Hati Dio

Dio merebahkan badannya di kasur. Matanya menatap langit langit kamar. Kedua tanganya dilipat untuk dijadikan bantal, ia hanya mengunakan kaos dalaman dan celana pendek. 

Kaki kanannya diangkat keatas dengkul kaki kiri, sedangkan kaki kiri menahan kaki kanannya. Tanpa ia sadari sekilas kata kata Rani menghantam hatinya. 

"Dio, apa kamu nggak cape ngejar aku terus. Seharusnya kamu cari wanita yang baik baik buat kau jadikan istri, bukan wanita sepertiku." Suara Rani terdengar di telinganya.

"Ran, kalau aku tetap menunggumu bagaimana?" Tanya Dio kala itu.

"Terserah! Tapi aku sebenarnya masih mencintai Rey. Mungkin Rey hanya memilih Rina untuk jadi istrinya." Ujar Rani pelan tapi mencabik hatinya paling dalam. 

Dio sakit mendengar kata kata Rani seperti itu dihadapannya. Kalau saja wanita itu bisa memberikan sedikit hatinya untuk Dio. Mungkin pria itu tidak akan menyia nyia kan Rani, tapi wanita itu malah memilih Rey. 

Beberapa kali Dio mendesah. Seperti membuang beban yang sangat berat dihatinya. 

"Dio!" Panggil Rina mengetuk pintu kamarnya.

Dio terkejut mendengar panggilan dan ketukan dari kakaknya. Ia langsung beranjak dari ranjangnya menghampiri pintu. 

Di sana Rina berdiri menatap Dio tajam.

"Ada yang nyari kamu." Ujar Rina sambil menuduhkan orang yang mencari Dio..

Dio langsung menuju ruang tamu. 

"Zoya, ada apa?" Tanya Dio kaget melihat gadis itu datang ke rumahnya. 

Apalagi gadis itu menangis terisak. 

Hatinya berdebar sangat keras sekali, ia langsung menyongsong Zoya. 

"Kak Rey." Tangis Zoya akhirnya meledak seketika juga. 

Untung Rina tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Rina malah masuk kamar dan merebahkan diri di kasurnya. 

"Kak Rey, kak Rey kenapa?" Tatap Dio sambil memegang kedua bahu Zoya. 

"Kak Rey dipukul sama kak Rani." Adu Zoya. 

"Kok bisa?" Tanya Dio penasaran. 

Akhirnya mereka menuju rumah Zoya. Dio yang membawa motor Zoya yang Zoya bawa tadi ke rumah Dio. Zoya hanya mengelengkan kepalanya saat Dio menanyakan alasan Rani memukul Rey. 

Sebelum kejadian. 

Rani langsung pulang ke rumah. Ia tidak sampai full masuk di perpustakaan, kerena perutnya terasa kram sekali. Perpustakaan langsung ditutup dan dikunci, ia tidak menitipkan kuncinya ke siapa siapa. 

Selama perjalanan Rani membawa roda dua dengan kecepatan sedang, kerena kalau ngebut atau kecepatan 60l/menit takut kenapa kenapa, ditambah lagi perutnya terasa diremas remas. 

Sampai di rumah, ia langsung memarkirkan motornya. Dan langsung membuka kunci rumahnya. Rumah sepi sekali, kerena Zoya masih sekolah.

Rani berlahan menuju kamar, ia ingin sekali merebahkan badannya dan menghilangkan rasa kram di perut dengan mengusap perutnya. 

Rani mengigit bibir bagian bawah, hanya untuk mengurangi sakit yang mendera tubuhnya. Tadi pagi memang ia jatuh ketika hendak menjemput baju yang sudah dicuci. 

Awalnya tidak sakit, tapi lama lama perutnya terasa kram. Ia khawtir sekali pada kandungannya. Rani ingin memberi tahukan Dio keadaannya, tapi ia ragu sekali. Kerena Dio hari itu izin tidak masuk sekolah kerena kurang enak badan. Rani tidak menghubungi Dio, ia juga segan sekali untuk memberihukan dirinya, sedangkan Dio juga dalam keadaan kurang sehat. 

