Please, Rey!

"Rey, sakit!" Jerit Rani, spontan wanita itu langsung memegang perutnya yang kena pukul oleh Rey dengan kuatnya, sampai wanita itu berteriak kesakitan.

Rani yang tadi membereskan buku yang ada di meja untuk di lakukan shelving ke rak buku langsung menghentikan membereskan buku saat perutnya kena hantam tangan Rey dengan kerasnya sampai wanita itu langsung rubuh dan duduk dengan penuh kesakitan.

"Aaaaah!" tahan Rani meringis. Ia berusaha mengigit bibir bagian bawah untuk menhan sakit yang tiba tiba ia rasakan.

"Gugurkan lebih baik daripada kamu seperti ini kesakitan," ejek Rey sambil berjongkok disamping Rani.

Rey puas melihat Rani merintih kesakitan sambil memegang perutnya.

"Kamu lakukan itu kerena ingin menghilangkannya, please Rey aku mohon lindungi dia," Isak Rani masih kesakitan.

Tiba tiba Rani shock saat melihat cairan menembus celana. Basah. Ada perasaan campur baur yang dirasakan oleh wanita itu, takut, cemas, khawatir, sedih, kecewa.

"Rey!" panggil Rani meminta tolong.

Rey melihat semuanya. Laki laki itu tertegun saat ia melihat cairan warna merah keluar dari dalam celana. Ditatapnya wajah Rani, ia kira Rani hanya bersandiwara meminta tolong tapi kenyataannya lain.

Hanya beberapa menit ia tertegun tapi dengan kasarnya, ia jongkok di samping wanita itu tanpa ada rasa kasihan sama sekali Rey tanpa ba bi bu lagi langsung mendorong tubuh Rani, sampai Rani terdorong dan berbaring menahan sakit. Wajah Rey terlihat penuh bara api saat ia menatap Rani.

Rey langsung meninggalkan ruangan perpustakaan dengan hati biasa saja, membiarkan Rani mengerang kesakitan yang teramat sakit.

"Ibu!" teriak Vian menghampiri Rani yang masih terbaring lemas.

Vian langsung membangunkan Rani dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk membawa Rani ke kursi yang ada di ruangan itu. Mata Vian terbelalak saat melihat darah dilantai dan di kaki Rani, hatinya berkecamuk tapi tidak bisa diungkapkan sama sekali.

"Ibu, haid ya kok banyak banget?" tanya Vian polos.

Rani akhirnya bisa duduk di kursi dekat meja pengolahan bahan pustaka, ia hanya tersenyum samar mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan gadis umur 14 tahun itu gadis manis yang selalu ada di perpustakaan. Ia tidak perlu menjawab keheranan gadis itu. Tapi Vian seperti ingin tahu apa yang terjadi pada gurunya itu.

"Ibu lagi datang bulan, perut ibu sakit," dusta Rani akhirnya.

"Ibu benar mengalami sirkus haid?" tanya Vian menyakinkan dirinya.

Rani mengangguk kecil. Vina hanya bisa mendesah, tapi hatinya berkata lain lagi, peristiwa ini pernah menimpah kakaknya waktu itu kak Widya keguguran anak pertamanya.

"Kenapa?" tanya Rani menatap wajah Vian dengan heran kerena gadis dihadapannya itu hanya diam termenung seperti memikirkan sesuatu.

"Ibu kaya kakak aku. Waktu kak Widya jatuh ketika sedang jemur baju langsung pendarahan, darahnya persis seperti itu," gumam Vian seperti pada diri sendiri.

DEG!

Biarpun gumaman Vian terdengar pelan tapi jelas sekali di telinga Rani, waktu Vian cerita tentang kakaknya yang mengalami pendarahan hati Rani langsung terkejut seperti tersengat ribuan listrik yang disentuh pada tubuhnya.

Rani tersenyum samar, ia hanya diam saja. Dan tidak mungkin ia menceritakan masalah pribadinya pada gadis yang ada dihadapannya, Rani hanya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan kembali.

