Isabella pergi ke guild terlebih dulu untuk mengambil kartu petualang agar ia bisa keluar masuk desa atau pun kota sesuka hatinya, sebelum berangkat ia telah menyiapkan ransel yang berisi persedian makanan dan uang secukupnya.
"Apa kau benar-benar akan pergi?" tanya March saat Isabella sedang sibuk mengisi beberapa berkas formalitas.
Isabella hanya mengangguk tanpa menatap wajah March. Lalu March bertanya lagi, "Apa kau yakin bisa sendirian?"
"Kenapa anda terus bertanya? berapa kali saya harus menjawab, saya bisa sendiri. Lagi pula membawa teman itu terlalu merepotkan bagi saya."
"Apa membawaku juga merepotkan?" tanya Yuna yang baru saja datang. Ia mendapatkan kabar dari Martini jika Isabella ingin pergi berpetualang, maka dari itu dia datang untuk melihat wajah Isabella sebelum pergi.
"Memangnya kau mau ikut denganku? aku bisa saja membawamu. Tapi aku tidak tau apa aku bisa menahan diriku saat bersamamu atau tidak," goda Isabella yang berhasil mengundang gelak tawa semua penghuni guild. Bagi mereka hanya dia satu-satunya pria yang berani menggoda adik dari wanita pemarah seperti Martini.
"Jangan menggodanya." March memukul kepala Isabella menggunakan buku di tangannya.
Isabella meringis kesakitan seraya berkata, "Aku hanya berkata jujur, aku yakin semua pria pasti berpemikiran yang sama jika berada didekat gadis secantik Yuna."
"Aku akan memenggal kepala semua pria jika mereka berani memiliki pikiran kotor kepada adikku," ancam Martini. Ia memutuskan keluar dari ruangannya karena tidak tahan mendengar suara Isabella.
"Jika anda mengatakan hal seperti itu setiap saat, maka tidak akan ada pria yang mau menikahi Yuna. Mereka akan ketakutan saat melihat Yuna karena anda," ejek Isabella.
"Kalau memang begitu apa yang perlu dikhawatirkan, kau kan ada," balas Martini membuat semua yang ada di sana terkejut.
"Kakak, apa yang kau katakan, huh? kau membuatku malu," kesal Yuna. Wajahnya kini memerah seperti tomat.
"Aku berangkat dulu, sampai jumpa," ucap Isabella. Ia meletakan berkasnya begitu saja lalu melarikan diri secepat mungkin, bisa gawat jika Martini benar-benar ingin menjodohkan mereka berdua.
*****
Yang menjadi tujuan pertama Isabella adalah desa para elf, Isabella dari dulu ingin ke desa ini karena penasaran dengan bentuk asli elf. Perjalanan ke desa itu memakan waktu selama 20 hari, sementara Isabella ingin menempuhnya dengan berjalan kaki untuk menghemat uang saku.
Setelah waktu tempuh tinggal 3 hari saja, Isabella berhenti disebuah desa untuk bermalam sebelum melanjutkan perjalanan besok pagi. Saat malam telah larut Isabella terbangun dari tidurnya karena merasa haus, saat itulah ia melihat ada beberapa pria membawa seorang gadis kecil masuk secara paksa ke dalam kamar mereka.
Isabella tidak ingin terlibat masalah selama perjalannanya, hanya saja ia tidak bisa tinggal diam melihat bagaimana para pria busuk itu berlaku kasar pada seorang anak kecil. Isabella juga merasa ada yang tidak beres, sebab penjaga penginapan tidak bertindak sama sekali padahal dia melihat semua yang terjadi.
Tanpa menunggu lama Isabella dengan cepat mengambil belatinya lalu mendobrak kamar yang dimasuki oleh beberapa pria tersebut, dan benar saja para pria itu ada di sana bersama dengan gadis kecil tersebut.
"Siapa kau? jangan coba-coba ikut campur!" ancam salah seorang pria.
"Tolong aku kakak, ku mohon to …."
Plak!
Pria itu menampar sih gadis kecil dengan sangat keras bahkan gadis itu sampai tersungkur karenanya, adegan itu benar-benar membuat Isabella tidak bisa menahan dirinya lagi.
Isabella memusatkan semua kekuatann pada belati miliknya lalu menghunuskan belati tersebut ke arah pria-pria busuk itu, gerakan Isabella sangat cepat sampai sulit bagi para pria itu melihat pergerakannya. Begitu Isabella berhenti bergerak, lantai kamar tersebut telah penuh dengan darah.
Isabella tidak mempedulikan tubuh para pria yang sudah tak bernyawa itu, ia malah berbalik lalu memeluk gadis kecil tersebut dan membawanya pergi ke kamar Isabella.