Akhirnya Rani  hanya menahan sakit sendirian saja di kamar. Tapi hanya selang 25 menitan dari ia pulang dari sekolah tiba tiba pintu depan ada yang menggedor ngedor dengan kerasnya. 

Rank malas untuk beranjak tapi gedoran pintu itu tidak menghilang tapi malah menambah.

"Rey!'' pikek Rani saat pintu rumah dibuka.

Rani tidak menduga kalau yang mengedor pintu itu adalah Rey. Rey langsung masuk tanpa permisi lagi. 

"Rey, kamu mau apa kesini!" Rani langsung angkat bicara. 

Ia tidak suka cara Rey masuk tanpa izin langsung nyelonong duduk. 

"Seharusnya aku yang tanya kenapa kamu pulang? Seharusnya kamu masih di sekolah, aku butuh buku nomor urut 359.678.1" kata Rey cepat tanpa menunggu Rani selesai bicara. 

Rani duduk tidak jauh dari Rey. Ia memalingkan wajahnya mendengar apa yang Rey bilang pada dirinya. Ia malas kalau Rey sudah bicara masalah nomor ddc, kalau menurutnya sih! Rey kan tahu semuany nomor ddc di perpustakaan seharusnya dia saja yang cari. Kerena kunci perpustakaan juga Rey pegang. 

"Rey aku nggak mau debat sama kamu. Lebih baik kamu pulang, aku kurang enak badan." Ujar Rani sambil beranjak dari duduknya. 

Rani paling malas kalau urusan kerjaan sama Rey. Ujung ujungnya malah bertengkar, itu yang ia ingin hindari dari Rey sebenarnya. Apalagi perut nya sedang sakit, ia benar benar ingin istirahat bukan debat. 

Rani juga malas kalau bilang kalau perut dirinya lagi sakit. Rey pasti tidak percaya,, jadi percuma untuk bilang juga, malah nantinya mereka saling hujat. Itu yang sebenarnya Rani hindari. 

Ia pulang juga hanya untuk itu saja. Tapi malah Rey datang dan meminta dirinya untuk membicarakan masalah ddc. 

Rani langsung melangkahkan kakinya untuk masuk kamar lagi. Tapi Rey dengan cepat menahan tangan Rani. Rani memandang wajah Rey, tangan Rey hampir menyentuh tangan Rani. Tapi Rani dengan cepat mwnghindar. 

"Ran, please bantu aku."

"Rey, coba ngertiin aku sih. Aku nggak enak badan tapi kamu malah maksa aku." Suara Rani agak meninggi. 

Apalagi perutnya terasa kram. Secara reflek ia mengusap perut bagian bawah yang terasa panas sekali. 

"Perut aku sakit. Puas!" Sembur Rani agak marah. 

Rani melangkahkan kaki menuju kamar, tapi Rey dengan cepat meraih tangan Rani. Rani yang tidak menduga langsung menghindar, tapi tubuh sebalah kiri terbentur dengan keras. Rani terpekik kesakitan dan secara reflek Rani memukulkan sapu yang ada di sampingnya ke arah Rey. 

Rey kaget. Ia tidak menyangka kalau Rani akan melakukan itu sama dirinya. Rey langsung menjerit saat gagang sapu menghantam kepalanya dengan kerasnya. 

"Kak Rani!" Zoya yang baru datang berteriak keras sekali..

Apalagi melihat darah yang keluar dari kepala Rey. Sapu yang digunakan oleh Rani memukul Rey tidak tahunya sapu yang sudah patah. Ujung sapu yang patah itu runcing jadi saat dipukulkan menimbulkan luka pada bagian badan. 

Rani shock! Melihat darah yang keluar dari rambut Rey. Rey meringis kesakitan, dan saat tanganya dilepas. Darah segar berada di tangan Rey. 

Zoya bukannya membantu, langsung melesat pergi dari rumah meninggalkan keduanya. Zoya menangis melihat keadaan Rey, bagaimana pun juga Rey terluka dan Zoya hanya tahunya Rani melakukannya, tanpa tahu alasan Rani memukul Rey. 