"Bu, lebih baik ibu ke puskesmas saja takut terjadi apa apa pada ibu, jangan jangan.." Vian terdiam tidak melanjutkan apa yang ingin ia ungkapkan.

"Maksudmu?" tatap Rani terkejut.

"Aku hanya menduga kalau ibu hamil," desah Vian pelan.

Seperti mendengar halilintar disiang bolong mendengar Vian bicara tentang hamil. Ia tidak marah sama Vian tapi dugaan gadis yang ada dihadapan nya sangat tepat ya ia tidak bisa membohongi hatinya. Apa yang dikatakan Vian benar, tapi Rani bakal menutupi kehamilan itu dihadapan Vian tapi sampai kapan? Pasti ada batasnya biarpun ditutupi juga semuanya bakal tahu.

Vian minta izin buat ke kelas kerena bel masuk telah berdering memanggil para siswa yang ada di luar, kini Rani sendirian di ruang perpustakaan ia masih merasakan sakit dan kram di perutnya tapi ia juga merasa kalau darah tidak mengalir lagi.

Rani dengan pelan pelan mengambil tessa yang ada di meja, tessa itu sebenarnya berada di meja dirinya tapi Vian tadi yang membawanya ke dekat dirinya.

Setelah selesai membersihkan bekas darah di kaki dan paha, ia berlahan beranjak dari duduknya untuk pulang ke rumah, kerena tidak mungkin ia di ruangan perpustakaan dalam keadaan perut kram dan sakit apalagi pungung.

Di kamar Rani hanya bisa menangis terluka mengingat apa yang dilakukan oleh Rey, terbayang semua prilaku Rey sejak kehadiran janin yang ada di kandungannya.

"Aku butuh buku kode 600, bawa ke ruangan ku!" teriak Rey Minggu lalu di ruang perpustakaan dengan kerasnya sambil tangannya memukul meja sampai Rani yang kaget sekali.

Kemarin ia menyuruh Rani untuk mengangkat kardus, tapi Rani menolak. Kini hari ini ia datang ke perpustakaan untuk bertemu dengan Rani untuk membawakan buku ke ruangannya. 

Untuk hari ini perpustakaannya sepi, anak anak belajar di kelas masing masing. Tidak ada satupun siswa yang ada diluar, keadaan sepi ini malah membuat Rey girang kerena ia berusaha untuk mencelakai Rani bagaiman pun caranya.

"Rey, seharusnya kamu angkat dan bawa buku buku itu ke ruangan mu. Bukan menyuruhku." sembur Rani meninggalkan Rey. 

Tangannya terasa sakit, kerena di pelitir ke belakang, sampai tulang seperti mau patah saja, membuat tangan Rani sedikit ngilu.

Tapi, sebelum Rani meninggalkan Rey. Pria itu menarik tangan Rani untuk mendekat. Rani hampir terjatuh. Tapi untungnya hanya terduduk ke kursi. Biarpun ia terduduk, ada rasa sakit. Tapi ia tahan saja. 

"Aku maunya kamu yang bawa. Ini perintah!" Teriak Rey marah kerena perintahnya dilawan oleh Rani. 

"Pak, bapak jangan seenaknya menyuruh ibu Rani untuk membawa buku ke ruang bapak!" teriak seorang gadis yang tiba tiba ada dibelakang keduanya.

Rey dan Rani lanhsung melihat siapa gadis yang berteriak lantang itu. Vian berdiri dengan tatapan yang menakutkan menatap wajah Rey dengan tajam.

"He, anak ingusan jangan ikut campur! Ini urusan orang dewasa," balas Rey teriak..

Rey mendekati Vian, tapi Rani menghalanginya ia tidak ingin kalau Vian diapa apa akan oleh Rey tapi laki laki itu malah menepiskan tangan Rani dengan kasarnya.

"Kamu diam! Kamu hanya beralasan saja,"

Ia tidak suka dengan alasan Rani yang menurutnya tidak ada alasan lagi. Rani juga merasa kalau Rey selalu menindas dirinya, dan ia pikir kalau Rey hanya ingin mencelakai dengan ia melakukan hal hal diluar dugaan..

