Kediaman Isabella kini sedang merayakan suksesnya toko kue mereka, Audrey memasak banyak makanan enak sementara Callix meracik minumannya dan Jasper mendekorasi seisi rumah.
"Cabang kedua ini pasti akan sukses. Aku tidak sabar melihat seperti apa reaksi Isabella nanti saat ia tau tentang rencana kita untuk membuka cabang kedua," ucap Callix. Ia sangat menantikan kepulangan Isabella.
"Tapi sebenarnya apa pekerjaan Isabella? dia tidak pernah mengatakan apapun tentang dirinya sendiri. Seingatku dulu Isabella tidak pernah meninggalkan desa dan selalu membuat keributan di mana pun," timpal Audrey yang mengundang rasa penasaran Callix.
"Dan kau Jasper. Kenapa kau tinggal di sini? apa pria aneh itu membuangmu?" Audrey beralih pada Jasper yang sedang sibuk memasang dekorasi buatannya.
"Tuan Allred tidak akan membuangku. Ia hanya menitipkan aku sebentar pada Nona Isabella, lagi pula Tuan Allred adalah kakaknya nona jadi bagiku bersama tuan atau nona itu sama saja," jawab Jasper.
"Aku tidak tau mereka itu bersaudara," ucap Audrey. Ia termakan perkataan bohong dari Jasper.
Brak!
"Buka pintunya!" seorang pria berteriak dari luar rumah sambil memukul pintu dengan keras.
Jasper mencegah Callix untuk pergi melihat, ia ingin memeriksanya sendiri karena sudah menjadi tanggung jawabnya menjaga kediaman ini.
Saat Jasper pintu ternyata ada begitu banyak rombongan pria bersenjata di luar, dan ada Aretha bersama para selirnya di antara mereka. Selama ini Aretha tidak pernah terlihat seperti di telan bumi dan kali ini entah ada angin apa ia malah sampai kembali membawa rombongan, dendam lama Jasper membara di hatinya saat melihat Aretha. Ia ingin sekali menerkam Aretha saat ini juga.
"Di mana Callix? berikan Callix padaku!" teriak seorang pria. Dari pakaiannya ia terlihat seperti seorang bangsawan.
Mendengar namanya di sebut Callix langsung berlari mendekati Jasper. Lalu betapa terkejutnya Callix saat melihat Viscount Elvis datang bersama rombonganya, Isabella memang meminta Ishina untuk memberikan alamat rumahnya pada viscount jika nanti viscount ingin merebut Callix kembali. Tapi setelah sekian lama berlalu, kenapa viscount baru muncul sekarang? pikir Callix.
"Serahkan juga Audrey padaku!" perintah Aretha tanpa rasa malu.
"Apa urusan kalian dengan kedua orang itu? mereka adalah milik Nona Isabella jadi kalian tidak berhak meminta ku menyerahkan mereka. Lebih baik kalian kembalilah atau terima akibatnya," ancam Jasper.
Bukannya takut, pria tua bernama Elvis itu malah tertawa. Ia sama sekali tidak peduli dengan ancaman Jasper, sebab ia tau mereka menang jumlah.
"Kalian itu hanya bertiga, satunya pria liar dan dua lainnya adalah pria lemah. Dengan jumlah kami yang banyak memang kalian bisa apa? mau mengancam Viscount Elvis yang hebat ini, kalian memang tidak punya urat malu," ejek Aretha. Ia berlindung di bawah naungan Elvis.
"Kalian benar-benar cari mati," kesal Jasper. Ia memajangkan kukunya yang tajam sebagai senjata, sebab sebelumnya Isabella telah memberinya peringatan untuk tidak berubah ke bentuk jaguar entah apapun yang terjadi.
"Jika kalian pikir aku adalah pria lemah, maka kalian salah besar karen aku akan mematahkan leher kalian semua." Callix mengambil cambuk dan berjalan keluar dari rumah diikuti oleh Jasper.
"Kenapa kalian malah bersenang-senang sendiri. Setidaknya ajak aku juga," timpal Audrey yang ikut keluar sambil membawa pedangnya.
"Hahahah, kalian ingin menakuti kami hanya dengan memegang senjata?" tanya Aretha yang tertawa terbahak-bahak. Ia berfikir pria lemah seperti Audrey tidak mungkin bisa menggunakan pedang hanya dalam waktu singkat.
"Jangan takut Viscount Elvis. Mereka hanya bisa menggertak saja," ucap Aretha pada Elvis.
"Kau benar. Serang mereka!" perintah Elvis kepada seluruh bawahannya.