Sedangkan Rani tidak sempat mencegah kepergian Zoya, ia tidak tahu kalau gadis itu bakal menuju rumah Dio. 

Dio yang kedatangan Zoya langsung mengunakan baju dan celana panjang. Pria itu menyangkalnya kalau Rey melakukan sesuatu pada Rani. Maka Dio dengan cepat membawa Zoya menuju rumah Rani. 

Mereka selama di perjalanan hanya diam saja. Dion memikirankan keadaan Rani, ia sama sekali tidak memikirkan keadaan dirinya sendiri. Kalau mau jujur sih Dion juga lagi meriang, tadi malam kehujanan sampai rumah badan menggigil dan terasa panas sekali, tanpa mandi Dio langsung Mengganti baju dengan baju yang kering dan hangat. 

Tadi pagi waktu bangun ia merasa pusing, dan berniat tidak masuk ke kantor dulu. Tapi saat Zoya memberi tahu kalau di rumahnya tidak baik baik saja, ia langsung menemani Zoya pulang. Ia ingin tahu saja apa yang terjadi sampai Zoya menangis.*

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Heran deh ma Rani koq msh cinta banget ma Rey pdhl Rey berapa kali ingin melenyapkan bayi dlm kandungannya

2023-02-02

1

Nindira

Nindira

Rani kamu jangan terlalu kecapean kamu juga jangan kerja yang berat2 ingat kamu itu lagi hamil, kalau kandungan kamu kenapa2 gimana?