Tapi sebelum Rey bertindak pada Vian, Rani langsung mendekati Vian terlebih dulu dari pada Rey. Sampai Rey mendelik tidak suka pada Rani, ia cuek saja

Awalnya Rani belum pulang ingin membereskan buku buku yang berserakan. Kerena buku buku tadi tidak karuan kerena ada anak anak yang tadi baca buku di perpustakaan. Tapi, Rey datang dengan perintah membawa ke ruangan kepala perpustakaan. Dengan buku didalam kardus. Rani benar benar kesal sama Rey. Ia sudah beberapa kali menolak. 

Tapi, Rey malah terkesan memaksa Rani untuk melakukannya. Akhirnya pertengkaran mereka tidak bisa dielakkan lagi, keduanya sama sama mempertahankan ego masing masing.

Rani hanya mendesah dan menarik nafas dalam dalam saat mengingat kejadian kemarin di perpustakaan, ia bersyukur ada Vian yang secara tidak sengaja menolong dari Rey. Tapi hati ini ia tidak bisa melakukan apa apa saat Rey menyiksa dirinya. *

Terpopuler

Comments

👑Ria_rr🍁

👑Ria_rr🍁

anj*** banget yaa cowok kaya gini, astaga aku gemes mau pukul kepalanya pakai linggis😡