Rombongan pria senjata itu langsung menghunuskan senjata mereka kearah Jasper, Callix, dan Audrey. Dan apa yang terjadi? serangan balasan dari ketiganya dengan cepat menyapu bersih sebagian dari rombongan Elvis.
Aretha terkejut sampai kakinya gemetar melihat kelincahan Audrey dalam menggunakan pedang, ia membantai 5 orang dalam sekali tebasan. Melihat betapa hebatnya Audrey saat ini membuat Aretha jatuh hati lagi padanya.
"Sial! kenapa dia bisa sehebat itu? apa ini karena Isabella?" batin Rion. Ia hanya bisa menggigit kukunya saat Aretha menatap Audrey dengan tatapan berbinar.
"Apa ini yang kau bilang mereka hanya bisa menggertak saja? lalu apa ini? dasar penipu. Kau perempuan pembawa sial!" Kesal Elvis. Ia menampar Aretha dengan sangat keras sampai keluar darah dari hidung Aretha.
"Berikan padaku!" Elvis merampas busur panah dari tangan bawahannya.
"Jika kau tidak bisa menjadi milikku maka jangan harap siapa pun di dunia ini bisa memilikimu," batin Elvis. Ia menarik 3 panah sekaligus dan menembakkannya kearah Callix.
Audrey dan Jasper melihat ketiga anak panah tersebut mengarah pada Callix, keduanya berteriak agar Callix bisa menghindar. Namun Callix terlambat menyadari panah tersebut, dan ia tidak bisa lagi untuk bergerak dari tempatnya.
Callix hanya bisa menutup mata dan pasrah saat jarak panah tersebut tinggal sedikit lagi menusuk kepalanya. Namun setelah beberapa detik Callix tidak merasakan apapun, ia pun membuka mata dan ternyata ujung dari panah tersebut berhenti tepat didepan wajahnya.
Isabella yang baru saja sampai berhasil menahan panah itu dengan tangannya, melihat punggung Isabella di depannya Callix merasa sangat bersyukur sampai meneteskan airmata. Lagi-lagi Isabella menyelamatkan hidupnya.
"Nona …." Teriak Jasper, Callix, dan Audrey. Mereka mendekati Isabella lalu menghujaninya dengan pelukan.
"Selamat datang kembali," ucap ketiganya yang berlinang airmata. Isabella hanya bisa tertawa melihat betapa konyolnya mereka.
Sambutan hangat dan pelukan mereka mengingatkan Isabella akan kehidupan sebelumnya, anak-anak dari organisasinya dulu selalu memyambut kepulangan Isabella dengan cara yang sama.
"Bagus kau telah pulang. Kembalikan Callix secara damai atau aku akan menghancurkan tokomu ini," ancam Elvis. Ia tidak tahan melihat Callix yang sangat lengket dengan Isabella.
"Nona, bagaimana ini? tanganku sangat sakit karena mengayunkan cambuk sejak tadi, aku tidak sanggup lagi melawan mereka. Mungkin aku harus menyerahkan diriku pada viscount demi toko kita," ucap Callix yang berakting lemah didepan Isabella.
"Dasar pria menyebalkan! kau pikir hanya kau yang bisa berakting," batin Audrey.
"Benar Nona. Kami sudah pasrah sejak tadi, beruntung anda telah kembali. Kalau tidak, maka tanganku bisa saja patah karena memegang pedang berat seperti itu sejak tadi. Aku terlalu memaksakan diri," rengek Audrey. Ia tidak mau kalah manja dari Callix.
"Dasar dua pria bodoh. Akting kalian sangat berlebihan, lihatlah aku. Ini baru akting," batin Jasper.
"Huwa … Nona kuku sakit. Lihat! kuku berdarah semua, sakit sekali." Jasper menangis seraya menunjukan kukunya yang berdarah.
"Pembohong besar! jelas-jelas itu bukan darahnya," gumam Audrey dan Callix.
Isabella tau jika mereka hanya berakting karena sejak tadi ia melihat bagaimana cara mereka bertarung. Tapi Isabella tetap meminta mereka untuk menepi, ia akan memberi pelajaran pada Elvis dan Aretha dengan cepat agar ia bisa istirahat lebih cepat juga.
Ia melakukan perjalanan panjang tanpa istirahat karena terus dihantui perasaan cemas, ia takut telah terjadi sesuatu yang buruk dikediamannya. Akan tetapi, kejadian buruk yang ia takuti telah terjadi dan ini membuatnya semakin lelah.
*****
Bersambung.
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
AbC Home
next
2022-11-12
1
Ning
semangat kak
2022-09-28
1
Iana
lagi thor semangat ya buat up
2022-09-28
1