43 Bab 43 Hari pertama di kediaman Abraham
44 Bab 44 Ini keinginan ayahmu
45 Bab 45 Rencana B
46 Bab 46 Arti dari kata menderita
47 Bab 47 Bangunan sebelah timur
48 Bab 48 Pengkhianatan
49 Bab 49 Penghancur hadiah
50 Bab 50 Toko kue kenangan.
51 Bab 51 Pedang bulan sabit
52 Bab 52 Insiden di pesta teh
53 Bab 53 Elena dan serbuk racunnya.
54 Bab 54 Jangan-jangan itu Isabella
55 Bab 55 Tidak bisa berpikir untuk pergi
56 Bab 56 Selina, sih kadal perusak gaun.
57 Bab 57 Kakak ku yang polos.
58 Bab 58 Kebenaran yang Cedric dapatkan.
59 Bab 59 Kesempatan dalam kesempitan
60 Bab 60 Kecemasan.
61 Bab 61 Charlize tumbang.
62 Bab 62 Baron gemuk
63 Bab 63 Upacara pernikahan Vanessa
64 Bab 64 Kedua istri Martin.
65 Bab 65 salah paham dalam perjodohan.
66 Bab 66 Apalah artinya cinta
67 Bab 67 Samantha oh Samantha
68 Bab 68 Hadiah untuk Ayana
69 Bab 69 Elena bergerak cepat.
70 Bab 70 Tanda hitam
71 Bab 71 Tidak sengaja bertemu
72 Bab 72 Ini tidak pernah terjadi
73 Bab 73 Wanita pemabuk yang aneh.
74 Bab 74 Sandiwara yang terlihat nyata.
75 Bab 75 Memberikan dia keadilan.
76 Bab 76 Isabella masuk berita.
77 Bab 77 Kalian sangat menderita
78 Bab 78 Perjamuan
79 Bab 79 Jangan sampai terjadi apapun
80 Bab 80 Sosok di balik penyerangan itu.
81 Bab 81 Tertangkap.
82 Bab 82 Menyembunyikan kebenaran.
83 Bab 83 Mendapatkan keadilan.
84 Bab 84 Menanggung kesalahannya.
85 Bab 85 Identitas Samantha
86 Bab 86 Mana mungkin berani menolak.
87 Bab 87 Ciuman selamat malam.
88 Bab 88 Cemburu
89 Bab 89 Penebusan.
90 Bab 90 Gula atau bubuk cabai
91 Bab 91 Bukan terang bulan.
92 Bab 92 Merpati pembawa kutukan.
93 Bab 93 Segala kemungkinan yang ada.
94 Bab 94 Suasana hati Edmund memburuk.
95 Bab 95 Berada dalam bahaya
96 Bab 96 Akhir dari Zelene
97 Bab 97 Jatuh ke laut
98 Bab 98 Isabella dalam mimpi
99 Bab 99 Jangan salahkan aku
100 Bab 100 Achlys resmi bubar.
101 Bab 101 Tidak pantas untuk Vanessa
102 Bab 102 END
103 Pesan Author
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Awal yang baru
2
Bab 2 masalah tak terduga
3
Bab 3 Kebencian pada semua tokoh antagonis
4
Bab 4 Rencana licik Aretha
5
Bab 5 Audrey
6
Bab 6 Suni dan Beruang
7
Bab 7 Kegemparan baru
8
Bab 8 Kasihan Audrey
9
Bab 9 Pembalasan Aretha.
10
Bab 10 Monster bawah tanah
11
Bab 11 Jasper dan kemampuan tak terduga
12
Bab 12 Proses penyembuhan yang rumit
13
Bab 13 Pria tampan dari rumah bunga
14
Bab 14 Kepergian Isabella
15
Bab 15 Tujuan pertama, Desa Elf.
16
Bab 16 Isabella manusia yang jahat?
17
Bab 17 Fil melarikan diri
18
Bab 18 Gadis beracun
19
Bab 19 Penyesalan dan ketakutan Aisnley
20
Bab 20 Akting terbaik dari Jasper
21
Bab 21 Utusan dari kediaman Abraham
22
Bab 22 Kehilangan Isabella.