Isabella menurunkan gadis itu diatas ranjang lalu menutup pintu kamar, ia takut jika nanti ada rekan dari pria-pria tersebut melihat gadis ini bersamanya. Setelah itu Isabella mengambil kotak obat dari dalam tasnya lalu ia duduk disamping gadis kecil tersebut.
"Kakak akan mengobati lukamu. Kau mau?" tanya Isabella. Gadis itu kelihatan sangat ketakutan bahkan tubuhnya tidak berhenti gemetar.
"Baiklah jika kau tidak mau, maafkan kakak karena telah menakutimu," ucap Isabella lagi. Saat ia hendak berdiri dari ranjang gadis itu mencekal tangannya.
"Tolong obati aku, wajahku sakit," rengek gadis itu dengan mata berkaca-kaca.
Isabella tersenyum lalu mengobati beberapa luka diwajah sampai tangannya, setelah pengobatan selesai akhirnya gadis itu tidak merasa takut dengan Isabella lagi.
"Kakak adalah wanita yang cantik. Sama seperti kami para elf kecantikan kakak sangat langkah," ucap gadis itu.
Isabella terkejut karena terlalu tergesa-gesa keluar dari kamar, ia sampai lupa memakai cincin penyamarannya. Tapi yang lebih membuat Isabella terkejut adalah gadis ini ternyata berasal dari ras elf, Isabella tidak sadar karena telinga gadis itu tertutup dengan kerudung yang dikenakannya.
Setelah itu mereka berbincang cukup lama bersama, tidak lama kemudian gadis itu bisa keluar dari dalam kamar Isabella sebab ada seseorang yang memanggilnya. Saat memastikan gadis itu benar-benar pergi dan aman bersama orang yang memanggilnya itu, Isabella langsung memakai cincin penyamarannya dan pergi meninggalkan penginapan saat itu juga. Ia tidak mau ada yang tau identitas aslinya selama ia berpetualang.
*****
Sesampainya di desa elf, Isabella diizinkan masuk bahkan tinggal di desa walau pun banyak warga desa yang menatap Isabella dengan tatapan tajam. Mereka sepertinya tidak menyambut kedatang Isabella mungkin karena dirinya adalah manusia, pada dasarnya elf memang sangat membenci manusia sama seperti yang dijelaskan dalam novel.
Isabella mengonfirmasi identitasnya ke sebuah guild sebelum mendapatkan izin ke penginapan terdekat. Isabella merasa sangat tidak nyaman dengan sikap dingin serta tatapan tajam mereka. Akan tetapi, hal itu tidak bisa mengubah kenyataan bahwa Isabella telah terpesona dengan rupa para elf. Sebagai ras yang dicintai oleh dewa, mereka semua tampan dan cantik bahkan tidak ada manusia yang memiliki paras sama seperti mereka.
"Desa kita jadi kotor karena kedatangan manusia. Sangat menjijikan."
"Katanya dia petualang maka dari itu diberi izin masuk, semoga saja dia tidak tinggal lama di sini."
"Kita harus berhati-hati atau manusia itu bisa menculik warga desa lagi."
Bisik-bisik para elf terdengar jelas ditelinga Isabella, Isabella merasa jika para elf tidak tahu caranya berbisik. Mereka terlihat sedang berbisik satu sama lain, akan tetapi suara merek terllalu keras untuk itu.
"Kau menghalangi jalanku," kesal seorang pria saat Isabella berhenti didepan anak tangga.
"Kyaaaa, Fil ada di sini. Dia adalah ahli elemental terhebat di desa kita, aku masih tidak percaya dia anak ketua suku padahal ketua suku tidak setampan itu kata ibuku saat dia masih muda."
"Aku ingin sekali menyapanya, dia sangat tampan sampai aku jadi gugup. Dia akan membalas sapaanku atau tidak yah."
"Manusia itu menghalangi pandangan saja, dia seperti rumput liar ditengah taman mawar."
Ucapan para gadis elf saat melihat pria tersebut harus Isabella memang benar adanya, ia jauh lebih tampan dari pria elf yang lain, bahkan Isabella terpukau saat melihatnya.
"Jangan menatapku seperti itu, aku bisa kotor sama seperti dirimu. Menyingkirlah!" Fil menabrak Isabella dan berlalu begitu saja. Ia pergi mengoda para gadis yang telah menantikannya.
"Dia sangat sombong. Menyesal rasanya aku telah terpesona tadi," batin Isabella melanjutkan langkahnya menuju kamar yang akan ia tempati.
*****
Bersambung.
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
AbC Home
😁😆😅😂🤣aduuuh kotor katanya tendang aja Isabella
2022-11-12
2