2022-12-03

0

Maya●●●

Maya●●●

aku mmpir lagi kak

2022-11-08

1

Maya●●●

Maya●●●

rey kok gitu sih

2022-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Aku salah, Rey
2 Aku harus bagaimana?
3 Please, Rey!
4 Rey jangan benci!
5 Ia Anakmu Rey
6 Firasat seorang istri
7 Pertemuan
8 Aku Benci Rey!
9 Jangan siksa aku Rey
10 Rani penasaran
11 Dio hampir tidak percaya
12 Rina mengakui
13 Apa kerena perjodohan
14 Rey curiga sama Rani
15 Rey menyalahkan Rani
16 Kedatangan Rina
17 Kerinduan Rina
18 Jangan pisahkan kami
19 Hati Dio
20 Pertahanan Rani
21 Rani tahu pelakunya
22 Ungkapan Hati Dio
23 Hati Zoya
24 Rina menginginkan sesuatu
25 Pengakuan Dio
26 Rani
27 Rencana Rey
28 Cerita Zoya
29 Rencana Rani
30 Rencana Gagal.
31 Pembicaraan Membuat Iri.
32 Aku salah, tapi?
33 Rey merasa penasaran
34 Rey Mengamuk vs bertengkar
35 Terbongkar
36 Sidang
37 Sidang 1
38 Rasa Itu
39 Aku Salah Rey 2
40 Hati ke hati
41 Rina mengamuk
42 Rina mengamuk 2
43 Hati ke Hati 1
44 Amanda Mengamuk
45 Dugaan Dio
46 Curahan Hati
47 Rey menyalahkan Rani 1
48 Curahan Hati 1
49 Perbincangan
50 Perbincangan 2
51 Bicara 4 Mata
52 Rina menolak
53 Santi bergerak
54 Dio membahas
55 Rey menentang
56 Pertanyaan Zoya
57 Semuanya Kacau
58 Tawa Santi, semuanya terpuruk
59 Kedatangan Rina
60 Menentang Rencana Santi.
61 Satu Kata Satu Hati
62 Kerena Santi
63 Hampir Saja
64 Ningsih tidak setuju
65 Semua menyalahkan Santi
66 Pertemuan Pertama Rina
67 Bisikan hati Rina.
68 Santi vs Ningsih
69 Rey menyudutkan Santi
70 Ningsih akhirnya tahu
71 Terjebak masa lalu
72 Amanda tidak berkutik
73 Memory itu!
74 Introfeksi diri sendiri
75 Kata kata Dio
76 Rencana pencarian
77 Dio mengingatkan
78 Ketakutan Terbesar
79 Protes Rina
80 Adzan dan Iqamah
81 Santi Memaksa menikah
82 Rani minta Bantuan.
83 Permintaan yang mengejutkan
84 Mencari Zoya
85 Zoya mengikuti saran Rani
86 Menemukan Surat
87 Siasat
88 Siasat 1
89 Hilang
90 Mencari Zoya 1
91 Penculikan
92 Zoya minta Jawaban
93 Semuanya shock
94 Cerita Rey
95 Ada Apa dengan Rina
96 Ada Apa dengan Rina 1
97 Teror. Apa Santi pelakunya?
98 Semuanya mencari jalan
99 Mencoba memahami
100 Doa yang tersirat
101 POV Rey
102 Sisi lain dua wanita
103 Aku yang selalu salah
104 Rey salah tapi Rani yang kena
105 Khabar dari Komeng
106 Memory itu!
107 POV Rani
108 Ayah Dimana?
109 Jadi itu ibu?
110 Ayah Dimana 1
111 Cerita Senja
112 Rina mencari bukti
113 Rina terpuruk
114 Anak dari Ilham?
115 Kita Harus bagaimana?
116 Harus Bagaimana?
117 Senja menghalangi
118 Mencerna kata kata
119 Penculikan
120 Sisi lain Rey
121 Sisi Lain Rey 1
122 Mencoba Berdamai
123 Mencari Jalan keluar
124 Senja berusaha menjelaskan
125 Siasat Rey
126 Cerita Rey
127 Kedatangan Tamu
128 Mencari Surya
129 Mencari Surya 1
130 Membuat Keonaran
131 Kembali tidak bawa hasil
132 Kasih sayang Ibu
133 Perasaan Rey dan Rani
134 Kenapa Mas Rey?
135 Rina ngambek
136 Pertemuan pertama Dio
137 Belum Menemukan Jalan keluar
138 Keegoisan
139 Masih simpang siur
140 Masih Simpang Siur 1
141 Rani hanya diam saja
142 Kata hati Rani
143 Ayah, Jangan Sesali!
144 Rey merasa kesal
145 Kisi Hati Rani
146 Surya mencari identitas
147 Lalu anak siapakah?
148 Ibu dan anak sama
149 Surya Masih penasaran
150 Penjelasan Rani
151 Aku ingin jadi perisai
152 Kerusuhan
153 Surya ketemu Ningsih
154 Lalu Salah Siapa?
155 Lalu Salah Siapa? 1
156 Pengakuan Rani
157 Maafkan Ayah Rani
158 Kamu jahat!
159 Satu Maaf dari Santi
160 Izin Dari Surya
161 Lamaran dari Dio
162 Akhirnya
163 Akhirnya 1