23
Bab 23 Penyerangan terhadap Isabella
24
Bab 24 Putri yang tidak diakui
25
Bab 25 Tertangkap basah
26
Bab 26 Misi sulit di kediaman bangsawan.
27
Bab 27 Jatuh dari ketinggian
28
Bab 28 Jeritan dalam hati
29
Bab 29 Isabella kok di lawan.
30
Bab 30 kalian yang akan menyesal bukan aku.
31
Bab 31 Kenyataan pahit untuk Luca.
32
Bab 32 Apakah Isabella akan membentuk tim?
33
Bab 33 Achlys
34
Bab 34 Aroma jasmine
35
Bab 35 Tertusuk tombak
36
Bab 36 Anak kembar berulah lagi
37
Bab 37 Amarah Zelene
38
Bab 38 Lupakan tentang Allred
39
Bab 39 Pamela
40
Bab 40 Persiapan untuk Isabella
41
Bab 41 Ingatan dan cangkir teh
42
Bab 42 Selamat datang
43
Bab 43 Hari pertama di kediaman Abraham
44
Bab 44 Ini keinginan ayahmu
45
Bab 45 Rencana B
46
Bab 46 Arti dari kata menderita
47
Bab 47 Bangunan sebelah timur
48
Bab 48 Pengkhianatan
49
Bab 49 Penghancur hadiah
50
Bab 50 Toko kue kenangan.
51
Bab 51 Pedang bulan sabit
52
Bab 52 Insiden di pesta teh
53
Bab 53 Elena dan serbuk racunnya.
54
Bab 54 Jangan-jangan itu Isabella
55
Bab 55 Tidak bisa berpikir untuk pergi
56
Bab 56 Selina, sih kadal perusak gaun.
57
Bab 57 Kakak ku yang polos.
58
Bab 58 Kebenaran yang Cedric dapatkan.
59
Bab 59 Kesempatan dalam kesempitan
60
Bab 60 Kecemasan.
61
Bab 61 Charlize tumbang.
62
Bab 62 Baron gemuk
63
Bab 63 Upacara pernikahan Vanessa
64
Bab 64 Kedua istri Martin.
65
Bab 65 salah paham dalam perjodohan.
66
Bab 66 Apalah artinya cinta
67
Bab 67 Samantha oh Samantha
68
Bab 68 Hadiah untuk Ayana
69
Bab 69 Elena bergerak cepat.
70
Bab 70 Tanda hitam
71
Bab 71 Tidak sengaja bertemu
72
Bab 72 Ini tidak pernah terjadi
73
Bab 73 Wanita pemabuk yang aneh.
74
Bab 74 Sandiwara yang terlihat nyata.
75
Bab 75 Memberikan dia keadilan.
76
Bab 76 Isabella masuk berita.
77
Bab 77 Kalian sangat menderita
78
Bab 78 Perjamuan
79
Bab 79 Jangan sampai terjadi apapun
80
Bab 80 Sosok di balik penyerangan itu.
81
Bab 81 Tertangkap.
82
Bab 82 Menyembunyikan kebenaran.
83
Bab 83 Mendapatkan keadilan.
84
Bab 84 Menanggung kesalahannya.
85
Bab 85 Identitas Samantha
86
Bab 86 Mana mungkin berani menolak.
87
Bab 87 Ciuman selamat malam.
88
Bab 88 Cemburu
89
Bab 89 Penebusan.
90
Bab 90 Gula atau bubuk cabai
91
Bab 91 Bukan terang bulan.
92
Bab 92 Merpati pembawa kutukan.
93
Bab 93 Segala kemungkinan yang ada.
94
Bab 94 Suasana hati Edmund memburuk.
95
Bab 95 Berada dalam bahaya
96
Bab 96 Akhir dari Zelene
97
Bab 97 Jatuh ke laut
98
Bab 98 Isabella dalam mimpi
99
Bab 99 Jangan salahkan aku
100
Bab 100 Achlys resmi bubar.
101
Bab 101 Tidak pantas untuk Vanessa
102
Bab 102 END
103
Pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!