2022-12-10

1

VLav

VLav

tiap baca part rey, perut jd kram, gegara nahan emosi haha

2022-11-15

2

lihat semua
Episodes
1 Aku salah, Rey
2 Aku harus bagaimana?
3 Please, Rey!
4 Rey jangan benci!
5 Ia Anakmu Rey
6 Firasat seorang istri
7 Pertemuan
8 Aku Benci Rey!
9 Jangan siksa aku Rey
10 Rani penasaran
11 Dio hampir tidak percaya
12 Rina mengakui
13 Apa kerena perjodohan
14 Rey curiga sama Rani
15 Rey menyalahkan Rani
16 Kedatangan Rina
17 Kerinduan Rina
18 Jangan pisahkan kami
19 Hati Dio
20 Pertahanan Rani
21 Rani tahu pelakunya
22 Ungkapan Hati Dio
23 Hati Zoya
24 Rina menginginkan sesuatu
25 Pengakuan Dio
26 Rani
27 Rencana Rey
28 Cerita Zoya
29 Rencana Rani
30 Rencana Gagal.
31 Pembicaraan Membuat Iri.
32 Aku salah, tapi?
33 Rey merasa penasaran
34 Rey Mengamuk vs bertengkar
35 Terbongkar
36 Sidang
37 Sidang 1
38 Rasa Itu
39 Aku Salah Rey 2
40 Hati ke hati
41 Rina mengamuk
42 Rina mengamuk 2
43 Hati ke Hati 1
44 Amanda Mengamuk
45 Dugaan Dio
46 Curahan Hati
47 Rey menyalahkan Rani 1
48 Curahan Hati 1
49 Perbincangan
50 Perbincangan 2
51 Bicara 4 Mata
52 Rina menolak
53 Santi bergerak
54 Dio membahas
55 Rey menentang
56 Pertanyaan Zoya
57 Semuanya Kacau
58 Tawa Santi, semuanya terpuruk
59 Kedatangan Rina
60 Menentang Rencana Santi.
61 Satu Kata Satu Hati
62 Kerena Santi
63 Hampir Saja
64 Ningsih tidak setuju
65 Semua menyalahkan Santi
66 Pertemuan Pertama Rina
67 Bisikan hati Rina.
68 Santi vs Ningsih
69 Rey menyudutkan Santi
70 Ningsih akhirnya tahu
71 Terjebak masa lalu
72 Amanda tidak berkutik
73 Memory itu!
74 Introfeksi diri sendiri
75 Kata kata Dio
76 Rencana pencarian
77 Dio mengingatkan
78 Ketakutan Terbesar
79 Protes Rina
80 Adzan dan Iqamah
81 Santi Memaksa menikah
82 Rani minta Bantuan.
83 Permintaan yang mengejutkan
84 Mencari Zoya
85 Zoya mengikuti saran Rani
86 Menemukan Surat
87 Siasat
88 Siasat 1
89 Hilang
90 Mencari Zoya 1
91 Penculikan
92 Zoya minta Jawaban
93 Semuanya shock
94 Cerita Rey
95 Ada Apa dengan Rina
96 Ada Apa dengan Rina 1
97 Teror. Apa Santi pelakunya?
98 Semuanya mencari jalan
99 Mencoba memahami
100 Doa yang tersirat
101 POV Rey
102 Sisi lain dua wanita
103 Aku yang selalu salah
104 Rey salah tapi Rani yang kena
105 Khabar dari Komeng
106 Memory itu!
107 POV Rani
108 Ayah Dimana?
109 Jadi itu ibu?
110 Ayah Dimana 1
111 Cerita Senja
112 Rina mencari bukti
113 Rina terpuruk
114 Anak dari Ilham?
115 Kita Harus bagaimana?
116 Harus Bagaimana?
117 Senja menghalangi
118 Mencerna kata kata
119 Penculikan
120 Sisi lain Rey
121 Sisi Lain Rey 1
122 Mencoba Berdamai
123 Mencari Jalan keluar
124 Senja berusaha menjelaskan
125 Siasat Rey
126 Cerita Rey
127 Kedatangan Tamu
128 Mencari Surya
129 Mencari Surya 1
130 Membuat Keonaran
131 Kembali tidak bawa hasil
132 Kasih sayang Ibu
133 Perasaan Rey dan Rani
134 Kenapa Mas Rey?
135 Rina ngambek
136 Pertemuan pertama Dio
137 Belum Menemukan Jalan keluar
138 Keegoisan
139 Masih simpang siur
140 Masih Simpang Siur 1
141 Rani hanya diam saja
142 Kata hati Rani
143 Ayah, Jangan Sesali!
144 Rey merasa kesal
145 Kisi Hati Rani
146 Surya mencari identitas
147 Lalu anak siapakah?
148 Ibu dan anak sama
149 Surya Masih penasaran
150 Penjelasan Rani
151 Aku ingin jadi perisai
152 Kerusuhan
153 Surya ketemu Ningsih
154 Lalu Salah Siapa?
155 Lalu Salah Siapa? 1
156 Pengakuan Rani
157 Maafkan Ayah Rani
158 Kamu jahat!
159 Satu Maaf dari Santi
160 Izin Dari Surya
161 Lamaran dari Dio
162 Akhirnya
163 Akhirnya 1
164 Akhirnya 2