164 Akhirnya 2
165 Tamat
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Aku salah, Rey
2
Aku harus bagaimana?
3
Please, Rey!
4
Rey jangan benci!
5
Ia Anakmu Rey
6
Firasat seorang istri
7
Pertemuan
8
Aku Benci Rey!
9
Jangan siksa aku Rey
10
Rani penasaran
11
Dio hampir tidak percaya
12
Rina mengakui
13
Apa kerena perjodohan
14
Rey curiga sama Rani
15
Rey menyalahkan Rani
16
Kedatangan Rina
17
Kerinduan Rina
18
Jangan pisahkan kami
19
Hati Dio
20
Pertahanan Rani
21
Rani tahu pelakunya
22
Ungkapan Hati Dio
23
Hati Zoya
24
Rina menginginkan sesuatu
25
Pengakuan Dio
26
Rani
27
Rencana Rey
28
Cerita Zoya
29
Rencana Rani
30
Rencana Gagal.
31
Pembicaraan Membuat Iri.
32
Aku salah, tapi?
33
Rey merasa penasaran
34
Rey Mengamuk vs bertengkar
35
Terbongkar
36
Sidang
37
Sidang 1
38
Rasa Itu
39
Aku Salah Rey 2
40
Hati ke hati
41
Rina mengamuk
42
Rina mengamuk 2
43
Hati ke Hati 1
44
Amanda Mengamuk
45
Dugaan Dio
46
Curahan Hati
47
Rey menyalahkan Rani 1
48
Curahan Hati 1
49
Perbincangan
50
Perbincangan 2
51
Bicara 4 Mata
52
Rina menolak
53
Santi bergerak
54
Dio membahas
55
Rey menentang
56
Pertanyaan Zoya
57
Semuanya Kacau
58
Tawa Santi, semuanya terpuruk
59
Kedatangan Rina
60
Menentang Rencana Santi.
61
Satu Kata Satu Hati
62
Kerena Santi
63
Hampir Saja
64
Ningsih tidak setuju
65
Semua menyalahkan Santi
66
Pertemuan Pertama Rina
67
Bisikan hati Rina.
68
Santi vs Ningsih
69
Rey menyudutkan Santi
70
Ningsih akhirnya tahu
71
Terjebak masa lalu
72
Amanda tidak berkutik
73
Memory itu!
74
Introfeksi diri sendiri
75
Kata kata Dio
76
Rencana pencarian
77
Dio mengingatkan
78
Ketakutan Terbesar
79
Protes Rina
80
Adzan dan Iqamah
81
Santi Memaksa menikah
82
Rani minta Bantuan.
83
Permintaan yang mengejutkan
84
Mencari Zoya
85
Zoya mengikuti saran Rani
86
Menemukan Surat
87
Siasat
88
Siasat 1
89
Hilang
90
Mencari Zoya 1
91
Penculikan
92
Zoya minta Jawaban
93
Semuanya shock
94
Cerita Rey
95
Ada Apa dengan Rina
96
Ada Apa dengan Rina 1
97
Teror. Apa Santi pelakunya?
98
Semuanya mencari jalan
99
Mencoba memahami
100
Doa yang tersirat
101
POV Rey
102
Sisi lain dua wanita
103
Aku yang selalu salah
104
Rey salah tapi Rani yang kena
105
Khabar dari Komeng
106
Memory itu!
107
POV Rani
108
Ayah Dimana?
109
Jadi itu ibu?
110
Ayah Dimana 1
111
Cerita Senja
112
Rina mencari bukti
113
Rina terpuruk
114
Anak dari Ilham?
115
Kita Harus bagaimana?
116
Harus Bagaimana?
117
Senja menghalangi
118
Mencerna kata kata
119
Penculikan
120
Sisi lain Rey
121
Sisi Lain Rey 1
122
Mencoba Berdamai
123
Mencari Jalan keluar
124
Senja berusaha menjelaskan
125
Siasat Rey
126
Cerita Rey
127
Kedatangan Tamu
128
Mencari Surya
129
Mencari Surya 1
130
Membuat Keonaran
131
Kembali tidak bawa hasil
132
Kasih sayang Ibu
133
Perasaan Rey dan Rani
134
Kenapa Mas Rey?
135
Rina ngambek
136
Pertemuan pertama Dio
137
Belum Menemukan Jalan keluar
138
Keegoisan
139
Masih simpang siur
140
Masih Simpang Siur 1
141
Rani hanya diam saja
142
Kata hati Rani
143
Ayah, Jangan Sesali!
144
Rey merasa kesal
145
Kisi Hati Rani
146
Surya mencari identitas
147
Lalu anak siapakah?
148
Ibu dan anak sama
149
Surya Masih penasaran
150
Penjelasan Rani
151
Aku ingin jadi perisai
152
Kerusuhan
153
Surya ketemu Ningsih
154
Lalu Salah Siapa?
155
Lalu Salah Siapa? 1
156
Pengakuan Rani
157
Maafkan Ayah Rani
158
Kamu jahat!
159
Satu Maaf dari Santi
160
Izin Dari Surya
161
Lamaran dari Dio
162
Akhirnya
163
Akhirnya 1
164
Akhirnya 2
165
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!