165 Tamat
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Aku salah, Rey
2
Aku harus bagaimana?
3
Please, Rey!
4
Rey jangan benci!
5
Ia Anakmu Rey
6
Firasat seorang istri
7
Pertemuan
8
Aku Benci Rey!
9
Jangan siksa aku Rey
10
Rani penasaran
11
Dio hampir tidak percaya
12
Rina mengakui
13
Apa kerena perjodohan
14
Rey curiga sama Rani
15
Rey menyalahkan Rani
16
Kedatangan Rina
17
Kerinduan Rina
18
Jangan pisahkan kami
19
Hati Dio
20
Pertahanan Rani
21
Rani tahu pelakunya
22
Ungkapan Hati Dio
23
Hati Zoya
24
Rina menginginkan sesuatu
25
Pengakuan Dio
26
Rani
27
Rencana Rey
28
Cerita Zoya
29
Rencana Rani
30
Rencana Gagal.
31
Pembicaraan Membuat Iri.
32
Aku salah, tapi?
33
Rey merasa penasaran
34
Rey Mengamuk vs bertengkar
35
Terbongkar
36
Sidang
37
Sidang 1
38
Rasa Itu
39
Aku Salah Rey 2
40
Hati ke hati
41
Rina mengamuk
42
Rina mengamuk 2
43
Hati ke Hati 1
44
Amanda Mengamuk
45
Dugaan Dio
46
Curahan Hati
47
Rey menyalahkan Rani 1
48
Curahan Hati 1
49
Perbincangan
50
Perbincangan 2
51
Bicara 4 Mata
52
Rina menolak
53
Santi bergerak
54
Dio membahas
55
Rey menentang
56
Pertanyaan Zoya
57
Semuanya Kacau
58
Tawa Santi, semuanya terpuruk
59
Kedatangan Rina
60
Menentang Rencana Santi.
61
Satu Kata Satu Hati
62
Kerena Santi
63
Hampir Saja
64
Ningsih tidak setuju
65
Semua menyalahkan Santi
66
Pertemuan Pertama Rina
67
Bisikan hati Rina.
68
Santi vs Ningsih
69
Rey menyudutkan Santi
70
Ningsih akhirnya tahu
71
Terjebak masa lalu
72
Amanda tidak berkutik
73
Memory itu!
74
Introfeksi diri sendiri
75
Kata kata Dio
76
Rencana pencarian
77
Dio mengingatkan
78
Ketakutan Terbesar
79
Protes Rina
80
Adzan dan Iqamah
81
Santi Memaksa menikah
82
Rani minta Bantuan.
83
Permintaan yang mengejutkan
84
Mencari Zoya
85
Zoya mengikuti saran Rani
86
Menemukan Surat
87
Siasat
88
Siasat 1
89
Hilang
90
Mencari Zoya 1
91
Penculikan
92
Zoya minta Jawaban
93
Semuanya shock
94
Cerita Rey
95
Ada Apa dengan Rina
96
Ada Apa dengan Rina 1
97
Teror. Apa Santi pelakunya?
98
Semuanya mencari jalan
99
Mencoba memahami
100
Doa yang tersirat
101
POV Rey
102
Sisi lain dua wanita
103
Aku yang selalu salah
104
Rey salah tapi Rani yang kena
105
Khabar dari Komeng
106
Memory itu!
107
POV Rani
108
Ayah Dimana?
109
Jadi itu ibu?
110
Ayah Dimana 1
111
Cerita Senja
112
Rina mencari bukti
113
Rina terpuruk
114
Anak dari Ilham?
115
Kita Harus bagaimana?
116
Harus Bagaimana?
117
Senja menghalangi
118
Mencerna kata kata
119
Penculikan
120
Sisi lain Rey
121
Sisi Lain Rey 1
122
Mencoba Berdamai
123
Mencari Jalan keluar
124
Senja berusaha menjelaskan
125
Siasat Rey
126
Cerita Rey
127
Kedatangan Tamu
128
Mencari Surya
129
Mencari Surya 1
130
Membuat Keonaran
131
Kembali tidak bawa hasil
132
Kasih sayang Ibu
133
Perasaan Rey dan Rani
134
Kenapa Mas Rey?
135
Rina ngambek
136
Pertemuan pertama Dio
137
Belum Menemukan Jalan keluar
138
Keegoisan
139
Masih simpang siur
140
Masih Simpang Siur 1
141
Rani hanya diam saja
142
Kata hati Rani
143
Ayah, Jangan Sesali!
144
Rey merasa kesal
145
Kisi Hati Rani
146
Surya mencari identitas
147
Lalu anak siapakah?
148
Ibu dan anak sama
149
Surya Masih penasaran
150
Penjelasan Rani
151
Aku ingin jadi perisai
152
Kerusuhan
153
Surya ketemu Ningsih
154
Lalu Salah Siapa?
155
Lalu Salah Siapa? 1
156
Pengakuan Rani
157
Maafkan Ayah Rani
158
Kamu jahat!
159
Satu Maaf dari Santi
160
Izin Dari Surya
161
Lamaran dari Dio
162
Akhirnya
163
Akhirnya 1
164
Akhirnya 2
165
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!